Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Maulana Nazri
"Kondisi cuaca seringkali menjadi penyebab kerusakan permukaan jalan.
Penggunaan bahan tambah pada aspal menjadi solusi alternatif untuk menjadikan
aspal memiliki ketahanan terhadap suhu maupun air. Penelitian ini dimaksudkan
penggunaan limbah serabut kelapa pada bitumen pen 60/70 sebagai beton
campuran panas yang dimodifikasi. Pengujian karakteristik aspal meliputi:
penetrasi sebelum dan setelah kehilangan berat aspal, titik lembek, titik nyala dan
bakar, daktilitas, berat jenis, kelarutan dalam TCE. Semua pengujian telah
dilakukan dengan variasi ukuran serat 0.5cm, 0.75cm, 1cm dalam persentase serat
terhadap berat bitumen 0.5%, 0.75%, dan 1%. Penurunan terjadi pada pengujian
penetrasi sebelum kehilangan berat, daktilitas dan kelarutan dalam TCE, serta
meningkat pada pengujian penetrasi setelah kehilangan berat, titik lembek, titik
nyala dan bakar, berat jenis dan penurunan berat. Penggunaan serat sabut kelapa
sebagai bahan tambah pada aspal telah menunjukkan peningkatan ketahanan aspal
terhadap pengaruh temperatur. Kandungan 0.75% serat terhadap berat bitumen
telah menunjukkan hasil terbaik.

Weather conditions are often the cause of damage to the road surface . The use of
materials added to asphalt be an alternative solution to make asphalt have
resistance to temperature and water . This research aimed at using waste coconut
fiber pen bitumen 60/70 as modified hot mix concrete . Testing of bitumen
characteristics include : penetration before and after losing weight bitumen ,
softening point , flash point and burn , ductility , density , solubility in TCE . All
tests have been done with the variation of fiber size 0.5cm , 0.75cm , 1cm in
percentage of the weight of bituminous fiber 0.5 % , 0.75 % , and 1 % . The
decline occurred in penetration testing before losing weight , ductility and
solubility in TCE , as well as increases in penetration testing after losing weight ,
melting point , flash point and burn , density and weight . The use of coconut coir
fiber as the material added to the asphalt pavement has shown an increased
resistance to the effects of temperature . Fiber content of 0.75 % by weight of the
bitumen has shown the best results ."
2013
S53092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Herman Yuwono
"Komposit dengan matriks polimer dan penguat serat telah menjadi material yang dipakai secara meluas pada aplikasi-aplikasi struktural dimana dibutuhkan rasio kekuatan dan kekakuan terhadap berat yang tinggi. Walaupun demikian komposit serat dengan matriks polimer memiliki kelemahan terhadap pembebanan tekan. Satu dan sekian banyak penjelasan untuk hal ini adalah karena mekanisme perpatahan mikro plastis (plastic microbuckling) yang disebabkan oleh adanya ketidak-lurusan serat (fibre misalignment, deformasi plastis matriks serta kehadiran peningkat tegangan seperti daerah kaya resin (resin-rich region). Pada aplikasi kelautan dalam iklim tropis seperti di Indonesia, kelemahan ini diperbesar oleh adanya mekanisme penurunan modulus kekakuan matriks polimer oleh absorpsi ion-ion klorida dari air laut, oksidasi dari udara serta serangan sinar ultraviolet matahari terhadap rantai karbon polimer. Sebagai salah satu pertimbangan untuk mendisain material komposit bagi aplikasi-aplikasi tersebut, informasi visual mengenai tahapan terjadinya kerusakan oleh perpatahan mikro plastis sebagai mekanisme dominan kegagalan tekan pada komposit matriks polimer perlu dipahami dengan baik. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan sebagai suatu usaha untuk memodelkan mekanisme perpatahan mikro-plastis tersebut, yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh benda uji komposit yang telah diekspos dalam lingkungan air laut.
Pengujian tekan uniaksial telah dilakukan pada komposit model yang memiliki ketidak sempurnaan berupa daerah ketidak lurusan serat terbatas. Komposit model dibuat dari lembaran-lembaran Baja tipis yang direkat dengan adhesive film (resin epoksi). Teknik perekaman dengan video digunakan untuk memperoleh tahapan-tahapan kerusakan yang terjadi pada benda uji dengan jelas. Dengan menggunakan komposit model dan teknik tersebut, awal terjadinya perpatahan mikro (microbuckling) serta tahap-tahapan kerusakan dapat diamati secara eksperimental dengan baik terutama pada benda uji yang belum diekspos dalam air laut. Pada benda uji yang telah diekspos dalam air laut mekanisme kerusakan yang dominan adalah splitting yang merupakan konsekuensi penurunan atau degradasi ikatan antar muka serat dan matriks. Hasil pengujian temperatur transisi gelas (g) mengindikasikan penurunan modulus kekakuan komposit yang selanjutnya akan menurunkan kekuatan tekan komposit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabila Anindita
"Kebutuhan material semikonduktor untuk industri elektronika di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan tren sumbangan dari industri elektronika terhadap ekspor industri yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun demikian, ternyata Indonesia masih mengimpor bahan baku material semikonduktor. Permasalahan lain dari penggunaan material semikonduktor adalah komponen semikonduktor yang tidak dipergunakan lagi akan dibuang menjadi sampah plastik yang sulit diuraikan. Oleh karena itu pembuatan material semikonduktor yang berasal dari bahan alam dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Salah satu material yang dapat digunakan untuk material semikonduktor adalah komposit serat nata de coco dengan filler silika. Metode yang digunakan untuk membuat komposit serat nata de coco dengan filler silika adalah metode perendaman dengan variasi ukuran partikel silika, konsentrasi suspensi silika, dan lama perendaman. Dari hasil SEM-EDX dapat diketahui bahwa silika telah terdeposisi pada serat. Hasil uji konduktivitas listrik menunjukkan bahwa semua komposit yang dihasilkan bersifat semikonduktor. Nilai konduktivitas tertinggi sebesar 1,21 x 10-5 S/cm atau kurang lebih 48 kali konduktivitas serat nata de coco polos dihasilkan dari komposit serat nata de coco/silika dengan ukuran partikel 370 nm, konsentrasi suspensi 6%w/v, dan lama perendaman 3 hari.

The needs of semiconductor material for the electronic industry in Indonesia is increasing each year according to the postive trend of export from electronic industry in Indonesia. In contrast, the fact that Indonesia actually still import the raw material for the semiconductor material that is used in electronic industry is ironic. Another problem comes from the use of semiconductor material is that the unused semiconductor component can be a plastic waste that needs a long time to be degraded. As a solution for this condition, the making of semiconductor material from natural substances is needed. One of the natural substances that can be used as the semiconductor material is nata de coco fiber composite with silica filler. The submerged method is used in the production of nata de coco fiber composite with silica filler by using the immersion time, concentration of nanosilica suspension, and the size of silica particle as the variations. From the SEM-EDX results, it can be seen that silica particle is deposited on the nata de coco fiber. From the conductivity characterization, it is known that all of the composite can be categorized as semiconductor material. The highest electric conductivity, 1,21 x 10-5 S/cm or about 48 times higher than the conductivity of nata de coco fiber, is reached from the nata de coco fiber composite with silica filler that has a particle diameter of 370 nm, and submerged in silica suspension with concentration 6% w/v for 3 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan rekat geser resin komposit serat sebagai substuktur dengan resin komposit partikulat berbeda komposisi. Resin komposit partikulat G-aenial posterior Kelompok A, 10 spesimen dan Tetric N-ceram Kelompok B,10 spesimen digunakan sebagai lapisan atas resin komposit serat EverX Posterior. Uji kuat rekat geser dilakukan menggunakan UTM dengan beban 100 kgf dan crosshead-speed 0.5 mm/menit. Data dianalisis menggunakan uji statistik independent sample t test. Hasil penelitian menunjukan nilai rerata kuat rekat geser yakni 18,64 1.5 MPa A dan 22,05 1,8 MPa B . Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kuat rekat geser yang bermakna pada kedua kelompok.

The aim of this study was to identify shear bond strength fiber reinforced composite as a substructure with different composition of particulate filled composite. Particulate filled composite G aenial posterior Groups A, 10 specimen and Tetric N ceram Groups B, 10 specimen used as an upper layer of FRC EverX Posterior. Shear bond strength test was performed using UTM with a load of 100 kgf and crosshead speed of 0.5 mm min. Data were analyzed using statistical test independent sample t test. The result of this study showed the mean shear bond strength values are 18,64 1.5 MPa A and 22,05 1,8 MPa B . It was concluded that there is a significance difference of shear bond strength between two groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Shafira Widya Putri
"Serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah kelapa sawit yang pemanfaatannya masih sangat kurang di Indonesia. Serat ini memiliki potensi besar untuk menjadi bahan alternatif pengganti karbon hitam dan silika sebagai penguat dalam komposit karet. Akan tetapi, diperlukan coupling agent untuk meningkatkan kompatibilitas antarmuka karet alam dengan serat TKKS. Coupling agent hibrida poliisoprena-pati digunakan untuk meningkatkan kompatibilitas tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh komposisi serat TKKS dan coupling agenthibrida poliisopren-patiterhadap sifat mekanik komposit karet alam-serat TKKS. Karakterisasi Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy dan Scanning Electro Microscope (SEM), serta pengujian tarik dilakukan untuk medukung tujuan penelitian ini. Didapatkan kondisi optimal komposisi serat TKKS dan coupling agent hibrida poliisoprena-pati dalam komposit karet alam-serat TKKS yang meningkatkan kekuatan tarik hingga sebesar 26,568 MPa dan Modulus Young sebesar 1,117 MPa. Hal ini menandakan daya ikat antarmuka karet alam dengan serat TKKS meningkat dengan menggunakan coupling agent hibrida poliisoprena-pati. Peningkatan ini menunjukkan kompatibilitas karet alam dengan serat TKKS juga meningkat.

Oil palm empty fruit bunch (OPEFB) fiber is a palm waste that its utilization is lacking in Indonesia. This fiber has a great potential to be an alternative material to substitute carbon black and silica as fillers on natural rubber composite. However, a coupling agent is needed to enhance the compatibility of natural rubber and OPEFB fiber. Polyisoprene – starch hybrid based coupling agent was used to enhance this compatibility. This research was conducted to observe the effect of OPEFB fiber and polyisoprene – starch hybrid based coupling agent processes on mechanical properties of natural rubber – OPEFB fiber composite. Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy and Scanning Electron Microscope (SEM) characterizations, also tensile test was done to support the objective of this research. The optimum compositions of fiber and coupling agent were obtained in which the tensile strength and Young's Modulus were increased up to 26,568 MPa and 1,117 MPa, respectively. This result showed that polyisoprene – starch hybrid coupling agent enhanced the interface adhesion of natural rubber and OPEFB fiber. This enhancement meant the compatibility of natural rubber and OPEFB fiber was also enhanced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianny Tirta
"Seiring dengan semaldn meningkatnya pemlintaan akan material dengan karakteristik unik yang tidak dimiliki logam, material komposit mulai diminati karena kekuatan terhadap berat yang tinggi. Salah satu jenis komposit tersebut adalah komposit poliester berpenguat serat E-glass. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai matenal tersebut dalam lingkungan keija yang aneka ragam Salah satu jenis lingkungan yang dapat ditemui oleh serat gelas/poliester adalah lingkungan dimana terdapat kombinasi antara kelembaban dan temperatur tinggi (higrotermal) yang dapat menyebabkan degradasi pada matriks serta ikatan antara serat-matriks. Penelirian ini bertujuan unluk melihat pengaruh perlakuan higrotermal terhadap kekuatan lentur komposit serat gelas/poliesten Sampel untuk penelitian dibuat dari matriks poliester yang diperkuat dengan dua jenis serat, yaitu CSM (Chopped Strand Mat) dan WR (Woven Roving). Susunan lapisan adalah 3 CSM/ IWR/3 CSM/1 WR/2 CSM dan dibuat dengan metode laminasi basah. Sebelum diberi perlakuan sampel ditimbang terlebih dahulu. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman dalam media air ledeng pada temperatur 26°C, 60° C dan 90°C selama 504 jam, Setelah perendaman, dilakukan penimbangan sampel. Kemudian dilakukan pengujian lentur sesuai dengan standar ASTM D790-81. Pada sampel, baik yang diuji lentur maupun tidak dilakukan pengamatan makro. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa berat sampel meningkat dengan semakin tingginya temperatur perendaman.Peningkatan berat sampel dan ternperatur perendaman diikuti dengan penurunan nilai kekuatan dan modulus lentur. Turunnya kedua nilai ini terjadi karena perendaman menyebabkan difusi air ke dalam matriks sehingga merusak matriks serta ikatan serat-matriks. Sedangkan pengarnatan foto makro memperlihatkan bahwa mode perpatahan yang dominan adalah mode perpatahan interlaminar terutama pada serat WR Bentuk perpatahan lain yang teramati adalah retak matriks, perpatahan Serat serta fiber pull-out."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Latief Himawan
"Penggunaan pelapis plastik dalam kemasan makanan sekali pakai memberikan dampak negatif bagi lingkungan seperti sumber tidak terbarukan dan limbah plastik di lingkungan. Hal ini membuat para ilmuwan berusaha mencari material alternatif plastik sebagai pelapis kemasan makanan yang terbarukan dan mudah terurai di alam. Salah satu material alternatif dengan potensi tinggi adalah selulosa nanofibril yang bersumber dari biomassa tanaman sehingga memiliki sifat terbarukan, namun memiliki sifat hidrofilik sehingga sifat penghalang air dan uap air tidak optimal. Untik meningkatkan sifat penghalang tersebut, dilakukan modifikasi permukaan gugus hidroksil pada permukaan selulosa nanofibril menggunakan metode grafting dengan asam laktat menjadi CNF-graft-PLA. Reaksi grafting tersebut dilakukan menggunakan oven pada suhu 100°C dan katalis SnCl2. Dilakukan optimasi waktu reaksi dan didapat waktu optimal didapat pada sampel 12 dan 24 jam dengan nilai Degree of Grafting (DoG) sebesar 0,13 dan 0,78. Waktu optimal tersebut lalu dilakukan variasi konsentrasi CNF:LA dengan rasio 1:1, 0,5:1, dan 0,25:1 dan polimer pelapis diaplikasikan ke kertas menggunakan metode bar coating. Polimer pelapis optimal dihasilkan pada sampel 24j 0,25:1 berupa peningkatan sebesar 20,2% pada sudut kontak air, dan 90,7% pada sudut kontak minyak. Selain peningkatan sifat penghalang, terdapat penurunan sebesar 25,3% pada daya serap air, 133,8% pada laju transmisi uap air, namun terjadi penurunan kekuatan gaya sobek sebesar 40,5%.

The use of single-use plastics in food packagings has a negative impact to the environment, such as non-renewable resources and plastic waste that is non-biodegradeable in nature. This causes scientists to look for an alternative materials that can be use to replace conventional plastics with added benefits of being renewable and biodegradeable. One of such materials with high potential in cellulose nanofibers from plant biomass which is renewable, but cellulose is hydrophilic in nature so the barrier properties against water and water vapor is not optimum. To increase its barrier properties, a surface modification need to be done with grafting method using lactic acid in-situ to make CNF-graft-PLA. The reaction can be done in mild 100°C oven and SnCl2 catalyst. The time-optimized CNF-graft-PLA was then futher optimized by varying CNF:LA concentration with a ratio of 1:1, 0.5:1, and 0.25:1 and the coating polymer was applied to the paper using the bar coating method. The optimum coating polymer was found to be 24h 0.25:1 and have increased properties of 20.2% in the water contact angle, 90.7% in the oil contact angle. There is also a decrease of 25.3% in water absorption capacity, 10.9% in oil absorption capacity, and 133.8% in water vapor transmission rate. However, there was a decrease in tear strength of 40.5% compared to untreated paper."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subrianto
"Penggunaan serat alami seperti serabut kelapa pada bahan semen memodifikasi sifat reologi dari bahan pada kondisi segar dan sifat mekanik pada kondisi keras. Sifat fisik dan kimia dapat mengubah interface antara serat dan matriks selama pengerasan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap matriks dan serat yang digunakan. Kemudian dilakukan proses fabrikasi sampel. Langkah terakhir dipelajari pengaruh beban yang diterapkan pada matriks terhadap ikatan antara matriks dan serat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan serabut dalam air yang digunakan dalam pasta menurunkan kekuatan matriks. Sedangkan adhesi antara makriks dengan serat meningkat seiring dengan meningkatnya konsolidasi matriks.

The use of natural fibers such as coconut fiber in cementitious materials modifies the rheological properties of the fresh material and mechanical properties in the hardened state. Its physical and chemical properties can modify the interface between fiber and matrix during hardening. Initially the study and presentation of matrix and fiber used are provided. Then the process of samples fabrication is presented. In the last step, the influence of the load applied on the matrix to the adhesion between the matrix and fibers. Test results show that the addition of coir in the water used in the paste decreases the strength of matrix and the fiber-matrix adhesion increases with the growth of the matrix consolidation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Evi Sofia
"Sebagian besar penelitian tentang evaporative cooling hanya berfokus pada proses termodinamika dan optimalisasi kinerja beberapa konfigurasi dasar, seperti direct evporative cooling (DEC) dan tipe tubular atau plat indirect evaporative cooling (IEC). Penelitian mengenai beberapa teknologi evaporative cooling terbaru seperti heat pipe IEC, dew point IEC dan semi indirect evaporative cooling, masih sedikit dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengkondisian udara yang menggunakan indirect evaporative cooling yang dikombinasikan dengan finned heat pipe sebagai pemindah panas dan cooling pad dari bahan serat alami. Tahapan awal dilakukan dengan melakukan studi literatur mengenai indirect evaporative cooling dan heat pipe, melakukan evaluasi terhadap penelitian yang pernah dilakukan, melakukan pengujian terhadap karakteristik finned heat pipe yang akan digunakan, melakukan penelitian terhadap bahan media pendingin berbahan serat alami yang akan digunakan, merancang bangun kombinasi indirect evaporative cooling dan finned heat pipe dengan media pendingin berbahan serat alami. Selain itu pada penelitian ini juga akan dicari beberapa hubungan atau korelasi antara parameter-parameter yang ada pada indirect indirect evaporative cooling dengan tujuan meningkatkan efektifitasnya. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa efektivitas indirect evaporative cooling meningkat ketika digunakan serat alami berbahan nanas dibandingkan dengan serat lain (rami dan luffa), nilai maksimumnya 90% untuk efektivitas wet bulb dan 71% untuk efektivitas dew point, serta nilai EER yang mencapai 62%. Selain itu kinerja finned heat pipe sebagai pemindah panas bekerja dengan baik pada sistem ini terbukti dengan nilai kapasitas pendinginan maksimum yang mencapai 1180W.

The majority of evaporative cooling research only considers the thermodynamic operations and performance enhancement of a few fundamental configurations, such as direct evaporative cooling (DEC) and indirect evaporative cooling (IEC) tubular or plate kinds. There is still little research on some of the most recent evaporative cooling techniques, including indirect evaporative cooling (IEC) heat pipes, indirect evaporative cooling (IEC) dew points, and semiindirect evaporative cooling. With the use of finned heat pipes for heat transfer, cooling pads made of natural fibers, and indirect evaporative cooling, an air conditioning system is being developed. The first stage involves researching indirect evaporative cooling and heat pipes in the literature, assessing previous research, testing potential finned heat pipe characteristics, researching potential cooling media materials made of natural fibers, and designing buildings with a combination of indirect evaporative cooling and finned heat pipes and a natural fiberbased cooling medium. In addition, this study will look for connections or correlations between the present indirect evaporative cooling factors in an effort to increase its efficiency. The results of this test demonstrate that using natural fibers made from pineapple increases the effectiveness of indirect evaporative cooling when compared to other fibers (ramie and luffa); the maximum value is 90% for the wet bulb effectiveness and 71% for the dew point effectiveness, and the EER value reaches 62%. Additionally, this system effectively transfers heat thanks to the finned heat pipes, as shown by the maximum cooling capacity of 1180 W."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findy Farthalia
"Komposit hijau merupakan komposit yang salah satu bahan penyusunnya terdiri dari bahan ramah lingkungan. Salah satunya menggunakan serat alam sebagai penguat. Salah satu jenis serat alam yang sering digunakan adalah kenaf. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemodelan sifat elastis komposit berpenguat serat kenaf Sumberejo dengan berbagai variasi matriks polimer. Variasi matriks polimer yang digunakan adalah polipropilena, poli asam laktat, epoksi dan poliester. Pemodelan komposit ini menggunakan teori Rule of mixture dan teori lamina yaitu specially orthotropic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memiliki regangan yang lebih rendah dibandingkan dengan tiga matriks polimer lainnya yaitu sebesar 0,61% untuk longitudinal dan 0,90% untuk transversal. Namun, komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga matriks polimer lainnya yaitu sebesar 9174 MPa untuk longitudinal dan 6639 MPa untuk transversal. Pemodelan sifat elastis komposit pada penelitian ini menunjukkan bahwa komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memliki sifat mekanik terbaik dibandingkan komposit berpenguat serat kenaf dengan matriks tiga polimer lainnya.

Green composite is a composite of which one of the constituent materials consists of environmentally friendly materials. One of them uses natural fiber as a reinforcement. One type of natural fiber that is often used is kenaf. This study aimed to obtain an elastic property model of Sumberejo kenaf fiber reinforced composites with a variety of polymer matrix variations. Polymer matrix variations used were polypropylene, polylactic acid, epoxy, and polyester. Rule of mixture and specially orthotropic lamina theories were applied to these composite models. The results of the study indicated that the epoxy/ Sumberejo kenaf fiber composite had lower strain compared to other three polymer matrices with the result of 0,61% for the longitudinal and 0,90% for the transverse. However, the epoxy/ Sumberejo kenaf fiber composite had higher elasticity modulus compared to the other three polymer matrices with the result of 9174 MPa and 6639 MPa for longitudinal and transverse directions respectively. The elastic property modeling from this study indicated that epoxy reinforced Sumberejo kenaf fiber composites had the best mechanical properties compared to the other three polymers reinforced Sumberejo kenaf fiber composites.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>