Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Ayu Suciati
"Artikel ini mengungkapkan hal-hal yang tersirat di balik penderitaan yang dialami oleh seorang istri dalam cerita pendek Première Neige karya Guy de Maupassant yang bercerita mengenai kehidupan seorang wanita Paris yang tinggal di Normandia setelah menikah dengan seorang bangsawan Normandia. Di sana ia hidup di sebuah tempat yang sangat berbeda dengan tempat asalnya, yaitu Paris. Maupassant menceritakan setiap peristiwa dengan sangat detil dan menggunakan simbol-simbol dan atribut dalam menggambarkan keadaan yang terjadi pada Première Neige. Ia menampilkan cerita pendek ini secara fisik dengan menggambarkan perbedaan watak yang besar antara suami istri karena mereka berasal dari dua tempat yang berbeda. Namun, di balik kesederhanaan dalam Première Neige , tersirat penderitaan sesungguhnya yang dialami oleh seorang istri.

This article reveals the things untold behind the suffering experienced by a wife in a short story Première Neige by Guy de Maupassant which tells about the life of a woman from Paris who lived in Normandy after her marriage with a nobleman of Normandy. There she lived in a place that is very different from her hometown, Paris. Maupassant tells each event in great detail and use of symbols and attributes to describe the situation at the Première Neige. He explains this short story by describing the physical nature of the big differences between husband and wife because they come from two different places. However, behind the simplicity of the Première Neige, implied actual suffering endured by a wife."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aghna Honesty Ameera
"Artikel ini meneliti bentuk objektivikasi perempuan dan bagaimana tokoh perempuan yang merepresentasikan jenis kelamin kedua dalam cerpen Mouche terbebas dari objektivikasi dalam perspektif feminisme. Cerpen ini mengisahkan kehidupan Joseph Prunier dan keempat kawan lelakinya, N’a-qu’un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, dan Tomahawk, saat mereka menghabiskan waktu bersama-sama di sebuah kapal yang mereka beli. Kehidupan kelompok pertemanan yang hanya terdiri dari laki-laki itu berubah usai hadirnya seorang perempuan bernama Mouche. Dalam membedah pergeseran interaksi antar tokoh, penelitian ini menggunakan teori naratologi struktural Greimas (1982), konsep objektivikasi Nussbaum (1995), dan konsep feminisme Beauvoir (1949). Struktur naratif teks memperlihatkan alur cerita digerakkan oleh kehadiran Mouche sebagai tokoh perempuan. Kemudian, hasil analisis tematis menunjukkan tokoh perempuan dalam cerpen mengalami objektivikasi berupa instrumentality, denial of autonomy, dan ownership. Penelitian ini menemukan adanya upaya Guy de Maupassant sebagai penulis crepen menampilkan sisi lain perempuan melalui perubahan karakter tokoh perempuan. Tokoh Mouche berhasil membebaskan dirinya dari belenggu objektivikasi dengan perlawanan dan kekuatan yang dimilikinya.

This article examines the forms of objectification of women and the way the female character representing the second sex in the short story Mouche combats objectification from a feminist perspective. The story revolves around Joseph Prunier and his friends, N'a-qu'un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, and Tomahawk, as they spend time together on a boat. Their life changes upon the arrival of a woman named Mouche. In dissecting the shifting interactions between characters, this article uses Greimas' structural narratology theory (1982), Nussbaum’s concept of objectification (1995), and Beauvoir’s concept of existentialist feminism (1949). The narrative structure of the text shows that the storyline is driven by the presence of Mouche as a female character. The results of the thematic analysis show that the female character in this short story experiences objectification practices in the form of instrumentality, denial of autonomy, and ownership. This research found Guy de Maupassant’s attempt to portray another side of the female character, Mouche, through her character development. Mouche managed to free herself from the shackles of objectification with her resistance and power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Nur Shabrina
"ABSTRAK
Dalam karya sastra, perempuan direpresentasikan dengan nilai-nilai yang seringkali mengerdilkan dan merendahkan selama berabad-abad. Artikel ini meneliti bagaimana perempuan direpresentasikan dalam Clair de Lune, sebuah cerita pendek karya Guy De Maupassant yang ditulis pada abad ke-19. Artikel ini berupaya melihat nilai-nilai tradisional yang merepresentasikan perempuan (yaitu, perempuan sebagai makhluk yang tercela, perempuan sebagai penggoda, cinta dan kelembutan sebagai kekuatan perempuan atas laki-laki) melalui perspektif sosiologi dan sastra. Artikel ini menunjukkan bagaimana gambaran buruk tentang perempuan dalam cerita, nyatanya, adalah kekuatan mereka atas laki-laki. Selain itu, artikel ini juga menggugat gagasan bahwa perempuan terjebak di dalam penindasan laki-laki. Artikel ini menyimpulkan bahwa cerita Clair de Lune berbicara untuk maslahat perempuan.

ABSTRACT
Over the centuries in literature works, women have been represented with values that are oftentimes diminutive and deprecative. This article examines how women are represented in Clair de Lune, a short story by Guy de Maupassant written in the 19th century. This article attempts to see the traditional values women are being represented with (i.e., women as a despisable being, women as a seducer, love and softness as womens power over men) through a sociology and literature perspective. It addresses how the deprecative images of the women in the story are, in fact, their power over men. It also challenges the notion where women are trapped under mens oppression. This article concludes that the short story is actually speaking in womens favor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Ariani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan ciri-ciri fantastik yang terdapat di dalam karya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural dari Roland Barthes tentang hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori M. P. Schmitt dan A. Viala tentang sekuen, teori Tzvetan Todorov tentang cerita fantastik, serta teori Raymond Rog_ mengenai struktur cerita fantastik. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat berbagai peristiwa supranatural yang menyebabkan ketakutan dan keraguan pada tokoh dan pembaca apakah peristiwa itu nyata atau hanya khayalan. Dari analisis penokohan terdapat tokoh yang tidak mempercayai hal-hal supranatural dan selalu mempertanyakan peristiwa aneh yang terjadi sehingga menimbulkan keraguan. Selain itu terdapat pula tokoh supranatural yang misterius hingga akhir cerita. Analisis sudut pandang menunjukkan bahwa karya ini menggunakan sudut pandang sama tahu dengan penutur yang mengungkapkan peristiwa sebatas apa yang diketahui oleh penutur, sedangkan dari pilihan kata terlihat bahwa banyak digunakan kata-kata yang menimbulkan efek fantastik. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan bahwa karya Le Horla termasuk dalam genre fantastik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Conny Handayani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T38875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Fauziah Asnawi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikg Baskara T.
"Era Romantisme merupakan masa kejayaan kesusastraan Prancis, karena karya-karya sastra yang penuh dengan kebebasan berekspresi dan berimajinasi. Salah satu tema yang dikenal adalah tema fantastik. Tema ini mengusung unsur-unsur irasionalitas yang ditumpahkan ke dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang dimunculkan cenderung mengejutkan, menakutkan, dan terkesan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tema fantastik ini dapat kita temukan pada salah satu cerpen (cerita pendek) karya Guy de Maupassant, yakni, Le Horla, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang seperti tidak masuk akal pikiran kita. Keunikannya adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita membuat pembaca merasakan sensasi ketakutan yang tidak biasa. Makalah ini akan membahas bagaimana unsur-unsur fantastik tersebut ditampilkan di dalam cerpen.

Romanticism era was the heyday of French litterature, where there are litterary works that are full of expression and freedom of imagination. One theme (or genre) that is known is fantastic. This theme brings the elements of irrationality that spilled into the story. Events that appear likely shocking, frightening, and seem unlikely to happen in the real world. This fantastic theme can be found on one of the short story by Guy de Maupassant, namely, Le Horla, consisting of such events that is as absurd our minds. The uniqueness is that there are elements in the story makes the reader can experience the feel of the horror that was built by the author so that the reader felt unusual sensation of fear. This paper discusses how these fantastic elements appear in the stories.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irvie Ekadian Putri
"Artikel ini berisi uraian mengenai penyajian warna lokal Korsika yang tercermin dalam sebuah cerita pendek berjudul Une Vendetta karya Guy de Mauppasant. Cerita pendek yang mengisahkan tradisi untuk melakukan vendetta di Korsika pada abad ke-19 ini memperlihatkan bahwa balas dendam atas kematian anggota keluarga akibat dibunuh sangat penting karena hal ini menyangkut martabat keluarga serta agama dan kepercayaan masyarakat Korsika. Agama Katolik di Korsika pada masa itu sudah berakulturasi dengan kebudayaan setempat sehingga masyarakat Korsika percaya bahwa arwah anggota keluarga yang meninggal hanya dapat tenang di surga apabila balas dendam dapat terlaksana. Selain itu, pada abad ke-19, kehidupan masyarakat Korsika masih sangat sederhana dan sumber kehidupan sehari-hari mereka adalah berburu. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Korsika untuk memiliki anjing peliharaan karena anjing selalu dimanfaatkan untuk berburu. Penelitian menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes.

This article contains a description of the Corsican local color that is reflected in Une Vendetta, a short story by Guy de Mauppasant. The short story that tells of a tradition in Corsica to make a vendetta in the 19th century shows that revenge for the death of a family member who was killed is very important because it concerns the dignity of the family, religion and belief Corsican society. Religion in Corsica at that time already acculturated to the local culture so they believe that the spirits of the Corsican family members who died only be calm in paradise when revenge can be accomplished. Moreover, in the 19th century, the daily life in Corsica was very severe and the source of their daily lives is hunting. Therefore, it is important for Corsican society to have a pet dog because the dog always used to hunt. The study uses a structural approach of Roland Barthes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adlin Shabilla Mulya
"Artikel ini mengungkapkan latar belakang kasih sayang yang ditampilkan oleh masing-masing tokoh utama, yaitu Denis dan M. Marambot dalam cerita pendek berjudul Denis karya Guy de Maupassant. Penelitian pada artikel ini menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Dari analisis skema aktan, ditemukan bahwa cerpen ini memiliki keunikan karena meskipun subjek dari cerpen ini adalah tokoh Denis, penggerak cerita dalam cerpen bukanlah Denis melainkan M. Marambot. Gambaran kedua tokoh serta hubungan kasih sayang antartokoh yang diperkuat oleh latar ruang, waktu, dan suasana memperlihatkan bagaimana hubungan tersebut mengalir. Hubungan kasih sayang yang terjalin selama kurang lebih 20 tahun tersebut ternyata dapat berubah karena uang. Meskipun demikian, ditemukan bahwa kasih sayang M. Marambot lebih kuat daripada kesedihan dan kekecewaan atas penyerangan Denis. Kebaikan Denis terhadapnya sebelum penyerangan meluluhkan M. Marambot dan kebaikan M. Marambot untuk tidak menghukum Denis juga mengutuhkan kembali hubungan kasih sayang tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun secara kasat mata kedua tokoh hanya memiliki hubungan sebatas majikan dan pelayan, ternyata mereka memiliki ikatan yang lebih erat. Kekurangan dan kelebihan maupun kekhilafan ataupun kesalahan yang mungkin terjadi selama kurun waktu tersebut dapat teratasi dengan baik berkat adanya kasih sayang.

This article reveals the background of affection which is shown by the characters of M. Marambot and Denis from Guy de Maupassant’s short story titled Denis. This study used the Roland Barthes’ structural approach. Based on actant scheme analysis, it was found that this short story is unique because eventhough the subject in this story is Denis, but M. Marambot is the one who made the story. Description of both characters and the relation of affection between characters strengthened by the setting of space, time, and ambiance showed how the relationship flowed. The affection bond existed for more than 20 years could in fact change because of money. However, it was found that M. Marambot’s affection was stronger than his sadness and disappointment over Denis’ assault. Denis’ kindness softened M. Marambot and the M. Marambot’s kindness not punishing Denis reunited their bond of affection. Thus, it can be said that although both characters are seen to be only having a master-servant relationship, they have a tighter bond. All the ups and downs as well as the mistake or the wrongdoing that may occur during that time could be overcome with love and affection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Windari Suryaningsih
"Artikel ini membahas gambaran penantian dalam cerpen L'Attente karya Guy De Maupassant. Dalam menganalisis tema tersebut penelitian ini menggunakan teori sintaktika dan semantik. Penantian dalam cerpen ini digambarkan dengan kemalangan, kesedihan, dan kesendirian. Penggambaran tersebut dapat diterjemahkan sebagai cerminan kehidupan yang pesimis dalam menanti kematian.

This article provides an overview of waiting in a short story entitled L'Attente by Guy de Maupassant. Theory of syntax and semantics are used in analyzing this topic. Waiting in this short story illustrated with misfortune, sadness, and loneliness. That kinds of depiction can be interpreted as a reflection of the life that awaits death pessimistic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>