Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.A. Made Naradipa
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kesesuaian pengelompokan tindakan medis pasien
Askes di RSU Puri Raharja, dimana selama periode Juli-Agustus 2013 diketahui
masih terjadi 49,2% ketidaksesuaian TMO yang ditetapkan oleh dokter dan PT
Askes. Tesis ini membahas hubungan antara variable organisasi dan individu
terhadap kesesuaian pengelompokan TMO. Desain penelitian adalah kombinasi
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan para
pejabat tidak memfasilitasi pertemuan antara dokter dan Askes, para dokter tidak
diikutkan dalam setiap tahapan-tahapan dan sosialisasi kerjasama dengan Askes
dan tidak ada keterbukaan tentang jasa medis Askes, oleh karena itu pejabat yang
berwenang memfasilitasi pertemuan antara dokter dan pihak Askes, melibatkan
para dokter disetiap kerjasama dengan pihak ketiga apalagi yang menyangkut
TMO dan jasa medis serta menyampaikan secara terbuka perhitungan jasa
medisnya.

ABSTRACT
This thesis discusses about compatibility grouping of medical action on Askes
patients in the Puri Raharja hospital, where during the period from July to August
2013 are still known to occur 49.2% discrepancy TMO set
by doctors and PT Askes. This thesis explores the
relationship between organizational and individual variables on
the suitability grouping TMO. The study design was a combination of quantitative
methods and qualitative methods. Results showed officials do not facilitate
meetings between doctors and Askes, the doctors are not included in each of the
stages and socialization cooperation with Askes and
no disclosure of medical services Askes, therefore the authorities to facilitate a
meeting between the doctor and the Askes, doctors involved in each partnership with
a third party concerning especially TMO and medical services as well
as delivering medical services openly calculations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Juliani
"Ketidaksesuaian hasil survey HayGroup dengan observasi dan wawancara merupakan masalah. Adapun tujuan yakni mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Kepuasan Peserta Askes Sosial terhadap Pelayanan Askes Center di RS. Depati Hamzah Pangkalpinang Tahun 2012. Desain yang digunakan cross sectional dengan 96 responden teknik quota sampling. Hasil menunjukkan Kepuasan Peserta Askes Sosial terhadap Pelayanan Askes Center masih rendah, faktor karakteristik yang berhubungan yakni umur, tingkat pendidikan dan pengalaman keluhan serta dimensi pelayanan yang berhubungan yakni umur dengan dimensi tangible dan reliability, jenis pekerjaan dengan dimensi responsiveness serta pengalaman keluhan dengan dimensi tangible. Disarankan perlu ditingkatkannya kualitas pelayanan di Askes Center.

Incompatibility HayGroup survey results with observations and interview are a problem. The purpose of research are to describe satisfaction of Participants Social Health Insurance for Askes Service Center at the Depati Hamzah Hsopital Pangkalpinang in 2012. The research used cross sectional study design with quota sampling technique, which?s done by distributing questionnaries to 96 respondents. The results show satisfaction of participants social health insurance for askes service center is still low, factors corelations to participants characteristics are age, level of education, complaint experience, and dimensions of service coverage related to age with the tangible and reliability dimensions, type of work with the dimension of responsiveness, and complaint experience with the tangible dimension. Sugasted for for increased quality of care in Askes Service Center."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwanto
"Skripsi ini membahas mengenai pelaksanaan rujukan rawat jalan pertama peserta askes yang berkunjung di Puskesmas, dan dilakukan pelayanan rujukan oleh petugas Dokter yang ada di Puskesmas Harapan Raya selaku Provider PT Askes (Persero) Cabang Utama Pekanbaru di Kota Pekanbaru tahun 2012. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemahaman dokter puskesmas sebagai gatekeeper, pemahaman kapitasi, sistem rujuk balik dan aspek kebijakan terhadap rujukan rawat jalan tingkat pertama di Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain kualitatif. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan Puskesmas Harapan Raya yang memiki rasio rujukan diatas 50% diatas standart PT Askes dimana dokter selaku penanggung jawab rujukan sudah melaksanakan rujukan dengan indikasi medis, tapi masih saja adanya tuntutan pasien dalam merujuk, rata-rata dokter yang merujuk tidak memahami dokter di Puskesmas sebagai gatekeeper atau penjaga pintu akses dari rujukan, sistem rujuk tidak berjalan dengan baik dan mempengaruhi pelaksanaan rujukan. Diharapkan PT. Akses (Persero) Kantor Cabang Utama Pekanbaru lebih meningkatkan pendekatan dan kordinasi dengan pihak Puskesmas dalam mengendalikan rujukan dapat terkendali.

This Skrip discussed the implementation of a referral for outpatient first participants Askes visit in Primary Health Care, service a referral to and done by a physician who is in Puskesmas Harapan Raya as provider Pt Askes ( Persero ) of the Main Branch Pekanbaru in the City of Pekanbaru 2012. This research to know a sense of understanding doctor as gatekeeper, a capitation, understanding a system of rujuk balik and the aspect of policy terhadapat the referent of an ambulatory the first degree in PHC. This research is research descriptive with a design qualitative. A result that is found in the research indicated Puskesmas Harapan Raya have the ratio of the referent of the above 50 % and above standart Pt Askes where a doctor as caretaker a reference have been carried out the referent of the medical, with the indications but still, a patient in a reference to the demands the implementation of a referral . which of the average physician who refer don ' t understand a physicians in PHC as a gatekeeper or a door-keeper access from the reference, a system of reconcilement does not run."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Afriyenti
"Tesis ini membahas hubungan antara persepsi dimensi kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien Askes di Puskesmas Sukasari di Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat adanya penurunan kunjungan pasien Askes pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain longitudinal. Teori yang digunakan untuk melihat dimensi kualitas adalah teori Cronin and Taylor (1992) yang terdiri dari lima variabel yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas yang signifikan berhubungan dengan kepuasan adalah tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dimana tangible adalah variabel dimensi kualitas yang paling kuat hubungannya dengan kepuasan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar puskesmas meningkatkan kenyamanan pasien dengan meningkatkan fasilitas yang ada, meningkatkan kedisiplinan jadwal pelayanan, meningkatkan kesigapan dokter dan perawat, serta meningkatkan keterampilan perawat. Dinas Kesehatan perlu upaya peningkatan pembinaan kedisiplinan dan meningkatkan pelayanan puskesmas Sukasari menjadi rawat inap serta PT Askes perlu upaya peningkatan pelayanan dengan memberikan informasi hak dan kewajiban peserta Askes dan memfasilitasi program-program pencegahan di puskesmas lain di Kota Tangerang.

This thesis explores the relationship between perceptions of the dimensions of quality of health care at the health center patient satisfaction Askes Sukasari Tangerang City. This research was conducted because researchers saw a decrease in patient visits in 2012 Askes. This study is an observational study with a longitudinal design. Theory that used to see the dimensions of quality is the theory of Cronin and Taylor (1992) which consists of five variables: tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The results showed that the quality dimension significantly related to satisfaction is tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible is the variable dimension quality where the most powerful relationship with satisfaction.
Based on this study, the researcher suggests the health center to improve their Askes patients? satisfaction through their Public Health Care Services by improving their facility, improving discipline in their service schedule, improving the responsiveness of the doctors and nurses, and improving the skills of their nurses. Based on this study, the researcher suggests the health center to improve their Askes patients? satisfaction through their Public Health Care Services by improving their facility, improving discipline in their service schedule, improving the responsiveness of the doctors and nurses, and improving the skills of their nurses. Health Department needs to increase efforts to prove service discipline and coaching clinic Sukasari be hospitalized. PT Askes need to improve services by providing information rights and obligations of participants and facilitate prevention programs in other health centers in the city of Tangerang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Ratna Arietta
"Waktu tunggu merupakan komponen penentu kepuasan pasien dengan pelayanan yang diberikan oleh sebuah rumah sakit. Semakin lama pelayanan yang diberikan kepada pasien semakin tidak puas pula pasien terhadap pelayanan rumah sakit sehingga mutu pelayananan pun dinilai tidak baik. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian mengenai waktu tunggu pasien dengan tujuan menganalis waktu tunggu pasien yang bervariasi di Departemen Gigi dan Mulut RSPAD Gatot Soebroto selama periode 21 November hingga 28 November 2011. Kategori pasien dibagi menjadi pasien lama dan pasien baru sedangkan cara pendaftaran terbagi menjadi pasien SOP dan Non SOP serta untuk status pasien dibagi atas Militer dan Sipil.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional, kemudian dilakukan uji statistik Chi Square Tests. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien SOP sekitar 1 jam 33 menit yang melebihi ketentuan yang ditetapkan pada Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam keputusan menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, yaitu kurang dari atau sama dengan 60 menit yang berarti belum ada perbaikan yang berarti dari pihak manajemen rumah sakit berkaitan dengan waktu tunggu. Dengan demikian rekomendasi penelitian kepada pihak manajemen adalah agar memberikan saran dengan memberlakukan aturan-aturan yang terkait dengan standar pelayanan minimal termasuk waktu tunggu poliklinik, agar para petugas yang terkait dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan pihak manajemen dapat mengubah cara pandang terhadap waktu tunggu dengan memprioritaskan waktu tunggu dalam upaya perbaikan pelayanan.

Waiting time is a crucial component of patient?s satisfaction on services provided by an hospital. The longer the time needed to provide service to the patient, the more unsatisfaction felt by the patients, Then the quality of services will be judged as not good. Therefore, the research on patients waiting time in order to analyze the variety of patient waiting time was made. The research took place in Department of Dental and Oral Health Central Army Hospital RSPAD Gatot Soebroto, and held from November 21st until November 28th 2011. Patient category was divided into old and new patients, while patient registration method was divided into SOP and Non SOP, and for patient status was divided into Civil and Military.
This research is using a quantitative approach with a cross sectional design. The data were analyzed using a statistical test, Chi Square test. The outcome shows that the average waiting time spent by patient through SOP is approximately 1 hour 33 minutes, exceeding the provision of Hospital Minimum Service Standard in Policy of Health Minister Number 129/Menkes/SK/II/2008, that is less than or equal to 60 minutes, which means there is still no significant improvement from the hospital management related to patient waiting time. The research recommendations to the management party are to give a suggestion to enforce regulations on minimum services standard, included patients waiting time in clinic. So, the relevant employees would finish their works on time, and the management party should change the perception on waiting time by making a priority in patients waiting time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Syarkowi Marzuki
"RSUD Budhi Asih sejak dahulu dikenal dengan rumah sakit gelandangan dan pengemis, sebagai rumah sakit yang merawat penderita terlantar dan tidak mampu secara cuma-cuma. Terhitung 1 April 1998 RSUD Budhi Asih ditetapkan sebagai rumah sakit swadana. Dengan besarnya beban sosial yang harus ditanggung sedangkan anggaran kesehatan yang diperoleh sangat terbatas, memaksa manajemen RSUD Budhi Asih harus melakukan efisiensi secara optimal. Salah satu indikator dalam melakukan efisiensi kegiatan rumah sakit adalah dengan melihat lama hari rawat. Karena pengaruh berbagai faktor, terjadi perpanjangan lama hari rawat pasien tidak mampu yang dirawat di Zal Khusus RSUD Budhi Asih.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan perpanjangan lama hari rawat pasien tidak mampu di Zal Khusus RSUD Budhi Asih.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analisa dengan pendekatan cross sectional, terhadap 150 sampel dari 75 pasien Zal Khusus dan 75 pasien Zal Pembanding RSUD Budhi Asih periode April. 1997 - September 1997. Metodologi analisa data yang digunakan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan multivariat. Dari ke 13 variabel yang diteliti ternyata setelah dilakukan analisis univariat dan bivariat keluar 7 variabel bebas bermakna sebagai kandidat untuk dianalisa secara muitivariat yaitu : kelas perawatan, jenis penyakit, komplikasi penyakit, hubungan keluarga, hari keluar rumah sakit, asal rujukan dan pengisian resume. Dari hasil analisa multivariat ternyata faktor kelas perawatan ( Zal Khusus ) terbukti berhubungan dengan perpanjangan lama hari rawat. Faktor utama yang berpengaruh terhadap perpanjangan lama hari rawat di Zal Khusus adalah faktor jenis penyakit khronis, disamping adanya komplikasi penyakit, tidak adanya hubungan keluarga dan tidak lengkapnya pengisian resume.
Hipotesis yang dibuat berdasarkan kerangka konsep tidak semua mendukung hasil penelitian ini. Tidak semua faktor penelitian dapat dibuktikan bermakna secara statistik. Dari hasil penelitian ini, dapat dibuat langkah-Iangkah untuk mempersingkat lama hari rawat pasien di Zal Khusus RSUD Budhi Asih.
Daftar Bacaan (1973 - 1998).

Factors that Influence the Length of Stay of Special Ward for Homeless Patient in Budhi Asih Hospital Jakarta, 1997Budhi Asih hospital has predicated as a Hospital for homeless patients and the beggars
(Gepeng = Gelandangan dan Pengemis). Since April, 1 st 1998, Budhi Asih hospital has become a Swadana Hospital. Considering the social mission of Budhi Asih Hospital as an independent Hospital in the future, the management in running its services, has to be efficient. The Length of Stay is one of the indicators of hospital efficiency.
This research objective was to analyze factors presumed havesome influence on the length of stay in the ward of the homeless ( special ward ).
The research was a cross sectional which studied 150 cases in which 75 cases were from special ward and 75 cases from a regular yet similar level ( conducted April 1997 - September 1997 ). Data were acquired from the medical record of the hospital information unit. Univariat, bivariat and multivariat analyze were employed.
Seven out of 13 independent variables which showed significant difference by univariat analyse and bivariat analyze, were candidate of the multivariat analysis. Those are : Patient class, acute or chronic disease, complication, family, day of check - out and medical record ( resume ) completely. The multivariat analysis result showed that difference ward was related to the length of stay. The main factors that influence of diseases length of stay in special ward was the chronic disease, complication of diseases, no family and incomplete medical record.
The hypothesis which had been made based on these concept were not all supported in this study. Not all of risk factors could be proved statistically significant. Of this research result can be made steps to decrease the length of stay special ward patient Budhi Asih Hospital. This research has indicated several suggestions to reduce the length of stay in special ward, such as to develop an outreach program for the nursing home to reduce chronic cases to be refered to this hospital
Bibliography: ( 1973 - 1978 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cholid Yamani
"Waktu tunggu erat hubungannnya dengan kenyamanan dan keamanan pasien; dimana waktu tunggu pasien yang lama dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan perburukan kondisi kesehatan pasien. Penelitian ini merupakan studi kualitatif, dengan mengobservasi waktu tunggu pasien pada saat registrasi dan selama menunggu pelayanan, ketersediaan peralatan pemeriksaan kesehatan, diikuti dengan wawancara dengan direktur klinik dan petugas kesehatan terkait. Rekomendasi yang diberikan adalah dengan mendekatkan waktu kedatangan pasien dengan waktu pemeriksaan dokter spesialis, untuk mempersingkat waktu tunggu pasien pada unit rawat jalan.

The waiting time is closely related to the comfortability and safety of the patients; where as long waiting time could add to the discomfortability and worsen the health of the patients. This is the qualitative study, observing patients’ waiting time during registration and at the clinic, observing performance of staff at the registration counter and at the clinic, provision off medical equipments, followed by indepth interview targetting the director and relevant clinical staff. Recomendation among others was made for the clinical specialists to adjust the arrival time in order to shorten the patients’ wating time at the outpatient departement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyantoro
"ABSTRAK
Pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan (Askes) wajib, merupakan bagian dari pelayanan rumah sakit khususnya rumah sakit pemerintah (Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI). Namun dalam pelaksanaannya sering terjadi perbedaan kepentingan yaitu pihak rumah sakit menganggap tarif yang diterapkan bagi peserta Askes wajib terlalu rendah sehingga menjadi beban biaya operasional, sedangkan pihak PT (Persero) Askes kemampuannya terbatas , karena premium yang diterima hanya sebesar 2% dari gaji pokok peserta. Supaya ada titik temu antara pihak manajemen rumah sakit sebagai penyedia pengelola dana Askes wajib, maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya pelayanan sebagai pedoman dalam penentuan kebijakan tarif.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan melakukan analisis biaya terhadap salah satu bentuk pelayanan bagi peserta Askes wajib yaitu paket rawat inap harian yang terdiri atas kamar perawatan, paket ronsen, paket laboratorium, paket obat (sesuai DPHO / Daftar dan Plafon Harga Obat), jasa medik dan paket fisioterapi.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasien Askes wajib di ruang Perawatan Umum RSPAD Gatot Soebroto pada Tahun Anggaran 1997/1998, menunjukkan bahwa tarif yang berlaku untuk paket rawat inap harian bagi pasien Askes wajib (Rp 35.000,00) masih lebih rendah sebesar Rp 11.200,55 dibanding biaya satuan aktual (Rp 46.200,55). Disamping itu bagi RSPAD Gatot Soebroto juga harus melaksanakan kebijakan MENHANKAM yaitu bagi peserta Askes wajib yang berasal dari pumawirawan ABRI dan pensiunan PNS Hankam / ABRI serta keluarganya, harus mendapatkan fasilitas rawat inap sesuai pangkat / golongan terakhir (kelas VIP, I, II, atau III), padahal hak semua pasien Askes wajib hanya di kelas Kebijakan tersebut tanpa disertai dengan dukungan dana / anggaran untuk subsidi biaya pelayanannya. Dengan demikian dalam memberikan pelayanan bagi peserta Askes wajib, RSPAD Gatot Soebroto harus menanggung beban subsidi ganda yaitu tarif Askes wajib yang lebih rendah dan biaya satuan dan beban dan pasien yang dirawat melebihi haknya sebagai peserta Askes wajib (lebih tinggi dari kelas III ).
Untuk memecahkan masalah tersebut, perlu pengkajian ulang terhadap komponen paket dan nilai tarif Askes, serta kebijakan MENHANKAM terutama yang terkait dengan penambahan beban biaya.
Kepustakaan : 36 (1982 - 1998)

ABSTRACT
Every privileged health insured (ASKES) member is entitled to health care and services of government hospitals (Department of Health, Provincial Government, the Armed Forces). However, a conflict of interest arises between hospitals and the health insurance company (PT. ASKES). There former considers the tariff imposed on health insured members too low and a burdensome operational cost while the latter seems to have very limited funds out of the 2% premium levied on the basic salary of every health insured (ASKES) member. Hence, an analysis of medical service cost is necessary in formulating a good tariff policy agreeable to both parties.
This research is an analytical descriptive research taking into consideration the cost analysis of medical services such as daily hospitalization package cost comprising wardroom, X-Ray package, laboratorium package, medicine package (According to Price List of Drugs) medical service fee and physiotherapy package for privileged health insured (ASKES) member.
The research carried out on privileged health insured (ASKES) member hospitalized in the General Care Ward of the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) for the Fiscal Year 1997/1998, shows that the tariff for daily hospitalization package for privileged health insured (ASKES) by Rp. 11.200,55 compared to an actual cost of (Rp. 46.200,55).
The Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) is obliged to obey the policy of the Minister of Defense and Security (MENHANKAM) concerning medical care for privileged health insured (ASKES) members who are retired Armed Forces members and retired civilians of the Defense and Security Department / Armed Forces together with their family members. These people are entitled to hospitalization according to their ranks / last position (VIP Class, First Class, Second Class or Third Class).
This instruction is contrary to the fact that all privileged health insured (ASKES) patients are only entitled to third class. Furthermore, no extra funds / budget / subsidy is provided for it Thus, the Central Army Hospital Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto) must bear the burden of double subsidy that is lower cost for privileged health insured (ASKES) members and the "Special Ones".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Bertus
"Komite medik berdasarkan PERMENKES Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 merupakan perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinik (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. RSU Harapan Bersama Singkawang menetapkan kebijakan tentang komite medik berdasarkan SK direktur RSUHB Nomor:440/RSUHB/186/II/2012. Berdasarkan wawancara awal dengan direktur RSU Harapan Bersama, didapatkan bahwa komite medik belum melaksanakan tugas dan fungsinya sejak awal pembentukannya pada tahun 2012. Terdapat beberapa kasus sepanjang tahun 2012-2013 yang menggambarkan adanya masalah dalam penerapan tata kelola klinik terutama menyangkut profesionalisme staf medis di rumah sakit. Dalam rangka mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi komite medik di RSU Harapan Bersama maka dilakukan penelitian selama 4 (empat) minggu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisa komite medik sebagai suatu sistem. Analisa dilakukan terhadap komponen input, proses, dan output. Pengambilan data dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 4 (empat) komponen informan dan penelitian dokumen rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat permasalahan dalam kewenangan pengambilan keputusan, sosialisasi kebijakan, perbedaan persepsi, budaya organisasi, lemahnya kepemimpinan, dan keterbatasan tenaga medis.

Medical committee based on PERMENKES No. 755/MENKES/PER/IV/2011 was a hospital devices to implement clinical governance to the medical staff at the hospital. Medical staff maintained their professionalism through mechanisms credentials, secure quality medical profession, and the maintenance of discipline and the ethics of the medical profession. Harapan Bersama Hospital Singkawang establish policies about medical committee based on director SK RSUHB No:440/RSUHB/186/II/2012. Based on the initial interview with the director of Harapan Bersama Hospital, it was found that the medical committee is not performing its duties and functions since its inception in 2012. There are several cases during the year 2012-2013 which describes the problem in the application of clinical governance, especially regarding the professionalism of medical staff at the hospital. In order to find out the problems in the implementation of the duties and functions of the medical committee at Harapan Bersama Hospital research was conducted for 4 (four) weeks. This study is a qualitative study and analyzing the medical committee as a system. Analysis performed on the components of input, processes, and outputs. Data collection was conducted extensive interviews with the four (4) components of informants and research hospital documents. The results showed there were problems in the decision-making authority, policy dissemination, differences in perceptions, organizational culture, lack of leadership, and the limitations of medical personnel.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.G.A. Ngurah Anom
"ABSTRAK
Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia oleh Pemerintah telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Pelayanan Gawat darurat untuk wilayah Jakarta Timur. Dan selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan unit gawat darurat dengan Trauma Center sebagai unggulan sesuai dengan misi Rumah sakit. Untuk mencapai misi tersebut perlu diketahui faktor eksternal dan internal yang dapat berpengaruh pada pengembangan pelayanan gawat darurat. Faktor Ekternal dapat berupa mikro yang terdiri atas pelanggan dan pesaing dan makro yang terdiri atas Lingkungan Ekonomi, lingkungan Politik dan Hukum, lingkungan Sosial dan lingkungan Teknologi Sedangkan lingkungan internal yang sangat berperan dalam pengembangan suatu Rumah sakit adalah Faktor Budaya kerja Organisasi, Faktor Sumber Daya Manusia, Faktor Fasilitas pelayanan, Faktor Sistem dan Prosedur Pelayanan. Setelah melakukan analisis SWOT Unit gawat darurat saat ini maka akan diketahui adanya kesenjangan antara Unit gawat darurat saat ini dengan kondisi Unit gawat darurat yang diinginkan.
Hasil penelitian ini adalah adanya kesenjangan antara Unit gawat darurat saat ini dengan yang diinginkan berupa :
1. Sumber Daya Manusia yang ada saat ini belum memiliki kualifikasi Doktor.
2. Fasilitas kesehatan yang ada saat ini belum memiliki laboratorium pengembangan molekuler.
3. Upaya tripartite belum sepenuhnya dapat dilaksanakan terutama hubungan dengan komunitas.
Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah oleh karena belum adanya Rencana Induk Pengembangan Rumah sakit secara terinci maka berdasarkan dengan standar yang diperoleh dari teori dapat diketahui kesenjangan yang perlu diatasi sehingga Rumah sakit RSU FK UKI dapat mengembangkan pelayanan unit gawat darurat dengan Trauma center sebagai unggulannya.
Saran yang perlu disampaikan adalah :
1. SDM merupakan sumber daya yang penting sehingga perlu disiapkan tenaga Medis yang berkualifikasi Doktor.
2. Untuk mendukung pelayanan Medis yang berkualitas unggulan perlu disiapkan laboratorium yang dapat mengembangkan biomolekuler.
3. Agar dapat menunjang unggulan perlu meningkatkan hubungan dengan komunitas secara terstruktur dan berkesinambungan.
Akhirnya harapan peneliti semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk pertimbangan dalam perumusan strategi dalam proses pengembangan unit gawat darurat RSU FK UKI dengan Trauma Center sebagai unggulannya.

ABSTRACT
External and Internal Analysis in Developing Emergency Unit as a Center of Excellence of General Hospital Faculty of Medicine Christian University of Indonesia General Hospital Faculty of Medicine Christian University of Indonesia was establish by the Government of Indonesia as a referral Hospital for Emergency cases in east Jakarta area. They are also expected to promote the Emergency unit to be come a Trauma Center as a Center of excellence.
To achieve the mission we have to know the external and Internal factor which influence the process of development in Emergency unit to a Trauma center as a center of excellence RSU FK UKI. External factors consist of Customer, Competitor, Economic, Politic, Social and Technology. Internal factors consist of Organization culture, Human resources, Facility of service, Procedure and system of service.
Trough the analysis of Externals and Internals conditions of RSU FK UKI, Thus we know the present position of Emergency unit and the desired position. From the present position to the desired position we found the gap between them.
Result of this research is there is a gap between the present position and the desired position as mention below :
1. Human Resources was not complete yet as a Doctor qualification.
2. Facility of service was not yet prepared a bimolecular development.
3. Tripartite concept not yet be done completely mainly in community relationship.
From the result above we recommend as mention below :
1. Human resources is very important asset to be prepared especially in medical staff with Doctor qualification.
2. To support the Emergency service as a center of Excellence should be prepared a Laboratories with bimolecular development.
3. In order to promote the center of Excellence as a Trauma Center should be corporate with community in the area.
Last but not least we hope the result of this thesis will be useful in strategic planning of the process in developing Emergency unit as a Center of Excellence of RSU FK UKI.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>