Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chichester: Wiley-Blackwell, 2011
616.99 BRE;616.99 BRE (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fatmadona
"Karya ilmiah akhir ini merupakan suatu analisis praktek residensi keperawatan medikal bedah, yang menganalisa kasus kelolaan utama kanker payudara, 30 kasus resume, Evidence Based Nursing (EBN), dan laporan inovasi. Pendekatan Peaceful End of Life Theory dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker, bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien, bermartabat serta merasakan damai bersama orang yang disayangi menjelang akhir hidupnya. Hasil praktek menunjukkan teori PEOL sangat tepat digunakan pada pasien kanker stadium lanjut. EBN massage therapy mampu mengurangi kecemasan pada pasien kanker, sehingga dapat menjadi intervensi alternatif perawat. Inovasi tentang pengkajian subjektif Edmonton Symptom Assessment Scale (ESAS), yang terdiri dari gejala subjektif pasien, dengan grafik dan algoritmanya menuntun perawat menemukan keluhan gejala pasien sehingga menentukan intervensi yang tepat. Instrumen ESAS efektif untuk menilai gejala subjektif pasien, oleh karena itu masih perlu dikembangkan penggunaannya. Direkomendasikan agar penerapan PEOL lebih lanjut dalam asuhan keperawatan kasus kanker dengan stadium apa saja disertai penelitian terkait. Massage therapy perlu dieksplor lebih lanjut oleh perawat melalui pelatihan dengan area berbeda sehingga dapat digali efek massage terhadap gejala pasien lainnya.

This paper was an analysis of medical surgical nursing residence practice, analysing primary managed case on breast cancer, 30 resume cases, evidence based nursing, and inovation report. Peaceful End of Life Theory approach was used in nursing care of cancer patients, aiming to improve the quality of life of patients, dignity and at peace with loved ones near the end of his life. The results show the theoretical practice. The reslts showed PEOL can be implemented in patients with advanced cancer. EBN massage therap could reduce anxiety in cancer patients, thus become an alternative intervention for nursing. The inovation about Edmonton Symptom Assessment Scale (ESAS),which consist of patient's subjective symptoms, the graphic and its algorithm led nurses finding appropriate intervention. ESAS? instruments are effective in managing patient's subjective symptoms. It was recommended that PEOL and ESAS need to explore further in nursing care of cancer in any stages, with researches involved in. Massage therapy need to apply in nursing through practices in different area of the body so that can explore its effect on other symptoms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eagret Aung Suci
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dosis titik pada kasus kanker payudara untuk teknik Enhanced Dynamic Wedge (EDW), Forward IMRT, dan Inverse IMRT. Evaluasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan pergerakan seperti pergerakan pernafasan manusia. Penelitian ini menggunakan fantom Rando jenis fantom female pada saat TPS untuk mendapatkan nilai CT yang mendekati densitas jaringan tubuh manusia. Selain itu, penelitian ini menggunakan Slab fantom RW3berukuran 30 cm  30 cm  10 cm. Fantom ini akan digunakan utuk pengukuran yang dilakukan pada Linear Accelerator (Linac) dengan mensimulasikan couch dalam keadaan diam dan pergerakan secara translasi pada bidang Anterior Posterior (AP) untuk menirukan pergerakan akibat pernafasan manusia. Pengukuran yang diperoleh berupa dosis titik menggunakan dosimeter thermoluminescence TLD LiF-100. Dari penelitian ini didapatkan pada daerah target, yaitu breast atas dan breast bawah serta daerah Organ at Risk (OAR), persentase dosis terbesar dimiliki oleh teknik EDW pada keadaan dinamik dan persentase dosis terkecil dimiliki oleh teknik Inverse IMRT. Pergerakan anterior posterior memberikan konstribusi terhadap peningkatan persentase dosis pengukuran TLD dengan TPS untuk teknik EDW, Forward IMRT, dan Inverse IMRT berkisar antara 2% sampai 50%.

This research aimed to evaluate point doses in breast cancer cases for the Enhanced Dynamic Wedge (EDW), Forward IMRT, and Inverse IMRT techniques. The evaluation was conducted considering motion, such as human respiratory motion. The study utilized a female Rando phantom during the Treatment Planning System (TPS) to obtain CT values approximating human tissue density. Furthermore, a 30 cm  30 cm  10 cm  Slab phantom RW3 was used in the research. The phantom was employed for measurements performed on the Linear Accelerator (Linac), simulating a stationary couch and translational motion in the Anterior-Posterior (AP) plane to mimic respiratory-induced motion. Point dose measurements were taken using the LiF-100 thermoluminescence dosimeter (TLD).  From this study, it was found that in the target areas, namely the upper and lower breast regions, as well as the Organ at Risk (OAR) areas, the EDW technique exhibited the highest percentage of dose in dynamic conditions, while the Inverse IMRT technique had the lowest percentage of dose. The anterior-posterior motion contributed to an increase in the percentage of dose measurement differences between TLD and TPS for the EDW, Forward IMRT, and Inverse IMRT techniques, ranging from 2% to 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ramadhana
"Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling sering didiagnosis, serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker pada wanita. Berbagai modalitas pengobatan digunakan dalam menangani kanker payudara salah satunya kemoterapi. Kemoterapi yang dimulai tepat waktu dapat mengurangi risiko penyebaran dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup. Namun, kemoterapi memiliki kekurangan tersendiri terkait efek samping yang dapat bersifat langsung, jangka pendek, ataupun jangka panjang. Proses asuhan keperawatan pada lima kasus pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi telah diterapkan menggunakan integrasi teori Symptom Management Humpreys. Teori Symptom Management menekankan pada tiga dimensi penting dalam menangani gejala atau kelompok gejala secara efektif, ketiga dimensi tersebut yaitu symptom experience, symptom management strategies, dan symptom outcomes. Luaran dari penerapan teori dalam asuhan keperawatan ini menunjukkan pengalaman gejala yang spesifik dari pasien sehingga perawat dapat merencanakan strategi intervensi untuk menangani gejala yang lebih efektif serta dapat memahami faktor yang mempengaruhi hambatan dalam penanganan gejala. Asuhan keperawatan dengan pendekatan teori Symptom Management Humpreys dapat dipromosikan dalam perawatan klinis pada pasien kanker payudara yang mendapatkan terapi kemoterapi maupun terapi kanker lainnya untuk meningkatkan keberlangsungan dan kualitas hidup.

Breast cancer is the most commonly diagnosed malignant tumor, and is one of the first contributors to cancer deaths in women. Various treatment modalities are used in managing breast cancer, one of which is chemotherapy. Chemotherapy started on time can reduce the risk of spread and increase the chances of survival. However, chemotherapy has its own disadvantages related to side effects that can be immediate, short-term, or long-term. The nursing care process in five cases of breast cancer patients undergoing chemotherapy has been applied using the integration of Humphreys' Symptom Management theory. Symptom Management theory emphasizes three important dimensions in dealing with symptoms or groups of symptoms effectively, the three dimensions are symptom experience, symptom management strategies, and symptom outcomes. The outcome of applying this theory in nursing care shows the patient's specific symptom experience so that nurses can plan intervention strategies to deal with symptoms more effectively and can understand the factors that affect barriers to symptom management. Nursing care with the Humphreys Symptom Management theory approach can be promoted in clinical care in breast cancer patients who receive chemotherapy therapy and other cancer therapies to improve survival and quality of life."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
"Pasien dengan kanker payudara banyak yang mengalami gangguan dan hampir seluruhnya mengalami depresi yang dapat memperberat gejala fisik, meningkatkan gangguan fungsional, dan membuat kepatuhan berobat menjadi rendah. Kami melakukan tinjauan pustaka yang tersedia di PubMed tentang prevalensi, besar gangguan, kemampuan coping, dan metode penatalaksanaan depresi berat pada wanita dengan kanker payudara dari tahun 1978 sampai 2010. Diagnosis dan penatalaksanaan episode depresi pada wanita dengan kanker payudara merupakan tantangan karena gejala yang tumpang tindih dan kondisi penyerta. Depresi berat sering disepelekan dan penatalaksanaan tidak adekuat pada pasien kanker payudara. Tinjauan ini menekankan pada masalah dalam identifikasi dan pengelolaan depresi pada pasien kanker payudara dengan latar klinis.

Abstract
Many of breast-cancer patients experience distress and most of them experience depression which may lead to amplification of physical symptoms, increased functional impairment, and poor treatment adherence. We did a review on available literature from PubMed about prevalence, distress magnitudes, coping styles, and treatment methods of major depression in women with breast cancer from 1978 to 2010. Diagnosis and treatment of depressive episodes in women with breast cancer is challenging because of overlapping symptoms and co-morbid conditions. Major depression is often under-recognized and undertreated among breast cancer patients. This review highlighted the issues on identifying and managing depression in breast cancer patients in clinical settings."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Regional Institute of Medical Sciences, Imphal, India. Department of Psychiatry], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khotimah Jannah
"Operasi payudara merupakan salah satu jenis penatalaksaan yang lebih dipilih oleh pasien kanker payudara. Tak jarang operasi kanker payudara juga melibatkan kelenjar getah bening yang ada di sekitarnya. Rasa sakit yang muncul pascaoperasi merupakan hal yang lazim ditemukan, namun seringkali hal ini membuat pasien kanker payudara menjadi enggan untuk menggerakkan lengan dan bahunya karena berusaha untuk menjaga area yang terasa sakit. Kurangnya mobilisasi pada lengan dan bahu di sekitar daerah operasi dapat menimbulkan kekakuan otot dan limpodema sebagai bagian dari komplikasi pembedahan. Studi kasus ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien kanker payudara dengan intervensi berupa latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan. Hasil yang didapatkan setelah intervensi dilakukan pada pasien yaitu kekakuan otot pada pasien berkurang dibandingkan dengan sebelum pasien menjalani latihan. Rentang gerak bahu dan lengan pasien juga mengalami peningkatan, pasien mulai bias meraih kedua tangannya di belakang tubuh. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan penting untuk dilakukan sedini mungkin pada pasien pascaoperasi payudara dengan tujuan untuk mencegah kekakuan otot dan mempercepat proses pemulihan pasien. Rekomendasi dari penulisan ini yaitu agar perawat dapat melakukan edukasi tentang latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan pada pasien kanker payudara sebelum melakukan prosedur operasi, sehingga pada saat pascaoperasi pasien sudah siap untuk melakukan latihan sedini mungkin.

Breast surgery is one of the treatment which preferred by breast cancer patients. Breast cancer surgery also involves lymph nodes around it. Common things that happen during breast surgery was postoperative pain, but it usually makes breast cancer patients reluctant to move their arms and shoulders because they try to keep in the pain area. The lack of mobilization of the arms and shoulders around the surgery area can lead to muscle stiffness and lymphodema as part of surgical complications. This case study was conducted with the aim of analyzing nursing care in breast cancer patients with interventions range of motion of the arms and shoulders joints. The results obtained that muscle stiffness in patients was reduced compared to before the patient did range of motion. The patients arm and shoulder range also increases, the patient begins to be able to reach both hands behind her body. The results of this research show that range of motion of the arm and shoulder joints is important to be done as soon as possible in patients after breast surgery to prevent muscle stiffness and accelerate the patient's recovery process. The recommendation of this paper is that nurses can educate about the range of motion of the arm and shoulder joints in breast cancer patients before performing the surgical procedure, so the postoperative patients are ready to do the exercise after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2014
616.99 DIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Penatalaksanaan kanker payudara mungkin merupakan suatu hal yang amat kontroversial dan telah mengalami perubahan luarbiasa dengan berjalannya waktu. MRI dengan kontras muncul sebagai alat diagnostik pencitraan yang paling efisien. Pendekatan yang mutakhir untuk biopsi kanker payudara yang tidak sesuai untuk pembedahan, ditujukan untuk mendapatkan sampel jaringan yang cukup untuk keperluan diagnostik namun meminimalkan penyebaran dan resiko komplikasi. Penanganan regional yang dilakukan Halstead secara ketat, walaupun berhasil mengendali lokal regional secara bermakna, namun tidak berhasil meningkatkan kesintasan (survival) jangka panjang. Dengan berjalannya waktu, orang telah memahami disposisi sistemik penyakit ini dan pentingnya menggabungkan terapi sistemik bahkan sejak tahap dini dan melengkapi teknik ablatif surgikal. Peranan terapi sistemik primer dalam manajemen kanker payudara dengan cepat muncul sebagai suatu pilihan yang vital. Pada pasien dengan ekspresi berlebih gen HER 2/neu, tambahan ?transtuzumab? pada pengobatan sistemik menghasilkan peningkatan yang jelas pada kesintasan secara keseluruhan.

Abstract
The management of breast cancer is perhaps the most controversial of all and has evolved a sea change over the years. Contrast enhanced MRI imaging is emerging as the most efficient imaging diagnostic tool. Newer approaches for the biopsy of inoperable breast cancer are aimed at obtaining diagnostically adequate tissue samples while minimizing invasiveness and the risk of complications. The regional vigour that Halsted followed rigorously, albeit, achieved significant locoregional control, could not lead to improved long-term survival. With the passage of time, people have understood the systemic nature of the disease and the paramount need to incorporate systemic treatment even in relatively earlier stages and curtain surgical ablative techniques. The role of primary systemic therapy in the management of breast cancer is fast emerging as a vital option. In HER 2/neu gene overexpressed patients, addition of trastuzumab to the systemic treatment is a distinct improvement in overall survival. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Department of Radiotherapy, Regional Institute of Medical Sciences, India], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Romaully
"Salah satu tindakan keperawatan mandiri perawat adalah mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Dalam karya Ilmiah ini diterapkan  tindakan keperawatan tersebut kepada klien kanker payudara yang telah bermetastase dan terjadi efusi pleura sehingga klien mengalami sesak, batuk kelelahan. Klien menderita kanker payudara disebabkan karena klien tidak menikah dan telah  berusia 51 tahun. Tindakan yang diberikan dilakukan tiga kali sehari selama lebih kurang 15 menit. Sebelum dan sesudah  melakukan teknik relaksasi nafas dalam klien diukur saturasi oksigennya,dan jumlah pernafasannya. Selama diberikan tindakan  relaksasi nafas dalam ini klien menunjukkan semakin baik tingkat saturasi oksigennya dan  terlihat  perbaikan  pola nafas. Tindakan relaksasi nafas dalam ini dinilai penting untuk dilakukan kepada klien yang mengalami sesak nafas dan kelelahan karena bertujuan untuk memperkuat otot pernafasan,mengurangi kelelahan dan meningkatkan kapasitas vital paru. Tindakan teknik relaksasi nafas dalam ini akan lebih terlihat hasilnya apabila dilakukan murni tanpa intervensi medis seperti pemberian obat-obatan dan dilakukan saat klien dalam kondisi tenang dan kooperatif.

One of the nurse's independent nursing actions is to teach deep breathing relaxation techniques. In this Scientific work is applied nursing actions to clients who have metastasize breast cancer and pleural effusion occurs so that clients experience shortness, cough fatigue. Clients suffering from breast cancer are caused because the client is not married and has 51 years of age. The action given is done three times a day for approximately 15 minutes. Before and after doing breath relaxation techniques in the client measured oxygen saturation, and the amount of breathing. During this breathing relaxation action the client shows the better the oxygen saturation level and the improvement of the breath pattern. This deep breath relaxation action is considered important to do to clients who experience shortness of breath and fatigue as it aims to strengthen the respiratory muscles, reduce fatigue and increase vital capacity of the lung. This deep breath relaxation technique action will be more visible if done purely without medical intervention such as drug delivery and performed when clients are calm and cooperative.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Vikas Publishing House , 1983
616.994 TEX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>