Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti Rahmawati
"Pendahuluan: Retainer merupakan alat ortodonti yang bertujuan untuk menjaga stabilitas paska perawatan ortodonti aktif. Retainer thermoplastic sudah banyak digunakan pada saat ini. Pemeliharaan retainer penting untuk menjaga kesehatan rongga mulut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas penggunaan dua bahan disinfektan sebagai bahan disinfeksi retainer thermoplastic (merek Essix) yang ditinjau dari hitung koloni bakteri gram positif (Streptococcus mutans).
Bahan dan cara: Pada penelitian ini digunakan sebanyak 35 retainer yang terbagi menjadi 3 kelompok perendaman, yakni kelompok kontrol (aquadest) sebanyak 12 retainer, kelompok perendaman obat kumur berbahan dasar Chlorhexidine 1% sebanyak 12 retainer dan kelompok bahan perendam retainer sebanyak 11 retainer. Retainer dipakai selama 15 hari. Dilakukan hitung koloni bakteri sebelum dan sesudah perendaman.
Hasil: Penelitian memperlihatkan terdapat perbedaan bermakna hitung koloni bakteri gram positif (streptococcus mutans) antara retainer yang direndam dengan bahan disinfektan dan tanpa bahan disinfektan. Kedua disinfektan sama efektifnya dalam menurunkan hitung koloni bakteri gram positif pada retainer thermoplastic.
Kesimpulan: Penggunaan bahan disinfektan terbukti efektif menurunkan hitung koloni bakteri gram positif pada retainer thermoplastic.

Introduction: Retainer is an orthodontic appliance which applied to maintain stability the post- active treatment of orthodontic. Recently, thermoplastic retainer has been widely used. It is important to have retainer maintenance so that a good oral hygiene can be achieved.
Objective: The purpose of this study was to compare the efficacy of two disinfectans used as disinfection material for thermoplastic retainer measured by gram positive bacterial colony unit count, especially streptoccus mutans strain.
Materials and method: There were 35 thermoplastic retainers used in this study which were divided into three soaking groups ; 12 retainers in control group, 12 retainers in mouthwash group which contain Chlorhexidine 0,1% and 11 retainers in denture cleanser tablet group. The retainers were worn for 15 days. The gram positive bacteria were counted at two periods of time which were before and after the retainers were soaked.
Results: This study showed that there were significant difference at bacterial colony count between the retainers which were soaked in disinfectant group and non disinfectant group (control group). Both disinfectants could reduce gram positive bacterial count at thermoplastic retainers.
Conclusions: The use of disinfection material had proven effective in reducing gram positive bacterial count for thermoplastic retainer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Mifta Huda
"Latar Belakang: Deformasi slot braket Stainless Steel akan mempengaruhi gaya yang diaplikasikan kepada gigi sehingga menghambat pergerakan gigi dan memperlama waktu perawatan ortodonti.
Tujuan: Mengetahui deformasi slot braket dari lima merek braket yaitu 3M, Biom, Versadent, Ormco dan Shinye akibat gaya torque kawat Beta Titanium 0.021x0.025 inci dengan sudut puntir 45° dan besar gaya torque dengan sudut puntir 30° dan 45°. Penelitian juga bertujuan untuk membandingkan deformasi dan besar gaya torque antara kelima merek braket.
Metode Penelitian: 50 braket Stainless Steel Edgewise dari lima kelompok merek braket (n=10) dilem ke akrilik. Masing-masing braket dilakukan dua tahapan pengukuran yaitu pengukuran deformasi braket dengan menghitung rerata tinggi slot braket dengan mikroskop stereoskopi sebelum dan sesudah uji torque dan pengukuran besar gaya torque dengan alat uji torque.
Hasil: Analisa statistik menunjukkan terdapat deformasi slot braket pada kelima merek braket dengan deformasi permanen secara klinis pada braket Biom (2,79 μm) dan Shinye (2,29 μm). Besar gaya torque pada kelima braket dari yang paling besar yaitu 3M, Ormco, Versadent, Shinye dan Biom. Perbandingan deformasi slot braket dan besar gaya torque antara kelima braket adalah terdapat perbedaan deformasi slot braket antara kelima merek braket kecuali antara 3M dan Ormco dan Biom dan Shinye dan terdapat perbedaan besar gaya torque antara kelima braket dengan sudut puntir 30° (kecuali 3M dan Ormco) dan 45°.
Kesimpulan: Komposisi logam dan proses pembuatan braket merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya deformasi slot braket dan besar gaya torque. Proses pembuatan dengan metode MIM dan komposisi logam AISI 303 dan 17-4 PH menurunkan risiko deformasi.

Background: Stainless Steel bracket slot deformation will affect force applied to teeth can impede tooth movement and prolong orthodontic treatment time.
Objective: To determine slot deformation of five different bracket brands namely, 3M, Biom, Versadent, Ormco and Shinye due to torque of Beta Titanium wire 0.021 x 0.025 inch with torsional angle of 45° and the amount of torque with torsional angle of 30° and 45°. The research also aims to compare the deformation and amount of torque between all five brackets brands.
Methods: 50 Stainless Steel Edgewise bracket from five bracket group brands (n=10) is attached onto on acrylic. Bracket slot measurement are carried out in two stages, firstly deformation measurement by calculating average bracket slot height with stereoscopy microscope before and after application of torque and secondly, measurement of torque with a torque measurement apparatus.
Results: Statistical analysis shows that there are slot deformations on the five bracket brands with clinical permanent deformation on Biom (2,79 μm) and Shinye (2,29 μm). The amount of torque on the five bracket brands from the highest is 3M, Ormco, Versadent, Shinye and Biom. From correlation assessment between bracket slot deformation and amount of torque in the five brands, a difference is found in the deformation in the five brands except between 3M and Ormco and Biom and Shinye. There is a difference in the amount of torque between the five brands with torsional angle of 30° (except 3M and Ormco) and 45°.
Conclusion: Metal compositions and manufacturing process are the factors that influence the occurrence of deformation bracket slot and the amount of torque. Manufacturing process using MIM and metal compositions of AISI 303 and 17-4 PH reduce the risk of deformation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Pediarahma
"Inflamasi gingiva adalah kondisi patologis yang paling sering disebabkan oleh plak bakteri.Secretory immunoglobulin A (sIgA) adalah immunoglobulin yang menonjol pada saliva dan merupakan mekanisme pertahanan spesifik utama rongga mulut.Secretory immunoglobulin A meningkat jika terdapat stimulus imunologi lokal, salah satunya adalah alat ortodonti cekat.Pada penggunaan alat ortodonti cekat juga terjadi peningkatan akumulasi plak dan inflamasi gingiva. Penelitian mengenai hubungan sIgA dengan inflamasi gingiva menunjukkan hasil yang bervariasi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar sIgA saliva dan inflamasi gingiva pada anak yang menggunakan alat ortodonti cekat. Sampel saliva didapatkan dari 16 anak yang menggunakan alat ortodonti cekat dengan inflamasi gingiva dan 16 yang menggunakan alat ortodonti cekat tanpa inflamasi gingiva. Seluruh subjek dilakukan pemeriksaan Gingival Index untuk menilai inflamasi gingiva,dan sample saliva diukur kadar sIgAnya dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif lemah tidak bermakna antara kadar sIgA saliva dan inflamasi gingiva pada anak yang menggunakan alat ortodonti cekat (r =0,282 p=0.290). Semakin tinggi kadar sIgA saliva pada anak yang menggunakan alat ortodonti cekat, maka semakin tinggi inflamasi gingivanya.

Gingival Inflammation is a pathologic condition that often caused by bacterial plaque. Secretory immunoglobulin A (sIgA) is the main immunoglobulin in saliva and specific defense mechanism in oral cavity.Secretory immunoglobulin A is stimulated by local immune factor. Orthodontic fixed appliance is one of the local factor. Fixed appliance may increase the value of plaque and gingival inflammation. Research about correlation between sIgA level and gingival inflammation shows vary results. This study aimed to analyze correlation between salivary sIgA and gingival inflammation in children with fixed ortodontic appliance.Saliva samples were collected from 32 children with ortodontic appliance. Sixteen of them have gingival inflammation, and 16 of them have no gingival inflammation. Gingival Index were examined and use ELISA to asses salivary sIgA level. The study showed there is weak and not significant positive correlation between salivary sIgA level and gingival inflammation in children with orthodontic appliance (r =0,282 p=0.290).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nugrahani
"Pendahuluan: Bidang ortodonti selalu mengalami kemajuan, termasuk di bidang teknologi. Salah satunya adalah berkembangnya model studi digital tiga dimensi yang menggantikan peran model studi konvensional yang terbuat dari stone.
Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil pengukuran lebar mesio-distal, jarak interkaninus, dan jarak intermolar gigi pada model studi digital 3D dengan model studi konvensional.
Material dan Metode: Dua belas subyek dengan geligi tidak berjejal dicetak hanya pada rahang atas sebanyak dua kali, dengan menggunakan bahan cetak alginat dan polivinylsiloxane. Cetakan alginat dicor dengan stone untuk memperoleh model studi konvensional, sedangkan cetakan polivinylsiloxane dipindai untuk memperoleh model studi digital 3D. Pemindaian dilakukan menggunakan piranti pemindai laser triangulasi yang dirakit oleh Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB dan perangkat lunak David Laser Scan. Pengukuran lebar mesio-distal gigi, jarak interkaninus, dan jarak intermolar pada model studi konvensional diukur menggunakan kaliper digital, sedangkan pada model studi digital 3D menggunakan software pengukur.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pengukuran lebar mesio-distal, jarak interkaninus, dan jarak intermolar pada model studi konvensional dengan model studi digital 3D (p>0.05).
Kesimpulan: Pengukuran pada model studi digital 3D sama akurat dengan model studi konvensional.

Introduction: Orthodontics always develop, including in the field of technology. One of the orthodontic technologies is the development of 3D digital study models that replaces the conventional study models made by stone.
Objective: The aim of this study is to compare the measurements of mesio-distal teeth width, intercanine width, and intermolar width between the 3D digital study models and the conventional study models.
Materials and Methods: Twelve sets of upper arch dental impressions were taken from subjects with non-crowding teeth. The impressions were taken twice, one with alginate and the other with polivinylsiloxane. The alginate impressions were made into conventional study models, whereas polivinylsiloxane impressions scanned to obtain 3D digital study models. Scanning was performed using laser triangulation scanner device assembled by the School of Electrical Engineering and Informatics ITB and David Laser Scan software. Measurements of mesio-distal width, intercanine width, and intermolar width measured on conventional study models using digital calipers, while the 3D digital study models using the measurement software.
Results: There were no significant differences between the measurements of mesio-distal width, intercanine width, and intermolar width between the conventional and 3D digital study models (p> 0.05).
Conclusion: The measurements on 3D digital study models are as accurate as conventional study models.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Erwin
"ABSTRAK
Pada masa sekarang ini, perawatan ortodonti dengan alat cekat telah menggunakan sistim rekat langsung. Sistim rekat langsung ini mempunyai banyak keuntungan. Tetapi dalam sistim ini, kadang-kadang braket dapat lepas dari permukaan enamel karena tekanan-tekanan yang diterima oleh braket atau karena kekuatan rekat dari bahan perekat yang kurang baik. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kekuatan tahan tarikan dan kekuatan tahan geseran dari dua macam bahan yang banyak digunakan oleh para Ortodontis yaitu bahan perekat Unite dan System 1+. Uji tarik dilakukan dengan menggunakan gigi Premolar pertama dari gigi manusia secara in-vitro dengan menggunakan alat uji tarik Comtent. Dari hasil uji tarik, dengan analisa statistik t-test diperoleh bahwa ada perbedaan bermakna antara kekuatan tahan tarikan antara bahan perekat Unite dengan bahan perekat System 1+. Sedangkan dalam hal kekuatan tahan geseran antara kedua bahan tersebut ada perbedaan tidak bermakna. Jadi bahan perekat Unite lebih kuat dibandingkan dengan bahan perekat System 1+.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisza Gita
"Terlepasnya pasak tuang karena fitness yang tidak baik terhadap permukaan saluran akar, menyebabkan retensi pasak tidak optimal. Penelitian ini adalah suatu kwasi eksperimental laboratorik yang membandingkan akurasi pola pasak resin akrilik dan pola pasak inlay wax berdasarkan waktu penyimpanan. Pengamatan dilakukan terhadap celah marginal antara master die dengan spesimen menggunakan Electric Measuring Microscope MM-40 Nikon. Waktu penyimpanan yang diamati adalah 15 menit, 30 menit dan 24 jam. Secara deskriptif terbukti kontraksi inlay wax lebih besar dibandingkan kontraksi resin akrilik.
Hasil uji ANOVA 2 arah menunjukkan interaksi antara waktu penyimpanan dan jenis bahan pola, sedangkan hasil ANOVA 1 arah menunjukkan perbedaan bermakna antar waktu penyimpanan masing-masing bahan pola pada P 0.000. Hasil uji Limit Significant Difference pada masing-masing bahan pola menyimpulkan adanya perbedaan bermakna antar waktu penyimpanan, sedangkan uji menyimpulkan pula perbedaan bermakna pada masing-masing waktu penyimpanan antara kedua bahan pola. Disimpulkan akurasi pola pasak resin akrilik lebih baik dibandingkan pola pasak inlay wax."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raedi Mahardika
"Latar belakang: Penggunaan alat ortodonti lepas dapat menyebabkan retensi plak dan bakteri yang menyebabkan menurunnya derajat keasaman saliva. Agen anti mikroba diperlukan untuk mengurangi jumlah plak dan bakteri tersebut.
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas perendaman alat ortodonti lepas dengan bahan pembersih gigi tiruan terhadap perubahan pH saliva pada pasien di RSGM-P FKG UI.
Metode: Dua puluh subjek dibagi menjadi dua kelompok K1 dan K2 dilakukan perendaman alat ortodonti lepas menggunakan aquabides untuk kelompok (K1) dan larutan bahan pembersih gigi tiruan untuk kelompok (K2). Perendaman dilakukan 5 menit selama 4 hari berturut-turut. Subjek diinstruksikan membersihkan alat ortodonti lepas dua kali sehari dan mengurangi konsumsi makanan manis, asam, dan soda. Dilakukan pengukuran pH saliva pada awal dan hari kelima pemakaian alat ortodonti lepas.
Hasil: Berdasarkan analisa statistik uji t, perubahan pH saliva sebelum dan setelah alat ortodonti lepas direndam dengan aquabides dan bahan pembersih gigi tiruan menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai p < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa bahan pembersih gigi tiruan efektif membersihkan plak dan bakteri serta menjaga kestabilan pH saliva.
Kesimpulan: Perendaman alat ortodonti lepas menggunakan bahan pembersih gigi tiruan efektif menjaga kestabilan pH saliva di rongga mulut pada pasien pengguna alat ortodonti lepas.

Background: The usage of removable orthodontic appliance can cause plaque retention and bacterias can decrease pH level of saliva. Antimicrobial agent is needed to reduce the number of plaque and bacterias.
Aim: To know the submersion’s effectivity of removable orthodontic appliances with prothese’s cleansing agent towards patient’s alteration of pH saliva in RSGMP-FKG UI.
Methods: Twenty subjects are divided into two groups, K1 and K2. For group K1, removable orthodontic appliances is submerged in aquadest and prothese’s cleansing agent for group K2 for five minutes and four days (once per day). Subjects are instructed to clean removable appliance twice per day and to reduce the consumption of sweet and sour dietary and soda. The measurement of pH saliva is done on the first and the fifth day of removable orthodontics appliance’s usage.
Result: Based on statistic analysis, the alteration of pH level of saliva percentage after removable orthodontic appliance is submerged with aquadest and Polident prothese’s cleansing agent show a significant result with p<0.01. It shows that the prothese`s cleaning agents is effective for plaque and bacterical cleaning and keep the pH level of saliva`s normally.
Conclusion: Removable orthodontic appliance submersion using prothese’s cleansing agent is effective to maintain pH level of saliva’s stability in normal condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Paramita
"Tesis ini membandingkan efektivitas dua macam desinfektan pada thermoplastic retainer terhadap lapisan plak gigi. Dua macam desinfektan yang digunakan pada penelitian ini adalah tablet polident dan clorhexidine gluconate 0,1 %. Penelitian ini merupakan kajian laboratorium jenis bakteri gram positif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil selisih hitung koloni bakteri gram positif pada retainer yang dibersihkan dengan menggunakan tablet polident. Penggunaan tablet polident terbukti efektif dalam menurunkan koloni bakteri gram positif pada lapisan plak gigi. Pembersihan retainer dengan menggunakan clorhexidine gluconate 0,1 % menunjukkan hasil yang tidak berbeda bermakna apabila dibandingkan aquades (kontrol).

This study compared the effectiveness of two disinfectant in thermoplastic retainer against dental plaque layer. Two disinfectants were used in this study is polident and clorhexidine gluconate 0.1%. This research is a laboratory studies of gram-positive bacteria. The results showed there is significant differences of gram-positive bacteria colony count on dental plaque cleaned by polident. The use of polident proven effective in lowering the grampositive bacterial colonies in dental plaque layer. Cleaning retainer with using clorhexidine gluconate 0.1% showed no significant difference in results compared with distilled water (control).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rinto Abimanyu
"Latar Belakang: Perforasi merupakan suatu kesalahan yang dapat menyebabkan dampak luas pada perawatan endodontik. Hal ini bisa terjadi saat melakukan akses ke kamar pulpa dan akan melibatkan jaringan periodonsium. Oleh sebab itu perforasi harus segera ditutup untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi baik yang terjadi selama perawatan maupun setelah perawatan. Untuk diperlukan bahan yang mempunyai biokompatibilitas baik dan waktu setting yang pendek serta mempunyai kemampuan penutupan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kebocoran mikro antara MTA dengan Biodentine sebagai bahan penutup perforasi akses.
Metode: Kebocoran mikro dinilai dengan melihat penetrasi zat metilen biru antara bahan restorasi dengan dinding perforasi saluran akar menggunakan mikroskop stereo. Analisis data dengan uji Kolmogorov-smirnov.
Hasil: Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan bermakna kebocoran mikro antara Biodentine dan MTA
Kesimpulan: Biodentine dan MTA tidak ada perbedaan dalam hal kebocoran mikro yang digunakan sebagai bahan penutup perforasi akses.

Background: Perforation is one of the most common problem can cause wide effect in endodontic treantment. It happened when operator tried to make an access to the pulp chamber. Contamination to the root canal from the perforation site can decreased the healing abbility, that is why perforation had to be treated as soon as it happened. The aim of this present study was to evaluate microleakage on MTA and Biodentine as material for treat access perforation.
Methods: Microleakage was evaluated by assassed metilen blue penetration between restoration material and perforation site using stereo microscope. The data was analyzed with Kolmogorov-Smirnov.
Results: Based on data analyzing there is no differences between two materials.
Conclusion: MTA and Biodentine had no significant differences on microleakage as a treatment material for access perforation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Marsha Sri Rezeki
"Latar Belakang: Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan restorasi proksimal resin komposit adalah adaptasi yang rapat tepi restorasi dan dinding gingiva kavitas. Restorasi resin komposit akan mengalami kontraksi saat polimerisasi sehingga terdapat celah antara tepi restorasi dan kavitas. Celah ini dapat menimbulkan kebocoran mikro sehingga menyebabkan bakteri, cairan, molekul, dan ion masuk kedalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat kebocoran mikro dinding gingiva restorasi proksimal resin komposit nanohibrid antara teknik inkremental, bulk-fill yang diaktivasi sonik, dan tanpa aktivasi sonik.
Metode: Kavitas kelas II dipreparasi pada tiga puluh gigi premolar rahang atas dan bawah, kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama ditumpat dengan RK bulk-fill yang diaktivasi sonik, kelompok kedua dengan RK bulk-fill tanpa aktivasi sonik, dan kelompok ketiga dengan RK yang diletakkan secara inkremental. Selanjutnya spesimen direndam dalam air distilasi selama 24 jam dan kemudian dilakukan uji thermocycling, yang diikuti perendaman dalam metilen biru 1% selama 24 jam. Gigi selanjutnya dibelah longitudinal dan dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop stereo pembesaran 25x dan dinilai dalam skala ordinal (0-3). Analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik di antara tiga kelompok.
Kesimpulan: Tidak ada satupun dari kelompok RK bulk-fill yang diaktivasi sonik, bulk-fill tanpa aktivasi sonik dan yang diletakkan secara inkremental yang dapat menghilangkan kebocoran mikro pada dinding gingiva kavitas kelas II.
Kata kunci: kebocoran mikro, teknik peletakan resin komposit, kontraksi

Background One of the factor that determine the success of proximal composite restoration is a good marginal adaptation at the interface area Composite resin will undergo contraction during polimerization which may result gap formation between the wall cavity and restoration. The gap can cause a microleakage and resulting a passage for bacteria fluid molecules and ions The purpose of this study is to analize the microleakage of gingival wall nanohybrid composite restoration that filled using sonic activated bulk bulk without sonic activation and incremental techniques.
Methods Standardized class II cavities were prepared on 30 extracted human upper and lower human teeth and randomly assigned to three groups The first group were filled with sonicactivated bulk fill composite resin the second group were filled with bulk fill composite resin without sonic activation and the third group were filled incrementally. The specimens were stored in distilled water for 24 hours and then subjected to thermocycling followed by immersion in 1 methylene blue dye for 24 hours. The teeth were sectioned longitudinally and evaluated for microleakage under 25x magnification stereomicroscope and scored in ordinal scale 0 3 Statistical analysis was performed with the Kolmogorov Smirnov test.
Results There was no statistically significant difference among the three groups Conclusion None of the the techniques was capable of eliminating the microleakage on gingival wall cavity preparations.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>