Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yusra Firdaus
"Infeksi parasit usus yang terjadi pada anak anak dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan kognitif Pengetahuan dan informasi mengenai parasit usus berperan penting dalam menanggulangi infeksi parasit tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit usus murid SD di Bantargebang pada tahun 2012 Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional Data diambil pada tanggal 19 Januari 2012 sampai 22 Januari 2012 Total subjek penelitian sebanyak 246 murid dengan diminta untuk membawa feses Feses akan diperiksa secara mikroskopis dengan teknik pewarnaan lugol 1
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi square Murid yang positif terinfeksi akan ditatalaksana dengan antiparasit yang sesuai Hasil penelitian menunjukkan dari 121 murid yang mengumpulkan feses terdapat 75 murid 62 yang terinfeksi dengan rincian B hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B hominis G lamblia 11 73 B hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi infeksi parasit usus dengan jenis kelamin p 0 05 dan tingkat pendidikan p 0 05 Disimpulkan prevalensi infeksi parasit usus pada murid SD di Bantargebang 2012 adalah 62 dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan Kata kunci parasit usus soil transmitted helminth protozoa Bantargebang.

Intestinal parasitic infection that occurs in children may result in growth retardation and impaired cognitive development Knowledge and information on intestinal parasites play an important role in fighting parasitic infections This study aims to determine the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 The study design is a cross sectional view Data taken on 19th January 2012 to 22nd January 2012 Common research subject with the most 246 students were asked to collect stool Stool will be examined under microscope with 1 Lugol 39 s staining technique Results were analyzed using the chi square test Students who are infected are given appropriate antiparasitic
Results showed that of the 121 students collect faeces contains 75 students 62 were infected with details B Hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B Hominis G lamblia 11 73 B Hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 There was no significant difference between the prevalence of intestinal parasitic infections with gender p 0 05 and education level p 0 05 It is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 is 62 and does not refer to gender and level of education Keywords intestinal parasite soil transmitted helminths protozoa Bantargebang"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Izati
"ABSTRAK
Lingkungan dengan higienitas yang buruk ditambah dengan kurangnya pemahaman dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di banyak tempat di Indonesia menyebabkan masih tingginya prevalensi infeksi parasit usus di negara ini. Anak sekolah dasar merupakan kelompok yang paling rentan mengalami infeksi parasit usus. Apabila infeksi tersebut tidak ditangani, seorang anak dengan infeksi parasit usus akan mengalami penurunan kualitas hidup dengan terganggunya proses tumbuh kembang dan terhambatnya proses belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar. Desain studi yang digunakan ialah cross sectional dengan data yang diambil dari sebuah Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bekasi, yang berlokasi cukup dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir. Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ialah murid kelas 4, 5, dan 6 dengan total sebanyak 133 orang anak (total sampling). Setiap anak bertugas mengumpulkan pot feses yang isinya kemudian diperiksa di laboratorium dengan mikroskop.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68,1% murid kelas 4 terinfeksi parasit usus, sedangkan murid kelas 5 dan 6 yang terinfeksi sebanyak 51,4% dan 75,9%. Dari angka tersebut, diketahui bahwa ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara infeksi parasit usus dengan tingkat pendidikan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Bekasi pada tahun 2012.

ABSTRACT
An environtment with bad hygienity coupled with lack of understandimg amd implementation of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) in many place in Indonesia cause the prevalence of intestinal prasitic infection stays high. Primary school children have the most risk to get the infection. Intestinal parasitic infection that is not managed properly can decrease the quality of life and distrub the learning process.
The aim of this research is to understand whether there is an association between intestinal parasitic infection and level of education on primary school children. The design study used in this research is cross scetional study with data taken from two primary schools located at Kabupaten Bekasi, stands near a landfills. The samples for this research is the 4th, 5th, and 6th grade students with a total of 133 children (total sampling). Each children had to collect a pot filled with their faeces which will be examined later under the microscope.
The result shows that as many as 68,1% of the 4th grade children are infected, meanwhile the number of infection for the 5th and 6th grade children are as many as 51,4% dan 75,9%. From the numbers, known that there are no meaningful association between intestinal parasitic infecion with level of education on primary school children in Kabupaten Bekasi in 2012."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lantang, Anastasia Magdalena
"Infeksi parasit pada intestin merupakan masalah yang masih cukup sering ditemukan pada masyarakat Indonesia. Iklim yang tropis, sanitasi yang masih buruk, kebiasaan mencuci tangan yang masih kurang, serta kesadaran akan pentingnya mencegah penularan cacing yang masih belum merata menjadi faktor-faktor yang berkontribusi dalam tingginya angka infeksi parasit pada manusia. Pekerja kebun, sebagai salah satu subjek yang rentan akan infeksi Soil Transmitted Helminthes. Paparan terhadap tanah serta tidak dipakainya alat pelindung diri dapat menyebabkan mudahnya para pekerja keun untuk tertular cacing melalui penetrasi pada kulit. Pemilihan riset pada pekerja kebun di pacet, Cianjur dilandasi alasan bahwa lokasi Pacet, Cianjur merupakan area dimana sosio-ekonomik masyarakat masih rendah, sehingga berhubungan dengan sanitasi yang juga masih buruk di daerah tersebut. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode Cross Sectional, di mana terdapat 43 subjek menggunakan total sampling. Dalam riset ini, subjek diminta untuk mengumpulkan feses sendiri yang pada akhirnya akan diperiksa dengan metode wet mount menggunakan lugol 1%. Setelah dilakukan pemeriksaan feses, pekerja kebun yang mendapatkan hasil positif menerima pengobatan. Data yang diperoleh lalu di proses menggunakan SPSS Program ver. 11.5 dan dianalisa dengan menggunakan metode Fisher Exact.
Hasil pada pemeriksan ini menunujukan adanya 11 pekerja kebun yang positif terinfeksi parasit intestin, dengan rincian infeksi 25.5 %. dengan Blastocyst hominis (18.6 %), Entamoeba coli ( 2.3%), dan Trichuris trichiura (2.3 %). Lalu teradpat pula infeksi campuran dari B.hominis and E.coli (2.3%). Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa prevalensi infeksi parasit intestin pada para pekerja kebun di Pacet, Cianjur tergolong rendah. Ini disebabkan adanya monitor dari pihak perkebunan yang memastikan para pekerja untuk selalu memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan dan sepatu boot. Selain itu, setiap 5 pekerja diawasi dengan 1 orang supervisi yang memungkinkan adanya pengawasan yang ketat terhadap pemakaian alat pelindung diri. Berikutnya, para pekerja juga diharuskan untuk mencuci tangan setiap selesai bekerja menggunakan sumber air yang bersih yang telah disediakan perusahaan. Namun, walaupun prevalensi sangat rendah, para pekerja disarankan untuk tetap mempertahankan kebiasaan yakni mencuci tangan setelah berkerja dan sebelum makan, memakai alat pelindung diri, serta defekasi pada tempat yang tepat. Selain itu edukasi terus menerus tetap harus diberikan pada para pekerja dan keluarga sehingga dapat terbentuknya kesadaran tinggi terhadap bahaya infeksi parasit intestin.

Intestinal parasitic infection is still considered prevalent among society in Indonesia. Tropical climate, poor sanitation, lack of awareness of the use of hand washing hand, as well as lack of education about intestinal parasitic infection are contributing factors to the high number of infection. Plantation workers as the subjects of the research are those who are prone to infection, especially soil-transmitted helminthes. Frequent exposure to soil and also lack of knowledge of self-protection devices made them vulnerable to infection. The location of the research was in Pacet, Cianjur. This place is chosen due to the fact that the low socio-economic status among the society, and poor sanitation were still common in this area. The method of this research is using Cross Sectional study, in which 43 subjects were assessed using total sampling. In order to do this research, subjects were asked to gave their feces to be examined. After feces collection, the feces were observed under microscope using the wet mount staining method. Then, based on the data obtained, data was processed using SPSS program ver. 11.5 and analyzed using Fisher Exact.
This examination showed that 11 of planation workers were infected with intestinal parasitic infection with the percentage of 25.5 %. The most frequent type of infection is Protozoan infection consisting of Blastocyst hominis (18.6 %), Entamoeba coli( 2.3%), and Trichuris trichiura (2.3 %). There is also mixed infection of B.hominis and E.coli (2.3%). From the data stated before, it is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infection among plantation wokers in Pacet, Cianjur is low. This is due to the fact that each of five workers were monitored by one supervisor. This was intended to make sure that all workers wear self-protection, such as gloves and boots. Moreover, all the workers were also required to wash their hands every time they finish their work with clean water sources provided by the company. However, even though the prevalence was low, all the workers are suggested to keep implementing the healthy habit by always wash their hand after working and before eating, wearing self-protection devices during work, as well as defecating in proper place. Furthermore, continuous education should always be given to all workers and family to keep up their awareness toward intestinal parasitic infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nisrina Luthfiyani
"TPA Bantar Gebang setiap harinya menampung 4.000 ton sampah dari DKI Jakarta. Dengan adanya tumpukan sampah, masyarakat sekitar banyak yang berkontak langsung dengan sampah. Sampah diduga menimbulkan masalah kesehatan termasuk infeksi parasit usus. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mencari angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan kontak dengan sampah di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Pada Mei 2012 dilakukan penelitian cross sectional dengan pengambilan data consecutive sampling. Dari 122 data dan diolah dengan chi-square didapatkan angka infeksi parasit usus di TPA Bantar gebang adalah 73%. Selain itu hasil menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara kontak dengan sampah dan infeksi parasit usus (p = 0,019). Dengan tingginya angka infeksi parasit usus di Bantar Gebang ini, perlu adanya pencegahan kepada anak-anak dengan melakukan edukasi kesehatan yang baik.

Bantar Gebang holds 4,000 tons of garbage daily from Jakarta. With these pile of garbage, the community has a lot of direct contact with the garbage. Garbage suspected cause health problems including intestinal parasitic infections. This study aims to find the infection of intestinal parasites and its relationship to the contact with the garbage in Bantar Gebang, Bekasi. On May 2012 a cross sectional study was conducted with consecutive sampling data retrieval. About 122 data has been collected and processed by chi-square and the infection of intestinal parasites was found in 73% of the children. Also, results showed that there is a significant relationship between contact with garbage and intestinal parasitic infection (p = 0,019). With this high prevalence of parasitic infection, health education should be provided."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Vania Syarira
"ABSTRAK
Background Intestinal parasitic infections are most prevalent in tropical and subtropical regions, especially in developing countries. Due to low sanitation and the lack of adequate water, intestinal parasitic infections are still one of the largest ongoing problems in Indonesia, due to the high prevalence and mortality of the infection. The high rates of intestinal parasites infection are influenced by several factors, such as education level, occupation, and also living environment. The most prominent group age that is infected by the parasites is the school age children. School age children have a high dependency on their parents, thus adding another factor to those three factors mentioned previously. The data shows the correlation between parent rsquo s occupation and intestinal parasitic infection in school age children in South Jakarta.Method Samples were obtained from the stool collection of 157 students of SDN Kalibata 04 Pagi and questionnaires. The stool collection was then examined directly by lugol and eosinstaining. The questionnaire was given to the parents to obtain their socioeconomic status and also their educational level. Results There is 38.2 of students that have intestinal parasite infection. On the other hand, statistically, there is no correlation between socioeconomic status of the parents and the incidence of intestinal parasitic infection of the subject, this could be seen in the statistical analysis of parent rsquo s occupation p 1.0 and parent rsquo s income p 0.5 . Educational level also did not have any correlation in the incidence of intestinal parasitic infection of the subjects p 1.0 Conclusion Overall, the incidence of parasite infection in school age children is high, there is no correlation between the incidence of intestinal parasitic infection in SDN Kalibata 04 Pagi students with their parent 39 s socioeconomic status and educational level.

ABSTRAK
Infeksi parasit usus sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, terutama di negara-negara berkembang. Hal ini sebagai akibat dari sanitasi yang rendah dan kurangnya air yang cukup. Infeksi parasit usus masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia, ini adalah karena prevelensinya yang tinggi dan juga efek fatal infeksi. Tingginya tingkat infeksi parasit usus bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan juga hidup. Yang paling sering terinfeksi oleh parasit usus adalah kelompok usia anak-anak usia sekolah. Anak usia sekolah memiliki ketergantungan yang tinggi dari orang tua mereka, sehingga menambah faktor lain untuk tiga faktor yang disebutkan sebelumnya. Data penelitian sebelumnya menunjukkan korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dan infeksi parasit usus pada anak-anak usia sekolah di Jakarta Selatan.Metode: Data sampel diperoleh melalui koleksi tinja dari 157 siswa dari SDN Kalibata 04 Pagi dan kuesioner. Sampel tinja kemudian diperiksa langsung untuk mengetahui adanya infeksi parasit usus menggunakan pewarnaan lugol dan eosin. Kuesioner yang diberikan bertujuan untuk mengetahui status sosial ekonomi dan pendidikan orang tua.Hasil: Insidens infeksi parasit usus di SDN Kalibata 04 adalah 38.2 . Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan kejadian infeksi parasit usus siswa, hal ini dapat dilihat pada analisis statistik pendudukan orang tua p = 1,0 dan pendapatan orang tua p = 0,5 . Tingkat pendidikan juga tidak memiliki korelasi dalam kejadian infeksi parasit usus siswa p = 1,0 Kesimpulan: Secara keseluruhan, infeksi parasit usus di SDN 04 pagi cukup tinggi, namun tidak ada korelasi antara kejadian infeksi parasit usus pada siswa SDN Kalibata 04 Pagi dengan status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua mereka. Kata kunci: status sosial ekonomi, infeksi intestinal, parasite"
[;;, ]: 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Fajar Priarti
"Infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Masalah infeksi cacing soil transmitted helminth dan protozoa paling banyak terjadi pada anak usia sekolah. Infeksi parasit usus ini erat kaitannya dengan kebiasaan penggunaan tempat buang air besar. Kebiasaan buang air besar yang tidak pada tempatnya dapat menyebabkan kontaminasi tanah maupun air disekitarnya, sehingga meningkatkan kejadian infeksi parasit usus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantargebang, Bekasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional pada 139 anak usia 0-13 tahun yang diambil secara consecutive sampling. Data yang diambil dari responden berupa data primer melalui pengisian kuisioner dan pemeriksaan feses.
Kemudian data diolah menggunakan spss 11.5 for windows. Variabel pada penelitian ini adalah infeksi parasit usus dan kebiasaan tempat buang air besar yang dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian didapat angka infeksi parasit usus pada anakanak di TPA Bantargebang sebesar 74,1%. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara penggunaan tempat buang air besar dengan infeksi parasit usus (P>0,05).

Intestinal parasitic infection is one of the biggest health problem in the world. The soil transmitted helminth and intestinal protozoa infections most common in schoolage children. Intestinal parasitic infection is closely related with toilet usage behavior. Defecation at the wrong places can lead to contamination of the surrounding soil and water, thereby increasing the incidence of intestinal parasitic infection. The aim of this study to determine the prevalence of intestinal parasitic infection in children at landfill Bantargebang. This study was conducted with a crosssectional method on 139 children aged 0-13 years were taken by consecutive sampling. Data taken from respondent was primary data through questionnaire and stool examination.
Then the data was processed using spss 11.5 for windows. Variable in this study are the intestinal parasitic infection and the toilet usage behavior. This data was analyzed by chi-square test. The result show the prevalence of intestinal parasites in children at landfill Bantargebang is 74,1%. The result also showed no significant association between toilet usage and intestinal parasitic infection (P>0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdanti Rahma Putri
"Infeksi parasit usus banyak dijumpai di negara berkembang dan erat kaitannya dengan kebersihan diri dan lingkungan. Faktor lingkungan yang diduga ikut berperan dalam transmisi parasit adalah keadaan lantai rumah. Penelitian dengan desain crosssectional ini bertujuan untuk mengetahui angka infeksi parasit usus dan hubungannya dengan keadaan lantai rumah pada anak-anak di TPA Bantar Gebang. Data diambil bulan Maret 2012 dengan subjek penelitian berjumlah 122, diolah menggunakan program SPSS versi 16.00, dan dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi parasit usus sebesar 73% dan berhubungan bermakna dengan infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang Bekasi (p=0,047), di mana lantai rumah yang terbuat dari tanah meningkatkan risiko penularan infeksi parasit usus.

Intestinal parasitic infections are found in many developing countries and is closely related to personal and environmental hygiene. One of the environmental factors suspected responsible for the intestinal parasite transmission is the house floor condition. This study with cross-sectional design was aimed to determine the infection rate of intestinal parasites and its relationship with the house floor condition in children in Bantar Gebang. Data was taken in March 2012 with 122 consecutive sampling, processed using SPSS version 16, and was analyzed by chi square test. The results showed intestinal parasitic infection rate by 73% and was significantly associated with intestinal parasitic infections (p = 0.047), in which floor made of soil increases the transmission risk of intestinal parasitic infections."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Kristi Utami
"ABSTRAK
Infeksi parasit usus masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia terutama pada masyarakat dengan kondisi sanitasi yang buruk. Masalah infeksi parasit usus perlu mendapat perhatian karena dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi parasit usus pada murid sekolah dasar di Kecamatan Setu, Bekasi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan subjek murid sekolah dasar negeri dan madrasah ibtidaiyah. Subjek diberikan penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan lalu diminta mengumpulkan feses keesokan harinya. Pemeriksaan feses dilakukan di laboratorium parasitologi dengan cara pemeriksaan langsung. Jumlah sampel yang diperoleh adalah 133 pot feses.
Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat infeksi parasit usus sebesar 65,4% yang didominasi oleh Blastocystis hominis. Murid laki-laki yang terinfeksi adalah 72,1% dan perempuan 59,7%. Murid madrasah yang terinfeksi sebanyak 66,6% dan murid sekolah dasar negeri 64,67%. Uji chi square menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada infeksi parasit usus dengan jenis kelamin (p=0,134) maupun jenis sekolah (p=0,792). Kesimpulannya, infeksi parasit usus tidak berhubungan dengan jenis kelamin maupun jenis sekolah.

ABSTRACT
Intestinal parasites infection is a widespread problem in developing countries, including Indonesia. It spreads among the people living in overcrowded population with poor sanitation and lack of clean water. This problem needs attention because it gives negative impacts on the growth and development process of children. The purpose of this research is to find the prevalence of intestinal parasite among elementary school students in Setu, Bekasi. This research is an analytical-observative research with cross-sectional study using students in state elementary school and madrasah ibtidaiyah as subjects. Explaining the procedure and collecting samples on the next day were conducted in this research. The examination uses direct examination method using microscope in parasitology laboratorium.
From 133 samples, there were 65,4% positive result. Most of them are Blastocystis hominis. Prevalence of parasites on boys are 72,1% and on girls are 59,7%. Prevalence of parasites was 66,6% in madrasah ibtidaiyah and 64,67% in state elementary school. Chi square test shows that there is no relationship between intestinal parasite infection with either gender (p=0,134) or type of school (p=0,792). It means all boys and girls studying in state elementary school or madrasah ibtidaiyah have the same possibility to be infected by intestinal parasites."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Parasites Without Borders, Inc, 2017
616.96 PAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Stanley
"Ascaris lumbricoides merupakan salah satu cacing gelang penyebab infeksi terbanyak di dunia. Cacing ini biasanya banyak ditemukan pada wilayah dengan suhu yang tinggi serta di tempat dimana di suatu komunitas tidak terdapat kebersihan dan sanitasi yang baik. Sekitar 1.2 miliar orang di dunia tercatat terinfeksi cacing A. lumbricoides dengan insiden sekitar 60.000 - 140.000 kasus per tahun. Data diambil dari 185 peserta dari wilayah Ende, Nusa Tenggara Timur. Peserta yang diikutsertakan merupakan anak - anak dengan umur 5 - 17 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai apakah terdapat telur dari cacing A. lumbricoides sebagai penanda infeksi dan hubungannya dengan indeks massa tubuh peserta yang terinfeksi. Penilaian keberadaan telur dilakukan dengan menggunakan teknik RT-PCR dan setelah itu data dianalisa menggunakan chi-square serta unpaired t-test. Dari total 185 peserta, sebanyak 53 peserta ditemukan terinfeksi cacing A. lumbricoides. Namun, tidak ditemukan hubungan antara infeksi cacing dengan rendahnya indeks masa tubuh peserta. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ascariasis dengan indeks massa tubuh yang rendah pada anak - anak di wilayah Ende, Nusa Tenggara Timur. Namun, karena penelitian ini merupakan studi cross-sectional, penelitian ini tidak dapat menyimpulkan apabila peserta penelitian sudah memiliki indeks massa tubuh yang rendah sebelum terjadi infeksi cacing A. lumbricoides. Oleh karena itu, studi cohort pada topic ini tetap menarik untuk terus dilakukan investigasi lebih lanjut.

Ascaris lumbricoides infection is one of the most common roundworm helminth infections worldwide. It has been shown that ascariasis may lead to impaired growth and wasting in children, especially children living in rural area. This study aimed to assess the relationship between ascariasis and body mass index (BMI)-for-age in school-aged children. The data was obtained from 185 participants aged 5 – 17 years old in Ende District, East Nusa Tenggara. The presence of A. lumbricoides eggs was detected in stool by using real time PCR.The nutritional status of the participants was assessed by calculating the body mass index for age z-score (BAZ). From 185 participants, it was found that there were 28.65% of the participants who were infected with A. lumbricoides and 50.81% were found to have low BAZ score. No significant association was found between A. lumbricoides infection and nutritional status based BAZ (OR=1.23, 95%CI=0.65-2.32, p > 0.05). In addition, there was no relationship between ascariasis and BAZ with gender or age of participants. This research shows that there was no significant relationship between ascariasis and lower BAZ in children living in Ende, East Nusa Tenggara. Further study should consider other factors which could lead to the high prevalence of low BAZ in this population so that consider other factors such as coinfections, previous nutritional status. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>