Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yurika Maryanti
"Latar belakang. Transmisi mikroorganisme dari tangan tenaga kesehatan merupakan sumber utama infeksi silang di rumah sakit dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan.
Tujuan. Memperoleh gambaran proporsi kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan (KT) pada tenaga kesehatan yang bekerja di PICU RSCM.
Metode. Studi observasional di PICU RSCM. Tenaga kesehatan yang diamati terdiri dari dokter, perawat, dan nakes lain (pekarya, petugas kebersihan, dietitian, pramusaji).
Hasil. Peluang yang diamati sebanyak 3226, secara umum kepatuhan terhadap kebersihan tangan adalah 51,7% dengan 57,4% diantaranya dilakukan dengan cara yang benar. Pada analisis multivariat ketidakpatuhan dokter meningkat pada tingkat risiko kontaminasi tinggi (aOR 1,48; IK 95% 1,01-2,18; P= 0,047) dan rendah (aOR 5,61; IK 95% 3,69-8,50; P=0,000). Penggunaan sarung tangan mempengaruhi dokter untuk tidak patuh terhadap rekomendasi KT (aOR 3,08; IK 95% 1,55-6,15; P= 0,001). Ketidakpatuhan perawat meningkat pada risiko kontaminasi tinggi (aOR 2,62; IK 95% 2,09-3,27) P= 0,000) dan rendah (aOR 3,74; IK 95% 2,98-4,69); P= 0,000). Indeks aktivitas rendah meningkatkan ketidakpatuhan perawat (OR 1,30; IK 95% 1,05-1,61; P= 0,015). Ketidakpatuhan perawat meningkat pada hari kerja (aOR 1,4; IK 95% 1,16-1,70; P= 0,001), shift pagi (aOR 1,75; IK 95% 1,42-2,17;P=0,000), dan penggunaan sarung tangan (aOR 2,81; IK 95% 2,05-3,87; P=0,000). Ketidakpatuhan nakes lain meningkat pada hari kerja (aOR 3,11; IK 95% 1,17-5,67; P= 0,000), shift malam (aOR 2,15; IK 95% 1,003-4,61; P= 0,049), dan penggunaan sarung tangan (aOR 8,83; 95% IK 2,91-26,80; P= 0,000).
Kesimpulan. Kepatuhan terhadap rekomendasi kebersihan tangan belum optimal. Data yang didapatkan dari pengamatan tidak dapat menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat antara ketidakpatuhan tenaga kesehatan dengan faktor yang mempengaruhinya. Namun demikian, teridentifikasinya masalah yang ada dapat memberikan kemudahkan bagi institusi rumah sakit untuk mengambil langkah intervensi yang diperlukan.

Background. Transmission of microorganism from the hands of healthcare workers is the main source of cross infection in hospitals and can be prevented by hand hygiene (HH).
Objective. To determine the compliance with HH guidelines among healthcare workers in PICU CMH.
Methods. An observasional study in PICU CMH. All doctors, nurses and paramedical staff in the PICU were included.
Results. In 3226 observed opportunities for HH, overall compliance was 51.7% where 57.4% of it was perform properly. In multivariate analysis, doctors noncompliance was higher during prosedures that carry a high risk (aOR 1.48; 95% CI 1.01 to 2.18; P= 0.047), and low risk for contamination (aOR 5.61; 95% CI 3.69 to 8.50; P= 0.000). Hand hygiene compliance was significantly worse following gloves use (aOR 3.08; 95% CI 1.55 to 6.15; P= 0.001). Nurses noncompliance was higher during prosedures that carry a high risk (aOR 2.62; 95% CI 2.09 to 3.27) P= 0.000), low risk for contamination (aOR 3.74; 95% CI 2.98 to 4.69); P= 0.000), and when intensity of patient care was low (OR 1.30; 95% CI 1.05 to 1.61; P= 0.015). Nurses noncompliance was also higher on weekdays (aOR 1.4; 95% CI 1.16 to 1.70; P= 0.001), morning shift (aOR 1.75; 95% CI 1.42 to 2.17;P=0.000), and when they use gloves for patient care (aOR 2.81; 95% CI 2.05 to 3.87; P= 0.000). Paramedical staff noncompliance was higher on weekdays (aOR 3.11; 95% CI 1.17 to 5.67; P= 0.000), night shift (aOR 2.15; 95% CI 1.003 to 4.61; P= 0.049), and when using a gloves (aOR 8.83; 95% CI 2.91 to 26.80; P= 0.000).
Conclusions. Hand hygiene compliance was not optimal. Observational data cannot prove causality between healthcare workers compliance and the factors that associated with that. Knowing more specifically where an intervention is needed can allow institutions to target resources to their own particular problems.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Oktarina
"Peningkatan frekuensi penggunaan hand sanitizer dan mencuci tangan dengan sabun disinyalir menyebabkan peningkatan insidens dermatitis pada tangan. Tenaga nonmedis yang bekerja di rumah sakit juga mengimplementasikan hand hygiene secara rutin sehingga ikut mengalami peningkatan kejadian dermatitis pada tangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dermatitis pada tangan tenaga nonmedis, derajat keparahannya, serta penggunaan hand sanitizer terhadap transepidermal water loss (TEWL) dan skin capacitance. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini dilakukan pada bulan Juli hingga September 2022 di ruang penelitian kelompok staf medis (KSM) Dermatologi dan Venereologi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Subjek dipilih berdasarkan kriteria penelitian dengan metode cluster random sampling. Identitas, data penggunaan hand sanitizer dan mencuci tangan, stigmata atopi, dan durasi dermatitis pada tangan didapatkan melalui anamnesis. Penilaian keparahan dermatitis pada tangan dilakukan dengan hand eczema severity index (HECSI). Pemeriksaan TEWL dan skin capacitance dilakukan dengan Tewameter® TM 300 dan Corneometer® CM 825. Analisis data dilakukan dengan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 21.0. Terdapat masing-masing 24 subjek yang direkrut pada kelompok dengan dan tanpa dermatitis pada tangan. Berdasarkan karakteristik sosiodemografik dan klinis, tidak ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok kecuali frekuensi mencuci tangan dengan air dan sabun. Subjek dengan dermatitis lebih sering mencuci tangan dengan air dan sabun dibandingkan dengan subjek tanpa dermatitis (6 vs 4,5 kali/hari; p = 0,005). Proporsi kejadian dermatitis pada tangan pada tenaga nonmedis pengguna hand sanitizer adalah 10% dengan median durasi penyakit 22 minggu dan rerata nilai HECSI 9,25 ± 6,33. Tidak terdapat perbedaan TEWL dan skin capacitance yang bermakna kedua kelompok (p > 0,05). Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara TEWL dan skin capacitance dengan skor HECSI (p > 0,05). Mayoritas tenaga nonmedis yang mengalami dermatitis pada tangan memiliki derajat keparahan ringan. Kerusakan sawar kulit kemungkinan sudah terjadi akibat peningkatan praktik hand hygiene walaupun belum tampak gejala secara klinis sehingga tidak terdapat perbedaan fungsi sawar dan hidrasi kulit yang bermakna antara kelompok dermatitis dan kelompok tanpa dermatitis.

Increased frequency of hand sanitizer use and washing hands with soap allegedly caused the increasing incidence of hand eczema (HE). Nonmedical personnel who work in the hospital also implement hand hygiene practices routinely so they also experience increased incidence of HE. This study aims to analyze the HE in nonmedical personnel, its severity, and the effect of hand sanitizer use on transepidermal water loss (TEWL) and skin capacitance. This observational cross-sectional study was conducted from July to September 2022 at the Department of Dermatology and Venerology, Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital, Jakarta. Subjects were recruited based on the study criteria with cluster random sampling method. Subject’s identity, data related to hand sanitizer use and hand washing, atopic stigmata, and duration of HE were documented through history taking. The severity of HE was assessed with hand eczema severity index (HECSI). TEWL and skin capacitance were measured with Tewameter® TM 300 and Corneometer® CM 825. Data were analyzed with Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) version 21.0. Both HE and control groups consisted of twenty-four subjects, respectively. Based on sociodemographic and clinical characteristics, there was no significant difference between both groups, except for the frequency of hand washing. Subjects with HE washed hands more frequently compared to normal subjects (6 vs 4.5 times/day; p = 0.005). The proportion of HE incidence in nonmedical personnel using hand sanitizer was 10% with median duration of disease of 22 weeks and mean HECSI score of 9.25 ± 6.33. There was no significant difference of TEWL and skin capacitance between both groups (p > 0.05). There was no significant correlation between TEWL and skin capacitance with HECSI scores (p > 0.05). Majority of nonmedical personnel suffering from HE had mild severity. The disruption of skin barrier might have already occurred due to increased of hand hygiene practice although clinical symptoms had not become visible, leading to no significant difference of barrier function and skin hydration in both groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni A.
"Mencuci tangan dengan sabun merupakan tindakan sederhana yang dapat mencegah berbagai macam penyakit salah satunya diare, namun tindakan tersebut masih jarang dilakukan oleh anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi perilaku dengan teknik modeling terhadap perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Metode yang digunakan quasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok; 38 anak sebagai kelompok intervensi dan 38 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yang dilanjutkan dengan simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan modifikasi perilaku dengan teknik modeling berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), dan keterampilan (p=0,000) cuci tangan anak sekolah. Analisis lebih lanjut menunjukkan modifikasi perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga (p=0,000). Modifikasi perilaku dengan teknik modeling dapat diterapkan sebagai salah satu upaya peningkatan perilaku mencuci tangan pada anak sekolah yang dapat diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan di sekolah.

Hand washing is a simple action that can prevent a variety of diseases especially diarrhea, but this action is still rarely carried out by school children. The aim of this study was to determine the effect of behavior modification with modeling techniques on hand washing behavior at primary school age children (6-12 years). The research design was quasi experiment consisting of two groups; 38 subjects as intervention groups and 38 subjects as control groups. The sampling technique used stratified random sampling, followed by simple random sampling.
The results showed a behavior modification significantly affect of knowledge (p=0.000), attitude (p=0.000), and skills of hand washing (p=0.000). Further analysis showed that behavior modification is influenced by family knowledge (p=0.000). Behavior modification with modeling techniques can be applied as one effort to increase hand washing behavior of school children that could be integrated in the school nursing service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Suprihatin
"WHO memperkirakan lebih dari sepertiga kematian anak secara global karena diare. Banyak penelitian membuktikan cuci tangan pakai sabun cost effective mencegah kesakitan dan kematian anak dibawah lima tahun akibat diare dan infeksi saluran pernapasan. Namun perilaku cuci tangan pakai sabun bukan perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat. Hasil survey Dinas Kesehatan Kota Bogor tahun 2012 didapatkan perilaku cuci tangan pakai sabun masyarakat Kelurahan Pasir Kuda baru 35,5%. Penelitian ini membahas faktor predisposisi, pemungkin dan penguat perilaku ibu/pengasuh bayi sebagai upaya pencegahan kejadian diare. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil analisis multivariat variabel pengetahuan dan ketersediaan sarana ada hubungan bermakna. Saran penelitian meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar serta meningkatkan kemitraan dengan Dinas Bina Marga untuk perluasan ketersedian dan kemudahan akses air bersih sepanjang tahun.

WHO estimates that more than one third of child deaths due to diarrhea globally. Many studies have shown Handwashing cost effective to prevent the morbidity and mortality of children under five are caused by diarrhea and respiratory tract infections. However, handwashing with soap is not the usual behavior. Results Bogor City Health Department survey in 2012 found the behavior of handwashing with soap in Kelurahan Pasir Kuda community 35.5%. This study discusses the factors predisposing, enabling, and reinforcing behavior of handwashing the mother / baby sitter. Quantitative research with cross sectional design. Multivariate analysis variable availability of existing knowledge and handwashing equipment relationships. To be advised improve knowledge of effective handwashing step and cooperation between Bina Marga Bogor City Department to develop water supply.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Fitria
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit perawatan intensif RSUD Budhi asih tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh analisis gambaran perilaku cuci tangan perawat pelaksana. Apabila perilaku cuci tangan pada perawat sudah dilakukan secara optimal, hal ini dapat meminimalisir terjadinya infeksi nosokomial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh analisis perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit Perawatan Intensif. Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen, serta referensi literature-literatur yang terkait dengan topik penelitian ini. Masalah yang di temukan di unit perawatan Intensif dari waktu ke waktu adalah perilaku cuci tangan perawat yang mencuci tangan belum sepenuhnya mengikuti prosedur yang ada.
Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku cuci tangan perawat pelaksana di Unit perawatan Intensif masih belum optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait diantaranya adalah dari factor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (ketersediaan fasilitas), faktor penguat (Pendidikan dan pelatihan, SOP, Komunikasi). Dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa perilaku cuci tangan perawat tergolong tidak baik maka di perlukan adanya peningkatan pengetahuan perawat melalui pendidikan dan pelatihan terkait cuci tangan, adanya SOP yang di sempurnakan dan sosialisasi terkait pentingnya cuci tangan serta dengan adanya pengawasan dari pihak internal rumah sakit sehingga diharapkan timbul kesadaran dan motivasi untuk melakukan cuci tangan yang benar sesuai prosedur.

This paper discusses the behavior of nursing hand -washing executor in the intensive care unit hospitals Budhi compassion in 2011. The purpose of this study was to obtain a picture analysis of hand-washing behavior of nurse executives. When hand-washing behavior in the nurse had done optimally, this can minimize the occurrence of nosocomial infections. This study used a qualitative approach to obtain the analysis of hand-washing behavior of nurse executive at the Intensive Care Unit. Data obtained on the basis of in-depth interviews, observation, document review, as well as literatureliterature references related to this research topic. The problems found in intensive care units from time to time hand washing is the behavior of nurses washed their hands have not fully follow the procedures. Based on the results obtained that the hand washing behavior of nurse executive in the Intensive care unit is still not optimal due to several interrelated factors which include the predisposing factors (knowledge, attitudes), enabling factors (availability of facilities), reinforcing factors (education and training, SOP, Communications).
From the results of this study was obtained that the behavior of nurses wash their hands properly then classified as not in need of increased knowledge and training of nurses through education related to hand washing, the SOP in the perfected and socialization-related importance of washing hands and with the supervision of the hospital so that the internal party expected to arise awareness and motivation to perform the correct hand washing procedure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiah Salsabila
"Pendahuluan. Kepatuhan cuci tangan yang rendah merupakan masalah bagi banyak tempat pelayanan kesehatan. Hal ini bisa menjadi masalah karena praktik cuci tangan sudah terbukti efektif mencegah Healthcare-associated Infections (HAI). Riset ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan agar dapat membantu proses pembuatan program promosi cuci tangan yang lebih efektif.
Metode. Studi cross sectional dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Penelitian ini dilakukan di Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Subyek penelitian adalah perawat yang sedang aktif bertugas. Setelah diobservasi, kuesioner dibagikan kepada subyek-subyek tersebut. Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan Fishers Exact Test.
Hasil. Data dikumpulkan dari 89 responden. Seluruh responden adalah perempuan dan mempunyai usia rata-rata 31.79 tahun. Sebanyak 86.5% lulus D3 dan 93.3% mempunyai tingkat kepatuhan cuci tangan sedang. Hanya sedikit yang memiliki kepatuhan cuci tangan yang baik. Semua faktor yang telah diteliti, yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap) tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan cuci tangan.
Kesimpulan. Semua responden yang terkumpul adalah perempuan dan mayoritas lulusan D3. Pengetahuan, persepsi, motivasi, niat, dan sikap terhadap cuci tangan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kepatuhan cuci tangan. Walaupun demikian, ditemukan bahwa mayoritas dari subjek penelitian menunjukkan kepatuhan cuci tangan yang sedang meskipun memiliki pengetahuan yang rendah tentang praktik cuci tangan. Hal ini dapat membuka diskusi mengenai batasan-batasan penelitian dan faktorfaktor lain yang dapat berhubungan dengan hasil penelitian ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulandary
"Skripsi ini membahas tentang hubungan pengetahuan, sikap, pengawasan, pelatihan dan fasilitas dengan pelaksanaan hand hygiene oleh perawat pada ruang Gambir Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional serta observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan lembar observasi, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat uji spearman. Hasil penelitian ini menggambarkan hasil kepatuhan pelaksanaan hand hygiene sebesar 70,13 dan menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan,sikap dan pengawasan dengan pelaksanaan hand hygiene.

This present study explains about the relationship of knowledge, attitude, supervision, training, and facilities with the hand hygiene implementation among nurses in ruang Gambir Instalasi Rawat Inap RSAB Harapan Kita Tahun 2017. This study uses a quantitative method and cross sectional design. Data were collected through questionnaires and observation form. Data analysis done by using univariate and bivariate Spearman test analyzes. Result indicated that 70,13 of participants compliance with hand hygiene implementation and shows the relationship between knowledge, attitude, and supevision related to hand hygiene implementation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyana Indah Wijayanti
"Program Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan suatu upaya pada fasilitas kesehatan untuk mengurangi penyebaran infeksi. Di RSCM Kencana selama ini telah dilakukan program pengendalian infeksi ini, salah satunya melalui audit monitoring hand hygiene para petugasnya namun masih menggunakan sistem paper-based sehingga memiliki banyak keterbatasan. Di zaman sekarang, teknologi informasi digital semakin berkembang, salah satunya di dunia kesehatan. Teknologi ini berpotensi dalam memfilter dan mengolah data menjadi sebuah informasi, kemudian disimpan dalam sebuah database sehingga dapat menyimpan informasi dalam jumlah yang lebih banyak. Penelitian ini bertujuan memberikan rancangan suatu aplikasi digital agar memudahkan proses pengambilan data audit hand hygiene pada perawat IPCN dan Link di area Unit RSCM Kencana dengan perancangan desain aplikasi menggunakan DFD (Data Flow Diagram) level nol dan level satu. Adapun teori dalam perancangan ini menggunakan metode waterfall dengan variabel investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem dan implementasi sistem. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para pengguna dalam mengaudit kebersihan cuci tangan menggunakan aplikasi android-based sehingga dapat memudahkan dalam menghasilkan data dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan nantinya.

The Infection Control Program is an effort on health facilities to reduce the spread of infection. During the RSCM Kencana program, this infection control program has been carried out, one of which is through the monitoring of hand hygiene audits of its officers but still using paper-based systems so that it has many limitations. Today, digital information technology is growing, one of them in the world of health. This technology has the potential to filter and process data into information, then stored in a database so that it can store more information. This study aims to provide a design for a digital application to facilitate the hand hygiene audit data collection process for IPCN nurses and links in the RSCM Kencana Unit area with the design of application designs using zero level and one level DFD (Data Flow Diagrams). The theory in this design uses the waterfall method with variable system investigation, system analysis, system design and system implementation. The results of this study are expected to provide convenience to users in auditing hand washing hygiene using an android-based application so that it can facilitate the production of data and information as consideration in the decision making process."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial merupakan salah satu masalah di seluruh dunia karena dapat meningkatkan kematian. Tangan petugas kesehatan merupakan salah satu sumber penularan terbesar dari pasien ke pasien lainnya. Hand hygiene adalah salah satu tindakan yang sederhana dan efektif untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hand hygiene dapat menurunkan infeksi nosokomial jika dilakukan dengan taat dan sesuai dengan rekomendasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan petugas kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di ruangan perinatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Rancangan yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 84 orang petugas kesehatan (18 orang dokter dan 66 orang perawat) dengan kriteria dokter atau perawat yang memberikan perawatan langsung pada pasien. Pengukuran dilakukan dengan melakukan observasi praktik hand hygiene dengan 10 kesempatan untuk setiap orang dan kuesioner yang didukung oleh wawancara. Terdapat hubungan antara ketaatan dengan pengetahuan (p = 0,000; α ≤ 0,05), dan terdapat hubungan antara ketaatan dengan ketersediaan tenaga kerja di ruangan (p = 0,079; α ≤ 0,05). Implikasi keperawatan yang di rekomendasikan Bahwa perlu ditingkatkan pengawasan dan motivasi petugas kesehatan untuk melakukan hand hygiene sesuai dengan rekomendasi. Implikasi penelitian diharapkan adanya penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar, melibatkan orang lain sebagai peneliti dan menggunakan video.

ABSTRACT
Nosocomial infection is one of the problem in the world which could increase of mortality rate. Health care workers hand are one source of disease transmittion from patient to another patient. Hand hygiene is the simplest, most effective measure for preventing nosocomial infections. Hand hygiene could reduce nosocomial infections if the health care workers adherence is high and appropriate with recommendation. This research is aimed to explore the health care workers adherence and factors that influence the adherence at the perinatology ward RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo in Jakarta. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional approach. The sampel of this study were 84 health care workers (18 doctors and 66 nurses) who direct care to the patient. Hand hygiene adherence was measured by direct observation done by the researcher. This research found that there are a relationship between adherence and personal knowledge (p = 0,000; α ≤ 0,05), and there were relationship between adherence and avaibility of staffing in the ward (p = 0,079; α ≤ 0,05). The recommendation for nursing implication are improving controlling and motivation of health care workers to do hand hygiene with appropriate recommendation. For future research the usage of video as an observation tool is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berto
"Latar Belakang :Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA merupakan salah satu dari penyakit nosokomial Healthcare Acquired Infections HAIs , namun seringkali para petugas medis hanya menggunakan masker dalam rangka mencegah ISPA. Petugas kesehatan diharuskan untuk melakukan kewaspadaan standar kepada seluruh pasien.
Metode :Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif yang dilakukan di RS. S pada bulan Desember 2016. Sampel terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok yang patuh cuci tangan dan kelompok yang tidak patuh cuci tangan. Angka kejadian ISPA dipantau selama 3 bulan pada masing-masing kelompok. Variabel yang diteliti adalah kepatuhan cuci tangan, pekerja yang bertugas di area berisiko tinggi, umur, masa kerja, jenis kelamin, status gizi, profesi pekerjaan, dan kebiasaan merokok.
Hasil :Dari total 429 sampel, didapatkan 39 kejadian ISPA 9,1 . Faktor umur, masa kerja, jenis kelamin, status gizi, kebiasaan merokok tidak berpengaruh terhadap insiden ISPA. Karyawan yang bekerja di area berisiko tinggi berpengaruh terhadap kejadian ISPA p = 0,021, RR 0,38, 95 IK 0,165 ndash; 0,866 . Pekerjaan sebagai penunjang medis p = 0,043, RR 8,53, 95 IK 1,073 ndash; 67,946 dan dokter umum p = 0,037, RR 9,86, 95 IK 1,150 ndash; 84,562 memiliki pengaruh terhadap insiden ISPA.
Kesimpulan dan saran.Pekerja yang bertugas di area berisiko tinggi memiliki pengaruh terhadap kejadian ISPA p = 0,021, IK95 0,165 ndash; 0,866 , dan dapat mengurangi risiko terkena ISPA hingga 62,1 . Pencegahan ISPA harus dilakukan sesuai dengan cara transmisi penyakit, yaitu dengan melakukan kewaspadaan standar sesuai dengan jenis penyakit.

Background Acute Respiratory Infections ARI is one of nosochomial infection included in Healthcare Acquired Infections HAIs , most of the health care workers only uses mask as preventive measure. Health care workers should do the standard precautions to all the patients.
Methods A retrospective cohort study was done on a hospital during December 2016. The population was divided into 2 groups. Group 1 was those who perfectly washed their hands, and group 2 was those who did not perfectly washed their hands, and will be looked 3 months forward to see the incidens of ARI. The variables analyzed were the complience of hand washing, workers at high risk services, age, work hour, gender, nutritional status, profession and smoking habit.
Results From 429 subjects in this study, there were 39 incidence of ARI 9.1 . Age, work hour, gender, nutritional status and smoking habit had no effect towards the incidence of ARI. Workers at high risk services had effects towards the incidence of ARI p value 0.021, RR 0.38, CI95 0,165 ndash 0,866 .The profession of medical support p value 0.043, RR 8.53, CI95 1,073 ndash 67,946 and general practitioner p value 0.037, RR 9.86, CI95 1,150 ndash 84,562 were more prone to ARI.
Conclusion and recommendation Workers at high risk services had effect towards the incidence of ARI. Prevention against ARI had to be done as how the diseases were transmitted. By increasing the standard precautions awareness of medical personal to a certain diseases."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>