Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ikg Baskara T.
"Era Romantisme merupakan masa kejayaan kesusastraan Prancis, karena karya-karya sastra yang penuh dengan kebebasan berekspresi dan berimajinasi. Salah satu tema yang dikenal adalah tema fantastik. Tema ini mengusung unsur-unsur irasionalitas yang ditumpahkan ke dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang dimunculkan cenderung mengejutkan, menakutkan, dan terkesan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tema fantastik ini dapat kita temukan pada salah satu cerpen (cerita pendek) karya Guy de Maupassant, yakni, Le Horla, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang seperti tidak masuk akal pikiran kita. Keunikannya adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita membuat pembaca merasakan sensasi ketakutan yang tidak biasa. Makalah ini akan membahas bagaimana unsur-unsur fantastik tersebut ditampilkan di dalam cerpen.

Romanticism era was the heyday of French litterature, where there are litterary works that are full of expression and freedom of imagination. One theme (or genre) that is known is fantastic. This theme brings the elements of irrationality that spilled into the story. Events that appear likely shocking, frightening, and seem unlikely to happen in the real world. This fantastic theme can be found on one of the short story by Guy de Maupassant, namely, Le Horla, consisting of such events that is as absurd our minds. The uniqueness is that there are elements in the story makes the reader can experience the feel of the horror that was built by the author so that the reader felt unusual sensation of fear. This paper discusses how these fantastic elements appear in the stories.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Ariani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan ciri-ciri fantastik yang terdapat di dalam karya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural dari Roland Barthes tentang hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori M. P. Schmitt dan A. Viala tentang sekuen, teori Tzvetan Todorov tentang cerita fantastik, serta teori Raymond Rog_ mengenai struktur cerita fantastik. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat berbagai peristiwa supranatural yang menyebabkan ketakutan dan keraguan pada tokoh dan pembaca apakah peristiwa itu nyata atau hanya khayalan. Dari analisis penokohan terdapat tokoh yang tidak mempercayai hal-hal supranatural dan selalu mempertanyakan peristiwa aneh yang terjadi sehingga menimbulkan keraguan. Selain itu terdapat pula tokoh supranatural yang misterius hingga akhir cerita. Analisis sudut pandang menunjukkan bahwa karya ini menggunakan sudut pandang sama tahu dengan penutur yang mengungkapkan peristiwa sebatas apa yang diketahui oleh penutur, sedangkan dari pilihan kata terlihat bahwa banyak digunakan kata-kata yang menimbulkan efek fantastik. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan bahwa karya Le Horla termasuk dalam genre fantastik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Farhana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas ciri-ciri fantastik dalam sebuah teks sastra. Cerita fantastik ditegaskan dengan keraguan yang dialami oleh tokoh dalam cerita dan pembaca cerita. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan ciri-ciri fantastik yang terdapat di dalam cerpen ?La Morte? karya Guy de Maupassant dengan menggunakan ancangan struktural dengan teori dari Roland Barthes dan Tzvetan Todorov. Hasil analisis menunjukkan bahwa ciri-ciri fantastik dapat dilihat dari beberapa unsur instrinsik cerpen yaitu, alur cerita yang menampilkan peristiwa natural dan supranatural yang menimbulkan keraguan pada tokoh dan pembaca, tokoh yang mempertanyakan peristiwa aneh, kemunculan tokoh supranatural seperti tengkorak, penggunaan latar ruang dan waktu dalam cerpen yang menunjukkan kesan suram dan terpencil, penggunaan sudut pandang ambigu yang mengungkapkan peristiwa hanya sebatas apa yang diketahui oleh penutur, serta banyaknya diksi dan ungkapan yang menimbulkan kesan fantastik.
ABSTRACT
This research discusses the fantastic elements in a literary text. Fantastic story is confirmed by doubts experienced by the characters in the story and the reader. This research aims to demonstrate the fantastic elements contained in the short story "La Morte" by Guy de Maupassant using structural approach with theories of Roland Barthes and Tzvetan Todorov. The analysis showed that the fantastic elements can be seen by the intrinsic substances of the short story, such as the story line featuring the natural and supernatural events that cause doubt on the characters and the reader, character who questioned bizarre events, the appearance of supernatural character like the skull, the space and time background of the story that show the impression of bleak and desolate, the ambiguous point of view that reveals the events are limited only to what is known by the speaker and many dictions that give the fantastic impression."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dhea Ellita
"Artikel ini berusaha untuk mengungkap makna yang terkandung dalam cerita pendek yang berjudul Le Père karya Guy de Maupassant dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Guy de Maupassant terkenal dengan ciri khas karyanya yang banyak menceritakan tentang rasa pesimis. Sama halnya dengan cerita pendek yang mengisahkan tentang seorang pria bernama François Tessier yang jatuh cinta kepada wanita bernama Louise ini, dalam cerita ini ia ingin menunjukkan bahwa penyesalan atas suatu kesalahan atau perbuatan buruk akan selalu datang terakhir dan terkadang, saat penyesalan itu datang, seseorang sudah terlalu terlambat untuk bisa memperbaiki semuanya. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan dan yang tersisa tinggallah penyesalan dan kehampaan yang akan terus menghantui kehidupan seseorang. Tokoh François Tessier dalam cerpen ini menunjukkan betapa menyiksa dan menderitanya seseorang apabila menjalani kehidupan yang selalu dibayangi oleh penyesalan akan masa lampau dan di waktu yang bersamaan ia tidak berdaya untuk berbuat apapun untuk keluar dari penderitaan tersebut.

This article attempts to reveal the meaning behind Guy de Maupassant’s short story Le Père using Roland Barthes’s theory of structural approach. Guy de Maupassant is always known with his own characteristic in his works which often portray the pessimism as the main theme. The same goes with this short story which tells about a man named François Tessier who was deeply in love with a woman named Louise. This story wants to show us that the regret upon our past mistakes and bad behavior always come late and sometimes, when the regret comes, it is just too late to fix everything. Nothing can be done to make everything right and what left is only the regret and emptiness which will always haunt us. François Tessier’s character in this story pictures how suffocating and excruciating a life can be if someone is haunted by a lifetime remorse while at the same time he can do nothing to escape from the misery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Setyaning Hudi
"[ABSTRAK
Simone de Beauvoir melihat terdapat dualitas seksual dalam masyarakat yang menjadikan perempuan sebagai gender kedua. Laki-laki dianggap sebagai makhluk yang lebih tinggi daripada perempuan, bahkan hanya laki-laki yang disebut sebagai human sedangkan perempuan menjadi liyan. Dalam cerpen Le Vengeur karya Guy de Maupassant ini, dualitas seksual dapat terlihat melalui tokoh Leuillet dan Mathilde. Penelitian pada cerpen ini menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Dualitas seksual dapat dilihat melalui analisis sintagmatik dan analisis semantik naratif. Melalui cerpen, perbedaan peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat melalui tokoh Leuillet yang menjadi penggerak utama cerita, sedangkan Mathilde hanya berperan sebagai pendukung cerita. Tokoh Mathilde ada jika tokoh Leuillet menggerakkan cerita, dan tokoh Mathilde tidak dapat muncul di awal dengan sendirinya. Penelitian ini akan menunjukkan terdapat dualitas seksual dalam cerpen, bahwa laki-laki selalu yang menjadi tokoh penggerak dan aktif, sedangkan perempuan hanya bisa menjadi penunggu dan pasif.ABSTRACT Simone de Beauvoir notices there is sexual duality in a society where women are seen as the second gender. Men are considered superior than women, and are labeled as human, while women are persived as the others. Sexual duality is also seen in Le Vengeur written by Guy de Maupassant. This study used Roland Barthes? structural approach. Based on this study, sexual duality can be seen using the syntagmatic analysis and semantic narrative analysis. In this story, the different roles of men and women are portrayed through Leuillet and Mathilde. Leuillet is the main character, while Mathilde is the supporting character. Mathilde cannot appear in the story by herself. This study reveals that men always play the main active character, while women can only play passive supporting character.;Simone de Beauvoir notices there is sexual duality in a society where women are seen as the second gender. Men are considered superior than women, and are labeled as human, while women are persived as the others. Sexual duality is also seen in Le Vengeur written by Guy de Maupassant. This study used Roland Barthes? structural approach. Based on this study, sexual duality can be seen using the syntagmatic analysis and semantic narrative analysis. In this story, the different roles of men and women are portrayed through Leuillet and Mathilde. Leuillet is the main character, while Mathilde is the supporting character. Mathilde cannot appear in the story by herself. This study reveals that men always play the main active character, while women can only play passive supporting character., Simone de Beauvoir notices there is sexual duality in a society where women are seen as the second gender. Men are considered superior than women, and are labeled as human, while women are persived as the others. Sexual duality is also seen in Le Vengeur written by Guy de Maupassant. This study used Roland Barthes’ structural approach. Based on this study, sexual duality can be seen using the syntagmatic analysis and semantic narrative analysis. In this story, the different roles of men and women are portrayed through Leuillet and Mathilde. Leuillet is the main character, while Mathilde is the supporting character. Mathilde cannot appear in the story by herself. This study reveals that men always play the main active character, while women can only play passive supporting character.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Vidya Ulfa
"Artikel ini mengungkapkan krisis maskulinitas yang terdapat dalam cerita pendek berjudul Le Lit 29 karya Guy de Maupassant dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes yang memusatkan pada analisis sintagmatik dan analisis semantik naratif. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya dengan tema serupa yakni Maupassant?s Men : Masculinity and The Franco-Prussian War milik Jonathan Patrick dari Merton College, Oxford yang telah menganalisis tokoh (bagian dari latar) dalam cerpen tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat krisis maskulinitas baik dalam alur maupun latar (tokoh, ruang dan waktu) dalam cerita pendek Le Lit 29.

This article reveals the crisis in masculinity in Guy de Maupassant?s short story entitled Le Lit 29 by using Roland Barthes? structural approach which emphasizes syntagmatic and semantic narrative analysis. This research strengthens previous research which has the same theme, Maupassant?s Men: Masculinity and The Franco-Prussian War written by Jonathan Patrick from Merton College, Oxford in which he has analyzed its characters (part of setting). The research result indicates that the crisis in masculinity shown both in plot and setting (characters, place and time) of this short story Le Lit 29."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Rianni
"Penelitian ini membahas cerpen Le Papa de Simon karya Guy Maupassant untuk menemukan pelajaran dan pesan yang tersembunyi dalam cerpen tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teori sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen Le Papa de Simon karya Guy Maupassant. Hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa banyak hal positif bagi kehidupan yang terdapat di dalam cerpen tersebut.

This research finds the values in short story of Le Papa de Simon by Guy de Maupassant. The method used in this research is a qualitative research method by using the theory of Roland Barthes, paradigmatic and sintagmatic theory. The data used in this study is the short story itself. The results of the analysis show that there are many positive things for life in that short story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Widaningsih
"Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk memperlihatkan unsur moeurs dalam Une Vie. Adapun yang disebut moeurs adalah kebiasaan-kebiasaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu yang berhubungan dengan perilaku moral dalam suatu tempat dan kurun waktu tertentu.
Pendekatan yang dipakai dalam skripsi ini adalah pendekatan struktural, yang analisisnya dipusatkan kepada karya itu sendiri. Untuk mendukung penelitian ini akan dipakai teori Roland Sarthes tentang hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik dalam karya, serta teori M.P. Schmitt dan A. Viala tentang hubungan teks dan acuan.
Analisis sintagmatik memperlihatkan pengulangan peristiwa petualangan cinta dalam satuan-satuan isi cerita. Selain itu, dari alur hubungan sebab-akibat yang dibentuk dari masing-masing pusat cerita atau tokoh (ada 8 cerita kecil yang berpusat pada 8 tokoh), terlihat bahwa unsur penyelewengan mendominasi tiap-tiap alur dan memotivasi setiap tindakan tokoh. Dengan demikian petualangan cinta tampak sebagai 'kebiasaan' atau moeurs.
Analisis paradigmatik terdiri atas analisis tokoh serta latar. Analisis tokoh memperlihatkan bahwa dari kedelapan tokoh, lima di antaranya memiliki sifat-sifat yang mengarahkan mereka pada kecenderungan untuk melakukan penyelewengan. Petualangan cinta sebagai moeurs didukung pula oleh sikap para penduduk desa umumnya yang menganggap penyelewengan cinta sebagai hal yang biasa.
Analisis latar yang meliputi analisis ruang dan waktu, memperlihatkan bahwa kebiasaan atau moeurs dalam perilaku, sehubungan dengan petualangan cinta, meliputi waktu yang luas, sejak akhir abad ke-18. Kebiasaan tersebut terjadi di daerah yang terpencil yang jarang berhu_bungan dengan dunia luar, yaitu di sekitar desa Yport di Normandia, sehingga kebiasaan itu bertahan lama di daerah tersebut.
Dengan demikian sesuai dengan tujuan penelitian, baik alur, pengaluran, tokoh, maupun latar dalam Une Vie mem-perlihatkan moeurs, yaitu moeurs petualangan cinta.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghna Honesty Ameera
"Artikel ini meneliti bentuk objektivikasi perempuan dan bagaimana tokoh perempuan yang merepresentasikan jenis kelamin kedua dalam cerpen Mouche terbebas dari objektivikasi dalam perspektif feminisme. Cerpen ini mengisahkan kehidupan Joseph Prunier dan keempat kawan lelakinya, N’a-qu’un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, dan Tomahawk, saat mereka menghabiskan waktu bersama-sama di sebuah kapal yang mereka beli. Kehidupan kelompok pertemanan yang hanya terdiri dari laki-laki itu berubah usai hadirnya seorang perempuan bernama Mouche. Dalam membedah pergeseran interaksi antar tokoh, penelitian ini menggunakan teori naratologi struktural Greimas (1982), konsep objektivikasi Nussbaum (1995), dan konsep feminisme Beauvoir (1949). Struktur naratif teks memperlihatkan alur cerita digerakkan oleh kehadiran Mouche sebagai tokoh perempuan. Kemudian, hasil analisis tematis menunjukkan tokoh perempuan dalam cerpen mengalami objektivikasi berupa instrumentality, denial of autonomy, dan ownership. Penelitian ini menemukan adanya upaya Guy de Maupassant sebagai penulis crepen menampilkan sisi lain perempuan melalui perubahan karakter tokoh perempuan. Tokoh Mouche berhasil membebaskan dirinya dari belenggu objektivikasi dengan perlawanan dan kekuatan yang dimilikinya.

This article examines the forms of objectification of women and the way the female character representing the second sex in the short story Mouche combats objectification from a feminist perspective. The story revolves around Joseph Prunier and his friends, N'a-qu'un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, and Tomahawk, as they spend time together on a boat. Their life changes upon the arrival of a woman named Mouche. In dissecting the shifting interactions between characters, this article uses Greimas' structural narratology theory (1982), Nussbaum’s concept of objectification (1995), and Beauvoir’s concept of existentialist feminism (1949). The narrative structure of the text shows that the storyline is driven by the presence of Mouche as a female character. The results of the thematic analysis show that the female character in this short story experiences objectification practices in the form of instrumentality, denial of autonomy, and ownership. This research found Guy de Maupassant’s attempt to portray another side of the female character, Mouche, through her character development. Mouche managed to free herself from the shackles of objectification with her resistance and power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Conny Handayani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T38875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>