Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163781 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Untuk mengatasi masalah ketidakdisiplinan atau ketidaktahuan remaja dalam
program rehabilitasi diperlukan adanya motivasi dari diri remaja itu sendiri.
Namun untuk merubah perilaku individu agar taat menjalankan program
rehabilitasi untuk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain : tingkat pengetahuan, status ekonomi keluarga,
dukungan/support system, minat dan perubahan kondisi fisik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan motivasi remaja untuk melepaskan diri dari ketergantungan
NAPZA. Penelitian dilakukan di ruang rawat Seruni RS Ongko Mulyo Jakarta,
dengan responden sampai selesai penelitian berjumlah 14 orang. Desain
penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, alat pengumpul data memakai check
list dan skala Likert yang terdiri atas 28 item pernyataan. Analisa data dilakukan
secara manual yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang.
Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi
remaja untuk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA adalah tingkat
pengetahuan 64,30%, status ekonomi 78,50%, support system 28,56%,
perubahan kondisi fisik 64,30% dan minat 85,72%. Dari kelima faktor yang
diteliti terlihat bahwa faktor minat paling dominan berhubungan dengan
motivasi remaja unluk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA.
Mengingat hasil penelitian ini hanya bersifat eksplorasi, maka untuk penelitian
selanjutnya agar variabel yang diteliti lebih dikembangkan dan menggunakan
desain penelitian yang lebih komplek dengan sampel yang diperbesar serta
instrumen yang kesahihannya Iebih tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam ilmu keperawatan saat ini dan yang akan datang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5097
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikasari
"Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang terrnasuk dalam katagori NAPZA pada akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan majalah serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut, khususnya anak remaja (15-24 tahun) sepertinya menjadi suatu model perilaku baru bagi kallangan remaja (DepKes, 2001).
Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara Iain karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut serta kemudahan untuk mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat bukan karena pendidikan yang rendah tetapi kadangkala disebabkan karena faktor individu, faktor keluarga dan faktor lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achir Yani S. Hamid
"Masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika mempakan masalah nasional yang sangat serius karena berdampak pada pemborosan anggaran negara dan rendahnya investasi sumber daya manusia yang merupakan faktor ponentu perkembangan bangsa dan negara yang seharusnya digunakan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa Indonesia yang handal. Prevalensi gangguan kesehatan karena penyalahgunaan narkotik dan psikotropika, khususnya pada remaja cenderung terus meningkat sejalan dengan permasalahan kehidupan dan kemasyarakatan yang makin kompleks. Penanggulangan permasalahan ini memerlukan upaya lintas sektoral dan pendekatan multidisiplin.
Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia turut menemukan dalam menanggulangi masalah penyalahgunaan zat. Perawat merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai kesempatan 24 jam dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan langsung maupun tak langsung kepada klien dan keluarga dalam tiap tatanan pelayanan. Kontribusi keperawatan akan maksimal apabila perawat menggunakan metode penyelesaian masalah yaitu proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarganya. Penulisan makalah ini bertujuan menjelaskan landasan teoritis perkembangan jiwa remaja dan permasalahannya serta asuhan keperawatan bagi klien dan keluarga dengan masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
Mengingat rnayoritas penyalahguna narkotika dan psikotropika adalah kelompok usia remaja, maka pemahaman tentang landasan teoritis perkembangan jiwa remaja dan psikodinamikanya, diperlukan agar pendekatan yang dilakukan sesuai."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Putri Wulandari
"Masyarakat perkotaan rentan mengalami stres dan mengalami dampak negatif kemajuan teknologi dan tempat hiburan sehingga lebih rentan mengalami ketergantungan NAPZA, khususnya benzodiazepine. Ketergantungan yang dialami dapat menyebabkan gangguan konsep diri: harga diri rendah sehingga diperlukan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan analisis asuhan keperawatan gangguan konsep diri: harga diri pada klien ketergantungan benzodiazepine. Asuhan keperawatan yang dilakukan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu melalui pengkajian, analisa data, penegakkan diagnosa, membuat rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran klien melalui tindakan eksplorasi kesadaran diri oleh klien dan dengan meningkatkan harga diri klien melalui latihan kemampuan positif yang klien miliki dan membuat klien merasa dihargai. Perawat dapat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan konsep diri: harga diri rendah agar klien tidak mengalami ketidakberdayaan atau menggunakan koping individu yang tidak efektif ketika kembali ke masyarakat.

Urban communities are susceptible to stress and negatively impacted the advancement of technology and entertainment venues that are more prone to drug problems. Clients with drug dependence, particularly benzodiazepines will affect the type of psychosocial conditions. This happens because the benzodiazepine withdrawal will be susceptible to interference self-concept: low self-esteem, including clients who are located in RSKO Jakarta. Experienced low self-esteem should be addressed so that clients do not experience impotence or using individual coping ineffective when returning to the community. Nurses can be instrumental in providing nursing care impaired self-concept: low self-esteem to improve client. Nursing care is carried out using the nursing process approach, which is through the assessment, data analysis, diagnostics enforcement, nursing action plan, implementation and evaluation of nursing actions. Nursing actions that can be done is to increase the awareness of clients through an act of selfconsciousness exploration by the client and the client's increasing self-esteem through positive training capability that clients have and make clients feel valued."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyalahgunaan NAPZA (Narkotik, Alkohol, Psikotropika dan Adiktif)
dewasa ini telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, sehingga menjadi masalah
yang sangat mendesak. Masalah yang ditimbulkannya antara lain merusak hubungan
kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar, perubahan perilaku, menjadi anti
sosial, gangguan kesehatan, kriminalitas dan tindakan kekerasan yan dapat merusak
dan mengancam kehidupan masyarakat. Peran dan fungsi keluarga dalam membentuk
manusia sebagai masyarakat yang sehat bio, psiko, sosio, spiritual merupakan titik
sentral dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran peran keluarga yaitu; peran orang tua, peran saudara kandung dan peran
anggota keluarga yang lain dalam mempengaruhi kesiapan keluarga menerima
anggota keluarga yang mengalami ketergantungan NAPZA. Serta mengetahui
gambaran fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi dan
fungsi perawatan. Metode penelitian bersifat deskriptif sederhana dengan responden
sebanyak 43 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner
sebanyak 24 pertanyaan yang mengacu pada epran dan fungsi keluarga. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa peran saudara kandung mempunyai nilai kesiapan
yang tinggi dalam mempengaruhi kesiapan menerima anggota keluarga yang
mengalami ketergantungan NAPZA. Sedangkan fungsi keluarga yang sangat
bermakna dalam memengaruhi kesiapan keluarga menerima adalah fungsi afektif
dengan nilai 54,3%. Di sisi Iain yang perlu diperhatikan yaitu kemampuan dan
kemauan keluarga dan semua pihak yang terlibat dalam perawatan anggota keluarga
yang mengalami ketergantungan NAPZA yaitu meningkatkan pengawasan dan
pembinaan agar anggota keluarga yang dirawat cepat sembuh dan dapat beradaptasi
di masyarakat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5453
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Oktarina
"Manusia melakukan atau berbuat sesuatu pada dasamya didorong oleh suatu faktor penggerak yang disebut motivasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa 52% pasien NAPZA yang sedang menjalani rehabilitasi di RSKO Jakarta memiliki motivasi sembuh yang tinggi. Hal tersebut memberi gambaran bahwa pasien NAPZA memiliki dorongan untuk sembuh dari ketergantungan obat, baik dorongan di luar maupun dari dalam individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi motivasi sembuh pasien NAPZA yang sedang menjalani rehabilitasi di RSKO Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan populasi sampel 25 orang pasien rehabilitasi rawat inap di RSKO Jakarta. Data diolah dengan analisis univariat dan ditata dalam bentuk tabel distribusi proporsi. Penelitian ini juga mengidentifikasi motivasi sembuh responden berdasarkan aspek keyakinan, lingkungan, pengaruh orang lain dan penghargaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan pelayanan yang dapat memotivasi pasien dengan mengembangkan komunikasi terapeutik yang tepat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5567
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Dewi
"Jumlah kasus penggunaan NAPZA di Indonesia sebanyak 20.301 orang, dimana 70% pemakai tersebut dikalangan remaja. Lingkungan ikut berkontribusi terhadap perilaku penggunaan NAPZA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku remaja terhadap NAPZA di Sekolah yang berlokasi dekat dengan terminal. Penelitian ini dilakukan di SMU Terpadu Terminal Depok dengan jumlah responden sebanyak 98 Orang. Metode yang digunakan deskriptif sederhana dengan instrumen penelitian berbentuk kuesioner, Domain perilaku yang diteliti menunjukan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden yang tinggi sebanyak 79 orang (80.61%), berpengetahuan sedang 19 orang (19.39%) dan tidak ada yang berpengetahuan rendah. Domain sikap menunjukan hasil bahwa responden yang bersikap baik terhadap NAPZA sebanyak 51 orang (52.04%) dan bersikap kurang baik 47 orang (47.96%). Untuk domain tindakan menunjukan hasil bahwa responden yang berperilaku adaptif sebanyak 56 orang (57.14%) dan yang berperilaku maladaptif sebanyak 42 orang (42.86%). Peneliti merekomendasikan pada penelitian selanjutnya untuk lebih baik menggunakan metode penelitian korelasi untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terhadap NAPZA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5662
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Chairani
"Remaja jalanan sebagai kelompok marginal kesehatan sangat rentan terhadap masalah penyalahgunaan NAPZA. Kondisi inilah yang menyebakan remaja jalanan membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus, salah satunya pelayanan keperawatan komunitas yang dilakukan bersama lintas sektor dan masyarakat sebagai mitra. Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi dapat digunakan sebagai pendekatan saat memberikan layanan keperawatan, yang dapat meningkatkan perilaku adaptif remaja jalanan dan ketangguhan keluarga dalam pencegahan risiko penyalahgunaan NAPZA, sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Desain penelitian adalah penelitian operasional dengan tiga tahap: tahap I identifikasi masalah, tahap II pengembangan model dan modul, tahap III uji coba Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi dengan menggunakan studi penelitian kuantitatif quasy experiment pre-post test with control group, responden remaja jalanan yang masih pulang ke rumah (children on the street) di Jabodetabek.
Uji statistik yang digunakan adalah chi square, regresi logistik, t-test, man u whitney, wilcoxon, dan regresi linear. Model intervensi berjenjang Ampibi yang dilengkapi dengan 3 buku saku dan 1 buku kerja, dikembangkan berdasarkan hasil studi literatur, studi pendahuluan, penelitian tahap I, expert review, content dan construct validity, yang menggunakan integrasi teori model sistem dan pencapaian tujuan, serta teori model sosial ekologi. Bentuk intervensi keperawatan yang diberikan adalah edukasi, layanan konseling, pembinaan, pendampingan, dan kunjungan rumah.
Hasil analisis membuktikan bahwa ada peningkatan yang sangat bermakna skor rerata perilaku adaptif remaja jalanan dan ketangguhan keluarga terkait upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA setelah diterapkan Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi. Keberhasilan penerapan model ini diharapkan menjadi salah satu model pelayanan keperawatan komunitas untuk remaja jalanan.

Street teenagers as a marginalized health group are prone to drug abuse problems. This condition causes street teenagers require special attention and service, particularly community nursing services carried out together across sectors and communities as partners. The Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model can be used as an approach for providing nursing services, which may improve adaptive behavior of street teenagers and family resilience in preventing the risk of drug abuse.
The operational research design was used with three phase: First phase was problem identification, second phase was model and module development, and third phase tried out Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model using quantitative research study with quasi-experiment pre-post test in control group. The respondents were street teenagers in Jabodetabek living at home.
The statistical tests used were chi square, logistic regression, t-test, man u whitney, wilcoxon, and linear regression. The Ampibi Multilevel Intervention Model is equipped with 3 pocket books and 1 workbook, which were developed based on the results of literature studies, preliminary studies, first phase research, expert review, content and construct validity. They used the integration of system model theory and goals achievement, as well as social model theory ecology. The nursing intervention provided education, counseling service, coaching, mentoring, and home visits.
The analysis results reveals very significant increase in the mean score of street tenagers adaptive behavior and family resilience related to drug abuse prevention efforts, after the Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model is implemented. The effectiveness of application of s model is expected to be one of the models of community nursing services for street teenagers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2764
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Rusiana
"Pendahuluan: Remaja memiliki faktor-faktor yang membuatnya rentan melakukan perilaku berisiko seperti mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan faktor protektif yang berhubungan dengan perilaku mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-korelatif dengan teknik sampling stratified cluster sampling dan purposive sampling dengan jumlah sampel 263 remaja SMA di Jakarta Barat. Penelitian menggunakan lima kuesioner yaitu data demografi, Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Styles, Deliberate Self Harm Inventory (DSHI), dan Drug Abuse Screening Test-20 (DAST-20). Hasil: Remaja SMA di Jakarta Barat sebagian besar tidak memiliki perilaku mencederai diri dan penyalahgunakan NAPZA. Masalah emosional dan perilaku, perilaku prososial, dan pola asuh memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku mencederai diri. Tidak ada faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Promosi dan prevensi perilaku mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA dengan Coping-Skills Training, Problem-Solving Therapy, Cognitive Behavior Therapy (CBT) dan Dialectical Behavioral Therapy (DBT).

Introduction: Adolescent has factors that make them vulnerable to health risky behavior such as self-injury and drug abuse. The purpose of this study was to find risk factors and protective factors related to self-injury and drugs abuse in adolescents. Methods: The study used descriptive correlative design and sampling techniques named stratified-cluster sampling and purposive sampling with a total sample of 263 adolescents in high school in West Jakarta. The data was collected by five questionnaires, which are demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Style, Deliberate Self Harm Inventory (DSHI), and Drug-Abuse Screening Test 20 (DAST-20). Results: Most high school adolescents in Jakarta does not have self-injurious behavior and drug abuse. Emotional-behavior problems, prosocial behavior, and parenting style have a significant relationship with self-injury. There are no factors related to drug abuse. Recommendation: Promotion and prevention of self-injury problems and drug abuse by Coping-Skills Training, Problem-Solving Therapy, Cognitive Behavior Therapy (CBT), and Dialectical Behavioral Therapy (DBT)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Erlyn D.S.
"Jumlah anak jalanan semakin meningkat setiap tahunnya dirnana sebagian diantaranya merupakan pengguna NAPZA. Persepsi individu terhadap NAPZA dipenganxhi oleh pengetahuan yang menentukan perilaku individu tersebut terhadap NAPZA. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi anak jalanan usia remaja tentang NAPZA di kota Depok tahun 2008. Desain penelitiawyang digunakan adalah deskriptif koleratif. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 orang yang diminta untuk mengisi kuisioner yang terdiri dari 15 pertanyaan dan 20 pernyataan. Responden merupakan anak jalanan usia remaja di kota Depok.
Hasil peneiitian mendapatkan bahwa 65% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah dan 35% memiliki tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan jumlah responden yang memiliki persepsi positif tentang NAPZA sama dengan responden yang memiliki persepsi negatif masing-masing sebanyak 50%. Analisa lebih lanjut menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pcngetahuan dengan persepsi anak jalanan usia remaja tentang NAPZA di kota Depok tahun 2008 (p vaIue=0,815, o.=0,05). Peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku penggunaan NAPZA dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan NAPZA pada anak jalanan usia remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5625
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>