Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilmi Fuadi
"Pada penelitian sebelumnya telah didapatkan hasil bahwa pengukuran radiasi lapangan kecil membutuhkan dosimetri resolusi tinggi. Kemudian didapatkan gagasan untuk melakukan simulasi Monte Carlo sebagai pembanding true value hasil pengukuran pada radiasi lapangan kecil. Kemudian dilakukanlah simulasi radiasi lapangan kecil menggunakan gDPM v2.0 berbasis GPU. Hasil simulasi kemudian dibandingkan berdasarkan nilai PDD dan beam profile dalam variabel dmax, TPR20,10, dan penumbra. Kemudian dilakukan perhitungan nilai volume averaging bagi beberapa detektor umum menggunakan data hasil simulasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa detektor micro chamber lebih baik dalam mengukur nilai PDD radiasi lapangan kecil, sedangakan film gafchromic lebih baik dalam mengukur beam profile. Detektor yang paling baik dalam pengukuran radiasi lapangan kecil menurut simulasi adalah SFD stereotactic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warokka, Rifqi Elvanogi Koto
"Penempatan sumber radiasi pada radioterapi memerlukan ruangan khusus untuk menahan radiasi tidak menyebar keluar ruangan. Keselamatan pasien, staf dan masyarakat umum akan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan program pengobatan radiasi. Dinding perisai ruang radioterapi memiliki peranan penting dalam proteksi dan keselamatan radiasi. Ketebalan dinding perisai akan berbeda-beda sesuai energi radiasi dan beban kerja yang digunakan. Pembatas dosis di Indonesia sesuai dengan Perka Bapeten no.3 tahun 2013 yaitu nilai batas dosis untuk pekerja radiasi rata-rata 20 mSv per tahun selama 5 tahun dan untuk masyarakat 1 mSv per tahun. Penelitian ini menggunakan simulasi Monte Carlo MCNPX untuk membandingkan dosis yang dihasilkan agar tidak melebihi pembatas dosis yang ditetapkan. Pada Simulasi monte Carlo dibuat model ruangan, model Linac, energi radiasi sumber Linac, dan jenis material dinding yang digunakan sesuai dengan kondisi ruangan yang telah disetujui Bapeten. Pada penelitian dilakukan perhitungan dosis di luar dinding primer dan dosis pada kedalaman dinding penahan radiasi dengan material dinding benton berdensitas 2,35 g/cm3. Hasilnya tidak terbaca nilai dosis pada titik referensi dengan metode simulasi monte carlo pada penelitian ini. Sementara itu dosis pada dinding menunjukan penetrasi sampai dengan 160 cm pada dinding kiri, 200 cm pada dinding atas dan 180 cm pada dinding kanan.

The placement of radiation sources in radiotherapy requires a special room to prevent radiation from spreading out of the room. The safety of patients, staff, and the general public will be a major consideration in the implementation of a radiation treatment program. The shield wall of the radiotherapy room has an important role in radiation protection and safety. The thickness of the shield wall will vary according to the radiation energy and the workload used. The dose limit in Indonesia is under Bapeten Perka No. 3 of 2013 which is the dose limit value for radiation workers an average of 20 mSv per year for 5 years and the community 1 mSv per year. This study uses a Monte Carlo MCNPX simulation to compare the resulting doses so as not to exceed the prescribed dose limit. In the Monte Carlo simulation, a room model, a Linac model, Linac source radiation energy, and the type of wall material used are made according to the room conditions that have been approved by Bapeten. In this study, the dose calculation outside the primary wall and the dose at the depth of the radiation retaining wall with a concrete wall material with a density of 2.35 g/cm3 were calculated. The result is not reading the dose value at the reference point with the Monte Carlo simulation method in this study. Meanwhile, the dose on the wall showed penetration up to 160 cm on the left wall, 200 cm on the upper wall, and 180 cm on the right wall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mika Hadi Suryapranata
"Pemetaan distribusi reservoir melalui distribusi porositas pada lapangan Texaco dilakukan dengan menggunakan seismik inversi dan analisa multi atribut. Pada studi ini data seismik diinversi menjadi nilai impedansi akustik yang diturunkan dari data sumur untuk mengubah data volume seismik menjadi data volume impedansi akustik. Inversi seismik sparse-spike digunakan untuk melakukan proses tersebut. Hasil dari proses inversi juga digunakan sebagai atribut eksternal dalam proses analisis multi atribut neural network untuk memperkirakan distribusi nilai porositas dalam reservoar.
Kajian mendalam terhadap hasil inversi dan analisa multi atribut ditekankan pada reservoar batu pasir pada pengendapan era Miocene yang ada pada interval horizon Miocene Early hingga Sand A. Identifikasi reservoar pada data log sumur memperlihatkan indikasi yang jelas pada kedalaman 2000m - 2100m dan dipertajam dengan fenomena bright spot pada interval waktu 2700ms - 2800ms. Hasil inversi memperlihatkan bahwa distribusi nilai impedansi akustik mampu membantu mendeliniasi sebaran reservoar dan hasil analisa multi atribut dapat melihat sebaran nilai porositas didalam reservoar.

Mapping reservoir distribution and its porosity in the Texaco field is done by using a combination of seismic inversion and multi attribute analysis. In this study the seismic inversion is constrained by well to change the volume of seismic data to the data volume of acoustic impedance. In this study Sparse-spike inversion of seismic method is used to perform the inversion process. The inverted result is used as an external attribute for multi attribute neural network process to delinieate porosity distribution of the reservoir.
This study is pointed out on sand reservoir, which was deposited in era of Miocene existing from horizon Miocene Early to Sand A. Reservoir identification from log data shows a clear indication of reservoir at a depths of 2000m-2100m dan sharpened with bright spot phenomena in the seismic data at depths of 2700ms-2800ms. AI inversion result are expected to help delineate the distribution of the reservoir and the multi attribute analysis result able to shows the reservoir porosity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S914
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rammang, Alvie Ananta
"Fractured Basement adalah batuan beku yang mengalami rekahan sehingga dapat menjadi salah satu jenis reservoar hidrokarbon. Sesar dan rekahan merupakan struktur penting dari reservoar yang menyebabkan terbentuknya porositas sekunder. Reservoar jenis ini salah satunya terletak di basement Pra-tersier pada cekungan Sumatera Selatan. Struktur geologi yang mendominasi daerah ini adalah antiklin, sesar, dan rekahan yang diduga kuat disebabkan oleh beberapa fase tektonik. Sesar serta rekahan tersebut akan dideteksi dengan menggunakan atribut coherence dan curvature.
Atribut coherence pada dasarnya menghitung kesamaan trace dengan trace tetangganya, sehingga apabila ada ketidakkontinuan trace maka akan memberikan nilai similarity yang rendah, sedangkan curvature menghitung kelengkungan kurva pada suatu titik di kurva tersebut. Jenis curvature yang dipakai adalah most positif curvature dan most negatif curvature karena keefektifannya dalam mendeteksi sesar. Parameter atribut coherence, yaitu time gate, dan parameter curvature, yaitu stepout, akan divariasikan untuk mendapatkan parameter dengan hasil terbaik dalam mendeteksi sesar. Penerapan dip-steering cube pada atribut dan proses Fault Enhacement Filter akan meningkatkan kualitas dari hasil atribut coherence dan curvature.
Hasil akhir dari atribut baik coherence dan curvature ini adalah penyebaran arah sesar pada horizon top basement Pra-tersier dengan orientasi dominan yaitu barat lauttenggara. Curvature ternyata dapat memetakan sesar lebih baik dari coherence karena baik major fault maupun minor fault dapat terdeteksi secara detil dengan curvature, sedangkan coherence tidak dapat mendeteksi sesar sedetil curvature. Secara kualitatif, arahsesar ini akan dikorelasikan dengan orientasi sesar dan rekahan yang terekam pada log FMI dalam bentuk diagram Rose, yaitu diagram yang dapat memetakan orientasi strike sesar. Didapat kesamaan orientasi sesar, yaitu barat laut-tenggara, dari hasil atribut curvature dan diagram Rose FMI yang menunjukkan keefektifan atribut ini dalam mendeteksi sesar.

Fractured Basement is the fractured igneous that can be one of hydrocarbon reservoir type. Faults and fractures is an important structure of the reservoir that forms the secondary porosity. One of these type of reservoir is located in the Pre-Tertiary basement in the South Sumatra basin. Geological structures that dominate this area are anticlines, faults, and fractures caused by some tectonic phases. Fault and fracture are detected using coherence and curvature attributes.
Coherence attribute basically calculates similarities of the trace with their neighbors, so if there is a discontinuities of the trace, it will provide a low similarity value, while curvature is calculating the curvature of the curve at a point on the curve. Type of curvature that is used is most positive and most negative curvature due to its effectiveness in detecting faults. Coherence attribute parameters, namely time gate, and the curvature parameter, namely stepout, will be varied to obtain the parameters with the best results in detecting faults. Applying dip-steering cubein attributes and Fault Enhacement Filter will improve the quality of the results of coherence and curvature attributes.
The end result of both coherence and curvature attributes are the dispersion of fault lineaments on the top horizon Pre-Tertiary basement with a dominant orientation is northwest-southeast. Curvature can map the faults better than coherence because both major and minor faults can be detected in detail with curvature, whereas coherence can not detect faults as precisely as curvature. Qualitatively, the direction of this fault will be correlated with the orientation of the fault and fracture recorded on FMI logs in the form of Rose diagram, ie a diagram can map the fault strike orientation. Obtaining similarity fault orientation, ie northwest-southeast, between the curvature attributes and Rose FMI diagram showing the effectiveness of this attribute in detecting faults.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
wiwin
"ABSTRAK
Kemampuan plasmon yang dapat mengurung cahaya pada dimensi nano telah men-dorong pengembangan riset plasmonik dalam beberapa dekade terakhir ini. Akantetapi, material plasmonik berbasis metal yang ada saat ini masih memiliki nilailosstinggi pada frekuensi optik. Hal ini memotivasi pengembangan material alternatifselain metal untuk plasmonik. Penelitian terbaru yang dilakukan pada tahun 2017menunjukkan bahwa lapisan tipis insulator dari SrNbO3+xyang disintesis dalamtekanan gas oksigen yang tinggi dapat memunculkan beberapa plasmon terkorelasidengan nilailossyang kecil pada daerah cahaya tampak-ultraviolet. Fenomenaini muncul karena adanya pengurungan elektron oleh bidang oksigen tambahanpada lapisan tipis SrNbO3+xtersebut. Pada studi ini, kami memodelkan fenomenatersebut menggunakan model Hubbard satu dimensi termodifikasi dengan jumlahsiteyang terbatas. Metode diagonalisasi eksak digunakan untuk mencari nilai danvektor eigen yang kemudian dipakai untuk menghitung fungsi Green dalam repre-sentasi Lehmann pada koordinat site dan spin. Fungsi Green tersebut digunakanuntuk menghitung konduktivitas optik menggunakan formula Kubo dalam teorirespon linear. Perhitungan dilakukan dengan memvariasikan beberapa parameteryang terkait dengan sukuhopping, repulsi Coulombon-site, repulsi Coulombinter-site, jumlah elektron, jumlahsite, serta melihat efek modifikasi suku energion-sitedan repulsi Coulombinter-sitepada Hamiltonian Hubbard. Terkait hasilyang diperoleh, kami mendiskusikan transisi dari plasmon konvensional menjadiplasmon terkorelasi serta membandingkannya dengan data eksperimen dan modelklasik yang ada.

ABSTRACT
The ability of plasmons to confine light into tiny spatial dimensions has encouragedthe development of plasmonic research in the last few decades. However, theexisting plasmonic materials still suffer from large loss at optical frequencieswhich results in energy dissipation of the collective electrons motion. The searchfor low loss materials is generally done on metals with high free electron density.With regard to this issue, recent research conducted in 2017 has shown thatinsulating SrNbO3+xfilm grown under high oxygen pressure can give rise toseveral correlated plasmons with low loss in visible-ultraviolet range, that cannotbe achieved by metals. This phenomenon arises from the confinement of electronsby additional oxygen planes in the thin film of SrNbO3+x. In this study, wemodel the phenomenon using one-dimensional modified Hubbard model with finitenumber of sites. Exact diagonalization method is used to find the eigenvaluesand eigenvectors which are then utilized to calculate the Green function withLehmann representation in site-spin coordinates. The Green function is used tocalculate optical properties using the Kubo formula in linear response theory. Thecalculation is done by varying a number of parameters related to the hoppingterm, Coulomb on-site and inter-site repulsion term, electrons filling, numberof sites, and by modifying the on-site energy and inter-site coulomb repulsionterm in Hubbard Hamiltonian. From the results, we discuss the transition fromconventional plasmons to correlated plasmons, and compare them with existingexperimental data and classical models."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Dika Pranata
"Dengan keterbatasan data seismik yang tidak mampu menampilkan parameter-parameter fisis layaknya data sumur dan juga ketiadaan data shear-wave yang sangat penting dalam identifikasi fluida dan litologi, maka dibutuhkan metode yang mampu mengakomodir keterbatasan tersebut. Dengan memanfaatkan sumur sekitar yang memiliki informasi shear-wave, maka dapat dilakukan perhitungan stastistik menggunakan genetic algorithm untuk memperoleh algoritma yang mampu memprediksi shear-wave secara akurat dan merepresentasikan informasi fluida maupun litologi bawah permukaan. Bermodalkan shear-wave hasil prediksi yang akurat tersebut, maka dapat pula dilakukan inversi EEI dengan baik yang mampu menghasilkan volume seismik yang memiliki informasi parameter-parameter fisis layaknya data sumur. Inversi EEI dilakukan pada parameter lambda-rho, mu-rho, Vp/Vs ratio, porosity, density, water saturation, resistivity, dan gamma ray. Analisa terhadap inversi EEI dilakukan secara terpusat pada horizon B-32. Berdasarkan inversi EEI yang dilakukan, dapat diperoleh peta persebaran anomali hidrokarbon dan peta persebaran litologi. Peta persebaran anomali hidrokarbon ditunjukkan oleh parameter lambda-rho, Vp/Vs ratio, density, water saturation, dan resistivity. Sedangkan peta persebaran litologi ditunjukkan oleh parameter mu-rho, porosity, dan gamma ray.

With the limitation of seismic data that cannot showing physical properties as well log data and without shear-wave that very important in identification of fluid and lithology, so it needed method that can solve and accommodate the limitation. By utilizing shear-wave from another well log data, shear-wave can be predicted statistically by genetic algorithm method. Shear-wave predicted are reliable and represent fluid and lithology information that is key to perform EEI inversion. EEI inversion are used to produce seismic volume that contains physical properties as well log data. EEI inversion analysis are concentrated on horizon B-32 and resulting maps that contains information of distribution of hydrocarbon and lithology. Maps of hydrocarbon distribution are consist of physical parameter such as lambda-rho, Vp/Vs ratio, density, water saturation, and resistivity. Maps of lithology distribution are consist of physical parameter such as mu-rho, porosity, and gamma ray."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Noviyanti
"Area prospek panasbumi Lapangan "A" terletak pada daerah bagian barat Indonesia. Secara umum, batuan di daerah panasbumi Lapangan "A" didominasi oleh batuan lava gunung api (andesitbasalt) dan breksi. Batuan tersebut sebagian besar berumur kuarter hingga tersier. Analisis dan model bawah permukaan yang dilakukan pada Lapangan "A" menggunakan data anomali gaya berat. Hasil pemodelan gaya berat 2 dimensi yang dikorelasikan dengan data geologi, geokimia dan geofisika (metode magnetotteluric dan magnetic) mengidentifikasikan adanya sistem panas bumi dengan zona reservoar pada bagian selatan puncak gunung penelitian dan manifestasi mata air panas serta fumarol di permukaannya. Zona reservoar sistem panasbumi Lapangan "A" diperkirakan berasal dari batuan gunung api muda yakni breksi, tufa dan batu pasir yang berumur kuarter.

Geothermal prospect area in Field "A" is located on the western side of Indonesia. Generally, the rocks in the north and west geothermal field "A" are consists of volcanic rocks such as lava and breccia. Most of them were formed in tertiary and quaternary age. Analysis and subsurface models of Field "A" are based on gravity anomalies data. The result of 2-dimensional gravity modeling correlated with geological, geochemical and geophysical data (magnetic and magnetotelluric method) identified a geothermal system with a reservoir zone in the southern part of the mountain peaks along with the manifestations of hot spring and fumarole on the surface. Geothermal field "A" is estimated to be consists of young volcanic rocks such as breccia, tuff and sandstone from quaternary age."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Christy
"ABSTRAK
Lapangan ?X? terletak di Cekungan Sumatera Selatan tepatnya pada Formasi Talang Akar. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pada lapangan ini tersaturasi hidrokarbon berupa condensate dan minyak. Zona target berupa paket-paket reservoir karena sistem pengendapannya berada pada lingkungan delta. Inversi simultan akan menghasilkan impedansi P, impedansi S, dan densitas. Dengan menggunakan parameter Zp, Zs, dan densitas, dapat diketahui persebaran zona hidrokarbon secara lateral. Impedansi P sensitif terhadap identifikasi hidrokarbon dikarenakan mengandung komponen inkompresibilitas. Sementara parameter impedansi S digunakan untuk identifikasi litologi karena mengandung komponen rigiditas yang sensitif terhadap matriks batuan. Untuk mengontrol inversi seismik, digunakan informasi dari log sumur. Analisis krosplot dari parameter fisis sumur dilakukan guna mengetahui anomali persebaran data. Anomali ini biasanya menandakan zona hidrokarbon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persebaran litologi dan zona hidrokarbon teridentifikasi dengan cukup baik dengan parameter Zp, Zs dan densitas.

ABSTRACT
Field "X" is located in the South Sumatra Basin precisely in Talang Akar Formation. Have been identified earlier that the field is saturated by hydrocarbons in the form of condensate and oil. Target zone in the form are packets of reservoir because the deposition system on this field are in the delta environment.Simultaneous inversion will generate impedance P, S impedance, and density. By using the parameter Zp, Zs and density, hydrocarbon zone can be seen spread laterally. Impedance P sensitive to the identification of hydrocarbon-containing due components of incompresibility . While the S impedance parameter is used to identify lithology because it contains components of rigidity that are sensitive to matrix of rock. In addition, information from well logs are used to control the seismic inversion. Crossplot analysis of the physical parameters of the wells was conducted to determine the distribution of data anomalies. This anomaly usually indicates a hydrocarbon zone.The results showed that the distribution of lithology and hydrocarbon zones identified quite well with Zp, Zs, and density.
"
2015
S60200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Miftahul Khoyri
"Pada penelitian sebelumnya telah didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan radiasi gamma mampu membedakan jenis zat dengan memanfaatkan sifat perambatannya dan atenuasi bahan. Kemudian didapatkan gagasan untuk menentukan ketinggian zat cair. Kemudian dirancang dan dibuatlah sistem pengukuran ketinggian zat cair ini berbasis mikrokontroler dan LabVIEW. Dari hasil yang didapatkan dibuatlah grafik intensitas radiasi intensidas radiasi dalam cacahan per sepuluh detik terhadap ketinggian dalam cm kemudian dikonversi menjadi ketinggian zat cair dalam cm. Dibutuhkan sebuah algoritma matematika yang mampu untuk menerjemahkan grafik ini. Ketika mencapai daerah peralihan antara zat cair yang berbeda pada grafik hasilnya terlihat daerah kurva miring. Keadaan ini yang dimanfaatkan untuk membuat algoritma tersebut. Ketinggian merupakan titik tengah dari daerah kurva miring yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh dari sistem ini menunjukkan bahwa ketinggian zat cair dapat ditentukan dengan menggunakan radiasi gamma.

The previous research had showned that by using gamma radiation, it is possible to differentiate different substance using its propagation and the atenuation of the materials. Furthermore, an idea to create a device to measure the height of a fluid system are obtained. Thus, a device to measure the height of a fluid system based on microcontroller and LabVIEW are made. From the counting of this system, a graphs of radiation intensity vs. height (in cm) are then converted into the height of fluids. Results obtained from this system showed that it is possible to show the height of fluids using gamma radiation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mergoramadhayenty M,
"Nanopartikel ZnO didop Cu telah berhasil disintesis dengan teknik kopresipitasi. Karakterisasi komposisi, struktur, optik dan magnetik dilakukan dengan Spektroskopi Energy Dispersive X-Ray, X-Ray Diffraction, Fourier Transform Infrared, Uv-Visible, Electron Spin Resonance dan Vibrating Sample Magnetometer. Nanopartikel yang dihasilkan merupakan polikristal berstruktur heksagonal wurzite dengan derajat kristalisasi yang tinggi dan memiliki ukuran kristal 10-12 nm. Untuk persen Cu di atas 11 % terdapat fase kedua CuO yang menunjukkan batas kelarutan Cu dalam kisi ZnO. Kehadiran Cu pada kisi ZnO sebagai substitusi Zn sampai persen atom Cu 11% ditunjukkan dengan peningkatan nilai parameter kisi dan pergeseran posisi puncak-puncak difraksi ke harga 2θ yang lebih kecil karena perbedaan radius ion Cu dengan ion Zn. Kehadiran Cu cenderung mengurangi lebar gap optik yang berhubungan dengan level 3d dari Cu.
Hasil inframerah menunjukkan keberadaan hidrogen yang mungkin hadir dalam posisi interstitial dalam konfigurasi antibonding atau substitusional. Nanopartikel menunjukkan karakteristik feromagnetik lemah pada temperatur ruang. Ketidakhadiran fase kedua yang terkait dengan presipitasi yang bersifat magnetik menunjukkan karakteristik feromagnetik intrinsik. Kecenderungan berkurangnya karakteristik feromagnetik dengan peningkatan persen atom Cu bersesuaian dengan hasil pengukuran ESR.

Cu doped ZnO nanoparticles have been successfully synthesized by coprecipitation technique. The composition, structural, optical and magnetic characterizations were performed by Energy Dispersive X-Ray, X-Ray Diffraction, Fourier Transform Infrared, UV-Visible, Electron Spin Resonance and Vibrating Sample Magnetometer. The results confirmed that nanoparticles are polycrystalline with hexagonal wurzite structure having a high degree of crystallization and a crystal size of 10-12 nm. For Cu over 11 % at., the X-ray diffraction pattern possessed CuO secondary phase which shows the solubility limit of Cu in the ZnO lattice. Up to 11 % at. Cu, the presence of Cu in the ZnO lattice as Zn substitution indicated by an increase in lattice parameter values and shifting the position of diffraction peaks to smaller 2θ due to difference of ionic radii of Cu and Zn. The presence of Cu tends to reduce the width of the optical gap associated with the 3d levels of Cu.
Infrared results showed the presence of hydrogen that may be present in interstitial positions in the antibonding configuration or substitusional positions. Nanoparticles showed weak ferromagnetic characteristics at room temperature. The absence of secondary phase related to magnetic precipitate shown intrinsic ferromagnetic behaviour. The tendency of decreasing ferromagnetic characteristics with increasing atomic percent of Cu are suitable to the results of ESR measurements.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>