Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tito Latif Indra
"Perkembangan penduduk yang tinggi disertai penyimpangan implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, salah satunya adalah alih fungsi lahan yang berakibat pada berubahnya kuantitas sumber daya air suatu wilayah, yang semuanya berakibat pula pada kerentanan wilayah khususnya kerentanan sumber daya air. Model kerentanan sumber daya air secara spasial telah dilakukan sebelumnya, namun terdapat kekurangan untuk menghadapi data dengan jumlah besar dan satuan beragam. Metode lain yakni Sistem Informasi Geografis (SIG) fuzzy dilakukan, dengan tujuan untuk mengembangkan model spasial kerentanan sumber daya air berbasis fuzzy SIG pada skala ordo-3 DAS, serta menerapkan model tersebut pada asesmen Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Metode penelitian dilakukan melalui penerapan metode SIG fungsi fuzzy dengan pengolahan dan analisis indikator kerentanan menurut ICCSR (Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap). Indikator pertama yakni eksposur, dengan variabel kepadatan penduduk, luas sawah tadah hujan, luas tegalan serta indeks kekeringan, indikator kedua yakni sensitivitas, dengan variabel jumlah penduduk usia rentan, jumlah penduduk miskin, jumlah kejadian konflik air, akses masyarakat terhadap air bersih serta indeks kekritisan air serta indikator ketiga berupa kapasitas adaptif, dengan variabel debit andalan, luas hutan, produktivitas pertanian serta kelembagaan DAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11 sub DAS Citarum Hulu berada dalam kondisi kerentanan sangat tinggi, 6 sub DAS dalam keadaan kerentanan tinggi, 6 Sub-DAS pada kelas sedang, serta 53 sub-DAS dengan kondisi baik. Model kerentanan divalidasi dengan pengecekan lapang melalui pendekatan lingkungan fisik, sosial, dan binaan. Hasil permodelan dapat diterapkan dalam pengelolaan lingkungan, serta digunakan untuk melakukan asesmen terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pengkajian kerentanan sumber daya air dapat dilakukan melalui perhitungan indikator eksposur, sensitifitas serta kemampuan adaptif melalui basis SIG Fuzzy, yang mempunyai kemampuan cakupan wilayah yang detail (ordo sungai - catchment), menerima jumlah data besar, mampu mengolah beragam jenis data, dapat dilakukan validasi serta implementasi demi terciptanya sistem pengelolaan lingkungan DAS yang handal.

High population growth accompanied by irregularities implementation Spatial Plan has resulted in a variety of environmental changes, one of which is conversion resulting in a change in the quantity of the water resources of an area, all of which resulted in the particular area of vulnerability vulnerability of water resources. Vulnerability model of water resources spatially been done before, but there is a lack of data to deal with a large number and variety of units. Another method used fuzzy in Geographic Information Systems (GIS), with the aim to develop a model of spatial vulnerability of water resources based on fuzzy SIG 3rd order watershed scale, and apply the model to assess the Spatial Plan of the District/City.
Research methods were used the application of fuzzy GIS methods with processing and analysis of indicators of vulnerability according ICCSR (Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap). The first indicator that exposure, with variable population density, extensive rainfed lowland, upland and widespread drought index, an indicator of the sensitivity of the two, with a variable number of vulnerable population ages, the number of poor, the incidence of water conflicts, community access to clean water and criticality index water as well as a third indicator of adaptive capacity, with variable discharge mainstay, forest, agricultural productivity and institutional watershed.
The results showed that 11 sub Citarum Hulu is in a state of vulnerability is very high , 6 sub- watershed in a state of high vulnerability, 6 Sub- basin in the medium class, and 53 sub-watersheds in good condition. Vulnerability models validated with field checking approach the physical environment, social, and built. Modeling results can be applied in environmental management, and is used to assess the Spatial Plan of the District and the City.
This study concluded that water resource vulnerability assessment can be done through the calculation of indicators of exposure, sensitivity and adaptive capacity through Fuzzy GIS base, which has the ability to detail the extent of the (order of the river - the catchment), received a large amount of data, capable of processing various types of data, can do the validation and implementation of the environmental management system for the creation of a reliable watershed.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D1478
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin
"Kerentanan merupakan derajat tingkat dimana manusia dengan sistem lingkungannya mengalami gangguan/tekanan akibat adanya bahaya (bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi dan dapat menimbulkan bencana atau tidak. Dalam beberapa disiplin ilmu terdapat perbedaan penggunaan pengertian konsep kerentanan, karena dalam pengukurannya mempunyai bermacam-macam metode. Secara umum kajian terbaru tentang kerentanan sekarang ini telah mengalami pergeseran dari penilaian kerentanan tradisional yang hanya berkonsentrasi pada satu tekanan faktor atau sumber daya, menjadi banyak faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini mengkaji pola spasial kerentanan bencana alam di Kabupaten Cianjur, yang diakibatkan oleh karakteristik fisik lingkungan dan bencana (biofisik) dan pengaruh sosial, ekonomi serta demografi (sosial). Metode pendekatan yang digunakan untuk menentukan pola spasial dan tingkat kerentanan adalah analisa cluster dan analisa spasial berbasis sistem informasi geografi. Pola spasial kerentanan tinggi terhadap faktor biofisik tersebar di seluruh wilayah dengan pola merata terutama disebelah selatan Cianjur dan hanya sebagian kecil dibagian utara yang tidak berada dalam kerentanan tinggi. Tidak seluruh wilayah yang berada dalam kerentanan tinggi terhadap faktor biofisik berada dalam kerentanan tinggi karena faktor sosial ekonomi atau ada 36,68% saja wilayah dengan kerentanan tinggi terhadap faktor biofisik yang memiliki kerentanan tinggi karena faktor sosial ekonomi.

Vulnerability can be defined as the degree to which human and environmental systems are likely to experience harm due to a perturbation or stress. However, different disciplines often use different meanings and concepts of vulnerability, which have led to diverse methods of measuring it. In general, recent studies on vulnerability often divert from traditional vulnerability assessment which centers on single stressor to single resource or receptor, moving to focusing on many aspects of the system being stressed.
This research to examine spatial patterns of natural disaster vulnerability in Cianjur District, which is caused by the physical characteristics of the environment and disasters (biophysical) and social influence, economic and demographic (social). Approach method used to determine the spatial pattern and degree of vulnerability is the cluster analysis and spatial analysis based on geographic information systems Spatial pattern of high vulnerability of biophysical factors in all regions with uneven patterns especially in the south of Cianjur and only a small portion in the north who are not in a high vulnerability. Not all areas are in the high vulnerability of biophysical factors in a high vulnerability due to socioeconomic factors or is 36.68% only region with a high vulnerability to biophysical factors that have a high vulnerability due to socio economic factors.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Handayani
Jakarta: Jurnal Jalan dan Jembatan, 2007
JJJ 29:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Utami Khairana
"Banjir bandang merupakan pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi yang banyak menimbulkan kerugian material bahkan jiwa. Berdasarkan variabel stabilitas tanah, frekuensi hari hujan ekstrim, dan karakteristik banjir bandang ditinjau dari lama landaan, tinggi landaan, dan material yang terbawa, penelitian ini mengungkapkan wilayah bahaya banjir bandang di pesisir barat Kabupaten Sukabumi; yang dilanjutkan dengan analisis kerentanan wilayah terhadap banjir bandang dengan menerapkan metode scoring yang mengaplikasikan AHP dan SIG.
Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa wilayah bahaya banjir bandang terjadi pada bagian hilir daerah aliran dengan jarak dari sungai sejauh 500 meter. Kemudian kerentanan wilayahnya, DA Cisolok dan Cimaja merupakan wilayah dengan kelas kerentanan rendah dan sedang memiliki tingkat keterpaparan dan tingkat kapasitas adaptif yang cenderung berimbang. Sedangkan untuk DA Ci Sukawayana yang merupakan wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi memiliki tingkat sensitivitas dan tingkat kapasitas adaptif yang sama.

Flash floods are a trigger hydrometeorological disasters that cause material losses and even many victims. Based on stability index variables, the frequency of extreme rainfall and flash floods characteristic of overwhelming in terms of the duration, height, and floated material, the study revealed flood hazard areas on the west coast Sukabumi; followed by analysis of the vulnerability of the flash floods areas by implementing a scoring method that applies AHP and GIS.
Spatial analysis results indicate that the region of the danger of flash floods occur in the downstream areas of the river flow with a distance of 500 meters from river. Cisolok and Cimaja is a region with low and moderate vulnerability levels has exposure and adaptive capacity levels tend to be balanced. As for Ci Sukawayana which is a region with a high degree of vulnerability has a level of sensitivity and adaptive capacity in the same level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniavita Budiman
"Tesis ini membahas penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa dengan trait kepribadian neurozicism facet vulnerability. Tujuan penelitian ini untuk melihat bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh terhadap penyesuaian diri di Perguruan Tinggi pada mahasiswa dengan tmit kepribadian neuroticism facet vulnerability. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penyesuaian diri merupakan usaha individu guna rnemenuhi kebutuhzm dan mengatasikonilik dad dalam maupun dari luar diri individu, sehingga menciptakan hubungan yang selaras antara individu dengan lingkungannya. Penelitian ini perlu dilalcukan guna membantu mahasiswa bam untuk sukses dalam melakukan penyesuaian diri di Perguruan Tinggi dan mencapai tujuan akademiknya kelak, khususnya bagi mahasiswa yang vulnerable.
Sampel penelitian ini adalah 92 mahasiswa yang mewakili tujuh Fakultas di Universitas Indonesia. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah NEO PI-R dari Costa dan McCrae (1992), [SEL dad Cohen dan Hoberman (1983), dan SACQ dari Baker dan Siryk (1999) yang dimodiiikasi oleh peneliti. Analisis statislik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah dcngan menggllnakan analisis regresi, T~tcst, dan ANCOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh yang berrnakna terhadap penyesuaian did di perguruan tinggi pada mahasiswa dengan trait kepribadian rzeuroticisnz _Racer vulnerability. Adanya pengaruh dulcungan sosial tcrhadap penyesuaian diri menunjukkan bahwa dengan meningkatnya dulcungan sosial maka dapat pula meningkatkan penycsuaian diri mahasiswa rncnjadi lebih baik.

This thesis discusses adjustment in universities for students with the personality trait of neuroticism facet vulnerability. The purpose of this study is to prove that social Supports influence adjustment in universities for students with the personality trait of neuroticism facet vulnerability. This is a quantitative study.
Adjustment is an effort made by an individual to fulfil his/her needs and resolve conflicts stemming from inside and/or outside the relevant individual, so as to create a harmonious relation between the individual and his/'her environment. This study is intended to help new students to succeed in adjusting themselves to the life in universities and achieve hisfher academic objectives, particularly for vulnerable students.
92 students from seven faculties in the University of Indonesia were the respondents or samples in this study. T his study uses several measuring instruments namely NEO PI-R from Costa and MeCrae (1992), ISEL from Cohen and Hoberman (1983), and SACQ from Baker and Sirylc (1999) as modified by the researcher. The influence of independent variables to dependent variables is identified using the statistic analysis, namely regression analysis, T-test and ANCOVA.
This study indicates that social supports give significant influence to adjustment in universities for students with the personality trait of neuroticism facet vulnerability. Influence of social supports to adjustment indicates that increased social supports may improve students’ adjustment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34096
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"ABSTRAK<>br>
Dari hasil penetration testing yang dilakukan oleh PT PQR, disimpulkan bahwa tata kelola keamanan informasi di PT XYZ belum baik dan masih berada di level 3,5 Indeks KAMI. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana rancangan prosedur operasional standar vulnerability management yang dapat diterapkan di PT XYZ, dengan hasil akhir berupa rancangan prosedur vulnerability management yang sesuai dengan indikator indeks KAMI dan dapat diterapkan di PT XYZ. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja ISO 27002:2013 sebagai kerangka kerja utama untuk perancangan proses vulnerability management dan menggunakan pendekatan PDCA untuk detil dari masing-masing aktivitasnya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi kasus penelitian kualitatif menggunakan hermeneutics. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah rancangan prosedur operasional standar vulnerability management yang sesuai dengan indikator indeks KAMI. Rancangan yang telah dibuat telah divalidasi oleh kepala Divisi Infrastruktur, Operasional, dan Kepatuhan dan telah mengikuti format penyusunan Prosedur Operasional Standar Divisi Infrastruktur, Operasional, dan Kepatuhan PT XYZ

ABSTRACT<>br>
From the results of PT PQR penetration testing, it is concluded that governance of information security in PT XYZ still at the level 3.5 of index KAMI. This research focuses on how vulnerability management Standard Operating Procedure SOP will be designed in PT XYZ, with the results vulnerability management SOP in accordance with index KAMI indicator and can be applied in PT XYZ. This research using ISO 27002 2013 as a main framework for designing vulnerability management process and using PDCA approach for details of each activity. Qualitative analysis with hermeneutics is used for the research method. In the conclusion, had beed developed vulnerability management SOP draft that fit with index KAMI indicator and the organization. Vulnerability management SOP draft had been validated by the division head of Infrastructure, Operational, and Assurance Division PT XYZ and already followed the SOP format in PT XYZ Infrastructure, Operational, and Assurance Division."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Karyawan berpendidikan tinggi di dalam suatu organisasi
seringkali menghadapi permasalahan sehubungan dengan
perkembangan karirnya di perusahaan, salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang mereka miliki dengan
tuntutan dalam pekerjaan dan jalur karirnya. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai pola sistem nilai karyawan yang berada
dalam karir manajerial dan karir teknis.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan
alat ukur Personal Values Questionnaire dari England yang
telah dimodifikasi. Subyek penelitiannya adalah sarjana
teknik dan sarjana akuntansi yang bekerja dalam karir
manajerial dan karir teknis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok karir terdapat nilai-nilai operatif dominan yang sama dan
polanya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Pada tiap
kelompok karir terdapat nilai-nilai yang khas, walaupun
jumlahnya relatif kecil. Nilai-nilai yang khas pada karir
manajerial adalah Kepemimpinan dan Inisiatif, sedangkan pada
karir teknis nilai-nilai yang khas adalah Ketrampilan,
Tenaga Terlatih dan Manajer.
Pola sistem nilai antara karir manajerial dan teknis
memiliki perbedaan yang signifikan bila dikelompokkan
berdasarkan bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem
nilai pada tiap karir juga berbeda bila dibandingkan antara
bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem nilai pada
tiap kelompok karir juga terdapat perbedaan antara yang
berpengalaman 5 tahun ke bawah dengan yang telah
berpengalaman lebih dari 5 tahun. Selain itu juga terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok karir manajerial
dengan karir teknis yang telah berpengalaman manajerial
lebih dari 5 tahun dengan kelonpok karir teknis yang telah
berpengalaman teknis lebih dari 5 tahun.
Untuk studi selanjutnya disarankan untuk menggunakan
subyek yang telah berada lebih dari 5 tahun pada tiap jalur
karirnya dan memiliki minat yang sesuai dengan jalur
karirnya. Selain itu diperlukan subyek dalam jumlah besar,
terutama bila akan memakai Personal Values Questionnaire."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Wikantyasning
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kerentanan lokasi situs-situs purbakala di Kawasan Batujaya, Kabupaten Karawang, yang karena keberadaannya di tengah permukiman dan padat aktivitas manusia menjadikan situs-situs tersebut rentan. Menggunakan metode kualitatif dengan survei lapangan dan wawancara, serta analisa deskriptif didapatkan hasil bahwa ada 3 lokasi rentan di Kawasan Batujaya dari 5 kategori yang ada, yaitu lokasi 1, lokasi 2 dan lokasi 5. Lokasi 1 dan lokasi 2 adalah lokasi-lokasi rentan dengan dampak kerusakan yang besar, sehingga mampu mengubah kenampakan fisik dan batas situs, serta terdapat gangguan visual yang besar. Yang membedakan antara lokasi 1 dan 2 adalah adanya mitigasi pada lokasi 2 untuk mencegah kerusakan makin parah. Sedangkan lokasi 5 atau disebut juga sebagai lokasi tidak rentan adalah lokasi rentan yang tidak memiliki dampak kerusakan, serta tidak terdapat gangguan visual pada situsnya.
Adapun pola sebaran situs-situs dengan lokasi 1 dan 2 memiliki pola mengelompok di tengah kawasan dan ada sebuah situs yang terletak agak jauh di sebelah utara, yaitu mendekati muara Sungai Kurung Barang. Sedangkan pola sebaran lokasi 5 (atau lokasi tidak rentan) memiliki pola mengelompok di tengah kawasan dan dua buah situs terletak jauh di sebelah utara yaitu di sepanjang sungai Kurung Barang. Jika dilihat keterkaitannya dengan lingkungan dan pola keruangannya, maka sebenarnya tidak terlalu terlihat perbedaan signifikan pada pola lokasi rentan (lokasi 1 dan 2), serta juga lokasi tidak rentan (lokasi 5). Karena lokasi-lokasi rentan tersebut terletak di bentuk lahan yang sama, jenis tanah yang hampir sama, dan penggunaan tanah yang sama. Yang membedakan antara lokasi rentan 1 dan 2 dengan lokasi rentan 5 adalah kenampakan fisik situs, jaraknya dengan akses jalan menuju situs, kondisi jalan menuju situs, serta jarak dengan bangunan rumah terdekat.

ABSTRACT
Focus of this study is the vulnerability location of ancient sites in Batujaya Region, Karawang Regency. These ancient sites are vulnerable because its location is inside the human settlement and human activities. By using qualitative method with ground survey and interviews, also descriptive analysis, result of this research is 3 vulnerable locations were found in this area. They are location 1, location 2, and location 5. Location 1 and location 2 are the vulnerable areas which has bigger deterioration impact to sites physical appearance and sites boundaries, also has bigger visual disturbance. The difference between location 1 and 2 is there are several mitigation actions to location 2 to prevent further damages. Location 5 (or Unvulnerable location areas) is vulnerable location which has no sign of damage or deterioration impact inside the sites, and also has no visual disturbance to the sites. The locations 1 and 2 has clustered pattern in the center of the region and only one vulnerable location site located in the northern area, near Kurung Barang river estuary.
Meanwhile the location 5 also has clustered pattern in the center of the region and two vulnerable location sites located in the northern area, alongside Kurung Barang river. There is no significant difference linkage between each vulnerable locations and environment. Because its locations is in the same landform, mostly same soil type, same landuses. But, the difference between each vulnerable locations is their spatial pattern (distance to the nearest local houses, distance to the nearest access road), and the physical site appearance, also road conditions to the sites.
"
2016
T45368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Trihamanti
"Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak terjadi gerakan tanah dan longsoran yang terjadi di Kecamatan Nyalindung, bahkan gerakan tanah yang terjadi di Desa Kertaangsana masih secara masif terjadi. Maka dari itu penelitian ini ada untuk mengkaji dan menganalisis mengenai sebaran wilayah sebaran potensi gerakan tanah dan wilayah tingkat kerentanan gerakan tanah di Kecamatan Nyalindung. Penelitian ini menggunakan metode Indeks Storie dalam menentukan wilayah sebaran gerakan tanah dengan menggunakan analisis spasial berupa teknik overlay antara curah hujan, penggunaan tanah, kemiringan lereng, dan jenis tanah. Sedangkan untuk tingkat kerentanan dilakukan kompilasi data antara indeks penduduk terpapar yang didapatkan dari indikator kepadatan penduduk dan kelompok usia rentan yang kemudian dilakukan proses overlay dengan potensi gerakan tanah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran wilayah potensi sedang memiliki luas 6927,57 Ha atau 66,42% dari total luas daerah penelitian, sedangkan untuk wilayah potensi rendah memiliki luas 2885,20 Ha atau 27,66% dari total luas daerah penelitian serta wilayah dengan potensi gerakan tanah yang tinggi memiliki luas 616,16 Ha atau 5,91% dari total seluruh daerah penelitian. Sedangkan untuk tingkat kerentanan gerakan tanah berdasarkan permukiman didominasi oleh tingkat kerentanan sedang dengan luasan 2323,82 Ha atau sebesar 52,67% dari total seluruh luas daerah penelitian. Sedangkan untuk tingkat kerentanan tinggi gerakan tanah memiliki luasan 1358 Ha atau 30,79% dari seluruh total luas daerah penelitian dan tingkat kerentanan rendah memiliki luasan 729,97 Ha atau 16,54%.

In the last few years, there have been many land movements that have occurred in Nyalindung District, even land movements that have occurred in Kertaangsana Village are still massive. Therefore this research is to study and analyze the potential distribution of land movements and the level of vulnerability of land movements in Nyalindung sub-district. This study used the Storie Index method in determining the distribution area of ​​land movement using spatial analysis in the form of overlay technique between rainfall, land use, slope, rocks type and fault buffer. Meanwhile, for the level of vulnerability, data compilation is carried out between the exposed population index which is obtained from the population density indicator and the vulnerable age group which is then carried out overlay process with the potential for land movement.
The results of this study indicate that the distribution of moderate potential areas has an area of ​​6927.57 hectares or 66.42, while for low potential areas it has an area of ​​2885.20 hectares or 27.66% and the potential for high land movement has an area of ​​616.16 hectares or 5.91% of the total research area. Meanwhile, the level of vulnerability to land movement based on settlement was dominated by a moderate level of vulnerability with an area of ​​2323.82 hectares or 52.67%. Meanwhile, the high level of vulnerability to land movement has an area of ​​1,358 hectares or 30.79% and the low level of vulnerability has an area of ​​729.97 hectares or 16.54%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahdha Prakasa
"Meningkatnya operasional PT IPC TPK menjadikan sebagai salah satu pelabuhan tesibuk di dunia, dan sebagai pelabuhan pertama di indonesia yang melayani transhipment internasional di mana pada tahun 2017 jumlah throughput yang dicapai adalah 6.9 juta TEUS, lalu tahun 2018 dan 2019 masing-masing menjadi 7.6 Juta TEUS. Sedangkan di PT IPC TPK cabang Tanjung Priok, berdasarkan data yang didapat, jumlah throughput yang dicapai pada tahun 2017 adalah 1.6 Juta TEUS. Terlepas dari sibuknya operasional pelabuhan, atau bongkar muat, jumlah laporan mengenai kecelakaan dan nearmiss di PT IPC TPK masih tergolong tinggi. Berangkat dari hal ini, dilakukan model Formal Safety Assessment (FSA) dan Fuzzy Logic dengan fungsi keanggotaan gaussian untuk dalam melakukan penilaian risiko serta meminimalisir maupun risiko bahaya pada pelayanan peti kemas PT IPC TPK. Didapat 5 jenis bahaya di operasional pelabuhan yaitu; Tabrakan (collision); kebocoran (leakage); fasilias, peralatan dan kontainer (facility, equipment, and container); lingkungan (Environment); dan pengendalian kontainer yang buruk (bad cargo handling); di mana nilai Risk Level tertinggi yaitu facility, equipment and container (19) dan bad cargo handling (5.47). Melalui penerapan total 20 RCO, sebagian besar pengendalian risiko yang dirancang bersifat meningkatkan safety awareness pada operator yang bekerja di area pelabuhan, seperti mewajibkan penggunaan APD, peningkatan jaringan komunikasi, perbaikan fasilitas baik itu pengguna jasa, pihak pelabuhan dan stakeholder, hingga himbauan atau audit bagi pihak pengguna jasa, pelabuhan maupun stakeholder untuk mengikuti training berkala.

The increasing operational of PT IPC TPK makes it one of the busiest port in the world, and as the first port in Indonesia to serve international transhipment, which is in 2017 the amount of throughput has reached 6.9 million TEUs, then in 2018 and 2019 each became 7.6 million TEUs. Whereas at PT IPC TPK Tanjung Priok, based on the data obtained, the amount of throughput achieved in 2017 was 1.6 Million TEUs. Apart from busyness port operations, or loading and unloading, the number of reports on accidents and nearmiss at PT IPC TPK is still relatively high. Departing from this, the Formal Safety Assessment (FSA) and Fuzzy Logic was carried out with a gaussian membership function to carry out risk assessments as well as minimize or risk hazards in PT IPC TPK's container service. There are 5 types of hazards in port operations namely; Collision; leakage; facilities, equipment and containers; environment and bad cargo handling, where the highest Risk Level values are facility, equipment and container (19) and bad cargo handling ( 5.47). Through the application of a total of 20 RCOs, most risk controls designed are designed to increase safety awareness for operators working in the port area, such as requiring the use of PPE, improving communication networks, improving facilities for both service users, the port and stakeholders, to appeals or audits for service users, ports and stakeholders to attend regular training."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>