Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Fathul Karamah
"Pada penelitian ini, kavitasi (hidrodinamika dan ultrasonik) dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan ozonasi, yaitu kelarutan dan stabilitas yang rendah di dalam air serta selektivitasnya. Peran kavitasi dikaji dalam memperbaiki perpindahan massa ozon dari fasa gas ke fasa cair, meningkatkan jumlah radikal OH melalui dekomposisi ozon dan kinerjanya dalam mengolah senyawa fenol. Dalam rentang kondisi yang diterapkan dalam penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien perpindahan massa (kLa) ozon meningkat sekitar 3,5 kali, 7,5 kali dan 20 kali dari kLa ozonasi tunggal karena efek total kavitasi masing-masing untuk penggunaan kavitasi hidrodinamika (HD), kavitasi ultrasonik (US) dan keduanya (HD + US) simultan; dimana efek kimiawi lebih signifikan perannya dalam peningkatan nilai kLa. Laju dekomposisi ozon meningkat 20%-40% dengan penggunaan kavitasi. Yield radikal OH meningkat 3,3 kali, 3,8 kali dan 4,4 kali dari hasil proses ozonasi tunggal masing-masing dengan pemakaian kavitasi HD, kavitasi US dan kavitasi HD + US. Yield fenol tidak mengalami perubahan berarti dengan penggunaan kavitasi. Namun, tingkat mineralisasi meningkat hingga sekitar 2 kali dengan penggunaan kavitasi tunggal, dan 3,3 kali dengan penggunaan kavitasi secara simultan. Kavitasi meningkatkan utilisasi ozon, dimana kavitasi HD menunjukkan utilisasi tertinggi yaitu 4,45 mg/menit. Selain menghasilkan produk-produk oksidasi yang bersifat asam ? dibuktikan dengan penurunan pH ? proses ozonasi dan gabungannya dengan kavitasi menghasilkan senyawa-senyawa rantai panjang.

This research utilized ultrasonic and hydrodynamic cavitations to overcome the the drawbacks of ozonation process, which are low solubility and stability of ozone in water and its selectivity. The role of cavitations was assessed in enhancing ozone mass transfer, increasing radical production from ozone decomposition and improving the performance of phenol removal. In the range of conditions limited in this research, the results shows that ozone mass transfer coefficient (kLa) enhanced about 3.5, 7.5 and 20 times of kLa of single ozonation due to total effects of cavitations respectively for utilization of hydrodynamic (HD), ultrasonic (US) and both kinds (HD + US) of cavitations simultaneously. The role of chemical effect was more significant than mechanical effect in enhancing kLa . Cavitations increased ozone decomposition rate by 20%-40%. The yield of OH radicals increased 3.3, 3.8 and 4.4 times of it was from single ozonation respectively for utilization of HD, US and (HD + US) cavitations. The yield of phenol was not changed significantly by utilization of cavitations. However, mineralization ability improved about 2 times for utilization of only one kind of cavitation, and about 3.3 times for utilization both kinds of cavitation simultaneously. Cavitations improved ozone utilization, where application of HD cavitation was the highest by 4.45 mg/menit. Ozonation of phenol and its combinations with cavitations produced acidic intermediate compounds which was indicated by pH reduction along the process. And they also produced higher (long-chained) compounds."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1467
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafitri Rusmala Dewi
"ABSTRAK
Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang dapat mencemari perairan, oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, kavitasi ultrasonik, dan kombinasi keduanya untuk mengolah limbah cair pabrik tahu. Variasi yang dilakukan pada penelitian yaitu dosis ozon 30 mg/jam dan 130 mg/jam; intensitas gelombang ultrasonik 30%, 60%, dan 100%. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode kombinasi ozonasi/kavitasi ultrasonik dengan waktu kontak 180 menit; dosis ozon 130 mg/jam dan intensitas sonikasi 100% yang menghasilkan penyisihan COD 24,74% dan TSS sebesar 55,26%.

ABSTRACT
The liquid waste generated from tofu plant still contains suspended and dissolved solids that can contaminate water, therefore it must be lowered levels before discharge. This study aims to look at the performance of each ozonation, ultrasonic cavitaion and combination of both methods for treating wastewater from tofu plant. Variations were made on research that ozone doses 30 mg/hr and 130 mg/hr; intensity ultrasonic wave 30%, 60%, and 100%. The best result were obtained from this research that the combination of ozonation/ultrasonic cavitation with a contact time of 180 minutes; ozon doses of 130 mg/hr and sonication intensity of 100% which resulted in 24.74% removal of COD and TSS of 55.26%."
2016
S62709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahida Rani
"Penelitian ini meninjau signifikansi kavitasi hidrodinamika terhadap ozonasi dan pengaruh laju alir air dalam disinfeksi bakteri Salmonella sp. Proses disinfeksi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tiga konfigurasi, yaitu secara ozonasi, secara kavitasi hidrodinamika, serta gabungan ozonasi dan kavitasi hidrodinamika. Variasi laju alir air yang digunakan pada masing-masing konfigurasi sebesar 2 L/menit, 3 L/menit, dan 4 L/menit. Ozon dihasilkan dengan menggunakan ozonator komersial dengan laju alir gas 1,37 L/menit, sedangkan pembangkit kavitasi yang digunakan adalah injektor venturi. Pada konfigurasi gabungan ozon dengan kavitasi hidrodinamika menunjukkan hasil yang terbaik dalam disinfeksi Salmonella sp. dengan laju alir air 4 L/menit. Pada laju alir air yang sama sebesar 4 L/menit, konfigurasi gabungan ini mencapai 100% disinfeksi Salmonella sp. dalam waktu kurang dari 15 menit. Pada konfigurasi ozon tunggal mencapai 100% disinfeksi sekitar 30 – 45 menit, sedangkan konfigurasi kavitasi tunggal hanya mencapai 99,69% hingga menit ke-60. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kavitasi hidrodinamika yang dikombinasikan pada ozonasi serta laju alir air yang besar memberikan pengaruh yang optimum dan efektif dalam disinfeksi Salmonella sp.

This study observe the significance of hydrodynamic cavitation to ozonation and influence of water flowrate in the disinfection of Salmonella sp. In this study, disinfection process consists of three configurations, those are ozonation, hydrodynamic cavitation, as well as a combination of ozonation and hydrodynamic cavitation. Variation of water flowrate used in each configuration at 2 L/min, 3 L/min, and 4 L/min. Ozone is generated using a commercial ozonator at 1,37 L/min, while cavitation generator used venturi injector. In the configuration of the ozone combined with hydrodynamic cavitation showed the best results in disinfection of Salmonella sp. at 4 L/min. At the same water flowrate of 4 L/min, the combined configuration reached 100% disinfection of Salmonella sp. in less than 15 minutes. In the single ozone configuration reached 100% disinfection about 30-45 minutes, while the single cavitation configuration only reached 99,69% until minute 60. The results of this study indicate that the hydrodynamic cavitation combined on ozonation, and the high water flowrate gives optimum and effective condition in disinfection of Salmonella sp."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Izdihar
"Pada penelitian ini, kavitasi (hidrodinamik dan ultrasonik) digabungkan dengan ozonasi untuk menyisihkan campuran fenol dan amonia. Gabungan metode tersebut menghasilkan dua oksidator dengan karakterisik yang berbeda. Peran kedua oksidator dikaji melalui persentase penyisihan dan produk hasil oksidasi. Penyisihan dilakukan selama 60 menit dengan memvariasikan komposisi campuran dan pH larutan. Pada perbandingan konsentrasi fenol-amonia4:1, persentase penyisihan tertinggi dicapai pada pH 4 untuk fenol sebesar49,7% dandicapai pada pH 11untuk amonia sebesar 39,6%. Pada komposisi 1:4, persentase penyisihan tertinggi baik fenol maupun amonia dicapai pada pH 11 sebesar 98% dan 14,5%. Analisa GC-MS menunjukkan jumlah senyawa hasil oksidasi meningkatdengan bertambahnya pH. Komposisi campuran berpengaruh terhadap oksidator yang menjadi mekanisme kontrol penyisihan. Pada konsentrasi fenol yang tinggi, mekanisme kontrol penyisihan adalah reaksi selektif oleh ozon, sedangkan pada konsentrasi amonia yang tinggi, mekanisme kontrol penyisihan adalah reaksi nonselektif oleh radikal OH. Selain menghasilan produk oksidasi yang bersifat asam. Proses gabungan ozonasi dan kavitasi menghasilkan senyawa ? senyawa rantai panjang.

This research combinedhydrodynamic and ultrasonic cavitations with ozonation to degrade mixture of phenol and ammonia. The combination produced two oxidators with different characteristics. The role of both oxidator was assessed in degradation percentage and oxidation products. The degradation was carried out for 60 minutes with variations of compositions andpHs. At the ratio of phenol-ammonia 4:1, the highest degradation percentage was achieved at pH 4 for phenoland at pH 11 for ammonia in the amount of 49,7% and 39,6% respectively.At composition of 1:4, the highest degradation percentage was achieved at pH 11 for both of phenol and ammonia in the amount of 98% and 14,5% respectively. GC-MS analysis showed that oxidation products improved along with the increasing of pH. Composition influencing the control mechanism of degradation. At high concentration of phenol, the control mechanism was direct attack of ozon. Whereas at high concentration of ammonia, the control mechanism was attack of OH radicals. Besides producing acidic intermediate compounds. They also produced long-chained compounds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurfitriyana
"ABSTRAK
Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozon merupakan salah satu
teknologi pengolahan limbah yang dapat digunakan untuk mendegradasi senyawa
organik, salah satunya fenol. Namun, kelemahan utama ozon adalah sulit larut
dalam air sehingga diperlukan teknik tambahan untuk mengatasinya dan kavitasi
merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan. Fokus penelitian kali ini adalah
mengevaluasi pengaruh proses kavitasi, baik ultrasonik maupun hidrodinamik
terhadap karakteristik produk oksidasi yang dihasilkan melalui analisis GC-MS
dan persentase penyisihan fenol. Dari hasil penelitian, kavitasi ultrasonik
memberikan persentase penyisihan fenol yang lebih baik dan produk hasil
oksidasinya pun lebih beragam dibandingkan dengan kavitasi hidrodinamik.
Kombinasi teknik ozonasi dan kavitasi memberikan persentase penyisihan fenol
yang paling tinggi.

Abstrak
Advanced Oxidation Processes (AOPs) ozone-based is a waste treatment
technology which can be used to degrades organic compounds, such as phenol.
However, ozone has main problems which is low solubility in water, hence it need
addition technique to enhance the perform of AOPs and cavitation can be
considered as a choice. The focus of this research is to evaluate the influence of
cavitation in AOPs, both of hydrodinamic and ultrasonic on the oxidation
products. The result from this research reveal that ultrasonic cavitation gave better
percentage of phenol removal and more various oxidation products compared with
hydrodinamic cavitation. Combination both of ozonation and cavitation provides
the highest percentage of phenol removal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43201
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Tjahjadi
"Ozonasi merupakan teknik oksidasi kimiawi yang menggunakan ozon sebagai oksidator kuat untuk mendegradasi fenol. Kekurangan dari penggunaan ozon adalah kelarutan dan stabilitasnya yang relatif rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan ozon adalah dengan kavitasi (hidrodinamik dan ultrasonik). Kavitasi merupakan fenomena pembentukan, pertumbuhan, dan hancurnya gelembung mikro dalam cairan.
Pada penelitian ini dilakukan studi penyisihan fenol pada proses gabungan ozonasi dan kavitasi (hidrodinamik dan ultrasonik) dengan variasi laju alir gas, intensitas ultrasonik, konsentrasi awal fenol, dan jenis asam yang digunakan. Dari penelitian yang dilakukan, penurunan jumlah absolut fenol optimum diperoleh pada laju alir gas 400 L/h, intensitas ultrasonik tinggi, konsentrasi awal fenol 100 ppm, dan penggunaan asam klorida (HCl).

Ozonation is a chemical oxidation process that using ozone as a strong oxidant to remove phenol. The weakness of ozonation process is about its relatively low solubility and stability in water. Cavitation is the phenomenon of the formation, growth, and collapse of micro bubbles in the liquid, which can be used to increase the solubility of ozone.
In this study, a combined process of ozonation and cavitation (hydrodynamic and ultrasonic) for removing phenol by varying the gas flow rate, ultrasonic intensity, initial phenol concentration, and type of acid used was conducted. The result showed that the highest degradation of phenol was obtained at gas flow rate of 400 L/h, high-intensity ultrasound, initial phenol concentration of 100 ppm, and the use of hydrochloric acid (HCl).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51897
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sorindah Molina
"Penelitian ini memanfaatkan peristiwa ozonasi yang menghasilkan ozon dari udara bebas sebagai disinfektan untuk proses disinfeksi alternatif Salmonella sp. Untuk melakukan signifikansi proses disinfeksi ini, digunakan pembangkitan fenomena kavitasi ultrasonik dengan variasi intensitas gelombang ultrasonik sebesar 30, 60 dan 100%. Pada laju alir air 4 LPM (liter per menit) proses disinfeksi Salmonella sp. menunjukkan hasil yang terbaik dengan menggunakan peristiwa ozonasi maupun kombinasi kedua metode tersebut. Pada laju alir air 4 LPM pula dengan intensitas gelombang ultrasonik 100%, proses disinfeksi menggunakan ozonasi dan kavitasi ultrasonik menghasilkan pengurangan jumlah koloni bakteri paling cepat dibandingkan menggunakan konfigurasi lain dimana konsentrasi awal yang digunakan pada kisaran 105 CFU/mL berkurang hingga mencapai 0 CFU/mL dalam waktu 15 menit. Selain itu terbukti bahwa penggunaan kavitasi ultrasonik dapat meningkatkan kelarutan ozon di dalam air yang dibuktikan melalui perhitungan jumlah ozon residual. Peningkatan laju alir dan intensitas gelombang ultrasonik secara garis besar meningkatkan laju disinfeksi Salmonella sp pada penelitian ini.

This study utilizes ozonation that produce ozone from the free air as a disinfectant for Salmonella sp. disinfection alternatives process. To achieve the significance of this disinfection process , ultrasonic cavitation phenomenon with variations in the intensity of ultrasonic waves of 30, 60 and 100% will be used . On the water flow rate 4 LPM (liters per minute) Salmonella sp. disinfection showed the best results by using ozonation or a combination of both methods. On the water flow rate 4 LPM also with ultrasonic waves intensity 100% , disinfection using ozonation and ultrasonic cavitation produce reduction in the number of bacterial colonies the fastest compared to other configurations in which the initial concentration used in the range of 105 CFU / mL decrease until it reaches 0 CFU / mL within 15 minutes. In addition it is evident that the use of ultrasonic cavitation can increase the solubility of ozone in water as showed by calculating the amount of residual ozone. Increased flow rate and the intensity of the ultrasonic waves can increase the rate of disinfection of Salmonella sp."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Setyadarma Yuwanto
"Dalam penelitian ini dilakukan penggabungan dua metode Proses Oksidasi Lanjut yaitu metode ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan pelat berlubang untuk Pengolahan limbah fenol sintetik. Penggabungan dua metode ini bertujuan untuk melihat seberapa signifikan pengaruh penggabungan kedua metode ini dibandingkan dengan kedua metode tersebut diaplikasikan secara terpisah. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan tiga variasi proses yaitu metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan gabungan keduanya. Selain itu, dilakukan pula variasi terhadap laju alir sirkulasi, dosis ozon, dan pH untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam penyisihan limbah fenol. Pada penelitian ini terbukti bahwa penyisihan fenol dengan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika menggunakan pelat berlubang dengan kondisi operasi laju alir sirkulasi terbaik yaitu 6 LPM, dosis ozon dengan dua ozonator, dan pH tinggi meghasilkan persentase penyisihan yang lebih baik mencapai 81,4 % dibandingkan dengan metode ozonasi sebesar 69,8 %, dan kavitasi hidrodinamika sebesar 22,1 %.

In this research, carried out the merger of two Advanced Oxidation Process methods, namely ozonation technique and hydrodynamic cavitation by using orifice plate to degrade synthetic phenol. This combination method is carried out to see how significant the effect of the merger of these two methods compared with both methods applied separately. To achieve that purpose, carried out three variations of the process, there are ozonation technique, hydrodynamic cavitation, dan merger of both method. Moreover, also conducted a variation of the flow rate of circulation, ozone dosage, and pH to obtain optimal operating conditions in the phenol waste treatment. Proven in this research that phenol degradation using the combination method of ozonation technique and hydrodynamic cavitation using orifice plate with operating conditions of 6 LPM circulation flow rate, two source of ozone, and basic environment produces better result reaching to 81,4 % phenol degraded compared to ozonation technique 69,8 %, and hydrodynamic cavitation 22,1 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jupiter Eresta Jaya
"Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi kinerja metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor venturi untuk mengolah limbah fenol sintetik. Fenol merupakan senyawa alkohol yang memiliki stabilitas tinggi. Hal tersebut diakibatkan oleh strukturnya yang memiliki cincin aromatis sehingga sulit disisihkan. Proses penyisihan fenol pada penelitian ini akan membandingkan penyisihan fenol untuk tiga kofigurasi proses, yaitu metode ozonasi, kavitasi venturi, dan gabungan dari kedua metode tersebut. Variasi untuk setiap konfigurasi proses yang dilakukan adalah variasi pH (4, 7, dan 11), Laju alir (2, 4, dan 6 L/menit) dan dosis ozon (63,77 mg/jam dan 118,48 mg/jam).
Limbah Fenol yang digunakan pada penelitian ini adalah fenol sintetik dengan konsentrasi 10 ppm. Pada penelitian ini didapatkan penggunaan metode gabungan teknik ozonasi dan kavitasi menggunakan injektor venturi pada kondisi pH 11, laju alir 6 L/menit, dan dosis ozon 118,48 mg/jam akan menghasilkan presentase penyisihan fenol tertinggi dengan nilai sebesar 85% dibandingkan dengan penggunan hanya metode kavitasi hidrodinamika ataupun ozononasi.

n this research, performance evaluation of combination method of ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector to process syntethic phenol are done. Phenol is an alcoholic substance with high stability because of the aromatic ring that it has that makes it hard to be degraded. In this research, the performance of three process configuration, which are the ozonation technique, hydrodynamic cavitation with venturi injector, dan the combination of both method, are be compared to perform phenol degradation. Variation used in each process configuration are pH (4, 7, and 11), Flowrate (2, 4, and 6 L/min), and ozon dosage (63,77 mg/hr and 118,48 mg/hr).
The phenol concentration used in this process is synthetic phenol with 10 ppm concentration. In this research it is found out that the combination method of ozonation technique and hydrodynamic with venturi injector in base condition (pH of 11), 6 L/min circulation flowrate, and 118,48 mg/hr ozone dosage will result in the highest phenol degradation rate (85% of phenol degradation rate and TOC removal of 4,5 mg/L) compared to doing the ozone technique and hydrodynamic cavitation with venturi injector separately.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristi Amalia Nurcahyani
"Pada penelitian ini, degradasi 100 ppm Blue KN-R dilakukan menggunakan ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya dalam waktu 60 menit. Ketiga konfigurasi metode dioptimasi pada beberapa parameter seperti laju alir, pH awal, dan dosis ozon untuk mendapatkan degradasi maksimuum Blue KN-R. Proses ozonasi menghasilkan laju dekolorisasi sebesar 70,16 pada pH 11 dan 156,48 mg/jam dosis ozon, sementara proses kavitasi hidrodinamika menghasilkan laju dekolorisasi sebesar 1,79 pada pH 4. Dekolorisasi tertinggi dihasilkan oleh kombinasi ozonasi dan kavitasi hidrodinamika sebesar 79,39 pada pH 11 dan 156,48mg/jam dosis ozon. Penurunan TOC yang dihasilkan oleh metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya adalah sebesar 14,81 ; 1,85 ; dan 19,9. Dengan menggunakan kondisi optimum, degradasi Blue KN-R dilakukan selama 120 menit dan menghasilkan dekolorisasi sebesar 92,63 dan penurunan TOC sebesar 24,54. Hasil dekolorisasi dan mineralisasi yang sinergis disebabkan oleh efek mekanis dan kimiawi dari kavitasi hirodinamika dalam meningkatkan kelarutan ozon dan produksi radikal hidroksil. Degradasi limbah batik dilakukan pada kondisi operasi optimum selama 120 menit. Hasil degradasi warna, COD, BOD, dan TSS adalah sebesar 69,82 ; 68,72 ; 66,54 ; dan 79,84.

In the present work, degradation of 100 ppm Blue KN R has been investigated using ozonation, hydrodynamic cavitation, and their combination for 60 min. Three configuration methods were optimized in terms of different operating parameters such as flowrate, initial pH, and ozone dosage to get the maximum degradation of Blue KN R. It has been found that the decolorization rate at pH 11 and 156.48 mg h of ozone by ozonation was 70.16, while the decolorization rate at pH 4 by hydrodynamic cavitation was 1.79. The highest decolorization by their combination was observed at pH 11 and 156.48 mg h of ozone with 79.39 decolorization rate. The percentage of TOC removal by ozonation, hydrodynamic cavitation, and their combination has been investigated resulting 14.81, 1.85, and 19.9, respectively. Following the optimization of hybrid method, degradation of Blue KN R was conducted for 120 min resulted 92.63 decolorization rate and 24.52 of TOC removal. The synergetic decolorization and mineralization rate is due to the mechanical and chemical effect of hydrodynamic cavitation to enhance ozone solubility and hydroxyl radicals production. Degradation of batik effluent has been investigated by optimum operational condition for 120 min. The color, COD, BOD, and TSS removal were 69.82, 68.72, 66.54, and 79.84, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>