Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gema Fitriyano
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gliserol yang jumlahnya berlimpah akibat produksi tidak sebanding dengan konsumsinya. Pemanfaatan gliserol melalui reaksi karbonilasi antara gliserol dan urea untuk mendapatkan produk yang diinginkan yaitu gliserol karbonat. Pada reaksi karbonilasi dilakukan beberapa variasi diantaranya variasi penggunaan katalis CaO pada suhu 130oC dan 160oC dan penggunaan katalis ZnO pada suhu 160oC . Namun hasil pengujian pada produk memperlihatkan 1,3-dioxol-2-one yang terdeteksi sebagai produk dengan jumlah terbesar. Reaksi karbonilasi yang menggunakan katalis CaO 1% mol dengan suhu 160oC dan pengadukan konstan selama 3 jam dapat menghasilkan konversi sebesar 92,86% dan yield 1,3-dioxol-2-one sebesar 64,80%. Reaksi karbonilasi yang menggunakan katalis ZnO 1% mol pada suhu 160oC dan pengadukan konstan selama 3 jam dapat menghasilkan konversi sebesar 94,88% dan yield 1,3-dioxol-2-one sebesar 30,06%.

ABSTRACT
This study aims to utilize the abundant amount of glycerol due to the production is not proportional with consumption. Utilization of glycerol through carbonylation reaction between glycerol and urea to obtain the desired product is glycerol carbonate. On carbonylation reactions performed several variations including variation in the use of CaO catalyst at temperatures 130oC and 160oC and the use of ZnO catalyst at temperatures 160oC. Carbonylation reaction using 1% mol CaO catalyst at a temperature of 160oC and constant stirring for 3 hours to give a conversion of 92.86% and the yield of 1,3-dioxol-2-one by 64.80%. Carbonylation reaction using 1% mol ZnO catalyst at a temperature of 160oC and constant stirring for 3 hours to produce a conversion by 94.88% and the yield of 1,3-dioxol-2-one by 30.06%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dusy Sundusia
"ABSTRAK
Senyawaan karbonil merupakan salah satu zat pencemar yang dalam bentuk gas akan menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan alat pernafasan bagian atas serta menimbulkan efek pembiusan. Senyawaan ini berasal dari industri kimia, buangan kendaraan bermotor, pembakaran senyawa-senyawa organik atau hasil reaksi dengan gas hidrokarbon pencemar
lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa karbonil sebagai turunan 2,4_dinitrofenilhidrazon dengan kromatografi gas. Senyawa-senyawa karbonil yang digunakan adalah komponen pencemar yang terkandung di udara, yaitu n-butanal, benzaldehida, asetofenon dan akrolein.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa turunan karbonil -2,4 dinit dapat dinitrofenilhidrazon diidentifikasi, dan campurannya dapat dipisahkan dengan fasa diam OV-17 (2%) dalam waktu analisa yang relatif singkat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhianie Djan
"Pada penelitian ini dianalisis tingkat karbonil sebagai penanda dari stress oksidatif di otak akibat terpapar oleh hipoksia hipobarik. Para penerbang atau pilot, sangat sering ditemukan dalam kondisi hipoksia hipobarik karena seringnya terpapar oleh berbagai macam faktor. Salah satu organ yang penting yang bisa terkena oleh stress oksidatif yang disebabkan karena hipoksia hipobarik adalah otak. Desain peneltian ini dilakukan dengan cara atau metode eksperimental, dimana pada penelitian ini digunakan jaringan otak tikus jantan galur winstar sebagai sampel jaringan. Setelah itu, sampel dikelompokkan menjadi empat perlakuan yang berbeda pada frekuensi pemaparan hipoksia hipobarik dan terdapat satu kelompok kontrol. Pengukuran tingkat karbonil/ oksidasi protein menggunakan metode pengukuran yang diterapkan oleh Cayman's Protein Carbonyl Assay yang telah dimodifikasi oleh departemen biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan tingkat karbonil yang bermakna antara empat kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok control (p<0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada keadaan hipoksia hipobarik pada jaringan otak tikus.

In this study, there will be a discussion of the level of carbonyl concentration as the stress oxidative marker in the brain because of the exposure to the hypobaric hypoxia. The hypobaric hypoxia situation is often appeared in the pilot or aviator who frequently exposed to this kind of setting (high altitude). Hypobaric hypoxia may leads to the stress oxidative condition which can affect the vital organs particularly brain. In this study, the method used is experimental design and using the sample of brain tissue from male Wistar rats. Furthermore, the rat’s samples were differentiated into one control group and four different groups which exposed to the hypobaric hypoxia condition in each different altitude using the help of hypobaric chamber. In this study, the measurement of protein oxidation (carbonyl concentration) is using the method of Cayman's Protein Carbonyl Assay with several modification from the Universitas Indonesia biochemistry department. The results have confirmed that there is a significant different of carbonyl level in the exposed compared to the control group (p<0.05). As a consequence, we can conclude that in the hypobaric hypoxia situation, there will be an elevation of stress oxidative in the brain tissue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosia El Gibort
"ABSTRAK
Akumulasi radikal bebas dalam tubuh manusia memiliki peran besar dalam prevalensi dan perkembangan penyakit degeneratif. Siklovalon adalah analog kurkumin monokarbonil yang memiliki aktivitas antioksidan yang termasuk sedang. Substitusi basa Mannich pada cincin benzena dari siklovalon diketahui dapat meningkatkan aktivitas antioksidan senyawa ini. Pada penelitian ini dilakukan sintesis dan uji aktivitas antioksidan siklovalon yang tersubstitusi basa Mannich pirolidin. Pengerjaan dilakukan melalui 2 tahap, yaitu sintesis siklovalon, dengan mereaksikan vanilin dan sikloheksanon. Kemudian siklovalon direaksikan dengan pirolidin dan paraformaldehid, dan diperoleh siklovalon tersubstitusi basa Mannich pirolidin. Hasil sintesis kemudian dikonfirmasi identitasnya dengan data IR, HRMS, 13C-NMR, dan 1H-NMR. Berdasarkan data tersebut,siklovalon tersubstitusi basa Mannich pirolidin telah berhasil disintesis. Senyawa ini kemudian diuji aktivitas antioksidannya dengan metode uji DPPH Radical Scavenger. Senyawa siklovalon tersubstitusi basa Mannich pirolidin memiliki nilai IC50 2,297 ?M, 30 kali lebih tinggi dibandingkan senyawa pemulanya, siklovalon.

ABSTRACT
Accumulation of free radicals in human body plays a big role in the prevalence and progression of degenerative disease. Cyclovalone is mono carbonyl curcumine analog with a medium antioxidant activity. Mannich base substitution to the benzene ring of cyclovalone can increase its antioxidant activity of this compound. In this experiment, synthesis and antioxidant activity test of cyclovalone substituted with pyrollidine Mannich base have been done. The experiment has been done through two stages, synthesizing cyclovalone by reacting vanillin and cyclohexanone. Then, cyclovalone was reacted with pyrollidine and paraformaldehyde in order to synthesize cyclovalone substituted Mannich base pyrollidine. The identity of product was confirmed by IR spectra, data of HRMS, 13C NMR, and 1H NMR. According to the data, cyclovalone substitutedMannich base pyrollidine has been synthesized. The product also went through DPPH Radical Scavenger Test to know its antioxidant activity. Cyclovalone substituted Mannich base pyrollidine IC50 is 2.297 M, 30 times higher than its pioneer, cyclovalone"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regine Viennetta Budiman
"Latar belakang: Karbonil merupakan produk oksidasi protein yang dapat menunjukkan keadaan stres oksidatif pada tubuh manusia, salah satunya disebabkan persalinan. Karbonil dapat ditemukan di dalam ASI dalam jumlah yang bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar karbonil pada ASI ibu yang menyusui bayi usia 1-3 bulan dan 4-6 bulan dan mencari hubungannya dengan usia ibu, jumlah paritas, dan Indeks massa tubuh (IMT) ibu.
Metode: Penelitian ini menggunakan sampel ASI dari 58 ibu yang dibagi menjadi kelompok usia 1-3 bulan dan 4-6 bulan. Kadar karbonil diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 390 nm.
Hasil: ASI pada periode laktasi 1-3 bulan memiliki kadar karbonil yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok usia 4-6 bulan (p=0,00). Kadar karbonil ASI kelompok usia 1-3 bulan memiliki korelasi negatif sangat lemah tidak bermakna terhadap usia ibu (p=0,93), sedangkan kadar karbonil ASI kelompok usia 4-6 bulan memiliki korelasi negatif sedang bermakna terhadap usia ibu (p=0,032). Kadar karbonil ASI kelompok usia 1-3 bulan (p=0,99) dan 4-6 bulan (p=0,48) memiliki korelasi positif sangat lemah tidak bermakna terhadap paritas ibu. Kadar karbonil ASI kelompok usia 1-3 bulan (p=0,60) dan 4-6 bulan (p=0,38) memiliki korelasi negatif sangat lemah tidak bermakna terhadap indeks massa tubuh ibu.
Kesimpulan: Kadar karbonil ASI dipengaruhi oleh usia bayi atau masa menyusui, lebih tinggi secara bermakna pada kelompok bayi usia 1-3 bulan dibandingkan dengan kelompok 4-6 bulan. Kadar karbonil berhubungan dengan usia ibu dan menurun seiring dengan bertambahnya usia ibu.

Background: Carbonyl is a product of protein oxidation which shows oxidative stress in the human body as an effect of childbirth and breastfeeding. Varying amounts of carbonyl can be found in breast milk and is influenced by several factors. This research aims to understand the carbonyl content comparison in mothers breastfeeding infants of ages 1-3 months and 4-6 months.
Method: This research utilizes samples from 58 mothers categorized according to the infants’ age groups of 1-3 months and 4-6 months. Carbonyl content is measured by spectrophotometry with wavelength of 390 nm.
Result: It was found that breast milk of 1-3 months had significantly higher carbonyl content compared to 4-6 months (p=0.00). Carbonyl content in breast milk of 1-3 months had insignificant, very low negative correlation to mother’s age (p=0.93), whereas carbonyl content in breast milk of 4-6 months had significant, moderate correlation to mother’s age (p=0.03). Carbonyl content of 1-3 months (p=0.99) and 4-6 months (p=0.48) had insignificant, very low correlation to mother’s parity. Carbonyl content of 1-3 months (p=0.60) and 4-6 months (p=0.38) had insignificant, very low negative correlation to mother’s body mass index.
Conclusion: Breast milk carbonyl content is influenced by infant ages or lactation period with higher carbonyl content in age group 1-3 month compared to 4-6 months. Carbonyl content decreases the older mother’s age is.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ayu Pratiwi
"Kebutuhan manusia akan minyak bumi sebagai sumber bahan baku industri petrokimia semakin besar. Sehingga, diperlukan sumber bahan baku alternatif sebagai pengganti minyak bumi, salah satunya adalah gliserol yang keberadaannya sangat melimpah di alam sehingga perlu dimanfaatkan. Gliserol merupakan produk hasil samping pembuatan biodiesel yang terbentuk dari trigliserida melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses konversi gliserol menjadi hidrokarbon aromatik dengan katalis Al2O3 dan HZSM-5 serta mengusahakan agar yield mencapai nilai setinggi-tingginya. Konversi gliserol dilakukan pada reaktor semi-batch dengan memvariasi suhu reaktor dan rasio massa umpan terhadap katalis. Produk yang dihasilkan dianalisis menggunakan instrument GC-FID.

Humans need of petroleum as feedstock source in petrochemical industry is getting bigger from year to year. Therefore, we need alternative feedstock source replacing the petroleum, such as glycerol of which there are plenty in nature so that it needs to be used. Glycerol is a byproduct of biodiesel production which is formed from triglycerides through transesterification process. The purpose of this research is to study about conversion process from glycerol to aromatic hydrocarbons using catalyst of Al2O3 and HZSM-5 alloys and also to achieve high aromatic yield. Glycerol conversion was done in a half-batch reactor with varying the reactor temperature and feed-to-catalyst mass ratio. The final products were analyzed using GC-FID instrument."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqilah Widyayu
"Senyawa turunan dihidropirimidin (DHPM) merupakan senyawa organik yang memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai antikoagulan, antihipertensi, antiinflamasi, antimikroba, antibakteri, antifungi, dan antioksidan. Pengembangan sintesis turunan DHPM dapat disintesis melalui reaksi Biginelli. Modifikasi pereaksi dan metode reaksi ini terus dilakukan untuk memperoleh hasil yang paling baik dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis senyawa turunan DHPM yaitu 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-one, dan 1-(6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethanone melalui reaksi Biginelli dengan metode refluks dengan jus belimbing sayur sebagai katalis asam. Reaktan aldehid yang digunakan adalah 2-(2-propun-1-iloksi)benzaldehid sedangkan reaktan 1,3-dikarbonil yang digunakan adalah asetilaseton. Perbedaan sintesis senyawa turunan DHPM terletak pada komponen urea yang digunakan yaitu urea dan tiourea. Rendemen yang dihasilkan untuk senyawa 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-on sebesar 93%. Kemurnian senyawa target diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dilakukan kromatografi kolom untuk medapatkan senyawa target yang murni. Senyawa hasil sintesis kemudian dikarakterisasi dengan uji LC-MS/MS, FTIR, dan NMR yang menandakan bahwa produk 5-acetyl-6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-on berhasil disintesis, namun tidak berhasil didapatkan produk 1-(6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethenone dari sintesis Biginelli menggunakan jus belimbing sayur.

Dihydropyrimidine (DHPM) and its derivatives are organic compounds that have many benefits including anticoagulant, antihypertensive, anti-inflammatory, antimicrobial, antibacterial, antifungal, and antioxidant properties. The synthesis of DHPM derivatives can be achieved through the Biginelli reaction. Modifications in the reactants and reaction methods are continuously explored to achieve optimal and environmentally friendly results. In this study, the synthesis of dihydropyrimidine derivatives, specifically dihydropyrimidinones, 5-acetyl6-methyl-4-(2-(prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-3,4-dihydropyrimidin-2(1H)-one and dihydropyrimidinethiones, 1-(6- methyl-4-(2- (prop-2-yn-1-yloxy)phenyl)-2-thioxo-1,2,3,4-tetrahydropyrimidin-5-yl)ethanone was conducted using the Biginelli reaction with starfruit juice as an acid catalyst. The difference in the synthesis of DHPM derivatives lies in the urea component used, namely urea and thiourea. Substrates such as 2-(2-prop-1- enyloxy)benzaldehyde, acetylacetone, and urea/thiourea were used to form the dihydropyrimidine derivative compounds. The synthesized product of dihydropyrimidinone compound was obtained in 93% yield, whereas the dihydropyrimidinethione product was not successfully obtained."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalagafiar Puratmaja
"Ketidakseimbangan tingkat oksidan dalam tubuh dapat berkembang menjadi berbagai kondisi yang membutuhkan perawatan medis seperti penyakit neurodegeratif, penyakit jantung, dan kanker. Durian (Durio sp.) sebagai buah yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia telah diketahui memiliki efek antioksidan berdasarkan sejumlah penelitian. Pemberian durian dengan manfaat sebagai antioksidan diharapkan dapat menyeimbangkan kadar tersebut. Diketahui bahwa kadar senyawa karbonil dalam plasma dapat digunakan sebagai indikator oksidan yang stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi durian terhadap kadar senyawa karbonil pada plasma darah tikus. Jenis tikus Sprague-Dawley digunakan sebagai binatang percobaan dengan berat berkisar antara 100-150 gram. Tikus ini kemudian dibagi ke dalam empat grup. Grup kontrol hanya diberikan makanan standar dan air. Grup A, B, dan C mendapatkan tambahan larutan durian 10 mg/10 ml sebanyak dua kali per hari selama satu minggu (grup A), dua minggu (grup B), dan tiga minggu (grup C). Senyawa karbonil pada plasma diukur menggunakan teknik spektrofotometri. Hasil penelitian menemukan penurunan kadar senyawa karbonil pada grup A dengan kontrol. Temuan pada grup lain tidak dapat dianalisa karena jumlah sampel yang tersisa terlalu sedikit untuk mendapatkan kesimpulan.

Oxidant level imbalance in human body is related to several medical conditions including neurodegenerative disease, heart disease and cancer. Durian (Durio sp.), a famous fruit in Indonesia, is known for having antioxidant effect based on several studies. Administration of durian with its antioxidant effect expected to balance the amount of oxidant. Plasma carbonyl compounds have the capability to act as stable indicator of oxidant. The aim of this study is to investigate the effect of durian to the level of rat?s plasma carbonyl compound. Sprague-Dawley rats were used in this study, weighted between 100-150 grams. The rats then divided into four groups. Control group only received standard feeding and water. Group A, B, and C were given additional treatment with 10 mg/10 ml twice daily of durian solution for one week (group A), two weeks (group B), and three weeks (group C). Plasma carbonyl compound concentration measured under spectrophotometer. Result of this study shows that in-group A there was lower level of plasma carbonyl compound compared to control group. However, the amounts of samples from the other groups were too small. Therefore, the result from the other groups cannot be analysed."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Canitra Ilham Adirespati
"ABSTRAK
Kerusakan yang diakibatkatkan oleh radikal bebas dapat terjadi pada berbagai unsur dari sel, yaitu salah satunya adalah protein yang dapat dideteksi berdasarkan keberadaan senyawa karbonil. Untuk mencegah kerusakan tersebut, tubuh memerlukan antioksidan, yakni salah satunya adalah vitamin E. Ekstrak bekatul merupakan salah satu sumber vitamin E dan memiliki potensi sebagai antioksidan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak pemberian bekatul dari beras varietas IPB3S yang memiliki kandungan antioksidan terhadap kadar karbonil dibandingkan dengan pemberian vitamin E pada jantung tikus yang telah diinduksi CCl4. Dalam penelitian ini, hewan uji dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok, yaitu meliputi sembilan kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bekatul memiliki kadar karbonil yang lebih rendah yang tidak bermakna secara statistik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, kadar karbonil pada kelompok vitamin E lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberikan bekatul. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian bekatul dapat berperan sebagai antioksidan walau tidak memberikan hasil yang signifikan.

ABSTRACT
Damages done by free radicals can occur in many cells component, including protein which can be detected from the level of carbonyl compound. Human body protects itself from free radical damage through the role of antioxidants, such as vitamin E. Rice bran extract is known to contain vitamin E and may be proposed as a source of antioxidant. Thus, this study aims to identify the antioxidant effect of rice bran from IPB3S variety in comparison to vitamin E in rat heart induced by CCl4. The animals studied in this experiment were divided into ten groups comprised of nine intervention groups and one control group. The result of this study showed that the level of carbonyl was insignificantly lower in groups treated with rice bran extract compared to the control groups. Groups treated with vitamin E also had lower level of carbonyl compared to the groups treated with rice bran extract. In conclusion, this study showed that rice bran extract has antioxidant property which is not statistically significant."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Gosal
"Pendahuluan: Karbonil merupakan hasil akhir dari kerusakan ireversibel oksidatif pada protein. Akumulasi karbonil pada jaringan tubuh baik secara lokal maupun sistemik, dapat memicu berkembangnya penyakit terpaut usia. Meskipun demikian, puasa intermiten telah terbukti dapat mengurangi stres oksidatif mitokondria pada jaringan tubuh. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh siklus puasa time-restricted feeding (TRF) dan puasa berkepanjangan (PB) pada jaringan hati dan plasma secara spesifik. Metode: Penelitian ini menggunakan sampel jaringan hati dan plasma 16 kelinci New Zealand White yang sudah diberi perlakuan kontrol (tanpa puasa), puasa TRF (16 jam berpuasa), atau puasa berkepanjangan (40 jam berpuasa) satu minggu sebelumnya. Perhitungan kadar karbonil dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 390 nm dan kadar protein pada panjang gelombang 280 nm. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian, TRF dapat menurunkan kadar karbonil pada plasma dibandingkan kontrol (p=0,916) dan PB (p=0,026), serta meningkatkan kadar karbonil pada jaringan hati (p=0,162). Di sisi lain, PB dapat meningkatkan kadar karbonil pada plasma dibandingkan kontrol (p=0,055) dan TRF (p=0,026), serta meningkatkan kadar karbonil pada jaringan hati (p=0,162). Kesimpulan: Meskipun tidak bermakna, puasa intermiten time-restricted feeding secara tujuh hari lebih optimal dalam menurunkan kadar karbonil plasma, serta lebih kurang meningkatkan kadar karbonil hati dibandingkan puasa berkepanjangan.

Introduction: Carbonyl is the end product of irreversible oxidative damage on protein. Both local or sysmtemic accumulation of carbonyls could lead to the progression of age-related diseases. On the other hand, intermittent fasting has been proven could decrease mitochondrial oxidative damage on the tissues. Therefore, this study aimed to investigate the effects of intermittent fasting cycles, such as time-restricted feeding (TRF) and prolonged fasting (PF), on carbonyl levels in New Zealand White Rabbit’s plasma and liver tissue. Methods: 16 New Zealand White Rabbits were previously treated as control group (no fasting), TRF group (16 hours fasting), or PF group (40 hours fasting) for one week. Levels of carbonyl and protein were assessed with spectrophotometry at 390 nm and 280 nm wavelength respectively. Results: According to the findings of the study, TRF could decrease the carbonyl levels in plasma compared to control group (p=0.916) and PF group (p=0.026), and increase the carbonyl levels in liver tissue (p=0.162). Nevertheless, PF could increase the carbonyl levels in plasma compared to control group (p=0.055) and TRF group (p=0.026), and increase the carbonyl levels in liver tissue (p=0.162). Conclusion: Time-restricted feeding as intermittent fasting for one week is more optimal in decreasing carbonyl levels in plasma and less likely increase the carbonyl levels in liver tissue compared to prolonged fasting, even though it is not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>