Ditemukan 134331 dokumen yang sesuai dengan query
Shintiya
"Dunia jurnalistik dan ranah politik merupakan dua wilayah yang hingga saat ini masih didominasi laki-laki. Hal tersebut membuat jurnalis perempuan yang ditempatkan dalam kompartemen politik harus menghadapi dua lapis bias gender sekaligus. Skripsi ini hendak melihat bagaimana eksistensi jurnalis perempuan dalam produksi berita politik. Penelitian ini menggunakan paradigma criticalconstructionism dan merupakan penelitian kualitatif dengan metode in-depth interview terhadap jurnalis di ruang redaksi Tempo. Ruang redaksi Tempo dipilih sebagai studi kasus karena merupakan media yang menyajikan berita politik berkualitas. Wawancara dilakukan terhadap enam orang narasumber yang dipilih menggunakan metode snowball. Hasil temuan menunjukkan walaupun jenis kelamin jurnalis tidak mempengaruhi bentuk tulisan, namun pada realitanya terdapat tantangan khusus sebagai perempuan dalam proses produksi berita politik. Jurnalis politik perempuan harus menghadapi berbagai diskriminasi dan pelecehan dalam menjalani profesi mereka.
Journalism and political sphere are two areas that still dominated by men. It makes women journalists who are placed in political compartment have to face two layers of gender bias as well. This thesis is about to see how the existence of women journalists in production of political news. This qualitative research used critical constructionism paradigm and method of in-depth interviews to journalists in Tempo newsroom. Tempo newsroom was chosen as a case study because it produces high quality political news. Interviews were conducted to six sources person who were selected by using snowball method. The findings indicate though journalists’ sex does not affect their news article, in reality there are some special challenges that have to face by women journalist in the process of political news production such as discrimination and harassment"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54363
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratih Cahyani Putri
"Jurnalisme merupakan bidang pekerjaan yang dinamis dan penting dalam masyarakat, apalagi seiring perkembangan teknologi yang mempermudah dan menambah variasi media tempat berita ditayangkan. Namun studi jurnalisme jarang untuk melihat bagaimana pekerja di dalam industri mereka sendiri - terutama perempuan jurnalis - bekerja dan berkembang di dalam ruang redaksi. Hal tersebut seringkali dijawab dengan adanya media daring, yang menawarkan fleksibilitas kerja, terutama bagi perempuan jurnalis yang juga merupakan seorang ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu dinamika internal dalam perempuan jurnalis yang bekerja dalam media online dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kerja dan pengasuhan mereka di dalam keluarga dan mencari tahu bagaimana fleksibilitas - yang seringkali dianggap sebagai sebuah keuntungan bagi perempuan jurnalis - mempengaruhi kerja dan pengasuhan mereka. Saya melakukan wawancara dengan tiga perempuan jurnalis dengan latar belakang, lama pengalaman kerja serta posisi dalam perusahaan yang berbeda dan melakukan analisis dengan pemikiran feminisme Marxis dan feminisme psikoanalisis untuk melihat bagaimana struktur dalam masyarakat, terutama kapitalisme dan patriarki serta perkembangan psikoseksual individu mempengaruhi pengambilan keputusan perempuan yang berhubungan dengan relasi di tempat kerja dan dalam keluarga. Dalam penelitian ini, saya menulis bahwa dengan fleksibilitas yang diunggulkan oleh industri media daring tidak cukup untuk memastikan pengalaman kerja dan pengambilan keputusan yang cukup bagi perempuan jurnalis media daring dan untuk mendorong perkembangan karir dan menjamin pengasuhan tetap berjalan, diperlukan adanya partisipasi aktif dari perempuan jurnalis di tempat kerjanya yang juga di saat yang bersamaan diseimbangkan dengan keterlibatan pasangannya dalam pengasuhan dan pelaksanaan tugas rumah tangga untuk menjamin kesetaraan di dalam rumah tangga.
Journalism is a dynamic and important field of work in society, especially with the development of technology that makes it easier and adds variety to the media where news is broadcasted. But journalism studies rarely look at how workers in their own industry - especially women journalists - work and thrive in the newsroom. This is often answered by the existence of online media, which offers work flexibility, especially for women journalists who are also mothers. This study aims to explore the internal dynamics of women journalists working in online media in making decisions related to their work and upbringing in the family and to find out how flexibility – which is often seen as an advantage for women journalists – affects their work and upbringing. . I conducted interviews with three women journalists with different backgrounds, years of work experience and positions in companies and conducted an analysis with Marxist feminism and psychoanalytic feminism thinking to see how the structure of society, especially capitalism and patriarchy and individual psychosexual development, affects women's decision-making. related to relationships at work and in the family. In this study, I write that while the flexibility that the online media industry provides is not sufficient to ensure sufficient work experience and decision-making for women online media journalists and to promote career development and ensure that parenting continues, there is a need for the active participation of women journalists in the workplace which is also at the same time balanced with the involvement of their partner in the care and implementation of household tasks to ensure equality in the household."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Garnis Geani
"Jurnalis dan media organisasinya bekerja untuk kepentingan khalayak. Kode Etik Jurnalistik, pasal 1 menyatakan, Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad butuk. Sedangkan jurnalis dan media kerap beralih fungsi menjadi partisan. Penelitian ini hendak melihat bagaimana pemaknaan reporter Metro TV mengenai profesionalisme jurnalis dan independensi Metro TV, dalam peliputan berita politik tahun 2014.
Penelitian kualitatif ini menggunakan Teori Resepsi dari Stuart Hall dan konsep profesionalisme jurnalis. Analisis dilakukan dengan paradigma kritis dengan metode wawancara mendalam terhadap reporter Metro TV. Wawancara dilakukan terhadap empat informan yang dipilih secara acak menggunakan metode snowball. Temuan menunjukkan, tidak semua reporter dapat memaknai arti profesionalisme dan independensi jurnalisme.
Journalists and their media organization working for the interest of their audiences. Cannon of Journalism, article one, said, Indonesian journalists have to be independent, producing the news that is accurate, balanced, and did not act in bad faith. This research will see how Metro TV's reporter in understanding about professionalism and independence of journalist, in political news gathering in 2014. This qualitative research is using the reception theory by Stuart Hall and the concept of professionalism journalist. The researcher uses the critical paradigm. The interview were conducted to four sources person who were selected by snowball method. The results show that not all reporters can interpret the meaning of professionalism and independence of journalism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58797
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fanny Lesmana
"buku ini membahas tentang feature yang merupakan tulisan jurnalistik yang dapat dianggap ringan."
Yogyakarta: Andi Offset, 2017
070.44 FAN f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Erina Lagman
"Interaksi antara objektivitas dan subjektivitas merupakan sebuah dilema dalam praktik jurnalistik, sebagai disiplin yang bertujuan untuk melayani kepentingan publik (Steensen, 2017). Ambivalensi terhadap subjektivitas sebagian besar terjadi pada berita-berita tradisional, seperti pemberitaan kejahatan, di mana bias dan nilai-nilai pribadi jurnalis mungkin menghalangi penggambaran rangkaian peristiwa secara akurat, sehingga semakin mengancam hilangnya kredibilitas organisasi berita tersebut. Di Indonesia, satu dari tiga perempuan berusia 15 hingga 34 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual setidaknya sekali dalam hidup mereka, yang menunjukkan tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak (United Nations Population Fund, 2016). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji bagaimana objektivitas dan subjektivitas secara pragmatis terwujud dalam praktik jurnalistik media Indonesia dengan fokus pada pemberitaan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka, yaitu analisis kritis dan evaluasi terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada dan berhubungan langsung dengan topik penelitian yang dituju (Daymon & Holloway, 2011). Konseptualisasi dan penerapan pragmatis objektivitas dan subjektivitas masing-masing mempunyai praktik positif dan negatif ketika diwujudkan melalui aktivitas pengumpulan berita dan pembuatan berita dalam sehari-hari. Untuk mendorong perubahan dan memberikan tekanan pada badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab agar berbuat lebih banyak untuk mengekang terjadinya kekerasan seksual di Indonesia, jurnalis harus mengikuti praktik-praktik yang lebih progresif, dan kemungkinan besar, pilihan-pilihan yangdianggap bersifat ‘subjektif’.
The interplay between objectivity and subjectivity is a common dilemma in journalistic practice, as a discipline that aims to serve the public interest (Steensen, 2017). The ambivalence toward subjectivity mostly concerns traditional hard news, like crime reporting, where the journalist’s bias and personal values may get in the way of accurately portraying the sequence of events, further threatening a loss of credibility for the news organisation. In Indonesia, one in three women aged 15 to 34 years old has experienced physical and/or sexual violence at least once in their lives, indicating an exceptionally high rate of violence against women and children (United Nations Population Fund, 2016). The purpose of this paper is to examine how objectivity and subjectivity pragmatically manifest in journalistic practices of the Indonesian media by focusing on the news coverage of violence against women and children. The method employed is a literature review, which is a critical analysis and evaluation of existing studies that directly relate to the intended topic of research (Daymon & Holloway, 2011). The conceptualisation and pragmatic application of objectivity and subjectivity each have positive and negative practices when manifested through daily newsgathering and newsmaking activities. To incite change and apply pressure on responsible government bodies to do more to curb the occurrence of sexual violence in Indonesia, journalists will have to adhere to more progressive practices, and potentially, choices that are thought to be ‘subjective’ in nature."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Masduki
Sleman: Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media), 2021
e20485724
eBooks Universitas Indonesia Library
A. Yoseph Wihartono
"Dalam proses produksi berita, terdapat aspek reciprocity antara jurnalis dengan narasumber yang menentukan bagaimana berita akan direproduksi dan direpresentasikan. Kriminologi budaya mengkritisi mengenai bentuk konstruksi suatu pemberitaan, fokus yang diangkat dalam penulisan ini ialah aspek reciprocity yang saling menguntungkan kedua belah pihak antara jurnalis kriminal dengan institusi kepolisian. Polisi akan selalu memberikan informasi dan mempermudah akses dan bahan berita kepada jurnalis kriminal, sebab polisi adalah pihak yang mendominasi informasi dan sumber berita kejahatan. Sebaliknya, jurnalis kriminal cenderung melakukan framing dengan citra positif good police terhadap narasumber utamanya, yaitu institusi kepolisian. Tulisan ini menganalisa aspek reciprocity pada media massa Redaksi Pos Kota online. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberitaan jurnalis kriminal Pos Kota online cenderung mereproduksi dan merepresentasikan citra positif institusi kepolisian good police secara berulang dan dengan pola tertentu untuk menjaga citra polisi tetap hadir secara positif. Oleh karena itu, hubungan reciprocity antara jurnalis dengan narasumbernya berpengaruh pada bagaimana suatu media massa melakukan framing.
In the process of news production, there rsquo s a reciprocity aspect between journalists and news resource that determine how the news will be reproduced and represented. Cultural criminology criticizes the construction form of a news, the focus raised in this paper is the reciprocity aspect that mutually benefits both parties between the criminal journalist and the police institution. The police will always provide information, facilitate access, and news material to criminal journalists, the police are the ones who dominate the information and sources of crime news. Conversely, criminal journalists tend to framing with a positive image good police against the main source, the police institution. This paper analyzes the reciprocity aspect of mass media editorial of Pos Kota online. The result of the analysis shows that reporting of criminal journalist of Pos Kota online tends to reproduce and represent positive image of police institution good police repeatedly and with certain pattern to keep positive image remain present positively. Therefore, the reciprocity relationship between journalist and its news source has an effect on how a mass media doing framing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Engelbertus Wendratama
Sleman: Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media), 2022
e20518314
eBooks Universitas Indonesia Library
Sundari
"Melalui pendekatan ekonomi politik media, penelitian ini mengungkap bagaimana komodifikasi berita politik yang terjadi di proses produksi jurnalisme online. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap alasan komodifikasi di jurnalisme online bisa menyebabkan persebaran berita palsu dan dampaknya bagi publik. Produksi berita di jurnalisme online merupakan kolaborasi gatekeeping dan gatewatching di ruang pemberitaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kasus produksi berita di Tribunnews.com yang menggunakan informasi dari media sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi politik menjadi komoditas yang ditawarkan media massa kepada publik. Komodifikasi terhadap informasi politik dari media sosial berpotensi pada penyebaran berita palsu atau hoaks. Penyebabnya ada dua. Pertama penjaga gawang ruang pemberitaan hanya melakukan verifikasi terhadap akun media sosial yang menyebarkan informasi bukan verifikasi terhadap informasi itu sendiri. Kedua, penjaga gawang ruang berita bisa disetir oleh aktor politik dibalik akun media sosial. Praktik komodifikasi ini menyebabkan berbagai masalah bagi publik seperti ruang publik yang semu, kehilangan informasi subtantif, sulit mengenal kecakapan kandidat yang akan dipilih, hingga merisak proses berdemokarasi di pemilihan umum.
Through the media political economy approach, this study reveals how the commodification taken place on processes online journalism. The aim of the study was to reveal the reasons for commodification in online journalism could cause the spread of false news and its impact on the public. News production in online journalism are collaboration between gatekeeping and gatewatching in news room. The research method that is used is case analysist news production by Tribunnews.com that is using information from social media. The result of the research showed that political information become commodity that is offered mass media to public. Commodification toward political information from social media have potential to be the distribution of fake news or hoax. There are two causes. First, First, the newsroom gatekeeper only verifies social media accounts that disseminate information rather than verifying the information itself. Second, newsroom gatekeeper can be driven by political actor behind social media account. This commodification practice causing some problems for public such as pseudo public sphere, lost of substantive information, hard to recognize the capability of the candidate that will be choosen, until disrupt the process of democratization in political elections."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53097
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Healza Kurnia Hendiastutjik
"Jika pada akhirnya seluruh media menerapkan platform UGC atau platform kolaboratif sebagai sarana interaksi antara pembaca dan para jurnalis di media tersebut, peran jurnalis tidak mudah untuk saat ini. Inilah yang kemudian menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini di mana menurut tulisan Bruns (2018) bahwa dengan adanya praktik jurnalisme kolaboratif maka akan ada satu aspek penting yang harus ikut diulas lebih mendalam yakni kurasi berita. Menggunakan paradigma post-positivistik dan pendekatan kualitatif, penelitian ini memiliki kebaharuan dalam fenomena rekonstruksi berita dan proses kurasi yang dilakukan oleh jurnalis sekaligus content writer di sebuah media daring Indonesia. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara hingga studi dokumentasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik coding dan mencocokkan dengan teori dan konsep dari kurasi berita dan jurnalisme kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan media positioning, pengalaman kerja, hingga gaya bahasa menjadi temuan penting dalam penelitian ini. Selain itu, berdasarkan temuan di lapangan proses kerja kurasi berita dalam platform kolaboratif Urbanasia.com, Urban ID membuat pola kurasi berita konvensional berubah menjadi pola yang lebih kompleks dan interaksi yang lebih intens antara pembaca dan jurnalis profesional.
If in the end all media implement the UGC platform or collaborative platform as a means of interaction between readers and journalists in the media, the role of journalists is not easy at this time. This then became the focus of researchers in this study where according to the writing of Bruns (2018) that with the practice of collaborative journalism, there will be one important aspect that must be discussed more deeply, namely news. Using a post-positivistic paradigm and a qualitative approach, this research updates the renewal in the news reconstruction phenomenon and the curation process carried out by journalists as well as content writers in a media that is brave in Indonesia. Researchers used observation, interviews and documentation studies to collect the data. The analysis was carried out using coding techniques and matching the theories and concepts of collaborative news and journalism. The results show that the position of the media, work experience, and language style are important findings in this study. In addition, based on findings in the news curation work process in the collaborative platform Urbanasia.com, Urban ID has made conventional curated news patterns change into more complex patterns and more intense interactions between readers and professional journalists."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library