Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadila Asmaniar
"Dalam beberapa tahun terakhir, Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi isu utama di antara masalah kesehatan di seluruh dunia. DBD adalah infeksi nyamuk yang bermanifestasi dalam berat penyakit seperti flu, dan mungkin berkembang menjadi komplikasi yang berpotensi mematikan yang disebut Dengue Syok Syndrome. Dengue sering ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia, terutama di daerah perkotaan dan semi-perkotaan. Dalam konkordansi untuk metode diagnostik dan pengembangan vaksin, variasi genetik terjadi. Di sini dianalisis genom 2 DENV menggunakan perangkat lunak Gentyx dalam rangka untuk mencari tahu apa genotipe dari DENV 2 serotipe.
Penelitian ini mengambil desain studi cross sectional di Jakarta 2010. Sampel diambil dari pasien DBD yang serum diuji dengan RT-PCR sebagai standar emas untuk mengkonfirmasi apakah pasien menderita DBD atau tidak. Sampel populasi dicurigai pasien DBD dari 5 kota di Jakarta dengan usia mereka mulai dari 14 sampai 60 tahun.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik pasien dengue dan genotipe virus dengue. Selain itu, kami merancang primer untuk memperkuat dan mensekuens genom virus dengue galur Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan memiliki jumlah yang sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan DBD telah dikonfirmasi. DENV 2 ditemukan menjadi serotipe yang paling beredar di Jakarta. Selanjutnya, 14 sampai 20 tahun adalah kelompok paling dominan di antara semua kelompok umur. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih dari DENV 2 di Indonesia yang menggunakan cakupan yang lebih luas dari provinsi dan angka sampel yang lebih banyak.

In the past few years, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has been a major issue among the worldwide health problems. DHF is a mosquito-borne infection that manifests in severe flu-like illness, and it might progress to a complication potentially leading to mortality termed as Dengue Shock Syndrome. Dengue is a frequent virus in tropical and sub-tropical regions, especially in urban and semi-urban areas. In concordance with diagnostic methods and vaccine development, genetic variation takes place. In this study we analyze the DENV 2 genome using Gentyx software in order to find out what the genotypes of DENV 2 serotypes are.
This research was designed in cross sectional study, taking place in Jakarta 2010. The samples were taken from DHF patients whose blood serum was tested by RT-PCR. The population sample were suspected DHF patient from 5 cities in Jakarta with their ages ranging from 14 to 60 years old. The study is conducted to evaluate the dengue patient's characteristics and genotype of dengue viruses. Moreover, we designed the primer to amplify and sequence Indonesian strain dengue virus genomes.
The result demonstrated that women have slightly higher numbers of confirmed DHF than male. DENV 2 is found to be the most circulating serotype in Jakarta. In addition 14 to 20 years old was the mot predominant among all of age groups. It was suggested to conduct more research of DENV 2 in Indonesia using wider coverage of province and also larger numbers of samples.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Christine Mayorita
"Saat ini, demam berdarah sudah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyakit ini makin sering terjadi bahkan seringkali menyebabkan kematian khususnya di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui genotipe virus dengue serotype 1 di Indonesia sebagai dasar untuk turut ambil bagian dalam pengembangan diagnostik dan vaksin dari virus dengue.
Riset ini terdiri dari 100 responden yang terdiri dari pria dan wanita berusia antara 14-60 tahun. Semua sampel dipilih secara konsekutif dan virus dengue yang digunakan dalam riset ini dipilih secara acak pada bulan Maret 2010- Desember 2010. Kemudian dilanjutkan dengan proses sequencing pada bulan Januari 2011 sampai bulan Oktober 2011 yang bertempat di Departemen Mikrobiologi dengan metode cross sectional.
Hasil dari penelitian ini adalah virus dengue serotype 1 yang berasal dari strain Indonesia termasuk dalam golongan genotype 4. Saran yang dapat diberikan untuk riset selanjutnya adalah datanya harus lebih dilengkapi terlebih untuk data yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Currently, dengue fever has become a worldwide health problem. This disease occurs more and more frequently and often cause death, especially in some Asian countries including Indonesia. The purpose of this study was to determine the genotype of dengue virus serotype 1 in Indonesia as a base to take part in the development of diagnostics and vaccines of the dengue virus.
This research consisted of 100 respondents consisting of men and women aged between 14 to 60 years. All samples were selected by consecutive and dengue viruses used in this study were randomly selected in March 2010 to December 2010. Afterwards, the next step was sequencing process in January 2011 to October 2011 in the Department of Microbiology by using cross sectional method.
The result of this study was dengue virus serotype 1 strains originating from Indonesia belonged to genotype 4. The suggestion for further research is the quantity of data should be increased especially for data collected from various provinces in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Saraswati
"Indonesia merupakan negara pertama ditemukannya penyakit demam berdarah, yaitu pada tahun 1968. Hingga pada tahun 2004, beberapa studi menemukan bahwa virus dengue serotipe 3 (DENV-3) merupakan penyebab demam berdarah paling dominan dan menyebabkan gejala yang paling berat.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui genotype dari DENV-3 di Jakarta yang berguna untuk diagnosis awal dan pengembangan vaksin. Ditambah lagi, primer yang di rancang di penelitian ini berguna untuk penelitian demam berdarah berikutnya. Riset ini diambil dari 100 pasien demam berdarah rawat inap di RSCM dan pengumpulan setiap data dibantu oleh lembaga Eijkman. Sampel diambil dengan consecutive sampling dan dianalisis menggunakan Genetyx v5.1.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas virus dengue serotipe 3 yang ditemukan di Indonesia termasuk dalam genotipe I yang hampir identik dengan dengue virus serotipe 3 dari Thailand. Selain itu, ditemukan bahwa tingkat pasien demam berdarah pada anak-anak lebih tinggi disbanding pasien dewasa. Namun berdasarkan uji chi-square, ditemukan bahwa kategori jenis kelamin, umur dan daerah Jakarta tidak terdapat hubungan signifikan dengan terjadinya demam berdarah.
Para peneliti diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lenjut untuk melakukan sequencing lebih banyak lagi dan tidak hanya dilakukan di Jakarta saja tetapi di daerah lain, karena tingkat pasien demam berdarah yang tinggi di Indonesia.

Indonesia was the first country where dengue hemorrhagic fever (DHF) was found in 1968. Ever since, the increasing cases were reported every year, and this became a major concern of health problem worldwide. In addition, dengue virus (DENV) serotype 3, which cause the most severe clinical manifestation among other dengue virus strands, was found as the most predominant DENV in Indonesia.
This study aimed to find the genotype of the dengue virus in Jakarta to become the base in the development of vaccine and molecular diagnostic. Moreover, this study designed the primer of DENV for future laboratories research. This study was participated by 100 suspected dengue patients in RSCM and data collection was conducted by Eijkman, the research institute. Samples were taken by consecutive sampling and analysed by Genetyx v5.1.
The results gave information that a majority of virus dengue serotype 3 in Indonesia was consisted of genotype I, which is identical with dengue virus serotype 3 in Thailand. Furthermore, we found that the incidence of pediatric dengue patients is higher than adults. However, in accordance with the chi square test, there is no significant relationship between different patient’s categories (gender, age, region).
It is expected that, DNA sequencing for other DENV-3 should be inspected further in Jakarta and this research should also be done in other areas in Indonesia as this country is one of the countries with high yield of dengue evidence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Tita Indriasti
"Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita DBD tertinggi di dunia. Riset ini bertujuan mengidentifikasi genotipe virus dengue serotype 4 yang beredar di Indonesia, khususnya Jakarta, pada tahun 2010. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui serotipe dengue yang beredar di Jakarta. Riset dengen metode cross-sectional ini melibatkan 100 sampel yang selanjutnya dibagi berdasarkan hasil konfirmasi RT-PCR, seks, usia dan daerah domisili. Prevalensi tertinggi ditemukan pada usia umur 14-20 tahun dan pasien yang bertempat tinggal di Jakarta Timur. Sedangkan, ratio penderita antara wanita dan pria tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Selain itu, dengan menggunakan software Genetyx, dapat diketahui bahwa genotipe yang bersirkulasi di Jakarta adalah tipe II. Selanjutnya, pembuatan primer dilakukan dengan program Primer Designer yang bertujuan untuk memperbanyak dan men-sequence whole genome dari DENV 4. Pada saat ini, data mengenai epidemiologi molekular terhadap infeksi dengue masih terbatas. Oleh karena itu, studi seperti ini penting untuk ditingkatkan agar tersedia informasi yang lebih lengkap mengenai genotipe yang beredar di Jakarta. Sebagai tambahan, penelitian semacam ini juga perlu dilakukan di daerah lain di Indonesia karena adanya variase genetik oleh virus dengue itu sendiri.

Over the past few decades, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has become a global health problem. Indonesia is the one of the countries with highest cases in the world. This research is aimed to identify the genotype of serotype 4 in Indonesia, particularly in Jakarta, in the year 2010. The other objectives are to recognize the characteristic of dengue patients and to design primer for dengue serotype 4. This cross-sectional study involved 100 respondents who were later on categorized based on RT-PCR confirmation result, gender, age and domicile. The highest prevalence was found among patients of 14-20 years old and those who lived in East Jakarta. The predominant serotype circulating in Jakarta was DENV 2. Furthermore, by using Genetyx software, the genotype of serotype 4 circulated in Jakarta in 2010-2011 was type II. Next, whole genome of DENV 4 amplification and sequencing was carried out by using Primer Designer program. At present, the data about molecular epidemiology of dengue infection in Jakarta is still limited. Therefore, it is important to conduct other studies in this field in order to provide more complete information about genotype circulating in Jakarta. Furthermore, similar studies should be carried out in other areas in Indonesia to discover the other genotypes as the viral genetic may vary in different places."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Nita Sumadya
"Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegepty. Penyakit ini disebabkan oleh 4 serotipe virus yang berbeda, yaitu DENV 1, DENV 2, DENV 3, dan DENV 4. Salah satu penanggulangan penyebaran demam berdarah adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin Dengvaxia merupakan vaksin penanggulangan demam berdarah terbaru yang diperuntukkan untuk seseorang yang pernah terinfeksi DBD dari suatu serotipe virus sedemikian sehingga vaksin tersebut dapat mencegah seseorang terinfeksi DBD untuk kedua kalinya dengan serotipe virus yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini mengkonstruksi model penyebaran penyakit demam berdarah dengan menggunakan dua serotipe virus dan intervensi vaksin Dengvaxia. Dari analisis model didapat empat titik keseimbangan, salah satu di antaranya merupakan titik keseimbangan bebas penyakit, sedangkan tiga titik keseimbangan lainnya menampilkan kondisi endemik dari serotipe tunggal masing-masing virus dan koeksistensi kedua serotipe. Bilangan reproduksi dasar (R0) dan eksistensi titik keseimbangan disajikan secara analitik, sedangkan kestabilan titik endemik ditampilkan secara numerik. Berdasarkan hasil simulasi numerik, dapat diketahui bahwa intervensi vaksin Dengvaxia berperan dalam mengurangi jumlah infeksi kedua dari penyakit Demam Berdarah Dengue.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by 4 serotype of viruses, namely DENV 1, DENV 2, DENV 3, and DENV 4. One way to prevent the spread of dengue fever is by vaccination. Dengvaxia vaccine is the latest dengue fever control vaccine intended for someone who has been infected with DHF from a virus serotype so that the vaccine can prevent someone from being infected with DHF a second time with a different virus serotype. Therefore, this study constructs a model for the spread of dengue fever by using two virus serotypes and the intervention of the Dengvaxia vaccine. From the analysis of the model, four equilibrium points were obtained, one of which is a disease-free equilibrium point, while the other three equilibrium points represent the endemic conditions of a single serotype of each virus and the coexistence of the two serotypes. The basic reproduction number (R0) and the existence of the equilibrium point are presented analytically, while the stability of the endemic point is presented numerically. Based on the numerical simulation results, it can be seen that the Dengvaxia vaccine intervention plays a role in reducing the number of second infections from Dengue Hemorrhagic Fever.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Budi Utomo
"Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Pengobatan baru bersifat antiviral yang menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam replikasi di dalam tubuh sangat dibutuhkan saat ini. NS5 metiltransferase merupakan salah satu protein non struktural virus dengue yang diketahui dapat menjadi target inhibitor antiviral. Penelitian ini bertujuan menapis peptida siklis komersial yang dapat digunakan sebagai inhibitor NS5 metiltransferase virus dengue melalui molecular docking dan simulasi molecular dynamics.
Screening dilakukan melalui metode molecular docking berdasarkan nilai ΔGbinding. Stabilitas kompleks enzim-ligan dianalisis dengan simulasi molecular dynamics. Screening 300 peptida siklis komersial didapatkan ligan terbaik untuk masing-masing sisi ikatan SAM dan RNA-cap NS5 metiltransferase yaitu [Tyr123] Prepro Endothelin (110-130),amide,human dan Urotensin II, human berdasarkan nilai ΔGbinding, molecular weight (MW) dan uji ADME-Tox.
Hasil simulasi molecular dynamics menunjukan bahwa kedua ligan dapat mempertahankan interaksi dengan residu sisi aktif target. Ligan [Tyr123] Prepro Endothelin (110-130),amide,human dapat mempertahankan kestabilan konformasi kompleks enzim-ligan pada 310 K dan 312 K. Sedangkan ligan Urotensin II, human lebih reaktif pada 312 K dibandingkan pada 310 K. Oleh karena itu, kedua ligan dapat dijadikan kandidat inhibitor potensial untuk NS5 metiltransferase virus dengue.

Disease caused by dengue virus infection has become a major health problem in the world. New treatment is antiviral which inhibits the activity of enzymes that play a role in replication in the body is needed at this time. NS5 methyltransferase was one of dengue virus non-structural proteins which were known to be a target of antiviral inhibitors. This research aims to screen commercial cyclic peptides that was used as inhibitors of dengue virus NS5 methyltransferase by molecular docking and molecular dynamics simulation.
Screening was done through molecular docking method based on the value of ΔGbinding. Stability of complex enzyme-ligand were analyzed by molecular dynamics simulation. Screening of 300 commercial cyclic peptide obtained best ligand for SAM and RNA-cap binding site of NS5 methyltransferase recpectively based on ΔGbinding value, molecular weight (MW) and ADME-Tox test.
Result of molecular dynamics simulation show that both of the ligand can maintain interaction with the active site residues of target. Ligand [Tyr123] Prepro Endothelin (110- 130),amide,human can maintain stable conformation of complex enzyme-ligand at 310 K and 312 K. Meanwhile, ligand Urotensin II,human more reactive at 312 K than at 310 K. Therefore, both ligands can be used as a potential inhibitor candidates for NS5 methyltransferase of dengue virus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42917
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Kamila
"Selama tahun 2010-2014 Kota Semarang selalu menduduki tiga besar rangking Incidence Rate DBD di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pembiayaan program pemberantasan DBD bersumber pemerintah pada tahun 2013-2015 serta kesenjangan sumberdaya. Pendekatan akun biaya kesehatan (health account) digunakan untuk menelusuri pembiayaan menurut sumber, fungsi, penyedia layanan. Hasil studi menunjukkan bahwa total belanja program DBD bersumber APBD tahun 2013 adalah Rp. 4.018.927.020, tahun 2014 sebesar Rp. 4.070.437.715.020, dan tahun 2015 sebesar Rp. 8.889.646.145. Program terutama dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, dan fungsi layanan kesehatan terutama adalah Surveilans Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular. Belanja untuk kegiatan administrasi lebih tinggi daripada belanja untuk program promosi kesehatan dan penangan KLB. Tidak terdapat kesenjangan antara ketersediaan sumber daya yang dipotret dari belanja kesehatan program pemberantasan DBD dengan kebutuhan program berdasarkan perhitungan kebutuhan metode SPM. Namun, terdapat kesenjangan antara ketersediaan sumber daya atau belanja kesehatan dengan perencanaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Disarankan agar perencanaan program lebih berfokus pada kegiatan promotif dan preventif.

During Year 2010 - 2014 Semarang municipality has been stated as the Big Three city with high incidence rate of dengue in Central Java province. This tracking expenditure of DHF Preventive Program has tried to analyze spending by the Local Government for Year 2013-2015, as well as the resources gap. The health account approach was used to analyze spending by source, function, and provider. Total spending for DHF supported by the local government in 2013 was Rp. 4.018.927.020, in 2014 was Rp. 4,070,437,715,020, and in 2015 was Rp. 8,889,646,145. The key player of the program was the Semarang Municipality Health Office. By function, the highest proportion of the spending was for Epidemiological Surveillance and Control of Communicable Diseases. The study also found that higher proportion of spending on administration as compared to direct activities such as community empowerment, and program to solve the outbreak. There was no resources gap if available resources was compared to the nedd according to SPM, however there was a resource gap if compared with the plan developed by the municipality health office. The study suggested to improved planning by focusing more on the direct activities such as promotive preventive."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikke Yuniherlina
"Manifestasi klinis demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan derajat keparahan DBD menurut kritera WHO 2011 terbagi atas DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III, dan DBD derajat IV. Di Indonesia insiden DBD meningkat walaupun angka kematiannya menurun, untuk itu penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD, dimana DBD derajat II, III, dan IV dikategorikan sebagai DBD parah.
Penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder dari studi etiologi demam akut dari delapan rumah sakit di Indonesia, didapatkan proporsi keparahan DBD sebesar 43,3%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD didapatkan faktor jenis serotipe virus DENV-2 (OR = 3,06 95%CI 1,43-6,55), DENV-3 (OR = 2,62 95% CI 1,33-5,15), faktor lama demam (OR = 1,91 95%CI 1,09-3,35), dan faktor jumlah leukosit (OR = 1,79 95%CI 1,02-3,16). Skoring didapatkan sebesar 67% kemampuan untuk memprediksi keparahan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) as a clinical manifestasion of dengue infection remains a public health problem in Indonesia. According to WHO, DHF severity grade was divided into DHF I, DHF II, DHF III and DHF IV. In Indonesia, the incidence of DHF increased eventhough the mortality rate decreased. Therefore, the study aims to examine prognostic factors related to the severity of DHF, with the category of severe DHF is including DHF II, DHF III and DHF IV.
This cross-sectional study using secondary data from the Acute Febrile Illness Etiology Study of eight Hospitals in Indonesia. The result as follow, the proportion of severe DHF category is 43.3%, the prognostic factors associated with DHF severity are DENV serotype (DENV-2, OR = 3.06 95% CI 1.43 - 6.55; DENV-3, OR = 2.62 95% CI 1.33 - 5.15), day of illness (OR = 1.91 95% CI 1.09 - 3.35), and leucocyte count (OR = 1.79 95% CI 1.02 - 3.16). The scoring with contributing of DENV serotype, day of illness, and leucocyte count as prognostic factors, has only 67% ability to predict DHF severity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Agriani Dumbela
"Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamukbetina Ae. Aegypti. Sampai saat ini, belum ditemukan pengobatan yang spesifikuntuk menyembuhkan penderita DBD, meskipun strategi vaksinasi telah dilakukandi berbagai negara tropis. WHO menyatakan bahwa strategi pencegahan palingefektif untuk mengendalikan demam berdarah yaitu dengan mengendalikan vektornyamuk, seperti melakukan intervensi mechanical control, fumigasi dan larvasida.Sebuah model matematika pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD denganpopulasi tidak tertutup akan dibahas dalam artikel ini. Intervensi kontrol mekanik,fumigasi dan larvasida diimplementasikan ke dalam model untuk memahami carapaling efektif untuk mencegah Demam Berdarah Dengue DBD. Analisis titikkeseimbangan dan kestabilan lokal serta Basic Reproduction Number R0 ditampilkan secara analitik. Beberapa hasil numerik untuk beberapa skenarioberbeda dilakukan untuk menunjukkan situasi yang mungkin ditemukan dilapangan.

Dengue is a mosquito borne viral disease which spread by female Ae. Aegyptimosquito. Until today, there are no specific treatment to cure people, althoughvaccination strategy are undergo in many tropical countries. WHO stated that themost efective prevention strategy to control dengue spread is by controllingmosquito strategy, such as with mechanical control, fumigation and larvacideintervention. A mathematical model of dengue spread among not closedpopulation will be discussed in this article. Intervention of mechanical control,fumigation and larvacide implemented into the model to understand the mostefective way to prevent dengue spread. Analysis of equilibrium points about theirexistence and local stability criteria along with basic reproductive ratio R0 willbe shown analytically. Some numerical results for some different scenario will beperformed to show a possible situation in the field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Andayani P.
"Latar belakang. Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih tinggi di Indonesia dan hingga tahun 2014 mengenai 34 propinsi di Indonesia dengan penderita 71.668 orang. Kasus yang meninggal mencapai 641 orang disebabkan oleh SSD dan perdarahan. Kasus-kasus DBD berat sering dirujuk ke Rumah Sakit rujukan dengan sepsis karena indikator sepsis yaitu Prokalsitonin (PCT) yang tinggi. Tujuan. Untuk mengetahui profil PCT pada infeksi virus dengue pada anak dengan mengukur kadar PCT pada pasien Demam Dengue (DD), DBD, Sindrom syok dengue (SSD), dan SSD dengan koinfeksi.
Metode. Penelitian prospektif observasional dengan metode potong lintang, di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dan Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dari bulan April - Mei 2015. Diagnosis infeksi virus dengue berdasarkan kriteria WHO 2011.
Hasil. Didapatkan 34 subjek penelitian. Laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan rasio1,13 : 1. Kelompok usia mempunyai rentang 1 bulan sampai dengan 18 tahun dengan median 10,50 tahun. Diagnosis infeksi virus dengue paling banyak kelompok DBD yaitu DBD 21 subjek, DD 7 subjek, SSD 4 subjek, dan 2 subyek SSD dengan koinfeksi. Kadar PCT 0,5 ng/ml terdapat pada 15 (34) subjek yaitu terdiri dari 2 (7) dengan diagnosis DD, 9 (21) dengan diagnosis DBD, 4 (6) dengan diagnosis SSD.
Simpulan. Profil PCT pada infeksi dengue memperlihatkan adanya pola peningkatan nilai PCT sesuai dengan derajat berat manifestasi klinis infeksi virus dengue pada anak. Tampaknya nilai PCT 2ng/ml dapat dipakai sebagai titik potong adanya koinfeksi pada SSD, dengan klinis infeksi yang jelas.

Background. Dengue haemorrhagic fever (DHF) cases in Indonesia are still very prevalent ; in 2014, 34 provences in Indonesia reported 71.668 cases. Death toll reaches 641 people caused by dengue shock syndrome and bleeding. Severe DHF cases referred to hospital due to indication of sepsis base of high Procalcitonin (PCT) profile.
Objectives. To measure PCT profile in dengue virus infection, in children ; Dengue Fever (DF), DHF, Dengue shock syndrome (DSS), and DSS with cases of coinfection. Methods. The study were conducted in Fatmawati general hospital and Dr Cipto Mangunkusumo general hospital, in conjunction with Cipto mangunkusumo referral centre, Jakarta. Result collected from April to May 2015. Dengue fever diagnosis based on criteria of WHO 2011.
Result. In 34 cases, there are more male cases compare to female by a ratio of 1.13 : 1. In child cases from 1 month years old until 18 years of age with the median of 10 and half years of age. In most common cases found; 21 DHF subject, 7 DF subject, 4 DSS subject, and 2 SSD subject with coinfection. In this cases the level of PCT 0,5 ng/ml in 15 out of 34 subject, which consist of DD 2(7), DHF 9(21), and DSS 4(6). Two SSD subject with coinfection have PCT >2ng/ml.
Conclusion. PCT profile in dengue infections show increased PCT profile in corelation with the severity of dengue fever on children. Procalcitonin 2ng/ml can be used to cut-off coinfection in SSD along with clear clinical infections.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>