Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103345 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deni Samuel
"Dalam penelitian-penelitian yang mengambil topik mengenai kajian investasi teknologi informasi, menampilkan manfaat-manfaat yang bisa didapatkan oleh organisasi dari investasi teknologi informasi. Dari manfaat-manfaat tersebut ada risiko-risiko yang bisa mempengaruhi pencapaian manfaat teknologi informasi yang diharapkan, maka dari itu perlu adanya kajian mengenai risiko-risiko yang bisa mempengaruhi pencapaian manfaat investasi teknologi informasi. Karya-karya akhir mengenai kajian manfaat investasi teknologi informasi, memberikan penjelasan mengenai perubahan-perubahan proses bisnis yang terjadi akibat adanya investasi teknologi informasi. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya risiko dari sisi internal dan eksternal organisasi dan dapat ditinjau dari aspek manusia, proses, dan teknologi, yang bisa mempengaruhi jalannya proses bisnis organisasi.
Dalam melakukan kajian risiko dalam investasi teknologi informasi, maka diperlukan metode-metode yang dapat mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik sebagai dasar utama untuk mengetahui manfaat-manfaat dalam investasi teknologi informasi yang bersifat generik untuk semua sektor industri. Kerangka kerja Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission Enterprise Risk Management dipakai untuk memberikan hubungan yang antara tujuan organisasi, strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, kemudian risiko-risiko yang bisa terjadi dari penerapan strategi tersebut, dan indikator-indikator yang mempengaruhi terjadinya risiko-risiko yang dihadapi organisasi. Karya-karya akhir dengan tema kajian investasi teknologi informasi digunakan untuk memberikan gambaran proses-proses bisnis yang berubah, akibat adanya penerapan teknologi informasi dan memberikan keberagaman sektor industri yang dikaji dalam penelitian ini.
Penelitian ini menghasilkan indikator-indikator risiko yang bisa mempengaruhi terjadinya risiko dari pencapaian manfaat-manfaat pada Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik, yaitu, biaya tambahan, komplain karyawan, ketidakcocokan saldo pada neraca, tidak ada jaringan internet, keluhan pelanggan, dan downtime jaringan.

Research that takes topic of information technology investment studies, showing the benefits that can be obtained by the organization of information technology investment. From these benefits there are risks that could affect the achievement of the expected benefits of information technology. Therefore, it is necessary to study about risks that may affect the achievement of the benefits of information technology investments. Final projects about study of the benefits of information technology investments, provide a description of the business process changes that occurred as a result of of information technology investments. It can be lead to the risk from internal and external sides of organizations and can be viewed from the aspects of human, processes, and technology, that could affect the course of the organization's business processes.
In assessing the risk in information technology investments, it would required methods to support this research. This research using Generic Table IS/IT Business Value as the primary basis to determine the benefits of information technology investments, and generic for various industrial sectors. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission Enterprise Risk Management Framework is used to provide a connection between the organization's objectives, strategies to achieve those goals, then the risks that could occur from the implementation of these strategies, and indicators that influence the occurrence of risks facing the organization. Final projects with theme of information technology investment study are used to give an overview of business processes that changed, due information technology implementation and provide a diversity of industry sectors examined in this study.
This research resulted the risk indicators that could affect the risk of the
achievement of benefits in Generic Table IS/IT Business Value, including, additional costs, the balance on the balance sheet mismatch, no internet connection, customer complaints, and network downtime.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Damianus Haryusutanto
"ABSTRAK
Seiring dengan kebutuhan implementasi produk perangkat lunak yang dibutuhkan oleh perusahaan, dibutuhkan beberapa Server yang dapat menjamin hasil yang optimal dari proses yang dilakukan oleh klien atau pemakai. Imbas dari jumlah Server yang meningkat tersebut adalah akan dibutuhkannya biaya yang besar dalam melakukan investasi awal maupun pemeliharaan. Sejalan dengan permasalahan yang disebutkan, terjadi perubahan di dalam industri TI yaitu teknologi virtualisasi. Teknologi ini dapat mengurangi jumlah Server fisik dengan memindahkan Server fisik ke dalam host Server. Menurut Ziff-Davis Research, ada beberapa hal yang mengarahkan perusahaan untuk mengadopsi teknologi virtualisasi, dengan hasil survey terbanyak secara berurutan adalah menurunkan biaya perangkat keras, perbaikan rasio utilisasi Server, mengurangi penyebaran Server, dan menurunkan biaya pemeliharaan. Berdasarkan hasil di atas, PT. XYZ memutuskan untuk melakukan implementasi teknologi virtualisasi ke dalam infrastruktur TI perusahaan.
Untuk menentukan seberapa besar manfaat penerapan SI/TI, dalam hal ini implementasi teknologi virtualisasi, diperlukan suatu pengkajian terhadap penerapan SI/ TI tersebut. Penelitian ini menggunakan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik yang dikembangkan oleh Benny Ranti yang kemudian akan disebut sebagai Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti untuk mengidentifikasi manfaat dan kemudian dari hasil identifikasi akan ditentukan manfaat yang mempunyai kontribusi yang relevan dan signifikan kepada PT. XYZ. Manfaat-manfaat tersebut akan dikuantifikasikan dan kemudian disimulasikan dengan menggunakan metode Monte Carlo yang bertujuan untuk memperhitungkan nilai ketidaktentuan dari hasil wawancara. Simulasi Monte Carlo dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel.
Hasil dari identifikasi manfaat terhadap implementasi teknologi virtualisasi adalah 5 Kategori dan 16 Sub kategori berdasarkan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti. Hasil kuantifikasi manfaat dengan menggunakan simulasi metode Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai penghematan yang terjadi adalah Rp. 108.574.036, 68 yang membuktikan bahwa implementasi teknologi virtualisasi ke dalam PT. XYZ layak untuk dilakukan.

ABSTRACT
To support company’s need for their software product implementaton, the company has to decide the number of servers required to guarantee clients or users optimal results. The numbers of servers will influence costs for initial investment and maintenance. In line with this issue, there is a new wind of change in the IT industry which is called virtualization. This technology will help companies minimize the number of physical servers by moving it to the host server. According to Ziff-Davis Research there are several factors that drive companies to adopt virtualization technology including decreasing hardware initial investment costs, improving server utilization ratio, decreasing server distribution, and decreasing maintenance costs. Based on the above research result, PT. XYZ decided to implement virtualization technology into their IT infrastructure.
Study is required to measure benefits obtained from the application of Information System/Information Technology, specifically virtualization technology. This study uses Generic IS/IT Businees Value Table developed by Benny Ranti, later known as Ranti’s Generic IS/IT Business Value Table to identify benefits or values. Identified values are filtered based on relevant and significant contribution to PT. XYZ. Simulation based on Monte Carlo method is then conducted to analyze uncertainty values to ease value quantification process. Monte Carlo Simulation is conducted by using Microsoft Excel.
The values obtained from virtualization technology investment are 5 categories and 16 sub-categories based on Ranti’s Generic IS/IT Businees Value Table. The result of values quantification shows a cost saving Rp 108.574.036,68. This result proves that implementation of virtualization technology on PT. XYZ is feasible to do."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariadi Sentosa
"Menjadi perusahaan kelas dunia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri yang terintegrasi serta investasi yang kompetitif merupakan visi PT. Rekayasa Industri (Rekind) dengan cara memenuhi kebutuhan pelanggan dari seluruh dunia. Salah satu kebutuhan pelanggan adalah Rekind harus mampu memanfaatkan Sistem Informasi (SI) untuk mendukung proses bisnisnya, sehingga Rekind membutuhkan IT Masterplan. IT Masterplan sudah ada tetapi sudah usang, sehingga perlu dibuat baru yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan saat ini. Dibutuhkan metodologi yang lengkap, yang dapat menjawab kebutuhan rekind. Be Vissta Planning merupakan metodologi yang menggabungkan beberapa metodologi, dengan tidak mengurangi kelebihan dan urutan logisnya, dengan penambahan modul untuk menggali manfaat bisnis SI dalam menentukan prioritisasi serta rencana implementasi. Tetapi sebelumnya perlu dilakukan penyempurnaan metodologi dengan beberapa perbaikan pada sub-fase kegiatan, yaitu merevisi Information Economics (IE) dalam mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI dengan Tabel Manfaat Bisnis SI/TI Generik, lalu memvalidasi hubungan sebab-akibatnya dengan system dynamics(SD), setelah itu menguji metodologi dengan pembuatan renstra SI Rekind. Penelitian ini menghasilkan 2 metode pendekatan untuk mengukur nilai manfaat bisnis untuk setiap proyek SI.

Being a world-class company in the field of integrated industrial design and engineering and competitive investment is PT. Rekayasa Industri (Rekind)’s vision by meeting the needs of clients from all over the world. One of the client requirements is to be able to utilize Information Systems (IS) to support business processes, thus requiring IT Masterplan. IT Masterplan already exists but it’s outdated, so it needs to be made in accordance with the new company's business needs today. It takes a complete methodology, which can address the Rekind’s needs. Be Vissta Planning is an ISSP Methodology that combines some of the methodology by not reducing advantages and logical sequence with the addition of modules to explore the business value of IS in determining the prioritization and implementation plan. But before that, it is necessary to improve the methodology with some improvement in the sub-phase activities that is improving Information Economics (IE) framework with Generic IS/IT Business Value in determining the IS business values, then validated with the System Dynamics (SD), after that testing the improved methodology with making IS Strategic Planning in Rekind. This research produce 2 methods in quantifiying business value of each IS Project."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Devi Arianti Sari
"IT Change Management sudah diimplementasikan oleh PT XL Axiata Tbk. sejak 2011. Namun berdasarkan hasil audit yang dilakukan pada tahun 2013, disebutkan bahwa penerapan IT Change Management masih kurang memberikan kontribusi yang signifikan, sehingga perlu dilakukan tahap analisis dan perbaikan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keefektifan dari penerapan IT Change Management yang telah ada di XL dengan menggunakan framework ITIL versi 3. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap dokumen kebijakan dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, dilakukan tahap analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal untuk menemukan bentuk rekomendasi perbaikan yang diperlukan berdasarkan prioritasnya. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa, saat ini IT Change Management XL telah berada pada level 3 ? ?Product?, sehingga untuk meningkatkan level kematangannya ke level selanjutnya, XL IT Change Management perlu melakukan beberapa perbaikan baik dari sisi people dan process, seperti: membentuk Change Process Owner dan ITSM Executive Committee, merancang mekanisme evaluasi, failure report dan validasi, merancang proses penanganan escalation approval, unauthorized change dan emergency karena business urgent, merancang matriks kategori berdasarkan prioritas, meningkatkan post implementation review dengan menyertakan informasi-informasi yang dibutuhkan, serta menambahkan komponen informasi mengenai tujuan bisnis.

IT Change Management has been implemented in PT XL Axiata Tbk. since 2011. Unfortunately, 2013 annual audit result revealed IT Change Management incapability to give significant contribution for company, therefore XL need to analyze all of the gaps to improve its existing process. This study was conducted in order to evaluate and identify process improvements that can be implemented for improving XL IT Change Management effectiveness by referring to ITIL framework version 3. Data collection is conducted by observing the policy document and performing Focus Group Discussion. Furthermore, gap analysis is performed to compare current and expected condition in determining the design recommendations based on priority. The results of this study indicate that, currently IT Change Management XL has reached maturity level 3 ? ?Product?. In order to elevate its maturity to the next level, XL IT Change Management need to implement some improvements on both aspects: people and process, such as: formalize Change Process Owner and ITSM Executive Committee as a new role, design evaluation, failure report and validation mechanism, design escalation, unauthorized and emergency for business urgent handling process, design matrix categorization based on priority, improve post implementation review process with additional information, and add information from business perspective."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Wijaya Adisaputra
"PT XYZ adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia. Saat ini departemen manajemen Sistem Informasi PT XYZ memiliki lebih dari 80 jenis layanan Teknologi Informasi (TI) yang beroperasi. Jumlah layanan yang cukup banyak memerlukan pengelolaan manajemen layanan TI yang baik. Permasalahan ditandai dengan tidak tercapainya SLA penyelesaian incident sejak tahun 2020 hingga 2021. Dari 24 bulan data yang didapatkan, hanya tujuh bulan saja yang persentase SLA bulanannya dapat tercapai. Penelitian ini memetakan permasalahan ke dalam tiga proses dalam kerangka kerja ITIL v3 2011 yaitu incident management, change management, dan problem management. Analisis data menggunakan metode mixed method yaitu kuantitif dengan melakukan evaluasi menggunakan OGC self-assessment tools dan kualitatif dengan melakukan studi pustaka, wawancara, dan observasi untuk memperdalam pengetahuan dari jawaban evaluasi yang didapatkan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kondisi manajemen layanan TI di PT XYZ saat ini yaitu Incident Management berada pada level 2-Process Capability, Change Management pada level 2.5-Internal Integration, dan Problem Management pada level 1.5-Management Intent. Hal ini menunjukan evaluasi manajemen layanan TI saat ini kurang memuaskan dan mempengaruhi kualitas layanan TI yang diberikan. Oleh karena itu penelitian ini juga merancang analisis rekomendasi sebagai saran dalam meningkatkan kualitas manajemen layanan TI.

XYZ is one of the companies engaged in the Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) in Indonesia. Currently, XYZ’s Information System Management Department has more than 80 types of Information Technology (IT) services in their business operation. Many services require good IT service management. The problem was marked with the failed achievement of incident resolution SLAs from 2020 to 2021. Within 24 months, the monthly SLA percentage was only achieved seven times. This study maps the problems into three processes based on ITIL v3 2011 framework: Incident Management, Change Management, and Problem Management. The Data analysis used a mixed-method method, a quantitative method by using OGC self-assessment tools and qualitative methods by conducting literature studies, interviews, and observations to deepen knowledge from the evaluation answers obtained. Based on the results of this study, the current condition of IT service management at XYZ are Incident Management at level 2-Process Capability, Change Management at level 2.5-Internal Integration, and Problem Management at level 1.5-Management Intent. The result shows that the current IT service management is unsatisfactory and affects the quality of the IT services provided. Therefore, this study also designed an analysis of recommendations to be used as a reference in improving the quality of IT service management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hadi Purnomo
"Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ( UU PP TPPU) menjadikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai focal point dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PPATK tidak terlepas dari penggunaan Teknologi Informasi (TI) untuk mengumpulkan data, analisis, menyediakan informasi dan layanan Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) yang berkualitas.
Direktorat Operasi Sistem (DOS) merupakan salah satu unit kerja bidang TI yang memiliki peranan penting untuk mencapai keberhasilan implementasi fungsi SI/TI. Dalam melaksanakan kegiatan mendukung dan memberi nilai tambah proses kerja, tidak pernah bebas dari dan harus selalu berhadapan dengan kemungkinan timbulnya berbagai macam gangguan TI. Apabila gangguan tersebut tidak ditangani secara serius, selain akan menimbulkan risiko operasional, juga akan mempengaruhi risiko reputasi dan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan publik. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengelolaan terhadap risiko tersebut.
Untuk mengelola risiko TI salah satunya harus memiliki daftar IT Risk Profile (profil risiko TI) yang diperoleh dengan cara melakukan penilaian risiko pada aset TI yang mendukung proses kerja utama. Dengan memiliki profil risiko TI, DOS dapat mengoptimalkan manfaat dan mengurangi dampak risiko akibat penggunaan TI dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) mendukung proses kerja utama PPATK. RiskIT sebagai salah satu kerangka kerja manajemen risiko TI dapat dipertimbangkan dan diterapkan oleh PPATK untuk pengelolaan risiko TI.
Hasil dari penulisan ini berupa profil dan langkah mitigasi risiko TI secara lengkap sebagai salah satu langkah terpadu untuk menjamin keberlangsungan layanan agar tetap dapat berfungsi dengan baik. Dengan mengetahui risiko penggunaan TI mendorong kesadaran bagi seluruh pegawai untuk melindungi aset TI dan citra organisasi dan dapat dijadikan masukan atau pertimbangan bagi manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan pengetahuan risiko yang dimiliki sehingga alokasi penggunaan sumber daya lebih efisien.

Law Number 8 Year 2010 Concerning the Prevention and Eradication of Money Laundering (AML Law) has made the Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (PPATK) as the focal point in preventing and eradicating money laundering in Indonesia. In terms of conducting its main duties and functions, PPATK could not be separated from using Information Technology (IT) to collect data, conduct analysis, and provide information and services of Communication and Information Technology (CIT) with high quality.
The Directorate of System Operation (DOS) is one of the working units in IT that has important role in achieving successful implementation on IS/IT functions. In conducting its activity to support and give added-value towards working process, PPATK may deal with possibilities of IT troubles. If those troubles could not be handled seriously, not only they could cause operational risks, but also may influence reputation risk and have an impact to the decrease of public trust. Therefore, the risks should be managed properly.
In order to manage IT risks, one of the solutions is to have IT Risk Profiles gained by assessing risks towards IT assets that support core businesses. By having IT Risk Profiles, DOS can optimize the benefits and mitigate risk impact due to IT application when conducting main duties and functions to support core businesses of PPATK. Risk IT as the working framework of IT risk management could be considered and implemented by PPATK in managing IT risks.
The result from this writing is comprehensive profiles and mitigation steps on IT risks as integrated measures to ensure services sustainability so it can work appropriately. By knowing the risks in IT application, it could raise the awareness to all employees for protecting IT assets and organization image, and can be used as inputs or consideration for management in having better decision-making based on retained risks knowledge to achieve more efficient allocation of resources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Betha Trimawangsari
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi pada era global sangat berperan penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja suatu perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Oleh karena itu proses penanganan layanan TI juga perlu dikelola dengan baik agar dapat memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan startegis perusahaan. Permasalahan muncul di PT XYZ ketika penanganan layanan TI tidak dapat memenuhi target yang telah disepakati sehingga perlu dilakukan analisis dan perbaikan proses. Sebagian besar dari permasalahan tersebut adalah terkait dengan manajemen insiden.
Pengumpulan data melalui observasi terhadap dokumen laporan TI dan wawancara kepada Kepala Divisi IT Operation PT XYZ dalam bentuk kuisioner sebanyak 31 pertanyaan yang mengacu pada Matrik Kelayakan ITIL Versi 3 untuk mengetahui tingkat kematangan proses manajemen insiden. Keluaran dari proses ini adalah kondisi manajemen insiden saat ini berada pada level 1.5 yaitu manajemen intent dan harapan dari manajemen IT Operation manajemen insiden berada di level 3.5 yaitu Quality Control. Dari kondisi tersebut, dilakukan analisis kesenjangan yang disajikan dalam bentuk tabel. Kemudian dari tabel tersebut, dilakukan perancangan proses/aktivitas yang diperlukan sesuai dengan kondisi manajemen insiden saat itu. Setelah mendapatkan rancangan proses/aktivitas, proses dilanjutkan dengan memetakan aktivitas tersebut terhadap matrik KPI manajemen insiden yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengukuran kinerja dari rancangan proses/aktivitas tersebut.
Hasil dari penelitian ini adalah 4 buah rancangan proses/aktivitas yaitu Klasifikasi Insiden/Work Order, Proses/Aktivitas Eskalasi dan Notifikasi, Proses/Aktivitas Penutupan Insiden/Work Order, Pencocokan Insiden dengan basis data problem known-error berserta KPI dari masing-masing rancangan proses/aktivitas. Diharapkan dengan rancangan proses/aktivitas beserta KPI-nya tersebut dapat membantu mengatasi permasalahan yang terjadi dan meningkatkan tingkat kematangan proses manajemen insiden pada divisi IT Operation PT XYZ.

The rapid development of information technology in the global era very important role to improve the efficiency and effectiveness of a company’s performance in running business processes. Therefore the IT service management process also needs to be managed properly in order to provide a positive impact on the achievement of the strategic objectives of the company. Problems arise in PT XYZ when handling IT services can not meet the agreed targets that require analysis and process improvement. Most of these problems are related to incident management.
The collection of data through observation of documents and interviews of IT reports to the Head of IT Division PT XYZ Operation in the 31- question questionnaire form that refers to the Eligibility Matrix ITIL Version 3 to determine the maturity level of the incident management process. The output of this process is the current condition of incident management at the level of 1.5 that management intent and an expectation of the management of IT Operations Management in the level of incidence of 3.5 is Quality Control. From these conditions, the gap analysis presented in table form. Then from the table, do the designing process / activities required in accordance with the conditions at the time of incident management. After getting the design process / activity , the process is followed by mapping activity to incident management KPI metrics that can be used as a benchmark for measuring the performance of design / process the event.
The results of this study are 4 pieces of the design process / activity that Incident Classification / Work Order , Process / Activity Escalation and Notification , Process / Activity Incident Closure / Work Order , Matching incident with the known- problem database error along with KPI of each design process / activity . It is expected that the design process / activity along these KPIs can help overcome problems that occur and improve the maturity level of the incident management process on the IT Operations division XYZ .
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Zulfikar
"PT. XYZ bergerak di bidang percetakan billing statement, bekerjasama dengan beberapa bank lokal dan bank asing, sehingga keamanan informasi harus diatur seketat mungkin karena berkaitan dengan informasi pelanggan bank, oleh karena itu PT. XYZ sering diaudit oleh pelanggan. Keamanan informasi sangat lemah ditambah kurangnya monitoring dan evaluasi dari pihak yang berwewenang menjadi temuan hasil audit dari beberapa bank, hasil audit ini berlawanan dengan ekspektasi perusahaan yang yakin akan ketatnya keamanan informasi yang sudah didukung oleh kebijakan dan prosedur. Ditinjau dari hasil audit beberapa bank, perusahaan memutuskan melakukan audit kepatuhan, audit kepatuhan ini digunakan untuk menguji apakah tingkat kepatuhan terhadap visi dan misi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap keamanan informasi perusahaan dan pelanggan.
Maka dari itu penelitian ini berfokus pada audit kepatuhan keamanan informasi terhadap visi dan misi perusahaan sebagai best services terhadap pelanggan dalam hal keamanan informasi untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang sudah ada berjalan dengan baik. Jika dalam proses penelitian didapatkan kebijakan dan prosedur yang lemah, maka akan diberikan rekomendasi kebijakan dan prosedur baru guna meningkatkan keamanan informasi. Metodologi yang digunakan adalah framework ISO 27001/ISMS. Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan sinkronisasi antara kepatuhan dengan visi dan misi perusahaan serta adanya perbaikan kebijakan dan prosedur yang lemah guna meningkatkan keamanan informasi.

PT. XYZ is engagedin the field of billing statements printing, in collaration with several local and foreign banks, so the information security should be regulated as tightly as possible as it relates to the banks customer information. Therefore, PT. XYZ is often audited by its customers, the weakness in information security and the lack of monitoring and evaluation from the authorities have become the audit findings from several banks. This results is in contrast to the expectations of the companies which are confident in the tightness of information security, that has been supported by policies and procedures. Judging from the results of the audit in several banks, the company decided to conduct compliance audits, which are to the test whether the level of compliance to the vision and mission of the company have any impacts on the company's and the customer's information security.
Therefore this study focuses on the audit of compliance information security towards the company's vision and mission as a best services to the customers in terms of information security, to ensure that existing policies and procedures are going well. If in the process of this study weak policies and procedures are discovered, new recommendations will be given to improve information security. The methodology used is ISO 27001/ISMS framework. In this study, the researcher expects the synchronization between compliance and the company's the vision and mission, as well as improvement of weak policies and procedures to improve information security.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Risetiyawan Dimas Sutejo
"Di era modern saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi kebutuhan strategis dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pada akhir tahun 2014 divisi TI FIF telah melakukan assessment IT Governance menggunakan COBIT 5 ? Process Assessment Model (PAM). Hasil assessment tersebut menunjukan terjadi beberapa masalah di dalam penerapan manajemen proyek TI di FIF.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek di FIF dan memberikan rekomendasi kepada divisi TI FIF terkait kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat kematangan manajemen proyek yang diharapkan sesuai dengan target IT Governance. Model kematangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Project Management Maturity Model (PMMM) yang dikembangkan oleh PM Solutions yang disesuaikan dengan Project Management Body of Knowledge (PMBoK) dari Project Management Insititute (PMI) yang kemudian akan dipetakan ke dalam COBIT 5.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di divisi TI FIF saat ini masih berada pada level 2. Hal ini menjadi kesenjangan di mana target organisasi berada pada level 3. Terdapat 39 proses manajemen proyek yang ditargetkan FIF, namun 24 proses tidak mencapai target kematangan. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi perbaikan terhadap penerapan manajemen proyek di FIF berdasarkan 24 proses tersebut, yang kemudian dikelompokan ke dalam empat aspek, yaitu: aspek teknologi, aspek kebijakan, aspek work product, dan aspek sumber daya manusia, dengan tujuan mendukung pencapaian target IT Governance organisasi.

Currently, it can?t be denied that the use of Information Technology (IT) has become a strategic necessity in improving the company's competitive advantage. Regarding to fulfill this need, in the end of 2014, FIF IT division has conducted an assessment of IT Governance using COBIT 5 - Process Assessment Model (PAM). The assessment results indicated there was some problem about the implementation of IT project management at FIF.
This study was conducted to determine the level of IT project management maturity at FIF and provide recommendations to FIF IT division related anything of needs that shall be provided in order to achieve project management maturity level expectation. The Maturity model of study is Project Management Maturity Model (PMMM) developed by PM Solutions which is tailored with Project Management Body of Knowledge (PMBOK) from the Project Management Institute (PMI) then mapped to COBIT 5.
The results of this research showed that the maturity level of project management implementation at FIF IT division still at level 2. This has become a gap since the target organization are at level 3. There are 39 project management processes that are targeted by FIF, but 24 process does not reach the maturity target. This research also gives recommendations for improvement of the implementation of project management in FIF, in which grouped into four aspects, namely: technology aspects, policy aspects, work product aspects , and human resources aspects. This recommendations are expected to increase the maturity level of project management implementation in FIF as expected by organization.
"
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andriole, Stephen J.
Boca Raton: CRC Press, Taylor and Francis Group, 2009
658.514 AND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>