Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177854 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Ulina
"Merokok sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak dapat dilepas. Perilaku tersebut tidak hanya ditemukan pada orang dewasa saja, namun juga ditemukan pada remaja bahkan anak-anak. Banyak hal yang mempengaruhi remaja untuk berperilaku merokok, terutama lingkungan keluarga dan sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Iingkungan keluargga itu orangtua, dan sekolah, yaitu guru dan teman sekolah, terhadap perilaku merokok pada remaja. Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Remaja yang dijadikan sampel ialah 52 orangsiswa-siswi SMAN 28 Jakarta yang mempunyai orang tua, guru,dan teman sekolah yang merokok.
Sebagian besar responden terdiri dari remaja pada tahap pertengahan, yaitu sebanyak 80,7%. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah berperilaku merokok. Namun, perilaku kedua lingkungan tersebut tidak mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
Berdasarkan nilai hitung Chi-Square didapatkan bahwa p > nilai alpha, sehingga dapat diinterpretasikan Ho gagal ditolak. Sebanyak 86% remaja yang berasal dari keluarga yang merokok, tidak merokok.
Sebanyak 78,6% remaja yang memiliki guru dan teman sekolah yang merokok tidak merokok. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari lingkungan keluarga dan sekolah terhadap perilaku merokok pada remaja. Rekomendasi penelitian ini dilakukannya penelitian tentang faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5679
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
"Penelitian ini membahas mengenai perilaku merokok pada siswa SMP. Hal ini dilatarbelakangi meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh stereotipi perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor perilaku merokok pada siswa SMP. Pada stereotipi perokok, peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu dan hasil elisitasi. Sedangkan aspek konformitas disusun berdasarkan alasan untuk melakukan dan tidak melakukan konformitas (Baron & Byrne, 2003). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Partisipan penelitian ini adalah 120 siswa SMP di Jakarta.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perilaku merokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas dapat dijadikan sebagai prediktor pada perilaku merokok siswa SMP. Hasil analisis multiple regression, R =0, 631, R2 = .398, menunjukan bahwa stereotipi perokok dan konformitas secara bersama-sama menyumbang sebesar 39,8 % terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. Di antara stereotipi perokok dan konformitas, ditemukan bahwa stereotipi perokok memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap perilaku merokok siswa SMP. Selain itu, melalui hasil analisis t-test ditemukan adanya perbedaan stereotipi perokok dan konformitas yang signifikan antara partisipan yang merokok dan yang tidak merokok.

The research studies smoking behavior among middle school students. This research's aim is to examine how much smoker stereotype and conformity influence smoking behavior on middle school students. To measure smoker stereotype the research uses the previous research and elicitation. While aspects of conformity arranged by reasons to conform and not to conform (Baron & Byrne, 2003). The design of this research is ex post facto field study. Participants of this research are 120 middle school students in Jakarta.
This research's results that smoker stereotype and conformity influence smoking behavior in middle school student. This meant that smoker stereotype and conformity was predictors toward smoking behavior on middle school students. The multiple regression analysis showed R =0, 631, R2 = .398. This meant that smoker stereotype and conformity were effectively contribution 39,4 %. Smoker stereotype had greater contribution than conformity. Beside that, this research also finds that there is a significant difference in smoker stereotype and conformity between smokers and non smokers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kurniawati
"Salah satu faktor risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular adalah perilaku merokok. Penyebab seseorang merokok antara lain kurangnya pengetahuan, pengaruh orangtua, teman dan juga iklan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran dan hubungan antara pengetahuan, sikap, keluarga, teman dekat dan keterpaparan iklan rokok terhadap perilaku merokok pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2010.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder survei perilaku sehat 2010.
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mewakili 12 fakultas, sedangkan sampel yang digunakan adalah mahasiswa yang termasuk kedalam rentang umur remaja akhir (18-21 tahun) yang berjumlah 2.108 responden.
Penelitian menunjukkan bahwa ada 263 (12.5%) responden adalah merokok. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan antara jenis kelamin, rumpun, pengetahuan, sikap dan pengaruh keluarga terhadap perilaku merokok.

Smoking behavior is one of the factors that risk the infections diseases. The reason why someone smokes can be because of lacking of knowledge, family influence, friends and advertisement.
The objectives of this research are to know the description and connections among knowledge, attitude, family, close friends and exposition of cigarette advertisement toward smoking behavior of the students university of Indonesia year 2010.
Research design that is used is cutting across using secondary data survey of healthy behavior 2010.
Population of this research is from all student represent 12 faculties, while the sample that is used is from students within range of late teenages (18-21 years old) consist of 2108 respondents. The research shows that 263 (12.5%) respondents are smokers.
Result test statistically shows the connections among gender, faculty asociation, knowledge, attitude and family influence to wand smoking behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Eru Saprudin
"Kebiasaan merokok pada remaja .di dunia maupun di Indonesia terutama Jakarta cukup tinggi, yang didukung oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain faktor keluarga dan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana faktor keluarga terutama struktur fungsional keluarga yang terdiri dari: struktur peran, nilai-nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuatan keluarga mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja di SLTP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Sebagai confounding yaitu karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, suku, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, serta lingkungan dan. media Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang ditakukan pada remaja SLIP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Sampel diambil secara random sampling sebanyak 107 responden dari 10 SLTP.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara: struktur peran keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja SLTP (p value= 0,002), nilai-nilai keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja (p value 0,003), komunikasi dengan kebiasaan merokok pada remaja (p value 0,033). Sedangkan hubungan struktur kekuatan keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p value 0,06). Adapun karakteristik responden (confounding) yang berhubungan secara signifikan dengan kebiasaan merokok pada - remaja yaitu jenis kelamin (p value= 0,002), Iingkungan (p value= 0,004) dan media (p value= 0,001). Faktor yang paling dominan mempengaruhi struktur fungsioonal keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja ialah hubungan nilai-nilai keluarga dengan kebiasaan merokok pada remaja setelah dikontrol oleh variabel lingkungan dengan ratio OR = 19,65 (> 10 %).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada keluarga untuk mengoptimalkan peran anggota keluarga yang seimbang dan saling mendukung. Selain itu keluarga agar menjaga nilai-nilai keluarga dengan tidak merokok di depan remaja, melakukan komunikasi secara teratur dengan remaja dan melibatkan remaja dalam pengambilan keputusan. Untuk Kepala sekolah dan staf agar tidak merokok di depan remaja, mengoptimalkan kegiatan UKS, OSIS dan ektrakurikuler, serta membuat slogan yang menarik untuk pencegahan merokok Perawat komunitas dapat bekerja sama dengan keluarga, tokoh masyarakat, dan instansi terkait dalam melakukan family empowerment dan promosi kesehatan tentang pencegahan dan bahaya merokok bagi kesehatan.

The smoking habit in teenagers around the world including in Indonesia, especially Jakarta, is pretty high, supported by several factors influencing it. Some of the factors are family and environment. The purpose of this study is to analyze how far the family factors, like the functional structure of family, which consists of role structure, family values, communication process, and family structure strength influences the smoking habit in teenagers in SLTP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. The confounding are the respondent characteristic such as genders, ethnics, parent's educational backgarounds, parent's job field, and also environment and media. This study is a cross sectional study implemented toward teenagers at SLTP Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan_ The samples are taken randomly from 107 respondent from 10 Junior High Schools.
The result of this study shown significant correlations between the family role structure and the smoking habit in teenagers (p value- 0,002), family values and teenagers smoking habit (p value= 0,003), communication and smoking habit (p value= 0,033). Meanwhile the family strength structure and smoking habit in teenagers do not show any significant correlation (p value= 0,06). Respondent characteristics (confounding), which are significantly related to the smoking habit in teenagers, are sexual gender (p value= 0,002), environment (p value=0,004) and media (p value= 0,001). The most dominant factor influencing the functional structure in family to the smoking habit in teenagers in the family values correlation to the smoking habit after being controlled by the environment variables with ratio OR - 19,65 (> 10 %).
Based on this study, it is advisable that family?s should balance the family members role optimally and support each other within the family members. Furthermore families should raise their values by not smoking in front of the teenagers and giving them the wrong examples, having interactive communications with the teenagers regularly and involve the in decision-making process. For the headmasters, teachers, school staff do not smoke in front of the students, and the optimal the use of School Health Organization (Usaha Kesehatan Sekolah) and other extra curriculums activities. Schools can also make attractive slogans of saying no to smoking habit in teenagers. Community nurses can work together with families and authorities in optimal zing family roles and health promotion about preventions and the danger of smoking to our health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianison
"Saat ini tembakau telah dikonsumsi di seluruh dunia dan 65-85% tembakau itu dikonsumsi dalam bentuk rokok. Berbagai masalah kesehatan telah timbul akibat kebiasaan merokok yang telah melanda dunia saat ini. Badan kesehatan dunia (WHO) dan organisasi kesehatan lainnya giat berkampanye untuk menangani masalah epidemi merokok. Diperkirakan dewasa ini 2,5 juta orang meninggal tiap tahunnya akibat penyakit-penyakit yang timbul karena merokok. Bahaya merokok telah diketahui orang sejak lebih dari 400 tahun yang lalu namun laporan mengenai penyakit yang berhubungan dengan rokok baru ada sekitar abad ke-18 yaitu ditemukannya kanker bibir dan kanker hidung.
Sekarang kita sedang berhadapan dengan suatu bencana medis terbesar yaitu penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki. Sudah lama dikenal bahwa asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia dan berhubungan dengan 25 penyakit di tubuh manusia dari kepala sampai kaki, dari kanker sampai impotensi. Sekitar 54,5% penduduk laki-laki dan 1,2% perempuan yang ada di Indonesia adalah perokok Secara keseluruhan sekitar 27,7% persen penduduk Indonesia adalah perokok meskipun data lokal menunjukkan basil yang berbeda-berbeda. Berdasarkan data WHO 2002, Indonesia menduduki urutan kelima dalam konsumsi rokok di dunia. Setiap tahunnya dikonsumsi sekitar 215 miliar batang rokok, dengan total biaya lebih dari 100 triliun. Di dunia diperkirakan terdapat sekitar 1,2 milyar perokok, 800 juta diantaranya terdapat di negara berkembang.
Merokok adalah salah satu penyebab kematian manusia di dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan terdapat 4,9 juts kematian tiap tahun akibat rokok, berarti terdapat satu kematian tiap 8 menit. Angka ini diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2030. Centers for Disease Control and Preventions (CDC) saat ini tengah bekerja keras mengatasi masalah yang timbul akibat rokok dengan membuat program pengontrolan dan pencegahan pemakaian rokok secara global. Program ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak di dunia. Bentuk program itu antara lain adalah surveillance global tentang rokok. Ada empat surveillance global yaitu Global Youth Tobacco Survey (GYTS), Global School Personnel Survey (GSPS), Global Medical Doctors Survey (GMDS) dan Region Survey of Country Specific Tobacco-related Information (Regional Survey).
Salah satu bentuk konkrit ikut membantu program WHO adalah dengan melakukan GSPS di kota Depok. Kota Depok merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jakarta, terletak di selatan kota Jakarta. Luas daerahnya adalah 200,29 km2, terdiri dari 6 kecamatan, 63 kelurahan dan jumlah penduduk 1.369.461 jiwa. Terdapat 126 sekolah menengah pertama (SMP) di Depok ini yang tersebar di 6 wilayah, terdiri dari 14 SMP negeri dan 112 SMP swasta. Selama ini belum ada data tentang kekerapan merokok, data tentang pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada guru dan karyawan SMP di Depok ini."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T20856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastiwi Handayani
"Indonesia adalah negara satu-satunya di Asia Tenggara yang tidak mcmiliki Iarangan iklan, promosi dan sponsor rokok. Prevalcnsi perokok pemula usia dibawah 19 tahun meningkat 4 kali lipat dari 69% (2001) menjadi 78% (2004). Penelitian ini mcmbahas tentang adanya hubungan antara keterpaparan promosi rokok terhadap perilaku merokok remaja clengan menggunakan metode cross seczional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 127 orang (56 orang laki-laki dan 71 orang perempuan) dan diolah menggunakan SPSS.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa prevalensi merokok siswa/i menunjukkan sebanyak 24.4% pemah mencoba merokok dan 10.2% adalah perokok. Sebanyak 100% responden terpapar iklan rokok di televisi dengan intensilas yang tinggi 50,4% (0R*0.386), Hampir seluruh lingkungan rumah 98.4% responden terscdia rokok dan 68.5% tersedianya rokok di Iingkungan sekolah (OR=3.l25). Hasil penelitian menyarankan untuk meratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) di Indonesia.

Indonesia is the only country in South East Asia which giving access to any brand of cigarettes to have their advertisement, promotions and also sponsorship. Smoking prevalention before age 19° increases from 69% in 2001 to 78% in 2004. The purpose of this study was to explore the relationship between smoking behavior of adolescents exposed to cigarette advertising with cross sectional method. Data were collected on questionnaire with 127 students (56 boys and '71 girls) participated in survey and processed with SPSS.
This study shown prevalention smoking of students 24.4% had ever smoked cigarettes and 10.2% are smoker. The results shown that 100% respondents was exposure with exposure to cigarette advertising in television with high intensity 50,4% people (0R=0.386), almost all of students (98.4%) living in houses where others smoke and 68.5% students are exposed to cigarette provided in school environment. This study proposed FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) ratification in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Imelda Megawati
"Merokok merupakan masalah memprihatinkan khususnya di kalangan remaja. Meskipun banyak remaja sudah mengetahui bahaya merokok, tidak rnenjamin remaja bersikap menjauhi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingl-cat pengetahuan dan sikap remaja terhadap bahaya merokok di SMI( Jaya Kelapa Gading. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pengolahan data menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan tingginya tingkat pengetahuan remaja tidak membuat remaja memiliki silcap untuk tidak merokok, Hal ini ditunjukan dengan data uji statistik yaitu dari jumlah 94 responden, remaja yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap negatif terhadap bahaya merokok sebanyak 30 orang (56,6%). Sedangkan yang tingkat pengetahuan tinggi dan bersikap positif sebanyak 21 orang (51,2%). Untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok, perlu keterlibatan berbagai instansi terkait terutama dari pihak keluarga dan pendidik untuk lebih peran aktif menjadi role model yang baik demi terselamatkannya generasi muda dari bahaya merokok.

Smoking is a matter of concern especially among adolescence. Although many adolences already know the danger of smoking does not guarantee them of being away from the smoke. The aim of this research is to know about relation between degree of knowledge and attitude among adolescence to danger of smoking in SMK Jaya Kelapa Gading. Research design is used Correlation descriptive and anablsed by Chi-square and Anova test.
The result of research found that high degree of knowledge in adolesecences, did not make them have positif attitude to avoid smoking. From 94 respondences, adolescence who have high degree of knowledge are 3 0 people(56.6%) and have negative attitude related to danger of smoking, however adolescence who have high degree of knowledge with positive attude are 21 people (51,2%). To increase awareness among adolescence about danger of smoking, we need to involve especially family and educator to more participate as a good role model to make our generation safe from the danger of smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5859
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Kusmana
"Objektif : Penyakit Kardiovaskular berawal dari fungsi endotel pembuluh darah yang terganggu, berlanjut menjadi proses aterosklerosis. Mencegah proses aterosklerosis dengan membiasakan tidak merokok/stop merokok disertai olahraga teratur dan/atau pengaruh kerja fisik (trias SOK) adalah upaya preventif pada tingkat endotel. Untuk mengetahui pengaruh trias SOK terhadap daya survival,dilakukan penelitian kohort.
Metode: Pada tanggal I Juli 200 dilakukan penelitian kohort historis terhadap sampel MONICA 1988 di tiga kecamatan Jakarta Selatan, serta diikuti sampai 31 Agustus 2001. Sampel dibagi menjadi kelompok trias SOK dan tanpa trias SOK. Dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, gula darah dan kolesterol total serta perekaman EKG pada sampel yang hidup, otopsi verbal pada yang menyaksikan untuk mencari sebab kematian. Aktivitas fisik (kerja fisik dan olahraga perminggu) dikelompokan pada: tidak ada, ringan hampir setiap hari, sedang dan berat minimal 20 menit dua kali atau lebih. Merokok bila tetap merokok, mantan perokok bila telah berhenti 2 tahun atau lebih, tidak merokok bila tetap tidak merokok atau telah berhenti 10 tahun atau lebih. Kriteria hipertensi (JNC-VI), diabetes (gula darah puasa 140 mg/di atau sewaktu 200 mg/di), obesitas (IMT z 29,99 kglm2), EKG memakai kode Minnesota. Analisis statistik memakai suain (adjusted) regesi Cox, 95% interval kepercayaan, Kaplan Meier (daya survival), Log rank (rasio hazard/HR), uji kappa (degree of aggreement), Batas kemaknaan p
Hasil: Terdapat 479 (23,4%) sampel dari 2073 orang, umur 25-64 tahun (1988), terdiri dari 209 (43,6%) lelaki, 270 (56.4%) perempuan. Insiden kardiovaskular 1,2% pertahun, dengan proporsi kematian tertinggi penyakit jantung 42,9%. Sampel yang mengikuti this SOK mempunyai daya survival lebih baik (95,7%) dibanding tanpa trias SOK (81,1%), dan rasio kematian seperlima kali [rasio hazard (HR.) suaian = 0,20, 95% interval kepercayaan (III) = 0,08-0,57, p=0,002]. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan rasio kematian tinggi adalah: merokok (HR=4,99, IK 2,56-9,73, p=0,000) dibanding tidak merokok; hipertensi tingkat-3 (HR 5,96, 1K 2,69-13,21, p=0,000) dibanding tensi normal; diabetes (HR 2,74, 1K 1,37-5,47, p=0,004) dibanding normal. Sedangkan yang tidak dapat dimodifikasi: umur 60 tahun (HR 10,13, 1K 4,79-21,43, p=0,000) dibanding umur 25-49 tahun. Sedangkan aktivitas fisik mingguan mempunyai rasio kematian rendah/ringan HR=0,45, (1K 0,27-0,76, p=0,003), sedang HR--0,32, (1K 0,15-0,70, p=0,004) dan berat nol dibanding yang tidak ada aktivitas. Dihasilkan Skor Kardiovaskular Jakarta, Skor -7 sampai 1 risiko rendah (<10%), skor 2 sampai 4 sedang (10-20%), skor z 5 risiko tinggi (>20%), sensitivitas 77,9%, spesifitas 90,0%, kappa 0,652, DOA 82,67%, p=0,000.
Kesimpulan: Salah satu upaya pencegahan penyakit kardiovaskular melalui upaya tidak/stop merokok, dikombinasikan dengan olahraga teratur dan/atau kerja fisik merupakan cara tepat untuk meningkatkan daya survival. Dihasilkan Skor Kardiovaskular Jakarta untuk memperkirakan kematian kardiovaskular di masyarakat.
The Influence of Stop/Quit Smoking, Combine with Sport and or Physical Activity on Survival of the Population at Jakarta: a Cohort Study in 13 YearsObjective: Endothelial dysfunction as the beginning of atherosclerotic process in arterial vessel due to various risk factors. Prevention of atherosclerotic process in the endothelial level through quit or stop smoking, combine with regular physical activity and or sport (Trias SOK-Stop/no Smoking, Olahraga teratur/sport or Kerja fisik/physical activity) as a simple method in the community. To know the influence of trias SOK on survival of the population, a community survey was done in three districts of Jakarta.
Methods: A historical cohort study was done on the subpopulation of MONICA Jakarta 1988 using population survey since July 1, 2000 in three districts of South Jakarta until 31 of August 2001. Multistage stratified cluster sampling was done on 523.000 people, and 2073 total samples were included in 1988 study and 479 samples perform second survey. Sample was divided into exposed group (without trims SOK) and non-exposed (trios SOK). A complete history on daily habit, cardiovascular risk factors, laboratory examination and 12 leads ECG was carried. Physical activity as well as sport in one week also divided into: no physical activity, light physical activity almost every day, moderate physical activity and heavy physical activity at least 20 minutes or more. ECG criteria using Minnesota code, hypertension (INC-VI), diabetic (fasting blood sugar 140 mg/di or occasional > 200 mg/dl), obesity (BMI > 29,99 kglm2). Verbal autopsy was carried out to diagnose the cause of mortality. Statistical analysis using SPSS for Window 10 and Stata 6. Kaplan Meier to compare survival rate between trias SOK and non-trios SOK, log rank to measure hazard ratio, kappa test for degree of agreement and p<0,05 as statistical significance.
Results: They were 479 (23.4%) samples out of 2073, 209 (43.6%) males and 270 (56.4%) females, aged 25-64 years in 1988 and 37-77 years in 2000. Cardiovascular incidence 1.2% per year, and case fatality rate of 42.9% due to heart disease. Trios SOK survival rate was higher (95.7%) compared with non-trias SOK (81.1%), and hazard ratio 1/5 [HR= 0.20, 95% CI 0.008-0.57, p-0.002]. Multivariate analysis using Cox regression revealed the significant modifiable risk factors were: smoking HR 4.99 (CI 2.56-9.73, p=0,000) compare with non-smoking, grade 3 hypertension HR 5,96 (CI 2.69-13.21, p=0,000) compare with normal blood pressure, diabetic HR 2.74 (CI 1.37-5.47, p=0.004) compare with non-diabetic, obesity BMI 30 kg/m2 HR 2.18 (CI 0.94-5.10, p=0.071) compare with normal weight. Unmodifiable risk factor were: age ? 60 years HR 10.13 (CI 4.79-21.43) compare with 25-49 years. Physical activity as well as sport in one week has low risk for cardiovascular death, either: light physical activity HR 0.4 (CI 027-0.76, p=0.003), moderate HR 0.32 (CI 0.15-0.70, p-'0.004) or heavy almost zero compare with no physical activity. Jakarta Cardiovascular Score was found. Low risk (score -7 to 1) <10%, average (score 2 to 4) 10 to 20%, high (score ? 5) >20% for cardiovascular event in 10 years (sensitivity 77.9%, specificity 90.0%, kappa 0,652, degree of agreement 82.67% and p=0,000).
Conclusions: Cardiovascular prevention through quit or stops smoking combine with regular sports and or physical activities enhances a better survival. Jakarta Cardiovascular Score was found as a simple method to estimate the cardiovascular event in the community.
"
2002
D183
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Yunita
"Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada perawat adalah usia, pendidikan, iklan, sarana, teman, dan orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dimana dilakukan observasi satu kali saja. Sampel penelitian ini sebanyak 100 orang perawat di ruang rawat inap RSPAU dr. Esnawan Antariksa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara langsung ke responden. Data diolah menggunakan distribusi frekuensi dan uji kai kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dewasa muda lebih banyak (50%), dewasa (37%), dan dewasa tua (13%). Pendidikan teridentifikasi SPK (50%), D3 (43%), dan S1 (7%).Faktor pendukung berdasarkan iklan yang berperilaku positif lebih banyak (53%), dibanding perilaku negatif (42%). Sarana (warung) tmtuk mendapatkan rokok lebih mudah (61%), sedangkan yang sulit (39%). Faktor pendorong dari teman lebih mempengaruhi (51%), sedangkan yang tidak mempengaruhi (49%). Orang rua yang merokok lebih mempengaruhi (59%), sedangkan yang tidak mempengaruhi (41%). Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada yang bermakna secara statistik pada faktor iklan yang mempengaruhi perawat merokok (P=0.054).
Peneliti merekomendasikan agar perawat memberikan contoh yang baik dengan berperilaku tidak merokok dan jika masih merokok sebaiknya merokok di tempat khusus sehingga tidak mengganggu orang lain yang tidak merokok.

Factor that influence behaviour smokes in nurse is age, education, advertisement, tool, friend, and parents. this watchfulness is watchfulness cross sectional where done observation once. This watchfulness sample is as much as 100 nurses at ruang rawat inap RSPAU dr. Esnawan Antariksa. Data collecting is done to use quesioner with direct interview technique to respondent. Data is cultivated to use frequency distribution and test cai square.
Watchfulness result shows that young adult age more many (50%), adult (37%), and old adult (13%). Education identifikasi SPK (50%), D3 (43%), and S1 (7%). Supplementary factor based on advertisement positive of behaviour more many (53%), compared negative of behaviour (42%). Tool (cafe) to get easier cigarette (61%), while difficult (39%). Organizer factor from friend more influence (51%), while doesn't influence (49%). Parents that smoke more influence (59%), while doesn't influence (41%). This watchfulness also iind that bothing that have a meaning statistically in advertisement factor that influence nurse smokes (p=0.054).
Researcher recommends so that nurse gives good example with behaviour doesn't smoke and if still to smoke best smoke in place special so that doesn't disturb another person doesn't smoke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5798
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Fadmawaty
"Merokok pada wanita dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini berjudul “Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita Dewasa Awal" yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa awal dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Jumlah responden dalam penelitian adalah 35 orang wanita dewasa awal. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling di wilayah Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner dan kemudian diolah dengan analisa deskriptif atau univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa awal sebanyak 5,71% oleh faktor gambaran diri. Pengaruh teman sebanyak 8,57%, Dipengaruhi oleh stres sebanyak 57,14%, dan 2,85% karena pengaruh iklan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi perilaku merokok pada wanita dewasa awal adalah keadaan stres yaitu sebanyak 57,14%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5428
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>