Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunilia Juhana
"ABSTRAK
Sejalan dengan era globalisasi maka persaingan pada dunia industri menjadi semakin ketat. Setiap organisasi perusahaan berperan secara aktif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Adanya faktor pendukung dari sumber daya manusia menjadi hal penting agar tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang berpotensi menjadi kebutuhan mutlak. Dalam hal ini banyak perusahaan yang memiliki sumber daya yang berpotensi dibidangnya kurang dapat memahami tujuan organisasi perusahaan. Pada kenyataannya sumber daya manusia yang ada kurang dikelola dengan manajemen yang efektif. Manajemen yang dipimpin oleh adanya manajer berperanan penting dalam mempengaruhi karyawannya menampilkan kerjasama yang optimal dalam menyelesaikan tugas.
Sejak berdirinya sekitar empat tahun yang lalu PT. PCN selaku perusahaan berbasis jasa teknologi informasi dengan skala perusahaan swasta kecil dengan karyawan tidak lebih dari 25 (duapuluh lima) orang memiliki manajer-manajer yang kurang terampil dalam memimpin bawahannya. PT. PCN yang berorientasi pada memuaskan pelanggan melalui hasil jasanya saat ini kurang didukung oleh kinerja karyawan yang optimal dalam bentuk semangat kerja dan kerjasama. Faktor keterampilan manajer dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan bekerja tampaknya masih kurang disadari.
Adanya keterampilan manajer dalam memimpin terutama yang berkaitan langsung dengan bawahan khususnya melalui interaksi dalam bentuk pola komunikasi verbal tampaknya masih kurang disadari keberadaaannya. Ketidak terampilan manajer dalam berkomunikasi dapat dikatakan sebagai tidak terjadinya komunikasi efektif yang dapat menyebabkan karyawan tidak dapat mengerti maksud manajer, serta salah menginterpretasikan pesan yang disampaikan manajer kepada bawahannya.
Sebagai konsekuensinya hal ini dapat juga berakibat pada menurunnya semangat kerja karyawan untuk menuntaskan tugas dalam kerjasama.
Sebagai usaha mengatasi masalah yang ada sertaberdasarkan berdasarkan analisis kebutuhan maka program pelatihan keterampilan komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi salah satu persoalan manajer berkomunikasi dalam mempengaruhi bawahannya. Keterampilan komunikasi efektif tersebut dapat diberikan oleh lembaga yang terbiasa menangani kegiatan pelatihan. Durasi pelatihan dilakukan dalam satu setengah hari. Setelah pelatihan akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas kegiatan pelatihan itu sendiri, yaitu pada tahap reaksi, evaluasi untuk mengetahui adanya proses belajar pada tahap learning dan evaluasi untuk melihat dampak perubahan pada peningkatan kinerja yaitu pada tahap behavior. Kegiatan evaluasi ini selanjutnya diikuti dengan kegiatan transfer of training untuk melihat pelaksanaan pengetahuan, keterampilan yang didapat dari pelatihan ke situasi kerja sehari-hari."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuni Prabawanti
"Pada era globalisasi, perkembangan teknologi dan persaingan bisnis yang pesat menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan-perubahan agar mencapai keberhasilan dalam mengoperasikan organisasinya. Peranan manusia menempati urutan terpenting untuk keberhasilan dari perusahaan. Perusahaan bisa memiliki teknologi yang paling canggih, dana mencukupi, sistem, prosedur, dan hal-hal lain yang baik, tetapi jika tidak mempunyai manusia yang bermutu didalam segala aspeknya maka hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak akan dapat terwujud. Jadi, sangat tepat apabila dikatakan bahwa karyawan merupakan aset perusahaan yang paling berharga (Kuswadi, 2004). Oleh karena itu, perusahaan perlu mengelola kinerja sumber daya manusianya secara optimal, yang berarti agar pimpinan dan karyawan didalam perusahaan ditunjang dengan sistem yang ada dapat bekerja bersama secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
Penulis menemukan indikasi adanya masalah pada peranan manajer penjualan PT X yang belum optimal, hal itu terlihat dari : (1) target penjualan yang ditetapkan perusahaan belum dapat dipenuhi dengan optimal oleh karyawan bagian penjualan. (2) komunikasi dan umpan balik yang belum efektif karena pertemuan antara manajer dan bawahan lebih banyak membahas dan memfokuskan pada pemasaran produk daripada memfokuskan pada individu karyawan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan peranan manajer penjualan PT X dalam membantu bawahannya menghadapi hambatan dalam pemenuhan target penjualan diperlukau teknik konseling. Agar teknik konseling dapat dilakukan dengan efektif, diperlukan suatu keterampilan khusus yang diperoleh melalui pelatihan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam Tugas Akhir diajukan rancangan pelatihan keterampilan konseling bagi manajer penjualan di PT X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
TA16815
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roellya Ardhyaning Tyas
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal para manajer level pertama PT X terhadap bawahannya, sehubungan dengan perrnasalahan yang terdapat di PT X yaitu kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal para manajer lini untuk memotivasi dan meningkatkan unjuk kerja bawahannya. Teori yang dirujuk sebagai dasar pembuatan Rancangan Program Pelatihan Komunikasi Interpersonal bagi Manajer Level Pertama ini adalah teori-teori tentang unjuk kerja, motivasi kerja, peran manajer, komunikasi interpersonal dan pelatihan.
Analisis pemecahan masalah dari permasalahan yang dihadapi oleh PT X menunjukkan bahwa kurang optimalnya unjuk kerja bawahan bukan disebabkan oleh motivasi kerja karyawan yang rendah, juga bukan disebabkan oleh faktor lingkungan kerja yang tidak kondusif bagi peningkatan unjuk kerja karyawan. Kurang optimalnya unjuk kerja bawahan temyata disebabkan oleh ketidakmampuan manajer level pertama untuk berperan sebagai motivator, pemberi feedback, dan pemberi informasi bagi para bawahannya. Peran sebagai motivator, pemberi feedback dan pemberi informasi dapat dilakukan dengan mengembangkan komunikasi interpersonal atasan-bawahan secara efektif. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, dibuatlah suatu rancangan program pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan dan kesempatan berlatih bagi para manajer level pertama mengenai komunikasi interpersonal atasan-bawahan yang efektif.
Usulan pemecahan masalah berupa program pelatihan ini memperhatikan hal, yaitu identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, pelatih, materi, metode, alat bantu, peserta, durasi pelaksanaan pelatihan, tempat, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawati Nuansa Puspa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah intervensi untuk mengatasi persepsi dukungan organisasi mengenai keadilan yang diterima oleh karyawan PT ABC yang tengah mengalami perubahan, guna meningkatkan kesiapan untuk berubah pada diri karyawan PT ABC. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengambilan data berupa kuesioner yang terisi lengkap oleh 90 karyawan tetap PT ABC. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan Readiness for Organizational Change (Holt et al., 2007) dan Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi terbukti secara signifikan mempengaruhi kesiapan untuk berubah karyawan (R2 = 0.403, p<0.001). Artinya, peningkatan persepsi dukungan organisasi dapat memunculkan terjadinya peningkatan kesiapan untuk berubah karyawan. Lebih lanjut, dimensi yang memberikan pengaruh terhadap kesiapan untuk berubah ialah dimensi keadilan. Desain intervensi untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi khususnya untuk dimensi keadilan dilakukan melalui pelatihan peningkatan kemampuan komunikasi.

This research aims to develop an intervention to address the perceived organizational support of the fairness by employees of PT ABC which is undergoing changes, in order to improve readiness for change on the employee PT ABC. This research was conducted through a quantitative approach, the technique of data collection was a questionnaire which is completed by 90 permanent employees of PT ABC. The questionnaire used in this study was developed by the Organizational Readiness for Change (Holt et al., 2007) and Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Regression test results indicate that the perception of organizational support shown to significantly influence the readiness to change employees (R2 = 0.403, p <0.001). That is, an increase in the perception of organizational support can give rise to an increase in readiness for change employees. Furthermore, the dimensions of which give effect to the readiness for change is fairness. Design interventions to improve the perceived organizational support, especially for the fairness is done through training to improve communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ningsih
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi bagi supervisor di PT AI, Sehubungan dengan adanya permasalahan yang dihadapi PT. AI yailu departemen yang dipimpin supervisor sering terjadi kesalahpahaman dikarenakan kurang adanya koordinasi. Teori yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program pelatihan komunikasi bagi supervisor ini adalah teori tentang produktivitas, teori tentang komunikasi, dan teori tentang pelatihan. Setiap departemen diharapkan adanya kerjasama, atau ada saling ketergantungan. Departemen yang satu harus memberikan input kedepartemen lain dan memberikan output. Berarti antara supervisor yang memimpin departemen harus ada komunikasi. Makin banyak departemen yang saling bergantung maka ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman makin besar. Dengan komunikasi yang efektif kesalahpahaman dapat dihindari antar departemen.
Karena permasalahannya adalah komunikasi maka untuk menghindari kesalahpahaman dibutuhkan suatu pelatihan khusus. Munandar (2001) mengemukakan bahwa salah satu tujuan dari pelatihan adalah meningkatkan produktivitas. Produktivitas departemen yang kurang dapat mengurangi kinerja supervisor. Menurut Hersey dan Blancard (dalam Dharma, 1990), faktor-faktor penghambat adalah faktor-faktor yang bertindak mengekang atau memperkecil faktor pendorong produktivitas. Salah satu faktor yang dapat menghambat produktivitas menurut Ranfil (dalam Timpe, 1988), adalah komunikasi internal yang buruk. Untuk mengatasi komunikasi internal yang buruk menurut Timpe, A. Dale (1989) adalah komunikasi juga.
Oleh karena itu, dianggap perlu dirancang suatu program pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan serta keterampilan kepada para supervisor di PT. AI mengenai proses komunikasi yang baik. Program pelatihan tersebut akan diberikan kepada selumh supervisor dan calon supervisor atau karyawan yang akan diangkat sebagai supervisor di PT AI. Agar program pelatihan ini dapat berjalan dengan efektif, maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, pelatih, materi, metode, alat bantu, peserta, durasi pelaksanaan pelatihan, tempat pelaksanaan, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T37922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfinar Aziz
"Penyuluh Agama adalah salah satu jabatan fungsional di Departemen Agama yang bertugas melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama, guna meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai dan ajaran agama Serta meningkatkan kerukunan antar umat beragama. Sebelum menjalankan tugasnya, Penyuluh Agama harus membentuk kelompok binaan. dan mengadakan koordinasi dengan pejabat dan tokoh masyarakat disekitar kelompok binaan. Penyuluh Agama menemui kendala-kendala mulai dari pembentukan kelompok binaan, dan mengadakan koordinasi dengan pejabat dan masyarakat setempat. Misalnya di Jakarta, karena sudah terbentuk kelompok-kelompok pengajian seperti majlis taklim dan Iain-lainnya, sehingga merasa sulit untuk membentuk kelompok yang baru. Oleh karena itu Penyuluh Agama memerlukan keterampilan untuk dapat mengadakan pendekatan dan memasuki kelompok-kelompok tersebut agar dapat diterima sebagai penyuluh. Dengan demikian, PA perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat sehingga masyarakat dapat menerimanya sebagai Penyuluh Agama.
Dari data yang diperoleh melalui analisis pekerjaan, wawancara dan observasi diketahui bahwa tugas PA memerlukan keterampilan dalam menyampaikan informasi, baik lisan maupun tulisan, yang penulis simpulkan sebagai kemampuan komunikasi. Karena kendala-kendala yang ditemui juga berakar pada kornunikasi, maka penulis mengajukan suatu rancangan pelatihan Keterampilan Komunikasi. Sebagai mana yang dikatakan oleh Reardon (1987), bahwa komunikasi terdiri dari komponen isi dan komponen hubungan. Komunikasi yang lancar bukan hanya dapat menyarnpaikan informasi dengan efektif, tetapi juga dapat membentuk hubungan yang baik. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini Penyuluh Agama dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya selama ini, serta dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih efektif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadi Sudarsono
"ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi Polri di bidang Sumber Daya Manusia salah satunya adalah adanya kesenjangan atau 'gap performance' antara kinerja Polri dengan harapan masyarakat sebagai stake holder. Secara internal Polri telah melakukan perubahan-perubahan melalui aspek-aspek struktural, instrumental dan kultural. Namun perubahan pada aspek kultural dirasakan berjalan lambat dibandingkan dengan aspek lainnya.
Berdasarkan temuan dari penelitian Lembaga Manajemen UI (2005), pada aspek perilaku mahir, terpuji dan patuh hukum dapat diidentifikasikan bahwa yang menjadi salah satu penyebab adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dan kondisi obyektif pelayanan Polri adalah rendahnya kemampuan anggota Polri dalam penggunaan komunikasi yang efektif yang dijiwai sikap kesediaan membantu (prososial) dalam konteks norma hukum yang berlaku.
Sebagai upaya mengatasi masalah tersebut, pendekatan program pelatihan sikap prososial dan komunikasi efektif diajukan untuk pencapaian pengetahuan, peningkatan keterampilan dan perubahan sikap bagi anggota Polri. Pelatihan ini diprioritaskan untuk Bintara Polri mengingat mereka secara langsung melayani masyarakat serta sebagai ujung tombak tugas Kepolisian. Kegiatan dibagi menjadi tiga tahapan dengan pokok bahasan sikap prososial, pemahaman terhadap norma dan HAM serta komunikasi yang efektif sesuai paradigma baru Polri. Sebagai indikator keberhasilan program pelatihan, dilakukan evaluasi yang meliputi penilaian terhadap reaksi peserta pelatihan, hasil belajar, perilaku dan hasil pelatihan itu sendiri. Evaluasi terhadap output pelatihan dilakukan selama kegiatan berlangsung, sedangkan evaluasi outcome sebagai dampak jangka panjang dilakukan oleh atasan langsung atau berdasarkan laporan masyarakat pada Irwasum, Propam dan Divisi Hukum Polri. Sebagai rekomendasi, penyelenggaraan pelatihan sikap prososial dan komunikasi efektif ini ditetapkan sebagai kebijakan Kapolri dan dituangkan dalam program kerja Deputi Sumber Daya Manusia Polri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T38488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Mardiati Agustin
"ABSTRAK
Mahasiswa praktik klinik keperawatan merupakan bagian dari perawat profesional yang dituntut untuk berkomunikasi yang baik, efektif dan asertif baik pada perawat ruangan maupun dengan pasien.Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh terapi Assertiveness trainng (AT) terhadap kemampuan komunikasi asertif mahasiswa praktik klinik kepada perawat ruang rawat inap. Sampel 60 responden dengan 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan kemampuan komunikasi asertif mahasiswa yang mendapatkan AT meningkat sebesar 2,27 (4,54%) dengan p value < 0,05. Terapi ini direkomendasikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi asertif mahasiswa. Praktik klinik Keperawatan.

ABSTRACT
Students of nursing clinical practice is part of a professional nurse who is required to communicate well, effectively and assertively both when they are in the room and when they are talking to clients or patients. The goal of this research is to gain an overview of the influence of Assertiveness training (AT) therapy to the assertive communication skills for nursing clinical practice students to the nurses in inpatient ward. The samples consist of 60 respondents with 30 respondents in intervention group and 30 respondents in control group. The results show that students with assertive communication skills increased the AT significantly by 2.27 (4,54%) with a p value <0.05. This therapy is recommended to increase assertive communications for nursing clinical practice students"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumeser, Henry David Efraim
"Tugas Akhir dengan judul Rancangan Program Pelatihan Appreciative Inquiry Bagi Karyawan PT AD dibuat berdasarkan masalah yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan distribusi yang pernah berjaya pada tahun 200 sampai akhir 2003, kemudian mulai mengalami kerugian yang tidak berhenti sampai tahun 2005 berakhir.
Pemilik PT AD menggantikan COO dengan yang baru pada tengah tahun 2005. Saat itu mulailah rnasa transisi yang penuh dengan badai yang mengguncang perusahaan yang terutama menimpa sebagian besar karyawan, Jumlah karyawan dari 1721 menjadi 950 orang hanya dalam waktu enam bulan. Hal ini mengakibatkan suasana kerja yang menjadi resah dan kurang kondusif, Kinerja karyawan menurun ditambah dengan penarikan diri dari prinsipalprinsipal besar. Pemilik melakukan cost efficiency tetapi pada saat yang sama merekrut karyawan baru untuk tingkat GM dan Asisten GM. Pimpinan baru ini membawa serta beberapa karyawan baru yang makin menimbulkan gejolak diantara karyawan. Karyawan takut berbuat salah dan bila terjadi kesalahan akan sating menyalahkan. Situasi yang tidak nyaman ini ingin diatasi oleh pemilik perusahaan. Dari situasi itu dapat disimpulkan terjadi suasana yang tidak kondusif sehingga kinerja organisasi menurun.
Dengan memperhatikan uraian mengenai masalah tersebut di alas, maka penulis merekomendasikan rancangan program PeIatihan Appreciative Inquiry yang pada dasamya membantu karyawan untuk memiliki cara mengubah paradigma berpikirnya mengenai pekerjaannya saat ini dari yang bersifat negatif menjadi positif. Dengan itu diharapkan situasi menjadi lebih kondusif sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Christine
"Pengambilan keputusan merupakan aktivitas penting yang dilakukan para manajer dalam suatu perusahaan, karena hampir seluruh kegiatan yang dilalcukan para manajer memerlukan pengambilan keputusan. PT. X yang bergerak di bidang fabrikator dan engineering service saat ini ingin mempersiapkan diri dalam menghadapi era globalisasi. Oleh sebab itu mereka mempunyai keinginan untuk berubah. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan pengembangan kepada para manaier madya dalam mengambil keputusan. Hal ini dilakukan karena para manajer madya menunjukkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang kurang memadai. Metode yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan para manajer madya adalah dengan memberikan pelatihan. Tulisan ini mengungkapkan tentang rancangan program pelatihan yang akan diberikan pada manajer madya.rancangan program pelatihan ; pengambilan keputusan ; pengembangan manajer madya"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>