Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastassia Delphi Octavina
"ABSTRAK
Motivasi berprestasi merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh mahasiswa. Hal tersebut berguna untuk menjaga kehidupan akademisnya. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi tersebut adalah faktor keluarga. Jika dikatakan faktor keluarga memiliki pengaruh terhadap motivasi berprestasi, maka pola asuh dari ayah juga dapat memiliki peran di dalam motivasi berprestasi tersebut. Pola asuh itu sendiri terdiri dari tiga tipe, yakni permisif, otoritarian, dan otoritatif (Baumrind, 2003). Sayangnya, masih terdapat pandangan yang mengatakan pola asuh hanya menjadi fokus ibu. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan di antara pola asuh ayah dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa. Teknik analisis ini akan dilakukan dengan One-Way Anova. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil F 3.059 > 3.04 dan p 0.049 < 0.05. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ayah dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa. Hasil ini sekaligus membuktikan pendapat Brooks (2011) yang mengatakan bahwa pengaruh pola asuh orang tua tidak hanya terjadi ketika anak berada di usia sekolah, tetapi juga ketika telah berada di kelompok remaja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ayah diharapkan untuk tetap terlibat dalam pengasuhan anaknya, meskipun anaknya telah menjadi seorang mahasiswa.

ABSTRACT
Achievement motivation is an important thing in college student’s life. It could keep student’s academic life well. One external factor that influencing achievement motivation is familial influences. If familial factor influences college student’s achievement motivation, so that paternal parenting style could be a thing whose influence in that. There are three styles in paternal parenting styles: permissive, authoritarian, and authoritative (Baumrind, 2003). Unfortunately, there’s phenomenon said that parenting is a kind of mother business only. This research aimed for looking the relationship between paternal parenting styles and achievement motivation in college students. Analysis technique used in this research is One-way Anova. The main result showed F 3.059 > 3.04 and p 0.049 < 0.05. That result means there’s significantly relationship between paternal parenting styles and achievement motivation in college students. The result has proved Brook’s opinion (2011) that parenting influences not only in children, but also in adolescent period. Based on the result, a father is expected to be embroiled in parenting, nevertheless his child has been a college student."
2014
S54123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabela Sinatryani
"Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa sulung di Universitas Indonesia dengan batasan usia remaja. Variabel pola asuh orangtua diukur dengan menggunakan kuesioner Parental Authority Questionnaire dan motivasi berprestasi diukur dengan Achievement Motives Scale Revised. Responden pada penelitian ini adalah 243 mahasiswa Universitas Indonesia.
Dengan menggunakan One-way Analysis of Variance (ANOVA), hasil korelasi menunjukkan bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan dengan hope of success dalam motivasi berprestasi yakni, ayah sebesar F(242)=7.042, p=0.001 dan ibu sebesar F(242)=14.138, p=0.000. Kemudian pola asuh orang tua juga memiliki hubungan dengan fear of failure dalam motivasi berprestasi yakni, ayah sebesar F(242)= 12.465, p=0.001 dan ibu sebesar F(242)=15.886, p=0.000. Pola asuh orang tua secara otoritatif membuat remaja memiliki hope of success dalam motivasi berprestasi dan pola asuh secara otoriter membuat remaja memiliki fear of failure dalam motivasi berprestasi.

This quantitative research aim for the relationship between parenting style and achievement motivation among firstborn adolescent student in University of Indonesia. Using questionnaire as a instrument, Parental Authority Questionnaire was use to measure parenting style, and Achievement Motives Scale Revised was use to measure achievement motivation. 243 adolescents were asked to complete the questionnaires.
Using One-way Analysis of Variance (ANOVA), parenting style has been found significance with hope of success dimension in achievement motivation, for father F(242)=7.042, p=0.001 and mother F(242)=14.138, p=0.000. This research also shows significance result between parenting style and fear of failure dimension in achievement motivation, for father F(242)= 12.465, p=0.001 and mother F(242)=15.886, p=0.000. Authoritative parenting style make adolescent have hope of success in achievement motivation and authotitarian parenting style make them have fear of failure in achievement motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitranti Anindya Ayu
"Prestasi menjadi salah satu isu penting pada remaja. Ayah berperan penting dalam pencapaian prestasi pada anak. Penelitian ini meneliti hubungan antara keterlibatan ayah dengan aspek hope for success (HS) dan fear of failure (FF) dari motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran sulung. Alat ukur yang digunakan yaitu Reported Father Involvement Scale (RFIS), bagian dari Father Involvement Scale (FIS) yang disusun oleh Finely dan Schwartz (2004) untuk mengukur keterlibatan ayah dan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) yang disusun oleh Lang dan Fries (2006) untuk mengukur kedua aspek motivasi berprestasi. Subjek penelitian ini berjumlah 206 orang yang tersebar dari 12 fakultas dan 1 program studi di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dan aspek hope for success (HS) (r=0,086; p>0,05; two tailed) dan fear of failure (FF) (r=-0,064; p>0,05; two tailed) dari motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran sulung.

Achievement is one important issue in teenagers and father has important role in the life of their children. This study focused on correlation between father involvement with achievement motivation aspects on hope for success (HS) and fear of failure (FF), in Universitas Indonesia firstborns. There are two instruments used, Reported Father Involvement Scale (RFIS), which is part of Father Involvement Scale (FIS) developed by Finely and Schwartz (2004) to measure father involvement, and Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R), developed by Lang and Fries (2006) to measure both achievement motivation aspects. The participants are 206 students from 13 faculties and 1 study program in Universitas Indonesia.
The results shown no significant correlation between father involvement with achievement motivation aspects on hope for success (HS) (r=0,086; p>0,05; two tailed), and there are no significant correlation between father involvement and fear of failure (FF) aspect (r=-0,064; p>0,05; two tailed), in Universitas Indonesia first borns.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Wingkis
"Penelitian ini membahas tentang isu ketidakjujuran akademis mahasiswa Universitas Indonesia. Berdasar pada teori Miller, Murdock, Anderman, dan Poindexter (2007), ketidakjujuran akademis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar. Untuk itu, motivasi dapat dilihat sebagai aspek yang berhubungan dengan ketidakjujuran akademis. Dalam penelitian ini, motivasi yang diteliti adalah college self-efficacy dan tujuan berprestasi, mencakup empat tipe tujuan berprestasi, yaitu mastery-approach, performance-approach, mastery-avoidance, dan performance-avoidance. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang dianalisis melalui teknik statistik multiple regression. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara college self-efficacy dan tipe performance-approach, mastery-avoidance, serta performance-avoidance dengan ketidakjujuran akademis. Sementara, tujuan berprestasi dengan tipe mastery-approach memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan ketidakjujuran akademis mahasiswa.

This study is investigating the issue of academic dishonesty in Universitas Indonesia. Based on Miller, Murdock, Anderman, and Poindexter theory (2007), academic dishonesty is one way to improve achievement outcome. So, motivation looked as an aspect that also has relationship with academic dishonesty. In this study, the motivational aspects were college self-efficacy and achievement goals, including four types of achievement goals, there are mastery-approach, performance-approach, mastery-avoidance, and performance-avoidance. This correlational research was designed in quantitative approach that was analyzed by multiple regression technique. The result shows there were no significant correlation between college self-efficacy and performance-approach, mastery-avoidance, also performance-avoidance with academic dishonesty. Besides, there was a significant with negative correlation between mastery-approach and academic dishonesty in college students."
2015
S60649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Qudsiyah
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self-esteem dan motivasi berprestasi dalam hope of success dan fear of failure pada remaja jalanan. Self-esteem ialah komponen evaluasi diri, penilaian afektif yang berpengaruh pada konsep diri. Motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk menampilkan sesuatu dengan baik atau berjuang untuk sukses dan dibuktikan dengan ketekunan dan usaha dalam menghadapi kesulitan. Motivasi berprestasi dapat dikatakan sebagai kombinasi dari dua variabel kepribadian yaitu kecenderungan untuk mencapai kesuksesan dan kecenderungan menghindari kegagalan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran self-esteem menggunakan Rosenberg’s Self-Esteem Scale (RSES) dan pengukuran motivasi berprestasi menggunakan alat ukur Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). Partisipan berjumlah 58 remaja jalanan.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan hope of success pada remaja jalanan (r=0,286; p=0,029) dan hubungan negatif yang signifikan antara self-esteem dan fear of failure pada remaja jalanan (r=-0,437; p=0,01). Remaja jalanan yang memiliki self-esteem tinggi akan lebih termotivasi untuk meraih kesuksesan dalam kehidupannya.

This research was conducted to find the relationship between self-esteem and achievement motivation in hope of success and fear of failure among street youth. Self-Esteem is self-evaluation components, affective appraisal which affects the self-concept. Achievement motivation is the need to perform well or the striving for success, evidenced by persistence and effort in the face of difficulties.
This study used quantitative method. Self-esteem was measured by Rosenberg’s Self-esteem Scale (RSES) and achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). Data was analyzed using Pearson Product-Moment Correlation technique. The participants were 58 street youth.
The result of this study showed that there is a positive significant correlation between self-esteem and hope of success (r=0,286; p=0,029) and a negative significant correlation between self-esteem and fear of failure (r=-0,437; p=0,01). Street youth with high self-esteem will be more motivated to achieve success in life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayuning Zaskya Nugrahani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah pada remaja Sekolah Menengah Pertama. Prestasi akademik diukur melalui nilai rapor semester I yang diperoleh responden dari sekolah, sedangkan pengukuran keterlibatan ayah dilakukan melalui the Father Involvement Scale (Reported) yang disusun oleh Finley dan Schwartz (2004). Responden pada penelitian ini berjumlah 263 remaja kelas VIII Sekolah Menengah Pertama yang berusia 13 hingga 15 tahun dan memiliki sosok ayah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah pada remaja Sekolah Menengah Pertama (r = -.026; n = 263; p > 0,05, two-tailed). Walau hasil penelitian tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah, namun tidak berarti ayah tidak memiliki peran pada prestasi akademik anak remaja. Di masa tersebut remaja masih memerlukan keterlibatan ayah guna mendukung pencapaian prestasi akademik yang optimal di sekolah.

This study examined the relationship between academic achievement and father involvement among junior high school students. Academic achievement was measured by students’ official school records, whereas the father involvement was measured by the Father Involvement Scale (Reported) (Finley & Schwartz, 2004). The participants of this study were 263 8th grade junior high school students who have a father and encompassing the age between 13 and 15 years old.
The result of this study indicates that there is no significant relationship between academic achievement and father involvement among junior high school students (r = -.026; n = 263; p > 0,05, two-tailed). Furthermore, although the result of the study indicates no significant relationship between father involvement and academic achievement among junior high school students, but it does not mean that father does not have any role at all in student’s academic achievement, because during that period, adolescents still need father involvement in order to support the optimum academic achievement in their school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hafshah
"Konsep diri dan pola asuh orang tua memiliki potensi dalam memengaruhi perilaku remaja, baik dalam hal berperilaku yang positif maupun negatif. Perilaku agresif memiliki dampak yang cukup besar dalam proses perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri dan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif remaja di Kota Pontianak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian menggunakan metode cross-sectional. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 441 responden remaja di Kota Pontianak yang dipilih secara purposive sampling melalui media sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tennessee Self Concept Scale (TSCS), The Parental care Style (PCSQ), dan Buss Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Analisis data menggunakan uji chi-square dengan hasil menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan untuk melakukan sosialisasi di sekolah dan masyarakat terkait perilaku agresif, meningkatkan konsep diri, dan pola asuh yang baik, serta untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini terkait faktor lainnya dari perilaku agresif.

Self-concept and parenting styles have the potential to influence adolescents behavior, both in terms of positive and negative behavior. Aggressive behavior has a considerable impact on the adolescents development process. This study aims to determine the relationship between self-concept and parenting styles with adolescent aggressive behavior in Pontianak. This research is a quantitative research using a cross-sectional methos as a research design. Total of the sample for this study is 441 adolescent respondents in Pontianak who were selected by purposive sampling through social media. The instrument used in this study are the Tennessee Self Concept Scale (TSCS), The Parental Care Style (PCSQ), and the Buss-Perry Aggression Questionnaire (BPAQ). Data analysis using the chi-square test with results of this study indicate a relationship between self-concept and parental care style with adolescent aggressive behavior. The results of this study are expected to be useful for health services to conduct socialization in schools and communities related to aggressive behavior, improve self-concept, good parenting, and for further research to develop this research related to other factors of aggressive behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Puspitasari
"Remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan hingga menyebabkan adanya transisi peran. Proses transisi peran ini dianggap sebagai masa-masa krusial sebab remaja menjadi lebih rentan mengalami tekanan psikologis yang berujung pada munculnya gangguan mental emosional. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif orang tua dan teman sebaya untuk membantu remaja mencegah dan menangani kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan dukungan sosial teman sebaya terhadap gangguan mental emosional pada remaja. Gangguan mental emosional (GME) diukur menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), pola asuh orang tua diukur dengan Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), dan dukungan sosial teman sebaya diukur dengan Social Provisions Scale (SPS). Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian cross sectional pada 336 remaja di SMK Kemala Bhayangkari Delog dan SMA Negeri 66 Jakarta yang dipilih secara non acak (non-probability sampling) dengan metode stratified sampling. Hasil penelitian diperoleh hampir setengah dari total remaja terindikasi GME dengan skor borderline-abnormal. Selain itu, diketahui juga bahwa sebagian besar orang tua remaja menerapkan pola asuh permisif dan remaja yang memeroleh dukungan sosial teman sebaya kategori tinggi mendominasi dengan persentase >92%. Hasil analisis uji chi square mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap GME pada remaja (p = 0,428) dan tidak ada pula hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya terhadap GME pada remaja (p = 0,597). Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan untuk promosi kesehatan jiwa dalam upaya pencegahan gangguan mental emosional pada remaja.

Adolescents experience rapid growth and development, even leading to role transition. This role transition process is considered a crucial time because adolescents become more vulnerable to psychological stress that leads to the emergence of mental emotional distress Therefore, an active role of parents and peers is needed to help adolescents prevent and handle these conditions. This study aims to determine the relationship between parenting and peer social support on mental emotional distress in adolescents. Mental emotional distress were measured using the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), parenting styles were measured with the Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ), and peer social support was measured with the Social Provisions Scale (SPS). The research design used was a cross sectional research design on 336 respondents at SMK Kemala Bhayangkari Delog and SMA Negeri 66 Jakarta who were non-randomly selected (non-probability sampling) with stratified sampling method. The results showed that almost half of the total adolescents indicated experiencing mental emotional disorders with borderline-abnormal scores. In addition, it is also known that most adolescents' parents apply permissive parenting and adolescents who get high category peer social support dominate with a percentage of >92%. The results of the chi square test analysis showed that there was no significant relationship between parenting styles and mental emotional distress in adolescents (p = 0.428) and there was also no significant relationship between peer social support and mental emotional distress in adolescents (p = 0.597). The results of this study can be one of the references for mental health promotion in an effort to prevent mental emotional distress in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Dumaria
"ABSTRAK
Latar Belakang : Peran ayah telah mengalami pergeseran makna dari masa ke masa. sehingga pada abad ke-20 dimunculkan sebuah istilah baru yaitu "new nurturant father". Istilah ini menekankan peran ayah yang aktif dalam kehidupan anak (Griswold dalam Lamb, 2010). Ayah yang ikut terlibat dalam pengasuhan bayi 0 - 12 bulan memiliki dampak yang positif maupun negatif bagi ayah. Salah satu dampak negatif yang dirasakan ayah ketika ikut terlibat dalam pengasuhan bayi usia 0 - 12 bulan adalah psychological distress.
Metode :Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat hubungan antara skorpaternal involvement dan skor psychological distress. Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan cara accidental sampling sebagai metode sampling.Data yang dianalisis oleh peneliti berjumlah 100 data ayah.
Analisis Statistik : Peneliti menggunakan pearson correlation untukmembandingkan keterlibatan ayah pada pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulandengan psychological distress ayah.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan diantara variabel keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulan dengan variabel psychological distress ayah.
Kesimpulan : Keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi berusia 0 - 12 bulan tidak menyebabkan munculnya psychological distress. Hal ini tidak sejalandengan hasil penelitian yang dilakukan di luar negri yang menyatakan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0 - 12 bulan berhubungan dengan psychological distress. Penyebaran responden berdasarkan usia, jenis pekerjaan,dan juga tingkat sosioekonomi dapat menjadi faktor yang menyebabkan hasil penelitian berbeda dengan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan analisis tambahan yang dilakukan, diketahui bahwa banyak ayah cenderung memilih untuk tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang langsung berhubungan dengan perkembangan anak.

ABSTRACT
Background : Paternal involvement has endured the shifting of meaning from time to time. In the 20th century, a new definition is introduced, "new nurturant father".This definition stresses in active father’s involvement in child's life (Lamb, 2010). An involved father in 0 to 12 months-aged baby parenting has a positive and negative impact to the father. One of the negative impact which is experienced by the father is psychological distress.
Methods : in this research, the author focuses on paternal involvement's score and psychological distress' score. The research uses quantitative methods with accidental sampling as the sampling's methods. The sum of the data which will be used is 100 father's data.
Statistical Analysis : The authors uses Pearson Correlation to compare the paternal involvement in 0-12 months-aged baby parenting with Father's Psychological Distress.
Results : The result shows that there is no significant relationship between paternal involvement variable and the father's psychological distress' variable.
Conclusion : paternal involvement in 0 to 12 months- aged baby parenting does not cause the psychological distress. This does not meet the research result which has been conducted overseas which states that father's involvement in 0 to 12 months-aged baby parenting is related to psychological distress. The respondent's spreading based on age, occupation, and also the socio-economical level may be the main reasons which cause the contradictive result of this research and the previous research results. Based on the additional analysis, the author finds out that most of the fathers intend to not to get involve in doing activities that related directly to child's development.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Riana
"Hubungan Career Functions dan Psychosocial Functions terhadap Motivasi Karier KaryawanPenelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan career functions dan psychosocial functions terhadap motivasi karier karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Career Motivation yang dikembangkan oleh London 1993 dan Noe et al. 1990 untuk mengukur motivasi karier karyawan dan Mentoring Functions Scale Noe, 1988 untuk mengukur career functions dan psychosocial functions. Penelitian ini dilakukan pada 145 responden yang pernah terlibat dalam kegiatan mentoring di perusahaan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa career functions r = 0,57, p < 0,01 dan psychosocial functions r = 0,51, p < 0,01 memiliki hubungan positif terhadap motivasi karier karyawan. Hasil penelitian ini dapat berkontribusi bagi perusahaan untuk meningkatkan pemahaman mengenai hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi karier karyawan selama bekerja. Selain itu, dapat meningkatkan pemahaman bagi karyawan terkait pentingnya kegiatan mentoring yang diberikan oleh perusahaan. Kata Kunci:Mentoring, career functions, psychosocial functions, motivasi karier
Name Yusi RianaStudy Program Psychology, Bachelor ProgramTittle The Relationship between Career Functions and Psychosocial Functions on the Employee 39 s Career MotivationThe aim of this research is to examine the relationship of career functions and psychosocial functions on employee rsquo s career motivation. This is a quantitative study using Career Motivation developed by London 1993 and Noe et al. 1990 to measure employee rsquo s career motivation and Mentoring Functions Scale Noe, 1988 to measure career functions and psychosocial functions. This research was conducted on 145 respondents that had been involved in mentoring activities at a company. Results indicated that both career functions r 0,57, p 0,01 and psychosocial functions r 0,51, p 0,01 were positively related to employee rsquo s career motivation. Results of this study could contribute to company to increase understanding about the things that can increase employee rsquo s career motivation. In addition, this study also could contribute for employee to increase understanding about the importance of mentoring that provided by the company. Keywords Mentoring, career functions, psychosocial functions, career motivation"
2016
S66206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>