Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elizabet Endang P.
"Penelitian berjudul Model Terapi tari Bali sebagai Metode Intervensi Sosial dalam Penanganan Korban Kekerasan Seksual dalam Rumah Tangga ini bertujuan untuk : 1. Menjelaskan bahwa gerakan tari Bali, memiliki potensi untuk dijadikan media intervensi sosial. 2. Memformulasikan tahapan metode intervensi sosial dengan gerakan tari bali, menjadi sebuah model terapi tari dalam intervensi sosial. 3. Menerapkan formulasi model terapi tari bali dalam melakukan intervensi sosial. 4. Menganalisa proses terapi tari Bali yang diterapkan sebagai sebuah model terapi yang komprehensif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian qualitative, dengan informan utama adalah pasangan suami istri sebagai korban dan pelaku kekerasan seksual dalam rumah tangga. Proses penelitian dilakukan dengan menerapkan model terapi tari bali ini pada informan dalam bentuk 12 (duabelas) sessi terapi selama lebih kurang 6 (enam) bulan.
Hasil terapi tari bali menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan atas BIO, PSIKO,SPIRITUAL dan SOSIAL, yaitu munculnya kesepakatan dalam relasi hubungan suami istri dalam memaknai sebuah relasi rumah tangga. Selain itu, dari penerapan terapi tari bali yang dilakukan terbukti bahwa terapi tari bali ini tidak hanya dapat dimanfaatkan bagi klien yang mengalami masalah kekerasan seksual dalam rumah tangga, tetapi juga untuk permasalahan lainnya, seperti ; pecandu alcohol, depresi, migraine dan sebagainya. Kesimpulan penelitian ini adalah ; bahwa 1. Gerakan tari Bali merupakan representasi dari Tri Takarana ; unsur Tuhan, manusia dan alam semesta memiliki potensi yang besar untuk dapat dijadikan media intervensi sosial, dimana juga merupakan bentuk metode yang melibatkan kearifan local dalam menyelesaikan permasalahan klien 2. Formulasi Model Terapi Tari Bali merupakan sebuah treatment yang inovatif, dalam membantu klien untuk menemukan kesepakatan makna didalam relasi rumah tangga. Dengan demikian akan menambah kekayaan metode intervensi sosial dalam ilmu pekerjaan sosial. 3. Penerapan Terapi tari ini digunakan sebagai sebuah jembatan spiritual agar manusia dapat berinteraksi melalui symbol-simbol ; antara dirinya sendiri, dengan manusia lain diluar dirinya dan dengan lingkungan sosialnya. 4. Sebagai sebuah treatment yang melibatkan unsure BIO, PSIKO, SPIRITUAL dan SOSIAL, maka model terapi tari bali ini merupakan sebuah metode yang komprehensif dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien secara keseluruhan.
Sebagai sebuah rekomendasi praktis : bahwa Model Terapi Tari Bali berhasil untuk digunakan sebagai sebuah alternative intervensi. Mengingat Indonesia kaya akan berbagai macam suku yang masing-masing suku memiliki produk adatnya dalam bentuk seni tari, maka sangat dimungkinkan untuk dapat mengadaptasi model terapi tari bali ini untuk jenis gerakan tari dari daerah lain. Adapun rekomendasi akademis adalah bahwa : 1. Terapi Tari Bali, dapat digunakan sebagai salah satu MODEL untuk melakukan Intervensi Sosial, didalam Ilmu Kesejahteraan Sosial. 2. Berdasarkan penelitian ini, Model Terapi Tari Bali, dapat pula digunakan sebagai metode intervensi pada masalah-masalah social lainnya tidak terbatas pada permasalahan kekerasan seksual dalam rumah tangga saja. Sebagai harapan untuk Pekerja Sosial Indonesia masa depan ; 1. Melalui kekayaan seni budaya Indonesia, dalam hal ini adalah seni Tari, diharapkan MODEL TERAPI TARI BALI ini dapat memperkuat strategi Pelayanan Sosial dalam PROFESI PEKERJAAN SOSIAL INDONESIA. 2. Melalui Penelitian ini, dapat memicu KETRAMPILAN pada PEKERJA SOSIAL, untuk melakukan INOVASI STRATEGI INTERVENSI SOSIAL, sebagai sebuah Pengembangan MODEL dan METODE INTERVENSI yang telah ada sebelumnya. 3. Seorang praktisi/terapis mampu untuk dapat menghubungkan antara ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dengan budaya tradisional klien yang sedang ditanganinya melalui penghargaan dan adaptasi terhadap budaya dan adat istiadat yang berlaku, agar bantuan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat local dan tujuan pelayanan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. 4. Pemanfaatan sumber daya local keIndonesiaan yang memiliki kekayaan variant produk budaya dalam hal ini adalah TARI, maka terapi tari tradisional, dapat menjadi tantangan dan kekuatan bagi perkembangan Pekerjaan Sosial Indonesia di masa yang akan datang.

The study entitled Balinese Dance Therapy Model as a Method of Social Intervention in the Treatment of Sexual Violence Victims in a Family aims to: 1. Explains that Balinese dance movements have a potency to be used as media of social intervention. 2. Formulating the stages of social intervention methods using Balinese dance movement to be used as a dance therapy model of social intervention. 3. Applying the formulation of Balinese dance therapy model in doing the social intervention. 4. Analyzing the process of the Balinese dance therapy that is applied as a model of comprehensive therapy. The research method used was a qualitative research method, the key informants were spouses as the victim and the perpetrator of sexual violence in the family. The research process is done by applying the model of Balinese dance therapy on the informants in the form of 12 ( twelve ) therapy sessions for approximately 6 ( six ) months.
Balinese dance therapy results indicated that there has been a change in BIO, PSYCHO , SPIRITUAL and SOCIAL , namely the emergence of an agreement in interpreting the relationship of husband and wife in a family relationship. Moreover, from the implementation of Balinese dance therapy conducted proved that the Balinese dance therapy can be utilized not only for clients who have problems of sexual violence in the family, but also for other problems, such as alcoholics , depression , migraine and so on . The conclusion is , that 1 . Balinese dance movement is a representation of the Tri Takarana: -- elements of God , man and the universe that has a great potential to be used as media of social intervention, which is also a form of method that involves local wisdom to solve problems of clients 2 . The formulation model of Balinese Dance Therapy is an innovative treatment, in helping clients to find an agreement within the meaning of relations of husbands and wives in a family life . Thus it will increase the wealth of social intervention methods in the science of social work. 3. The application of dance therapy is used as a spiritual bridge for people to interact through symbols; -- among themselves, with other human beings outside himself and the social environment. 4 . As a treatment that involves elements of BIO , PSYCHO , SPIRITUAL and SOCIAL , the Balinese dance therapy moel is a comprehensive method to help solve client problems as a whole . As a practical recommendation : that the Balinese Dance Therapy Model has successfully used as an alternative intervention . Since Indonesia is rich in a variety of tribes and each tribe has their own traditional products in the form of dance , it is very possible to adapt the Balinese dance therapy model for this type of dance movements from other areas .
The academic recommendation is that : 1 . Balinese Dance therapy , can be used as one of the models to Social Intervention in Social Welfare Studies . 2 . Based on this research , Balinese Dance Therapy Model can also be used as a method of intervention on other social issues, not limited to the issue of sexual violence in the home alone . As hopes for the future of Social Workers of Indonesia; 1 . Through a wealth of art and culture of Indonesia , in this case is the art of Dance , it is expected that this THERAPY BALI DANCE MODEL will strengthen the social services in SOCIAL WORK PROFESSIONALS in INDONESIA . 2 . This study can trigger the SOCIAL WORKER SKILLS to conduct SOCIAL INNOVATION STRATEGY INTERVENTION as a MODEL for the Development of the existing INTERVENTION METHODS. 3 . A practitioner / therapist is able to connect his/her expertise to traditional culture of the client that is being handled through the appreciation and adaptation to the culture and customs, so that the assistance provided can be accepted by the local community and service objectives can be realized as expected . 4 . Utilization of local Indonesian cultural resources which own rich and variant cultural products in this case is DANCE, the traditional dance therapy can become a challenge and a power for the development of Indonesian Social Work in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: PMA Publishing, 1988
616.690 6 TRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Ide awal dari penelitian ini terinspirasi dari visi ISI Denpasar untuk menjadi centre of excellence. Untuk menjadi pusat unggulan dan menghasilkan lulusan yang unggul, kemampuan berbahasa Inggris memegang peranan yang sangat penting. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris baik mahasiswa maupun dosen yang ada di lingkungan ISI Denpasar adalah dengan membuat inovasi dalam pengajaran tari Bali dan Jawa dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris bagi mahasiswa ISI Denpasar, yang dikemas dalam buku-buku dwi-bahasa (Indonesia-Inggris). Selain sebagai sarana peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, hasil penelitian ini juga dapat mendukung persebaran kebudayaan Bali dan Jawa ke dunia internasional. Pengajaran tari bagi mahasiswa asing di ISI Denpasar dengan menggunakan bahsa Inggris dan bahasa Indonesia sementara ini tidak dilengakpi buku panduan berbahsa Indonesia-Inggris (bilingual) sebagai acuan mahasiswa asing maupun dosennya. Dengan buku panduan yang merupakan luaran dari penelitian ini, kiranya mahasiswa dapat lebih cepat dalam mendalami pemahaman tentang eksistensi tari Bali dan Jawa.
Metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode penelitian penerjemahan bahasa yang dikombinasikan dengan metode penelitian seni tari, yang diawali dengan mengumpulkan informasi tentang eksistensi tari Bali dan Jawa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hasil penerjemahan tersebut diujicobakan dalam pengajaran tari bagi mahasiswa jurusan tari ISI Denpasar. Hasil penelitian ini berupa deskripsi eksistensi tari Bali dan Jawa dalam bahasa Indonesia dan bahsa Inggris, yang kemudian dicetak berupa buku teks berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris ber-ISBN yang dapat dijadikan referensi dan panduan bagi dosen pengajar dan mahasiswa ISI Denpasar yang sedang belajar tari Bali dan Jawa, dan juga bagi sanggar tari Bali dan Jawa yang memiliki siswa asing.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hafna Ilmy Muhalla
"Insiden disfungsi seksual pada pria diabetes sangat banyak dan sampai saat ini belum pernah dilakukan eksplorasi mendalam tentang pengalaman mereka. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran pengalaman disfungsi seksual pada klien pria diabetes di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan metode penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Dilakukan wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Temuan memberikan informasi rinci tentang pengalaman pria diabetes menghadapi disfungsi seksual dengan 11 tema utama, diantaranya gambaran disfungsi seksual, dampak, respon support sistem dan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Disimpulkan bahwa disfungsi seksual terjadi < 5 tahun semenjak terdiagnosa diabetes mellitus yang berdampak pada diri; pasangan dan sosial, klien berupaya mencari cara penyelesaian sesuai persepsinya dan mengharapkan dukungan keluarga, tenaga dan pelayanan kesehatan untuk memperbaiki fungsi seksual mereka.

The incidence of sexual dysfunction on diabetic men clients is prodigious and until now has not been done in-depth exploration of their experiences. The research purpose is to identify the description of sexual dysfunction experiences oin diabetic men at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, using qualitative research methods and phenomenology approach. In-depth interviews were conducted with 7 participans. The findings provide detailed information on diabetic men sexual dysfunction experiences, 11 themes were derived, including sexual dysfunction experiences overview and it's impact, the responses of support system and health care needs.
Concluded that sexual dysfunction was occured < 5 years since diagnosed of diabetes mellitus. It is to be an effect to them self, social and couple relationship. Clients was seeking the problem solving by their perception with all the hope and support from family (couple), health professionals and health services to improve their sexual function."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nissa Cantika
"Hambatan mobilitas fisik merupakan masalah yang umum terjadi pada lansia. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia secara fisiologis maupun patologis, seperti stroke. Kondisi post-stroke berdampak pada mobilisasi lansia dalam beraktivitas. Penulisan karya ilmiah dengan metode studi kasus ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan yang diberikan terhadap lansia post-stroke dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Panti Sasana Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas dari tanggal 3-20 April 2023. Intervensi yang dilakukan berupa dance therapy sebagai latihan fisik dan berfokus pada peningkatan keseimbangan serta kekuatan otot lansia dengan cara sederhana serta menyenangkan. Hasil evaluasi dari intervensi yang dilakukan selama 10 hari terhadap klien menunjukkan peningkatan nilai Berg Balance Test dari 39 menjadi 49, Timed Up and Go dari 22 detik menjadi 11 detik, dan nilai kekuatan otot melalui Manual Muscle Test. Hal ini membuktikan terdapat peningkatan mobilisasi lansia dari keseimbangan dan kekuatan otot setelah melaksanakan intervensi menari.

Physical mobility limitation is a common problem for the elderly. This can be caused by physiological and pathological changes in the musculoskeletal system of the elderly, such as stroke. Post-stroke conditions can have an impact on the mobilization of the elderly in their activities. This scientific writing with case study method aims to describe the nursing care given to post-stroke elderly with physical mobility limitation at Panti Sasana Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas from April 3-20 2023. The intervention is dance therapy as physical exercise for the elderly and focus on increasing balance and muscle strength in a simple and fun way. Evaluation results of interventions carried out for 10 days on the elderly showed an escalation in Berg Balance Test values from 39 to 49, Timed Up and Go Test from 22 to 11 seconds, and muscle strength values through the Manual Muscle Test. This proves there is an increase in the mobilization for the elderly in terms of balance and muscle strength after carrying out dance therapy interventions.
"
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Ayu Widya Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran polisi wanita dalam penanganan kasus inses dengan korban anak dari perspektif gender; Untuk menganalisis kendala dalam penanganan kasus kekerasan seksual inses pada anak perempuan yang dilakukan oleh Ayah kandungnya; Serta untuk menganalisis model koordinasi yang dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Utara dalam melaksanakan upaya preventif secara multi-stakeholder terhadap tindak pidana kekerasan seksual inses terhadap anak. Dalam penelitian tesis ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi Teknik Analisis Data menggunakan Validitas Data, reduksi data dan penarikan kesimpulan.
Polisi Wanita Unit PPA telah menunjukkan peran yang penting dalam penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak inses oleh ayah kandungnya. Meskipun langkah-langkah mereka sesuai dengan fungsi manajemen, ditemukan kekurangan dalam perencanaan kegiatan yang memerlukan pembuatan rencana yang lebih terstruktur. Namun, mereka berhasil dalam pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, menunjukkan rasa empati yang lebih besar terhadap korban anak-anak, membedakan mereka dari polisi laki-laki. Penanganan kasus kekerasan seksual inses oleh ayah kandungnya menghadapi kendala kompleks dari berbagai faktor, termasuk minimnya pemahaman dalam penegakan hukum, multitafsir hukum, dan stigma sosial. Untuk meningkatkan efektivitas penegakan hukum, diperlukan peningkatan pelatihan, reformasi sistem penempatan personel, inisiasi pembentukan pedoman, serta perubahan budaya dan norma masyarakat. Koordinasi yang inklusif antarinstansi merupakan kunci kesuksesan dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap anak. Meskipun telah ada upaya terpadu, masih ditemukan ruang untuk peningkatan, terutama dalam implementasi upaya pencegahan sekunder dan perbaikan dalam koordinasi antarinstansi. Dengan langkah-langkah perbaikan yang disarankan, diharapkan upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dapat menjadi lebih efektif melalui kerjasama lintas sektor yang terkoordinasi dengan baik.

This research aims to analyze the role of policewomen in handling incest cases involving child victims from a gender perspective; to analyze the obstacles in handling cases of incestuous sexual violence against girls perpetrated by their biological fathers; and to analyze the coordination model employed by the North Jakarta Metro Police in implementing multi-stakeholder preventive measures against the crime of incestuous sexual violence against children. This thesis research utilizes a qualitative research approach. Data analysis in this study uses the triangulation method with data validity, data reduction, and conclusion drawing techniques.
The Policewomen of the PPA Unit have demonstrated a significant role in handling cases of incestuous sexual violence against children by their biological fathers. Although their actions align with management functions, deficiencies were found in the activity planning that requires a more structured plan. However, they have been successful in organizing, mobilizing, and supervising, showing greater empathy towards child victims, distinguishing them from male police officers. Handling cases of incestuous sexual violence by biological fathers faces complex obstacles from various factors, including a lack of understanding in law enforcement, legal ambiguities, and social stigma. To enhance the effectiveness of law enforcement, it is necessary to improve training, reform the personnel placement system, initiate the creation of guidelines, and change societal culture and norms. Inclusive inter-agency coordination is key to success in preventing sexual violence against children. Although integrated efforts have been made, there is still room for improvement, especially in the implementation of secondary prevention efforts and improvement in inter-agency coordination. With the suggested improvement measures, it is expected that efforts to prevent sexual violence against children can become more effective through well-coordinated cross-sector collaboration.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Rosani Saiya
"Kekerasan seksual yang terjadi di gereja masih didiamkan. Secara khusus kekerasan seksual yang dilakukan oleh laki-laki pendeta kepada perempuan calon pendeta dan perempuan pendeta muda di gereja. Posisi subordinat mereka secara struktural maupun hirarkis di gereja menjadikan mereka rentan terhadap pelecehan seksual. Tak mudah bagi perempuan calon pendeta dan perempuan pendeta muda korban pelecehan seksual untuk mengungkapkan pelecehan yang mereka alami. Dari latar belakang itu, penelitian ini bertujuan untuk menarasikan narasi perempuan calon pendeta dan pendeta muda korban kekerasan seksual dan mendalami agensi mereka terhadap politik nama baik dalam imajinasi patriarki yang masih hidup di gereja. Perlawanan mereka terhadap pelecehan dan bentuk intimidasi lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan perspektif feminis terhadap pengalaman perempuan korban dan menjadikan metode women interview women untuk mendapatkan data dari narasi subjek.  Data tersebut dianalisa dengan pemikiran Mary Daly tentang Beyond God The Father, sebagai realitas yang dilampaui perempuan ketika memiliki kesadaran kritis terhadap imajinasi patriarki di gereja. Teori Agensi dari Sherry B Ortner yang menawarkan tiga komponen yakni intensionalitas, konstruksi budaya dan relasi agensi dengan kekuasaan. Selain itu, kekerasan seksual yang terjadi di gereja dianalisa dengan menggunakan teori seksual politic (Katte Millet) dan konstruksi gender yang cacat dari Dorothy Dinnerstein. Hasilnya menunjukan bahwa intensionalitas subjek dibentuk dari kesadaran kiritis yang dimiliki oleh perempuan dari pengetahuan, pengalaman dan emosinya ketika menghadapi pelecehan seksual. Intensionalitas itu melampaui imajinasi patriarki dan politik nama baik yang seringkali menjadi alasan pelecehan seksual di gereja tidak diungkapkan. Selain itu, ruang imajinasi menjadi cara mereka membangun harapan tentang gereja yang lebih aman dari perspektif korban.

Sexual violence that occurs in the church is still kept quiet; silenced. In particular, the sexual violence committed by male priest to female priest candidates and young female priest in the Christian church. Their subordinate position in the church structurally and hierarchically makes them vulnerable to sexual harassment. It is not easy for women priest candidate and young women priest who are victims of sexual harassment to reveal the harassment they experience. From that background, this research aims to narrate the narrative of women candidates for pastors and young pastors who are victims of sexual violence and explore their agency for the politics of reputation in the patriarchal imagination that is still alive in the church. Their resistance to harassment and other forms of intimidation. This research was conducted with a feminist perspective approach to the victim's female experience and through the women interview women method to obtain data from the subject's narrative.  This research is analyzed with Mary Daly's thoughts on Beyond God The Father, as a reality that women surpass when they have a critical awareness of the patriarchal imagination in the church; Ortner's Agency Theory in which offers components such as intentionality, cultural construction, and agency relations with power; Millet’s offers   theory of sexual politics analyzed sexual violence in the church; Dinnerstein’s the flawed gender construction. This research founds that the informants’ intentionality is formed from the critical consciousness possessed by women from their knowledge, experiences and emotions when facing sexual harassment. That intentionality goes beyond the patriarchal imagination and ideology in the politics of sexuality because each subject has a different way of resisting. In addition, the imagination space became their way of building hope about a safer church from the perspective of the victim."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Novia Putri
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena Tari Dabke yang memiliki keunikan. Dalam tradisi Lebanon, Tari Dabke dilakukan untuk membetulkan atap rumah warga di daerah pegunungan, desa, dan kota kecil di Lebanon yang mulai rusak dan bocor ketika masuk pergantian musim dingin. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan Tari Dabke di Lebanon, siapa saja yang berperan, dan apa saja peran mereka dalam melestarikan tarian ini. Penelitian ini menggunakan tiga landasan teori; tradisi, budaya, dan tari. Penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi pustaka didapatkan dari buku-buku, website, dan analisis video-video yang berkaitan dengan Tari Dabke. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Tari Dabke telah berkembang setelah terjadinya Perang Dunia I dan adanya alat modern untuk membetulkan atap rumah warga sebagai pengganti dari fungsi Tari Dabke pada awalnya. Masyarakat, pemerintah, komunitas, dan lembaga atau perusahaan memiliki peran dalam melestarikan dan mengembangkan tarian ini. Bentuk pelestarian dan pengembangannya seperti menampilkan tarian ini pada berbagai perayaan, festival, serta mempublikasikan Tari Dabke melalui artikel, video, dan buku-buku mengenai Tari Dabke baik dari cara menarinya, kostum, dan musik yang kini mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

ABSTRACT
The background of this research is by reason of the unique phenomenon of Dabke Dance. In Lebanon tradition, people who live in mountain area, village, and municipality are dancing this dance to repair their roof which started leak or broken when season is going to change and winter will be coming. The purpose of this research is to know how Dabke Dance development in Lebanon, people who take a role of the Dabke?s development, and what they do to preserve Dabke Dance. This research is used three basis of theories; tradition, culture, and dance. Qualitative research approach that uses literature obtained from books, websites, observing, interviewing, and analyzing many videos which related with Dabke Dance. This research conclude that Dabke Dance have developed since the first world war. Furthermore, modern tools for repairing people?s roof are take a role in Dabke?s development. Societies, government, communities, organizations, and companies take a role to preserve and develop Dabke Dance. Form of preservation and development as performing this dance in festivals and publicizing Dabke Dance by article, video, and several books about Dabke Dance include the information about how to dance, costume, and music which have changes time by time., The background of this research is by reason of the unique phenomenon of Dabke Dance. In Lebanon tradition, people who live in mountain area, village, and municipality are dancing this dance to repair their roof which started leak or broken when season is going to change and winter will be coming. The purpose of this research is to know how Dabke Dance development in Lebanon, people who take a role of the Dabke’s development, and what they do to preserve Dabke Dance. This research is used three basis of theories; tradition, culture, and dance. Qualitative research approach that uses literature obtained from books, websites, observing, interviewing, and analyzing many videos which related with Dabke Dance. This research conclude that Dabke Dance have developed since the first world war. Furthermore, modern tools for repairing people’s roof are take a role in Dabke’s development. Societies, government, communities, organizations, and companies take a role to preserve and develop Dabke Dance. Form of preservation and development as performing this dance in festivals and publicizing Dabke Dance by article, video, and several books about Dabke Dance include the information about how to dance, costume, and music which have changes time by time.]"
2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Spence, Susan H.
London : Chapman & Hall, 1991
616.85 SPE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Dramatari Genggong merupakan jenis kesenian rakyat (seni hiburan) di Bali, yang salah satunya terdapat di Desa Batuan, Gianyar. Penyajiannya menggunakan cerita Panji (Malat), tokoh utamanya adalah Raden Panji (godogan), dan Galuh Candrakirana (putri). Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini; Bagaimanakah bentuk pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan, Gianyar?, apa fungsinya, serta bagaimanakah tata rias dan busananya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, pengumpulan data secara observasi, wawancara, studi kepustakaan, studi dokumen, dilanjutkan dengan analisis data secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Hasilnya diuraikan secara deskriptif yang diolah dari para informan. Menerapkan teori estetika dan teori fungsional untuk membedah dari rumusan masalah yang diangkat. Penelitian difokuskan pada bentuk, fungsi, tata rias dan busana dari seni pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan Gianyar. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa bentuk pertunjukan dramatari genggong di Desa Batuan Gianyar didukung oleh elemen-elemen seperti cerita, penari, struktur pementasan, ragam gerak, musik iringan dan tempat pementasan (kalangan). Fungsinya, berfungsi sebagai sosial/hiburan, ekonomi dan pengenalan pariwisata, serta tata rias dan busananya dapat dibagi menjadi rias kepala, badan dan kaki, disesuaikan dengan peranan tokoh yang dibawakan, seperti tari-tarian tradisi Bali pada umumnya.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>