Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Nata
"Polusi merupakan masalah serius yang dialami oleh Indonesia saat ini, terutama beberapa tempat di kota besar yang memiliki aktifitas sehari-hari yang tinggi polusi sudah tidak dapat terhindarkan. Transportasi, sebagai salah satu penopang berjalannya ekonomi, merupakan salah satu penyumbang emisi CO2 terbesar dari segi jumlah.
Atas dasar polusi yang sudah tidak terbendung lagi, solusi untuk menangani permasalahan mendesak untuk dilakukan. Solusi yang diberikan dan didukung oleh pemerintah diantaranya adalah pengembangan dan produksi mobil listrik, meskipun pengembangan mobil listrik belum menemukan titik untuk dapat dilakukannya produksi masal, prototipe yang ada sudah cukup menjamin perkembangan mobil listrik di masa yang akan datang sehingga pemerintah dapat menjamin bahwa produksi masal akan mulai dapat dilakukan pada tahun 2017. Selain pengembangan, pemerintah juga melakukan kerjasama dengan perusahaan luar Indonesia untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri. Produksi sudah dilakukan sejak pertengahan 2013.
Solusi untuk menggunakan mobil listrik sebagai solusi isu lingkungan yang ada sudah tepat, hal ini dapat dibuktikan dengan penghitungan jumlah emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan BBM dan dibandingkan apabila dengan menggunakan kendaraan listrik. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan standar dari Departement of Environment , Food, And Rural Affairs 2010 (DEFRA 2010).

Nowadays polution is a serious problem that occure in Indonesia, especially pleces in some big cities that that has high daily activity, polution something that we cannot avoid. Transportation, as an economical property, is one of the most high contributor in CO2 emissions by its quantity.
In the basis of the case which is explained above, the solution to handle the problem is urgent to be done. The solution provided and supported by the government is including the development and production of electric cars, although the development of electric cars have not come across to a point to be able to do mass production, the existing prototype is sufficient to guarantee the development of electric cars in the future so that the government can ensure that mass production will began to be made in next years.
The solution touseelectric carsas a solution tothe environmentalissuesis precise, this can beproved bycalculatingthe amount ofCO2 emissions produced by the vehicle fuel and compare it with electric vehicles. The calculationis doneusing the standard of theDepartment ofEnvironment, Food, And Rural Affairs 2010 (DEFRA 2010).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Ekky Zakiyyah
"Kemacetan di kota Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi yang meliputi nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Pada sektor lingkungan, kemacetan menyebabkan konsumsi bahan bakar meningkat sehingga emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor juga meningkat. Emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor diantaranya merupakan gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer perlu dikendalikan. Jumlah gas rumah kaca yang berlebih di atmosfer, dapat mengakibatkan ancaman global warming. Untuk menangani hal tersebut, pada tingkat Internasional telah diadakan beberapa konvensi antar negara dan mekanisme untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Clean Development Mechanism (CDM) yang dihasilkan dari Protokol Kyoto memungkinkan bagi Indonesia selaku negara berkembang untuk dapat memanfaatkannya dalam perolehan dana, alih teknologi dan tenaga ahli pada kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk membangun Mass Rapid Transit Jakarta yang diharapkan dapat menjadi moda transportasi massal yang dapat mengatasi kemacetan di kota Jakarta. Potensi penurunan emisi CO2 dari adanya peralihan moda transportasi ke Mass Rapid Transit Jakarta, dapat diarahkan untuk memperoleh pendanaan Clean Development Mechanism (CDM).

Problems of congestion in the city causing economic losses include the value of time, fuel costs and health costs. In the environmental sector, congestion causes increased fuel consumption so that the emissions produced by motor vehicles also increased. Emissions produced by motor vehicles of which are greenhouse gases whose presence in the atmosphere need to be controlled. The amount of excess greenhouse gases in the atmosphere, can lead to global warming threat. To deal with such matters, at the International level has held several conventions between countries and mechanisms to reduce greenhouse gas emissions. Clean Development Mechanism (CDM) resulting from the Kyoto Protocol allows for Indonesia as a developing country to be able to utilize them in the acquisition of funds, transfer of technology and expertise in the activity reduction of greenhouse gas emissions. DKI Jakarta Provincial Government plans to build a Mass Rapid Transit Jakarta is expected to be a mode of mass transportation can address congestion in the city. CO2 emissions reduction potential of the transition mode of transport to Jakarta Mass Rapid Transit, can be directed to funding the Clean Development Mechanism (CDM)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30187
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Septi Nugraheni
"Pencemaran udara akibat gas rumah kaca (GRK) yang meningkat tiap tahun menyebabkan diperlukannya suatu inventarisasi emisi untuk mengetahui besarnya emisi GRK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sumber emisi GRK beserta karakteristiknya di Kecamatan Beji dan Cimanggis, mengestimasi jumlah emisi GRK, serta memetakan emisi GRK. Penelitian dilakukan dengan metode inventarisasi emisi sesuai dengan IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories tahun 2006 untuk sumber area dan sumber titik, sedangkan emisi GRK dipetakan menggunakan Sistem Informasi Geografis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Tugu di Kecamatan Cimanggis mengemisikan GRK terbesar sumber area dari permukiman dengan nilai emisi CO2, CH4, dan N2O masing-masing sebesar 49.822.433,7 kg; 171,07 kg; dan 17,49 kg. Sedangkan untuk sumber titik dari kegiatan industri, Kecamatan Cimanggis menyumbang emisi GRK terbesar dengan nilai emisi CO2, CH4, dan N2O masing-masing sebesar 7.877.852.787,01 kg; 124.787,18 kg; dan 12.542,18 kg.

Air pollution caused by greenhouse gas (GHG) that increases each year makes an emission inventory is needed to know how much GHG emission. This study aims to analyze the source of GHG emission and its characteristic in Beji and Cimanggis District, estimates GHG emitted, and maps GHG emission. This study uses an emission inventory method from IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories 2006 for area source and point source, and GHG emission is mapped with Geographic Information System.
The result shows that Tugu Village in Cimanggis District emits the biggest GHGs for area source from residential with emission values for each CO2, CH4, dan N2O are 49.822.433,7 kg; 171,07 kg; dan 17,49 kg. For point source from industrial activity, Cimanggis District emits the biggest GHGs with emission values for each CO2, CH4, dan N2O are 7.877.852.787,01 kg; 124.787,18 kg; dan 12.542,18 kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Putri Hariani
"Terjadinya fenomena perubahan iklim didorong oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya emisi GRK oleh kegiatan manusia. Salah satu kegiatan manusia yang mengemisikan GRK adalah kegiatan pengolahan air. Di Kota Bogor terdapat beberapa instalasi pengolahan air (IPA) diantaranya IPA Dekeng dan IPA Cipaku. Tujuan dari studi ini yaitu menghitung emisi GRK dari IPA Dekeng dan IPA Cipaku berdasarkan unit pengolahan, mengidentifikasi unit pengolahan dengan emisi tertinggi, membandingkan emisi dari IPA Dekeng dan IPA Cipaku dengan IPA lain berdasarkan kapasitas IPA, dan mengusulkan upaya reduksi emisi GRK untuk kedua IPA tersebut. Emisi GRK dari pengolahan air dapat dikuantifikasi berdasarkan komponen produksi bahan kimia, transportasi bahan kimia, reaksi bahan kimia, dan penggunaan listrik. Sementara untuk menghitung emisi GRK dapat menggunakan metode faktor emisi. Dari studi ini diperoleh hasil IPA Dekeng rata-rata mengemisikan 195.577 kg CO2eq/bulan dengan emisi spesifik 0,062 kg CO2eq/m3 air yang diproduksi dan IPA Cipaku rata-rata mengemisikan 52.897 kg CO2eq/bulan dengan emisi spesifik 0,079 kg CO2eq/m3 air yang diproduksi. Dari kedua IPA, emisi terbesar berasal dari unit koagulasi dengan persentase terhadap total emisi dari IPA mencapai 84% di IPA Dekeng dan 91% di IPA Cipaku. Kapasitas IPA tidak memiliki pengaruh terhadap emisi spesifik IPA. Yang mempengaruhi emisi spesifik IPA yaitu kualitas air baku, desain IPA, dan lokasi IPA. Apabila dibandingkan dengan IPA lain emisi dari IPA Dekeng dan IPA Cipaku termasuk paling kecil. Untuk mereduksi emisi di IPA Dekeng dan Cipaku, PDAM Tirta Pakuan dapat menerapkan Streaming Current Monitors (SCM) dan pemulihan koagulan yang masing-masing dapat mengontribusikan penurunan emisi sebesar 30% dan 24%
The phenomenon of climate change is driven by an increase in the concentration of greenhouse gases (GHGs) in the atmosphere. The increase was caused by increased GHG emissions by human activities. One of the human activities that emit GHG is water treatment. In the City of Bogor, there are several water treatment plants (WTP) including the Dekeng WTP and Cipaku WTP. The purpose of this study is to calculate GHG emissions from the Dekeng WTP and Cipaku WTP based on the treatment units, identify the treatment unit with highest emission, compare the emissions from the Dekeng WTP and Cipaku WTP with other WTPs based on the capacity of the WTPs, and propose efforts to reduce GHG emissions for the two WTPs . GHG emissions from water treatment can be quantified based on components of chemical production, chemical transportation, chemical reactions, and electricity usage. Meanwhile, to calculate GHG emissions, the emission factor method can be used. From this study it was obtained that the average Dekeng WTP emits 195,577 kg CO2eq/month with specific emissions of 0.062 kg CO2eq/m3 of water produced and Cipaku WTP emits 52,897 kg CO2eq/month with specific emissions of 0.079 kg CO2eq/m3 of water produced . Of the two WTPs, the largest emissions came from the coagulation unit with a percentage of the total emissions from WTP reaching 84% in the Dekeng WTP and 91% in the Cipaku WTP. The capacity of the WTPs has no influence on the specific emissions from the WTPs. Those that affect the specific emissions of the WTPs are the quality of raw water, design of the WTPs and location of the WTPs. When compared with other WTPs the emissions from the Dekeng WTP and Cipaku WTP are among the smallest. To reduce emissions in the Dekeng and Cipaku WTP, PDAM Tirta Pakuan can apply Streaming Current Monitors (SCM) and coagulant recovery, each of which can contribute to a reduction in GHG emissions of 30% and 24%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadsyah Yazid Putra
"Belanja bahan makanan di Jakarta umumnya dilakukan dan didominasi oleh perempuan dibandingkan laki-laki, meski tidak ada perbedaan antara keduanya dalam hal kilometer kendaraan yang ditempuh. Karakteristik perjalanan belanja masyarakat di Jakarta umumnya dilakukan dari rumah pada akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu, di mana hari Minggu paling sering dilakukan. Mayoritas pembeli mengunjungi lokasi belanja yang sama dengan tempat tinggal mereka. Perjalanan belanja bahan makanan di Jakarta sangat bergantung pada penggunaan transportasi pribadi, terutama sepeda motor. Pembeli juga selalu bepergian dengan orang lain, apakah pendamping bertanggung jawab untuk mengemudikan kendaraan atau membantu pembeli mengangkut bahan makanan.
Analisis regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa beberapa faktor berkontribusi terhadap VKT untuk perjalanan belanja bahan makanan di Jakarta, termasuk pendapatan bulanan, kepemilikan SIM, transportasi utama, waktu perjalanan ke halte, waktu perjalanan untuk perjalanan belanja bahan makanan, biaya perjalanan, dan perjalanan yang didampingi. Penjaja sebagai lokasi belanja akan menghasilkan VKT yang jauh lebih sedikit dari pada ketika pembeli mengunjungi pasar tradisional atau pasar modern. Mengurangi jarak tempuh perjalanan / kendaraan ke lokasi belanja berkontribusi pada sebagian besar pengurangan emisi gas rumah kaca dari perjalanan rumah tangga. Pembeli yang membeli bahan makanan mereka dari penjual akan mengurangi VKT mereka yang akan berdampak pada emisi kendaraan yang dihasilkan.

Shopping for groceries in Jakarta is generally conducted and dominated by women than men, although there is no difference between the two in terms of vehicle kilometers traveled. The characteristics of people's shopping trips in Jakarta are generally conducted from home on weekends, namely Saturday and Sunday, where Sunday is most often done. The majority of shoppers visit the same shopping location as their residence. Grocery shopping trips in Jakarta rely heavily on the use of private transportation, especially motorcycles. Shoppers also always travel with other people, whether the companion is responsible for driving the vehicle or helping the buyer transport groceries.
Ordinal logistic regression analysis shows that several factors contribute to the VKT for grocery shopping trips in Jakarta, including monthly income, driving license ownership, main transportation, travel time to bus stops, travel time for grocery shopping trips, travel costs, and accompanied trips. Peddlers as shopping locations will generate significantly less VKT than when shoppers visit traditional markets or modern markets. Reducing travel/vehicle mileage to shopping locations contributes to a large part of reducing greenhouse gas emissions from household travel. Shoppers who buy their groceries from peddlers will reduce their VKT which will have an impact on the resulting vehicle emissions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu
"Pengelolaan sampah dari Kota Jakarta Barat adalah pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah di landfill TPST Bantar Gebang. Dengan hampir penuhnya kapasitas TPST Bantar Gebang, diperlukan fasilitas pengolahan sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke landfill. Fasilitas pengolahan sampah dapat memroses sampah kemudian dimanfaatkan sebagai energi listrik. Decision Matrix dan parameter tambahan digunakan untuk menilai teknologi pemroses sampah menjadi energi listrik yang sesuai dengan kondisi Jakarta Barat saat ini. Penerapan teknologi MBT di Jakarta Barat selain dapat mengurangi sampah yang dikirim ke landfill juga dapat memperbaiki pengelolaan sampah serta menghasilkan RDF dengan potensi energi listrik yang tinggi. Penerapan teknologi insinerasi dan anaerobic digestion dapat dilakukan setelah sistem pengelolaan sampahnya maju dan adanya insentif ekonomi.

Jakarta Barat waste management is by collecting, transporting, and disposing of waste at the Bantar Gebang TPST landfill. The capacity of the Bantar Gebang TPST is almost full, waste processing facilities are needed to reduce the amount of waste sent to the landfill. Waste processing facilities can process waste and then convert it to electrical energy. The Decision Matrix and additional parameters are used to assess waste to energy technology that is suitable for the current conditions in Jakarta Barat. The application of MBT technology in Jakarta Barat, apart from being able to reduce waste sent to landfills, can also improve waste management, and produce RDF with high electrical energy potential. Incineration and anaerobic digestion technology can be applied after the waste management system is advanced and the implementation of economic incentives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Erwin Yosua Kurniawan
"Kemunculan layanan ride-hailing dalam satu dekade terakhir ini telah mengubah perilaku perjalanan pribadi. Di Indonesia, layanan ini digemari masyarakat terutama layanan ride-hailing roda dua sehingga sangat mempengaruhi pilihan moda perjalanan masyarakat. Di Jakarta, layanan ini sangat populer hingga meningkatkan jumlah pengguna maupun pengemudi dari layanan ini secara signifikan. Peningkatan layanan ini mengakibatkan peningkatan perjalanan menggunakan sepeda motor sehingga menyebabkan kemacetan dan kenaikan jumlah emisi gas CO2 di Jakarta. Dinas Perhubungan DKI Jakarta, sebagai pembuat keputusan dalam sistem transportasi Jakarta, mengharapkan masyarakat menggunakan transportasi publik untuk mencegah kemacetan serta menurunkan peningkatan emisi gas CO2. Akan tetapi, salah satu alasan masyarakat enggan menggunakan transportasi publik adalah tidak terpenuhinya kebutuhan first and last mile ketika menggunakan transportasi publik. Di sisi lain, ternyata layanan ride-hailing dapat berperan sebagai komplementer untuk transportasi publik. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan model dinamis untuk melihat dinamika sektor transportasi di Jakarta, yang terdapat beberapa submodel, yaitu: transportation trips, ride-hailing demand, ride-hailing supply, ride-hailing trips, infrastructure, number of vehicles, serta CO2 emissions. Usulan kebijakan terkait operasional layanan ride-hailing roda dua adalah mengintegrasikan transportasi publik dengan layanan ride-hailing roda dua. Dari hasil simulasi model, kebijakan ini dapat menaikkan penggunaan transportasi publik sehingga peningkatan emisi gas CO2 dari sektor transportasi dapat berkurang.

The emergence of ride-hailing services has changed personal travel behaviour. This service is popular in Indonesia, especially the two-wheeled services and greatly affects the choice of people's travel modes. In Jakarta, this service is popular and significantly increases the number of users and drivers, resulted in increase in motorbikes trips, causing congestion and increasement in CO2 gas emissions. The DKI Jakarta Transportation Agency, as the Jakarta’s transportation system decision maker, expects people to use public transit to prevent congestion and reduce the CO2 gas emissions increasement. One of the reasons people are reluctant to use public transit is that their first and last mile needs are not met. Ride-hailing services can play a complementary role for public transit. This research tries to develop a model to see the dynamics of the transportation in Jakarta, which contains several sub models, namely: transportation trips, ride-hailing demand, ride-hailing supply, ride-hailing trips, infrastructure, number of vehicles, and CO2 emissions. The policy proposal regarding the operation of twowheeled ride-hailing services is to integrate it with public transit. The simulation shows this policy can increase the use of public transit so that the increase in CO2 gas emissions from the transportation sector can be reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthin Brian Ambarita
"Agenda pembangunan berkelanjutan telah melahirkan berbagai model pembangunan kota. Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya, dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki sarana dan prasarana transportasi yang mendukung. Kota Jakarta Selatan memiliki posisi strategis yaitu terletak pada perpotongan Depok/Bogor ke Jakarta Pusat/Jakarta Utara dan juga secara melintang antara Tangerang dan Bekasi, membuat orang untuk beraktivias ataupun melewati kawasan ini. Adanya jarak antara tempat tinggal dan tempat bekerja, mengakibatkan pergerakan orang-orang dengan menggunakan alat transportasi. Jumlah kendaraan yang tidak disertai dengan peningkatan kapasitas jalan, akan menyebabkan kemacetan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah pembangunan kawasan integrasi multimoda. Dengan menggunakan konsep aksesibilitas dan evaluasi pengukuran jarak terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra, maka didapatkan perbaikan kawasan integrasi pada simpul halte/stasiun di Jakarta Selatan, yaitu Kawasan Manggarai, Kebayoran dan Cawang. Hasil dari rekomendasi adalah pengurangan jarak rata-rata dalam jaringan sistem transportasi umum di Jakarta Selatan sehingga penurunan waktu tempuh 23.38 menit hingga 31.17 menit. Dengan pengurangan jarak maupun rata-rata waktu tempuh tersebut maka dapat memperlancar masyarakat untuk berpergian dari daerah asal ke daerah tujuan, mempermudah akses masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dan mempermudah masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian yang dapat dilakukan tanpa menimbulkan kemacetan dan polusi lingkungan. Pada lokasi pembangunan fasilitas transit ini dapat dijadikan sebagai area pembangunan berorientasi transit (TOD). Konsep TOD saat ini lebih banyak dibangun pada satu jaringan moda saja semisal lintasan MRT atau KRL. Pembangunan fasilitas TOD sebagai fasilitas integrasi dapat memperbaiki permintaan perumahan sekaligus memperbaiki jaringan transportasi publik di Jakarta Selatan.

The sustainable development agenda has spawned a variety of urban development models. Transportation and local development are very closely related, as areas under development need transport facilities and infrastructure to support them. Located at the intersection of Depok/Bogor to Central Jakarta/North Jakarta and Tangerang and Bekasi, South Jakarta City is strategically positioned to cross between for people to do activities and travel in this area. Passenger transportation by means of transport occurs due to the distance between the place of residence and the place of work. The number of vehicles that does not match the increase in road capacity causes congestion. One of the government's policies is the development of multimodal integration area. By using the concept of accessibility and evaluating the shortest distance measure using Dijkstra's algorithm, the improvement of the integrated area is achieved in the bus stops/train stations in South Jakarta, namely Manggarai, Kebayoran and Chawang regions. As a result of this recommendation, the average distance of South Jakarta's public transport network has been reduced, reducing travel time from 23.38 minutes to 31.17 minutes. Reducing distances and average travel times makes it easier for communities to travel from their origin to their destination, making social interaction more accessible for communities and making community mobility easier. It disrupts economic activities that could otherwise have been carried out, leading to congestion and environmental pollution. At integration transit area, this transportation facility can be used as a Transportation Oriented Development area (TOD). Current TOD concepts are mainly based on one modal networks such as MRT and KRL routes. The construction of this TOD facility as an integrated facility could increase housing demand in South Jakarta and improve public transportation network. "
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timurti Novia P.
"Tesis ini meneliti tentang display pameran di Museum Transportasi dengan mengangkat tema yang lebih spesifik lagi, yaitu transportasi sebagai pemersatu. Konsep pemersatu ini dapat dikatakan mewakili peran vital transportasi dalam menghubungkan dan mempersatukan negara kepulauan Indonesia.
Objek penelitian ini yaitu Museum Transportasi yang berada di "Taman Mini" Indonesia Indah, Jakarta. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dalam empat tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, penafsiran data, dan pengambilan kesimpulan.
Dengan penerapan konsep new museology dalam penyajian pameran, merupakan cara baru bagi Museum Transportasi dalam menentukan dan mengkomunikasikan jenis informasi yang ingin disampaikan ke dalam bentuk konsep pameran yang sifatnya edukatif, komunikatif, dan interaktif sejalan dengan karakteristik dari paradigma new museology yang berorientasi pada pengunjung dalam praktek di museum.

This thesis studied about the exhibition display in Transportation Museum with spesific theme, that is transportation as unifier. That concept represented the role of transport to connected the Archipelagic State of Indonesia.
Object of this study is Transportation Museum in "Taman Mini" Indonesia Indah, Jakarta. This thesis uses qualitative method which used in four stages, that is data collection, data processing, data interpretation, and data integration (conclusion).
The implementation of new museology concept in exhibition display became a new way for Transportation Museum to determine and communicate the information that want to be delivered into an exhibition concept that is educative, communicative, and interactive. In accordance with the characteristic of new museology, that is put community or visitor as orientation in museum practice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanita Amelia
"

Dengan dibukanya tol Cipularang, frekuensi mobilitas Jakarta-Bandung semakin bertambah dan semakin terbuka peluang bisnis bagi moda-moda transportasi yang melalui tol tersebut seperti moda shuttle service yang semakin menjamur sejak waktu tempuh Jakarta-Bandung memampat. Tidak dipungkiri bahwa dengan pengaktifan tol Cipularang keberadaan moda kereta api terancam, dan bahkan merupakan salah satu penyebab ditutupnya rute penerbangan komersil Jakarta- Bandung. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendefinisikan karakteristik pengguna moda shuttle service, kereta api serta pesawat udara. Tujuan lainnya adalah memodelkan pemilihan moda antar ketiganya.

Dalam studi ini, digunakan metode survey wawancara responden pengguna shuttle service dan kereta api. Untuk moda pesawat udara digunakan survey stated preference, dimana model pemilihan moda dipengaruhi oleh faktor-faktor sosioekonomi seperti factor pengaruh, waktu menuju ke pool, waktu perjalanan moda, waktu menuju tujuan, biaya menuju pool, biaya menuju tujuan, dan tarif. Analisis pemilihan moda ini dapat dihitung dengan memodelkan jumlah pengguna yang dipengaruhi faktor-faktor sosioekonomi lainnya dengan metode regresilinear berganda, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan probabilitas pemilihan moda dengan metode Multinomial Logit. Hasil akhir yang telah teruji secara normal, linieritas, signifikansi, dan hipotesa didapat bahwa jumlah pengguna shuttle service dipengaruhi oleh waktu perjalanan, jumlah pengguna kereta api dipengaruhi oleh waktu menuju stasiun dan waktu perjalanan, serta jumlah pengguna pesawat udara dipengaruhi oleh tarif. Untuk probabilitas didapatkan shuttle service sebagai moda terpopuler, diikuti oleh pesawat udara dan terakhir adalah kereta api. Model pemilihan moda yang telah didapat tidak terlalu bagus karena memiliki nilai R square yang kurang dari 50 % untuk moda shuttle service dan kereta api.


After the opening of Cipularang tollroad, the frequency of transportation from Jakarta-Bandung and reverse are increasing rapidly, meanwhile the opportunities of new transportation mode business also openwide. One of a kind is shuttle service wich growing fast since the new tollroad reduce the travel time between Jakarta-Bandung. There are no doubt that the operation of the new tollroad threatened another mode such as train and yet is one reason that flight route from Jakarta-Bandung are closed. This research are intending to define the characteristics of mode user for shuttle service, train, and airplane. Its also try to modelling the mode choice of Jakarta-Bandung transportation among the three mode.

In this research, interview method are being used to collect information from the passangers of shuttle service and train. For airplane, stated preference method are choosen to gather the information from shuttle service and train passangers, wich the mode choice are affect by socioeconomics factors such influence factors, time headed for pool, travel time of mode, time headed to destination, cost headed for pool, cost headed for destination, and mode charge. Regression method is being used to analysed the mode choice models. Multinomial logit method is to seek the probability between the three mode. The final result which has been tested according to normal, linear, significant, and hypothesis is computation of passangers of mode with variable x travel time for shuttle service, variable x time headed to pool and travel time for train, and last is variable x mode charge for airplane. Shuttle service being the most choosen by Jakarta-Bandung traveler, and followed by airplane, the last is train. The mode choice models in research doesn?t really on top form because of R square value is lower than 50 % for shuttle service and train.

"
2008
R.01.08.02 Ame p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>