Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Githa Respati R.
"Artikel berjudul Pesan Moral dalam Serat Candrarini ini disusun oleh Githa Respati Ramadhanty, Prodi Jawa 2009. Artikel berjudul Pesan Moral dalam Serat Candrarini menjelaskan nilai pesan yang diperuntukan kepada kaum perempuan yang hidup dalam lingkungan poligami. Tujuan dari penelitian adalah menjelaskan pesan moral terhadap perempuan dalam serat candrarini. Metode yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik kepustakaan teks dan penelitian terdahulu. Hasil analisis yakni mendapatkan data-data yang terpercaya sehingga dapat membuat kesimpulan nilai pesan terhadap perempuan dalam serat candrarini. Pesan moral dalam serat candrarini antara lain cara berprilaku antara lain cara bicara yang penuh sopan santun, penuh tata krarma, tidak pernah berbicara dengan nada yang tinggi, lemah lembut jika tengah berbicara, selanjutnya adalah dengan memerhatikan cara berbusana dalam arti sopan santun dalam berbusana, memantskan busana sesuai ukuran badan, waktu dan tempat, kemudian cara bersikap yang dapat dilihat dari cara berjalan, jika berjalan pelan-pelan, dan cara menunjukan raut muka, hendaknya menunjukan raut muka yang sabar, tidak cemberut, ramah serta yang terakhir adalah cara berpikir, tidak pernah berpikir negatif, berburuk sangka terhadap orang lain, selalu berpikir positif terhadap semua yang terjadi. Semua pesan moral dilakukan untuk memelihara agar keadaan rumah tangga senantiasa dalam situasi yang rukun dan harmonis.

Article entitled Pesan Moral dalam Serat Candrarini was made by Githa Respati Ramadhanty, majority Javanesse Literature, 2009. Article entitled Pesan Moral dalam Serat Candrarini explains the moral messages that is intended for women who live in a polygamy. The purpose of the research is to explain the moral messages to women in the serat candrarini, so that if the woman building a household then she will know the things that must be held and conducted in order to serve the state husband’s household is always harmony and harmonily. The method used in this research is to analyze qualitative methods with techniques of literary texts and previous research. Results of the analysis obtain reliable data in order to make inferences message against a women in serat candrarini. The moral messages in serat candrarini include polite during talking, courteous in dress, how to be polite and do thinking can be realized with never negative thought all about anything against. All carried a moral message that is always the household be harmonily.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Parwatri Wahjono
"Kitab Candrarini adalah sebuah karya sastra wulang, sastra etik didaktik bagi wanita dalam lingkungan hidup berpoligami, agar perkawinannya langgeng, karena aib bagi wanita bila ia bercerai. Karya sastra anak zamannya ini ditulis tahun 1860, dalam masa kemegahan feodalisme di Surakarta, di mana penguasa dari yang paling atas sampai rakyat jelata menjalankan hidup berpoligami. Keadaan yang sedemikian inilah yang menyebabkan Sri Susuhunan Paku Buwana IX memerintahkan R.Ng.Ranggawarsita menulis ajaran untuk wanita, mengambil teladan lima isteri Arjuna, tiga orang dari kasta ksatria, dua orang putri pendeta, wanita cantik luar dalam. Mereka hidup rukun mengabdi suami. Ajaran ini merupakan katarsis bagi wanita yang dimadu. Penelitian ini mengemukakan tinjauan dari aspek sastra, religi, sejarah, politik, sosial dan psikologis, yang masing-masing memberi makna dan warna tersendiri. Kesimpulannya, kecantikan seorang wanita bukanlah pariwara lahiriah saja, melainkan juga semua yang terpancar dari dalam: rendah hati, sopan santun, welas asih, pengabdian dan perilaku yang halus. Itulah jalan untuk menyelamatkan dan memelihara kelanggengan kehidupan perkawinan. Ajaran ini tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan, abadi adanya.

The Book of Candrarini is an ethic didactical book for women in polygamist system, for the eternity of her marriage. It was a disgrace that a woman divorced. This book was the masterpiece of it?s era, written in 1860 in the glory of feodalism in Surakarta, where the authority, high officials and the very peoples did polygamy. That is why His Majesty Paku Buwana IX had Ranggawarsita to write an ethic didactic for women, with the five wives of Arjuna as the model: three princesses and two daughters of priest with very nice performance and gentle behaviour. They lived in harmony, devoted to their husband. The ethic didactic was a catharsis for women in concubine. This research observes Candrarini from its own internal aspects as literary, religious, historical, political, sociological and psychological aspect. The result is : Beauty of a woman does not lie so much in her external appearance as in her internal virtues like modesty, chastity, compassion, service and refined manners. That is the way to save and preserve the eternity of marriage?s life. The ethic is always up to date, everlasting, eternal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parwatri Wahjono
"Kitab Candrarini adalah sebuah karya sastra wulang, sastra etik didaktik bagi wanita dalam lingkungan hidup berpoligami, agar perkawinannya langgeng, karena aib bagi wanita bila ia bercerai. Karya sastra anak zamannya ini ditulis tahun 1860, dalam masa kemegahan feodalisme di Surakarta, di mana penguasa dari yang paling atas sampai rakyat jelata menjalankan hidup berpoligami. Keadaan yang sedemikian inilah yang menyebabkan Sri Susuhunan Paku Buwana IX memerintahkan R.Ng.Ranggawarsita menulis ajaran untuk wanita, mengambil teladan lima isteri Arjuna, tiga orang dari kasta ksatria, dua orang putri pendeta, wanita cantik luar dalam. Mereka hidup rukun mengabdi suami. Ajaran ini merupakan katarsis bagi wanita yang dimadu. Penelitian ini mengemukakan tinjauan dari aspek sastra, religi, sejarah, politik, sosial dan psikologis, yang masing-masing memberi makna dan warna tersendiri. Kesimpulannya, kecantikan seorang wanita bukanlah pariwara lahiriah saja, melainkan juga semua yang terpancar dari dalam: rendah hati, sopan santun, welas asih, pengabdian dan perilaku yang halus. Itulah jalan untuk menyelamatkan dan memelihara kelanggengan kehidupan perkawinan. Ajaran ini tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan, abadi adanya.

The Book of Candrarini is an ethic didactical book for women in polygamist system, for the eternity of her marriage. It was a disgrace that a woman divorced. This book was the masterpiece of it?s era, written in 1860 in the glory of feodalism in Surakarta, where the authority, high officials and the very peoples did polygamy. That is why His Majesty Paku Buwana IX had Ranggawarsita to write an ethic didactic for women, with the five wives of Arjuna as the model: three princesses and two daughters of priest with very nice performance and gentle behaviour. They lived in harmony, devoted to their husband. The ethic didactic was a catharsis for women in concubine. This research observes Candrarini from its own internal aspects as literary, religious, historical, political, sociological and psychological aspect. The result is : Beauty of a woman does not lie so much in her external appearance as in her internal virtues like modesty, chastity, compassion, service and refined manners. That is the way to save and preserve the eternity of marriage?s life. The ethic is always up to date, everlasting, eternal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ulfa Dewi
"Skripsi ini membahas aspek moral yang terdapat dalam naskah pesisiran berjudul Serat Jatikusuma melalui pendekatan alur. Pendekatan alur digunakan untuk mengetahui aspek moral yang terkandung dalam berbagai peristiwa yang diceritakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa aspek moral terdapat di dalam setiap episode Serat Jatikusuma. Kehadiran aspek moral tersebut dipengaruhi oleh alur cerita yang terdapat pada Serat Jatikusuma.

This thesis discusses about moral values in a coastal manuscript under the title Serat Jatikusuma by using plot approach. Plot approach is used to analyse moral value in every event which told by the story. The research Method used is descriptive qualitative through literary surveys. From the analysis, moral values of Serat Jatikusuma are found in every episode. The moral values are influenced by the plot of story in Serat Jatikusuma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Priyanti Nawangsari
"Skripsi ini membahas tentang ajaran moral yang terdapat dalam Serat Sanasunu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ajaran apakah yang terdapat dalam Serat Sanasunu dan merumuskan ajaran apa yang dominan dalam Serat Sanasunu. Teori moral adalah teori yang digunakan dalam menganalisis ajaran moral yang terdapat Serat Sanasunu dan dengan teori tersebut, ajaran moral yang paling dominan dari Serat Sanasunu akan didapatkan. Dalam serat ini ditemukan ajaran mengenai nilai-nilai moral yang terdapat dalam masyarakat, seperti nilai religiusitas, nilai sosialitas, nilai gender, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggung jawab, nilai penghargaan terhadap alam, dan nilai kepantasan.Penelitian ini menggunakan metode analisis-deskriptif dan kepustakaan. Dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan bahwa Serat Sanasunu berisi ajaran moral dan nilai kepantasan memiliki peranan penting dalam Serat Sanasunu.

The focus of this study is the analysis of morality teaching in Serat Sanasunu. The purpose of this study is to understand what is the teaching of morality in Serat Sanasunu and what the most dominant teaching of morality in the Serat Sanasunu. By using morality theory, the teaching of morality in Serat Sanasunu and what the most dominant the teaching of morality in Serat Sanasunu will be known. There are a lot of moral value like religiosity, charity, gender, justness, democracy, integrity, autonomy, struggle, responsibility, appreciation about nature, and properness. This research, we will knowm that there is the lesson of morality in Serat Sanasunu, and the properness is the most dominant moral value in Serat Sanasunu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 11 (3-4) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Kartikasari
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1992
899.222 TAT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nopah
"

Serat Kridhawasita merupakan karya sastra macapat yang ditulis pasca kemerdekaan negara Indonesia oleh R. Purbadarsana. Serat ini membahas nilai-nilai moral Jawa pada saat revolusi kemerdekaan. Dilihat lebih teliti, serat ini saling berhubungan antara pupuh macapat dan makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Masalah yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu bagaimana simbolisasi nilai-nilai moral dalam pupuh-pupuh macapat dalam membangkitkan semangat perjuangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan nilai-nilai moral budaya Jawa yang dilihat dari aspek sifat pupuh dan makna isi teks, serta nilai-nilai moral tersebut dapat membangkitkan semangat perjuangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori semiotik. Diharapkan penelitian ini dapat menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dalam perkembangan kebudayaan Jawa, khususnya pupuh tembang macapat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Serat Kridhawasita mengandung simbolisasi nilai moral yang menggambarkan sifat dari pupuhnya, serta nilai-nilai tersebut bersifat menyemangati para pejuang muda.


Serat Kridhawasita is a literature work of Macapat that was written after Indonesian independence by R. Purbadasarna. Serat is telling the moral values of Javanese when the independence revolution occurred. When I research it more deeply, Serat does have a connection with macapat poem and the meaning that the author trying to tell. The issue that I try to analyze in this research is how is the symbolization of moral values in macapat poems can awaking the fighting spirit. Based on that issue, this research is to explain the moral values of Javanese by the perspective from the aspect of the poem’s trait and the meaning of the contents of the text, also the moral values that could awaking the fighting spirit. This research is descriptive qualitative by using semiotic theory. It is hoped that this research can enrich our knowledge development of Javanese culture, especially pupuh tembang macapat. The result of this research is showing that Serat Kridhawasita contains symbolization of moral value that describe the character of the poem, also the value has a characteristic that encouraging young warrior.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyowati
"Cerita Kancil sangat terkenal di nusantara, seperti Malaysia; Singapura dan beberapa daerah di Indonesia, salah satunya adalah di Jawa. Di Jawa teks Kancil berwujud naskah, memiliki beberapa versi salah satunya adalah Serat Kancil Salokadarma (SKSD). SKSD mengandung nilai moral dan menggambarkan keadaan sosial budaya masyarakat pada saat serat tersebut ditulis, kedua keistimewaan tersebut yang menjadi permasalahan pada penelitian ini. Untuk menemukan nilai moral pada SKSD penulis menganalisis menggunakan teori Franz Magnis Suseno tentang nilai moral Jawa. Pendekatan sosiologi sastra, digunakan untuk mengetahui kondisi sosial budaya yang terekam pada susunan cerita yang membentuk suatu kritik sosial. Hasil akhir yang penulis peroleh pada penelitian ini adalah munculnya nilai rukun dan hormat yang termasuk nilai kejawen pada SKSD. Nilai moral tersebut merupakan respon dari suatu kondisi sosial budaya masyarakat yang terj adi pada masa penulisan SKSD. Sehingga SKSD merupakan suatu kritik sosial yang mempertahankan nilai kejawennya dalam menghadapi permasalahan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>