Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Surya Putra
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmadi
"Banyak perangkat lunak yang berkembang cepat karena tuntutan bisnis tanpa melalui proses yang matang sehingga berkualitas buruk dan menjadi lebih sulit untuk dikelola. Untuk kasus seperti ini bisa diperbaiki dengan melakukan rekayasa ulang dengan memperhatikan praktik yang baik dalam proses pengembangan perangkat lunak tersebut. PT RAKITEK sebagai perusahaan dengan tim berskala kecil yang mengembangkan produk perangkat lunak CRM untuk multi tenant juga mengalami masalah evolusi perangkat lunak, sehingga berkualitas buruk. Permasalahan dari perangkat lunak tersebut adalah sulitnya pengelolaan karena belum mendukung multi-tenancy dan menghasilkan defect yang susah diperbaiki. Software craftsmanship sebagai ideologi yang menekankan penggunaan praktik keunggulan teknis untuk menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas dan mudah dikelola bisa diadopsi untuk mengatasi masalah ini. Namun, untuk mengadopsi software craftsmanship dengan baik, perlu merancang metode rekayasa ulang perangkat lunak yang tepat sesuai kondisi perusahaan. Penelitian ini bertujuan merancang metode rekayasa ulang perangkat lunak yang mengadopsi software craftsmanship dan menerapkan praktik agile dengan menggunakan metodologi extreme programming yang menekankan keunggulan kualitas perangkat lunak (source code). Faktor kualitas perangkat lunak yang perlu dicapai dari rancangan metode rekayasa ulang adalah maintainability, reliability, testability, dan reusability. Penelitian ini menghasilkan RUPL–SC, sebuah metode Rekayasa Ulang Perangkat Lunak yang mengadopsi Software Craftsmanship, dan hasil pengujian kualitas perangkat lunak yang diperbaiki dengan metode tersebut. Pengujian efektifitas metode RUPL–SC dilakukan dengan studi kasus rekayasa ulang perangkat lunak CRM yang dikembangkan PT RAKITEK. Tim pengembang menggunakan alat bantu SonarQube untuk menilai source code yang ditulis, sehingga kualitas perangkat lunak dapat terus dipantau seiring dengan perkembangan perangkat lunak. Hasil pengujian metode berhasil memperbaiki permasalahan multi tenancy dan meningkatkan kualitas perangkat lunak.

Much software evolves fast, sacrifices the quality, and becomes more challenging to maintain. Reengineering by considering the good practice in the software development process is a solution for cases like this. PT RAKITEK, a company with a small-scale team that develops CRM software products for multi-tenant, also experiences this software evolution problem, resulting in poor quality. The main problem is that it is difficult to manage because it does not support multi-tenancy and produces complex defects to avoid. Software craftsmanship as an ideology that emphasizes technical excellence practices to deliver quality and easy-to-manage software can be adopted to overcome this problem. However, it is necessary to design software reengineering methods that consider company conditions to adopt software craftsmanship smoothly. This study aims to develop a software reengineering method that adopts software craftsmanship and applies agile practices using an extreme programming methodology that emphasizes the power of software quality (source code). The reengineering method design should achieve software quality factors such as maintainability, reliability, testability, and reusability. This research produces RUPL–SC, a Software reengineering method that adopts software craftsmanship, and the results of software quality testing improved by that method. The RUPL–SC testing method's effectiveness is shown using a case study of CRM software reengineering developed by PT RAKITEK. The development team uses the SonarQube tool to assess the source code to monitor the quality of the software in the software development. The method test results show that it succeeded in fixing the multi-tenancy problem and improving the quality of the software."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ratna Laksmiastuti
"Karies gigi bersama penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai pada anak. Prevalensi karies pada anak di Indonesia tetap tinggi, meskipun banyak upaya telah dilakukan. Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial, dalam arti melibatkan banyak faktor yaitu faktor etiologi dan faktor risiko.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor risiko karies dari ibu dan anak sebagai alat penilaian risiko karies dan pedoman penyusunan manajemen karies gigi pada anak melalui penggunaan suatu perangkat lunak. Identifikasi 8 delapan faktor risiko karies dari ibu dan 10 faktor risiko karies dari anak ditentukan berdasarkan kajian literatur, pengalaman klinis dan keadaan masyarakat setempat.
Penelitian diagnostik dilakukan pada 248 pasangan ibu dan anak. Melalui analisis regresi logistik dihasilkan model penilaian risiko terjadinya karies pada anak dengan sensitivitas 84,06. Penentuan titik potong dilakukan untuk mengelompokkan anak dengan risiko karies rendah dan risiko karies tinggi, supaya dapat dilakukan manajemen yang tepat dan spesifik. Penilaian risiko karies selanjutnya diaplikasikan sebagai suatu animasi penilaian tingkat risiko karies dan upaya manajemennya pada program perangkat lunak komputer.

Dental caries and periodontal diseases are the most common oral diseases impacting to the children. Caries prevalence of children in Indonesia is still high, despite a lot of efforts have been taken. Dental caries is a multifactorial disease which comprise etiologic factor and risk factor.
The research aim is to analyze maternal and children caries risk factor as a prediction instrument for children rsquo s caries risk and a guidance to determine caries management for the children by a software application. The identification 8 eight maternal caries risk factor and 10 children caries risk factor are designated based on literature study, clinical experience and local people condition.
The diagnostic study was conduct on 248 pairs of mothers and children. Using logistic regression analysis it is possible to formulate assessment model of caries risk in children, with 84.06 sensitivity. Cut off point was determined to classify the children into low risk and high risk, for proper and specific management. Hence, caries risk assessment is applied as a level animation and management by a software application program.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodick Zulami Sudirman
"Persaingan dalam industri pengembangan piranti lunak Indonesia semakin ketat seiring dengan membesarnya industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia ataupun di dunia. Namun disayangkan, meskipun saat ini Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada jumlah pengembang dibandingkan dengan negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara, keadaan Indonesia saat ini masih dianggap kurang menjanjikan untuk menjadi tempat mengembangkan usaha industri pengembangan piranti lunak dunia. Bahkan pada industri pengembangan piranti lunak domestik, dengan derasnya produk ataupun jasa pengembangan piranti lunak yang masuk ke Indonesia, pengembang piranti lunak Indonesia yang sudah ada kesulitan untuk berkembang. Satu hal yang menjadi perhatian utama industri adalah kualitas piranti lunak yang dibuat. Kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak (Software Quality Assurance), merupakan kegiatan utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kualitas piranti lunak sesuai dengan target. Di Indonesia, hanya ada tiga perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi CMM/CMMI level tiga hal ini memberikan kesan bahwa kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak belum menjadi perhatian utama dalam pengembangan piranti lunak. Dengan dasar teori Software Quality Shrine milik Daniel Galin, peneliti menggali bagaimana penerapan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak di Indonesia dari sisi Industri dan pemerintahan. Berdasar dari sembilan perusahaan yang menjadi responden dapat diambi kesimpulan bahwa penerapan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak mendekati standar Software Quality Shrine. Perbedaan utama yang ada adalah pada komponen Quality Management yang terlihat tidak menjadi perhatian utama dalam pengembangan piranti lunak Indonesia. Selanjutnya dari sisi studi pemerintahan diketahui peran pemerintah dalam industri piranti lunak Indonesia adalah sebagai pembuat kebijakan industri. Kebijakan tersebut dapat mempengaruhi komponen standard dalam Software Quality Shrine. Kata Kunci : Kegiatan Penjaminan Kualitas Piranti Lunak, Daniel Galin's

The competition of Indonesia software development industry is getting tougher as the IT Industry in Indonesia and the world is getting bigger. Unfortunately from the perspective of the world IT Industry,Indonesia is considered to be less prospective country to develop software compared to Indonesia's neighbouring countries. In the domestic market itself, Indonesia Software Development Companies have to struggle in the fierce competition with company abroad. One aspect of the software development is quality and software quality assurance is the activity that needs to be noted in order to get the paramount quality for the software. Currently there are only three companies in Indonesia that is either certified with CMM or CMMI level three. This gives an impression that Indonesia's software development company has not yet concerned with the activity of Software Quality Assurance. By using Daniel Galin's Software Quality Shrine as the basic theory of Software Quality Assurance, the writer will gather information on how Indonesia's software development industry implements the Software Quality Assurance from the perspective of the Industry and the Government in order to find the Software Quality Assurance's best practice that has been implemented in Indonesia. Based on the nine company respondents, it can be concluded that the implementation of Software Quality Assurance within the companies is evidently similar with the Software Quality Shrine approach. The main difference is that the Quality Management component is not a particular interest within the companies. From the government perspective research, it's known that Indonesia government has a role to create rules or methodologies that affect the standard component from Daniel Galin's Software Quality Shrine."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T837
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ambar Mawardi
"Indonesia telah banyak melakukan pembaharuan dalam bidang kesehatan namun bukan berarti masalah kesehatan telah terselesaikan. Dalam rangka menjalankan visi dan misi baru yaitu Menuju Indonesia Sehat 2010, Depkes telah mendorong dan mendukung pembentukan Koalisi untuk Indonesia Sehat.
Meskipun telah banyak kegiatan yang dilakukan dan dihasilkan oleh Koalisi untuk Indonesia Sehat, pemantauan harus tetap dilakukan. Sementara itu, untuk mendukung pemantauan tersebut diperlukan sistem informasi yang menjadi poros untuk mengalirkan informasi.
Sistem informasi yang ada di sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat sampai saat ini belum dapat sepenuhnya mendukung pemantauan kegiatan Koalisi untuk Indonesia Sehat karena selain kurangnya sumber daya manusia dan komitmen pihak manajemen, sistem informasi ini belum dapat mengintegrasi data-data yang ada, sering terjadi pemasukan data yang sama berulang kali, belum dapat mendeteksi kesalahan pengetikan, belum terdapat proses otomasi dalam mengeluarkan data, kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam memisahkan input dan output dan belum memanfaatkan program database.
Sistem informasi yang dikembangkan adalah sistem informasi yang bersifat mikro (kecil) yaitu pengembangan perangkat lunak untuk pemantauan kegiatan Koalisi untuk Indonesia Sehat. Dalam mengembangan sistem informasi ini, penulis membatasi hanya sampai pada perancangan dan uji coba sistem.
Metode yang digunakan dalam mengembangan sistem informasi pemantauan kegiatan Koalisi untuk Indonesia Sehat yaitu Metode Daur Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle) meliputi studi kelayakan, rencana pendahuluan, analsis sistem, perancangan dan uji coba. Lokasi pengembangan sistem informasi ini yaitu di kantor sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat dan waktu kegiatan dilakukan pada pada bulan Juni-Juli 2003.
Pada tahap studi kelayakan diperoleh daftar kebutuhan yang akan dipergunakan untuk sistem baru. DAD Konteks dibuat pada tahap rencana pendahuluan sedangkan telaah dokumen dan wawancara tak terstruktur diperlukan pada tahap analisa sistem untuk membuat DAD Tahapan. Pada tahap perancangan sistem dilakukan perancangan basis data yaitu pembuatan kamus data, hubungan antar label dan algoritma proses serta perancangan fisik yaitu spesifikasi program yang disertai dengan model tampilan layar untuk pembuka, input dan output.
Pada studi ini dapat disimpulkan bahwa Diagram Aliran Data (DAD), kamus data, hubungan antar Label dan algoritma proses yang merupakan model konseptual dan logis telah tersedia untuk sistem yang baru. Model tampilan layar untuk pembuka, input dan output yang merupakan model fisik juga telah tersedia untuk sistem informasi yang baru. Begitu pula dengan program aplikasi dan laporan-laporan yang dibutuhkan Koalisi untuk Indonesia Sehat telah tersedia.
Adapun saran-saran dari studi ini antara lain perlunya peninjauan terhadap sistem informasi setelah satu setengah tahun berjalan selama data yang dimasukan ada, pentingnya kerjasama dengan pihak manajemen dalam mendukung pengembangan sistem informasi, adanya perangkat lunak ini diharapkan dapat membantu dalam menyiapkan data untuk keperluan Membership Award, membuat peta tentang koalisi lokal dan mengembangkan sistem informasi lain dengan menggunakan website yang dimiliki Koalisi untuk Indonesia Sehat (www.koalisi.org), tidak hanya dapat digunakan untuk sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat tapi juga anggotanya seperti koalisi lokal (propinsi dan kabupaten/kota) serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau peneliti yang tertarik dalam mengembangkan sistem informasi yang ada di sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat.
Daftar Bacaan : 18 (1999-2003)

Developing Software for Monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat ActivityIndonesia has been doing a lot of innovation on health but it doesn't mean health problems have been gone. To achieve its mission and vision on Indonesia Sehat 2010, Depkes has supported on declaration of Koalisi untuk Indonesia Sehat.
Even though Koalisi untuk Indonesia has been doing a lot of activities and raising achievements, monitoring must be continually done. Meanwhile, it will need information system to support monitoring that becomes axis for flowing of information.
Information system at secretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat has not completely supported to monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities. Beside lack of human resource and commitment, the information system has not integrated all data yet, there're redundancy of data, it could not detected wrong typing, it has not automatically produced information, lack of capability on separating of input and output, and it has not used database software.
Information system that would be developed is micro information system that is developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities. This study on Developing software for monitoring of activities, was only done up to system design and testing.
The method of developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities was using System Development Life Cycle which consisted of study of feasibility, early planning, system analysis, system design and testing. Location on developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities was in secretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat and schedule was about June-July 2003.
From study of feasibility was produced list of needs for new system that would be used for producing DFD Context. The result of document reviews and interviewing to informants, would be needed for producing DFD Leveled in system analysis. Meanwhile, there were database design such as data dictionary, data relationship and flow chart of process and physic design such as specific program including interface model of starting, input and output.
This study can be concluded that Data Flow Diagram, data dictionary, data relationship and flow chart of process that were conceptual and logic model has been provided for new system. The Interface model of starting, input and output that were physic model has been provided for new system. Also with application program and the reports has been provided for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities.
The recommendations of this study on developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat are to conduct evaluation of system after one and half years as long as data has been input, to cooperate with management on supporting of system development, to provide data on Membership Award and mapping of local coalition, to develop other information system with using of Koalisi untuk Indonesia Sehat website (www.koalisi.org), system can be used not only for secretariat of Koalisi untuk Indonesia Sehat but also for members such as local coalitions (provincial and district/city coalitions), to give opportunity to student and researcher who interest on system development in secretariat of Koalisi untuk Indonesia Sehat.
References: 18 (1999-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Alqadri
"ABSTRAK
Hasil survei CMMI-INSTITUTE, Universitas Carnegie Mellon, terdapat 6 perusahaan di Indonesia yang mendapatkan sertifikat CMMI-Dev v1.3 dengan maturity level 3 dan salah satunya adalah PT XYZ. Proses yang ada di PT XYZ bisa mencapai level 3 dengan melengkapi bagian-bagian yang belum terpenuhi. Masalah utama bagi PT XYZ dalam implementasi adalah standarisasi dokumen, hal ini dikarenakan setiap divisi memiliki bentuk dokumen yang berbeda-beda. Selain dokumen-dokumen dibuat menjadi standar, PT XYZ ingin memperbaiki atau meningkatkan proses-proses yang sudah ada yang masih di improvement agar menjadi lebih baik dan standar.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi CMMI sesuai dengan kondisi PT XYZ. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dalam menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam implementasi CMMI. Untuk memprioritaskan faktor utama, dibutuhkan metode kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan kuantitatif untuk mendapatkan peringkat dari faktor-faktor keberhasilan implementasi CMMI yang sudah divalidasi dari hasil kuisioner.
Penelitian ini menghasilkan 17 faktor-faktor yang menjadi keberhasilan dalam implementasi CMMI sesuai kondisi PT XYZ dan bisa digunakan untuk perusahaan lain yang ingin mengimplementasi CMMI.

ABSTRACT
Result of survey by CMMI-INSTITUTE, Carnegie Mellon University, there are 6 (six) companies in Indonesia that achieve certificate CMMI-Dev v1.3 with level 3 maturity. One of them is PT XYZ. PT XYZ could achieve level 3 by completing several parts which requirements had not been met. PT XYZ faced a main problem in implementation progess. It is standardization of documents, because each division has a different form of document. Other than documentation, PT XYZ also needs to improve current processes that are still in improvement process to be a better standardized.
This research aims to find out The Factors That Affects CMMI implementation Successful According to Current Conditions at PT XYZ. The approach of study in finding the factors that influence the implementation of CMMI was Qualitative and Quantitative. A qualitative method, using questionnaires, is used to prioritize the main factor. A quantitative method is used to get a ranking of the factors affecting CMMI implementation successful that have been validated by questionnaires results.
The result of research is 17 factors that have made CMMI implemetation successful according to current conditions at PT XYZ. This finding expects that the factors could be applied by other companies which desire to implement CMMI."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rex Rakhito Dio Tjemerlang
"Polusi suara yang terdapat disekitar kita cenderung berdampak buruk pada kegiatan kita sehari-hari, mulai dari kehilangan konsentrasi, sulit tidur, hingga dapat menyebabkan penyakit serius. Peredaman kebisingan menggunakan elemen peredam pasif terbukti dapat bekerja dengan sangat efektif, namun peredaman pasif memerlukan waktu pemasangan dan biaya yang tidak sedikit. Peredaman aktif mulai diminati dengan majunya teknologi digital yang memungkinkan pemerosesan sinyal secara cepat, orangorang bisa mendapat kesunyian dengan menggunakan sistem pengurai derau aktif yang terdapat pada earphone/headphone mereka. Pada penelitian ini dirancang sebuah sistem pengurai derau aktif yang bekerja pada ruang terbuka, dengan tujuan menciptakan zona keheningan lokal. Perancangan algoritma didasarkan pada algoritma Filtered-X Least Mean Square, karena dianggap memiliki laju konvergensi dengan daya pemerosesan paling efektif. Sistem pengurai derau aktif dirancang pada perangkat lunak Max untuk implementasi sistem pada dunia nyata. Hasil pengujian sistem menunjukkan peredaman efektif rata-rata sebesar 6.2 LUFS pada titik error mic, dengan peredaman maksimal sebesar 17.82 dB pada frekuensi ±19.800 Hz.

Noise pollution can cause many unwanted things in our everyday life, it starts with concentration lost, insomnia, to causing harmful diseases. Passive noise reduction, using passive element has been proven very effective, but also consuming a lot of time and money. Active reduction has been trending since digital era, when we could process signal in real-time. People now could get their own silence using active noise cancelling feature in their headphone/earphone. In this research, we design a active noise cancelling system for open space, with goals of creating local silence zone. The algorithm used are based on Filtered-X Least Mean Square algorithm, since it shown best convergence rate to processing power efficiency. The system is designed in Max to implement it to the real world. Testing showed that the system mean do 6.2 dB LUFS mean reduction in error mic point, with maximum reduction of 17.82 db at ±19.800 Hz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Dyarini M.
"Tesis ini membahas mengenai analisa yuridis sistem pertanggung jawaban pelaku usaha perangkat lunak terhadap konsumennya sebagai bentuk perlindungan konsumen di Indonesia. Penelitian tesis ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan perundang-undangan yang didukung dengan pendekatan konsep dan perbandingan, yaitu dengan menelaah dan mengkaji ketentuan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta membandingkannya dengan teori hukum dan sistem hukum di negara lain untuk mengetahui sistem pertanggung jawaban hukum yang melindungi kepentingan konsumen perangkat lunak di Indonesia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di dunia telah memungkinkan dilakukannya transaksi internasional yang melampaui batas Negara dan waktu untuk pengalihan lisensi perangkat lunak sebagai komoditi. Namun permasalahan terhadap perangkat lunak timbul saat perangkat lunak tersebut tidak dapat mengakibatkan komputer bekerja untuk melakukan fungsinya berdasarkan kebutuhan konsumen, atau bahkan mengakibatkan kerugian terhadap konsumen. Selain itu, minimnya kesadaran dan pengetahuan konsumen serta lemahnya peraturan perundangundangan di Indonesia kadangkala dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam transaksi yang tidak mempunyai itikad baik dengan mengesampingkan kewajiban dan tanggung jawab hukum pelaku usaha. Kepastian hukum juga merupakan permasalahan yang kerap muncul dalam sistem pertanggungjawaban hukum,perangkat lunak. Berbagai peraturan terkait sebagai substansi hukum perlindungan konsumen di Indonesia belum dapat dikatakan sempurna dalam memfasilitasi kaidah pertanggungjawaban hukum, khususnya terhadap produk perangkat lunak. Timbulnya beragam penafsiran terhadap peraturan perundangundangan di Indonesia menimbulkan ketidakpastian hukum dalam pertanggungjawaban produk perangkat lunak. Oleh karena itu, perlu dilakukan reformasi dalam sistem hukum perlindungan konsumen perangkat lunak di Indonesia baik dari segi substansial, struktural dan kultural.

This thesis discusses the juridical analysis of software producers legal liability toward their consumers as the way to protect the consumers in Indonesia. This descriptive research uses doctrinal research method with constitutional approach supported by conceptual and comparative approach, that is, by analysing and study the legal law such as statutes of electronic information and transaction and statutes of consumer protection, and also comparing it with the legal theory and legal system in another country to know about the legal liability system which protects the interest of software consumers in Indonesia. The rapid development of science and technology in the world has enabled the society to do the borderless and timeless international transaction to shift the lisence of software as the commodity. However, the problems emerge when the software failed to make the computer work properly and functionally as the consumers? need or even causes damages on consumers. In addition, the low awareness and knowledge of the consumers and the weakness of regulation in Indonesia sometimes enable the producers to make use of this condition to put aside their law obligation and responsibility as the producer. The rule of law also becomes problem which often emerge in the system of software legal liability. Various related rules or regulations as the law subtance of consumer protection is said to be imperfect yet to facilitate the legal liability law, especially for software product. The various emergence of interpretation of the rules or regulation in Indonesia causes the failure on the rule of software legal liability law. Therefore, It is necessary to reform the legal system of consumer protection for software in Indonesia in terms of legal substance, structure, and culture."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28068
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Graha Adityatama
"Perangkat lunak dalam operasional sebuah bank mengambil peranan yang sangat signifikan. Seluruh kegiatan operasional sepenuhnya didukung oleh perangkat lunak yang berkualitas. Untuk menjaga kredibilitasnya di mata nasabahnya diperlukan sistem yang tanpa cacat. Proses pengujian sebagai salah satu proses terpenting dalam pengembangan perangkat lunak memiliki peranan dalam menjamin kualitas perangkat lunak yang baik. Saat ini banyak model perbaikan proses pengembangan perangkat lunak, sebagai contoh CMMI. Namun model perbaikan proses yang ada sampai saat ini hanya membahas sedikit mengenai proses pengujian itu sendiri.
Testing Maturity Model (TMM) yang memfokuskan pada perbaikan proses pengujian adalah suatu model yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemapanan proses pengujian pada suatu organisasi. Model ini juga dilengkapi dengan metode pengukuran (TMM Assessment Model), alat pengukuran, dan juga langkah-langkah (Activities, Tasks dan Responsibilities) untuk memperbaiki proses pengujian dan mencapai tingkat yang lebih tinggi.
Pada penelitian ini penulis akan melakukan pengukuran tingkat kemapanan proses pengujian pada sebuah bank dan membuat prioritas perbaikan berdasarkan area-area yang lemah. Dan pada akhirnya memberikan usulan perbaikan yang dapat diterapkan untuk memperbaiki proses pengujian pada organisasi tersebut. Untuk memberikan perencanaan yang konkrit, penulis menggunakan metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA) Cycle untuk menyusun rencana aksi perbaikan proses pengujian.
Hasil dari penelitian adalah penulis berhasil mengukur tingkat kemapanan proses pengujian pada Bank XYZ yaitu tingkat kemapanan 1. Penulis juga berhasil menemukan dua area yang lemah pada kondisi proses pengujian saat ini dan perlu diperbaiki untuk mencapai tingkat kemapanan 2. Dua area lemah yang harus diperbaiki adalah pembuatan sasaran dan kebijakan pengujian dan debugging dan melembagakan teknik dan metode dasar pengujian. Penelitian ini juga menghasilkan rencana aksi untuk membantu organisasi khususnya Bank XYZ untuk memperbaiki dua area yang lemah dan mencapai tingkat kemapanan 2. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas proses pengujian dan produk perangkat lunak.

In the daily operations of a bank, softwares used are taking a very significant role. The entire operations should be fully supported by good quality softwares. This is to ensure that the bank gives the best services to their customers while increase its credibility. As one of the most important processed in software development life cycle, a thorough testing process can ensure the quality of the software. Thus, the testing process itself becomes the main focus in many software development life cycles.
Nowadays, there are many models of the software development process improvement. For example, Capability Maturity Model Integration or known as CMMI. Unfortunately, the existing models only address less specific discussion about the testing process where people need more improvement of the testing process. Testing Maturity Model (TMM), which focuses on improving the testing process, is a model that can be used to measure the maturity of the testing process in an organization. It comes with a measurement method known as TMM Assessment Model, measurement tools, and ways (Activities, Tasks, and Responsibilities) where the combination of these three can improve and achieve a higher level of maturity.
Through this study, author will measure the maturity level of the testing process in a bank and gives recommendation on prioritizing the improvement based on the weak areas founded in the field. In the end, author proposes improvements that can be applied by the organization to the entire process of testing. Author uses PDCA (Plan, Do, Check, and Action) Cycle method to create action plans for improving the testing process.
The result of maturity level of the testing process at XYZ Bank is maturity level 1. The author also found two weak areas in the current conditions of the testing process which needs to be improved to achieve maturity level 2. Two weak areas that should be improved are Develop Testing And Debugging Goals And Policies and Institutionalize Basic Testing Techniques And Methods. The study also produced action plans to help the organization in particular XYZ Bank to fix two weak areas, achieve maturity level 2, and improve the quality of the test process and software product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Immanuel
"PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan TI di Indonesia, yang menggunakan CMMI untuk perbaikan proses. Melalui implementasi CMMI, PT. XYZ berharap memperoleh manfaat melalui perbaikan proses. Namun sampai dengan penelitian ini dilakukan, PT. XYZ belum memperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dilihat dari beberapa delivery proyek yang tidak tepat waktu dan realisasi effort dari beberapa proyek lebih besar dari perencanaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat yang diperoleh PT. XYZ dari implementasi CMMI. Identifikasi manfaat dilakukan dengan membandingkan data implementasi proyek sebelum dan setelah CMMI. PT. XYZ berharap dapat mengidentifikasi proses yang belum optimal pada pelaksanaannya, sehingga PT. XYZ dapat melakukan evaluasi untuk meningkatkan proses tersebut menjadi lebih baik. Berdasarkan identifikasi manfaat tersebut, kemudian digunakan untuk mengidentifikasi manfaat yang berpengaruh terhadap kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak. Selanjutnya, PT. XYZ menentukan prioritas manfaat yang harus dicapai yang berpengaruh terhadap kesuksesan proyek pegembangan perangkat lunak. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen pendukung PT. XYZ.
Hasil penelitian ini adalah identifikasi manfaat CMMI yang diperoleh PT. XYZ. Kemudian melakukan analisis terhadap manfaat CMMI yang mempengaruhi kriteria kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak.

PT. XYZ is one of IT service providers in Indonesia who use CMMI for process improvement. With the implementation of CMMI, PT. XYZ expect to gain benefit through process improvement. But until this research is done, PT. XYZ has not derive optimal benefits, based on several delivery projects that are not on time and effort realization of some projects bigger than planning.
This research aimed to identify the benefits obtained by PT. XYZ after CMMI implementation. Identifying benefits gained by performing comparison the data of project implementation before and after CMMI. PT. XYZ look forward to identify the processes that is not optimal when project implementation. Based on these results, PT. XYZ can evaluate and improve the process better. The result of benefit identification is used to identify which benefits that affect the success of software development project. PT. XYZ determine the priority of the benefits to be achieved, making it easier to gain the benefit that influence the success of software development projects. In this research, the data used are primary and secondary data. The primary data obtained from interviews and questionnaires while the secondary data obtained from PT. XYZ supporting documents.
The results of this study was identification of the CMMI benefits that obtained PT. XYZ which affecting success criteria for software development projects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>