Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Raini
"Fokus dari makalah ini adalah mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi selama agresi militer oleh Jepang ke Cina pada tahun 1931-1937. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi ketika Jepang melancarkan agresi militer di Cina pada tahun 1931-1937. Landasan teori yang digunakan dalam makalah ini antara lain teori dari Marjorie Dryburgh dan Usui Katsumi. Teori dari para ahli sejarah tersebut menjadi dasar untuk mengetahui secara lebih jelas seperti apa situasi pertempuran antara Cina dan Jepang pada tahun 1931-1937, dan motif apa saja yang melatarbelakangi terpicunya pertempuran tersebut. Ada dua kesimpulan yang diperoleh penulis dari penulisan makalah ini. Pertama adalah bahwa pengambilalihan manchuria pada tahun 1931 lebih tepat dikatakan sebagai titik awal dari Perang Dunia II. Kedua, bahwa faktor yang sesungguhnya menjadi pemicu dari perang Cina-Jepang pada tahun 1937 merupakan invasi Jepang terhadap Cina, pada tahun 1937 yakni insiden Jembatan Marco Polo.

The Focus of this paper is about the events that took place in Japan’s military agression against China in 1931-1937. Whereas the purpose of this research was to determine the events that happened when Japan’s military agression against China in 1931-1937 occured. This research employs the theoretical basis of Historist like Marjorie Dryburgh and Usui Katsumi. These theories form the basis for analyzing more clearly what situation that occured in the war between China and Japan in 1931-1937, and what are the motives behind it that triggering the war. There are two conclusions obtained by the author from the writing of this paper. First, the take over of Manchuria in 1931 by Japanese army more appropriately described as the starting point of World War II. Secondly, the real factor that trigger the China-Japan War in 1937 is the Japan invasion of China in 1937, that is known as The Marco Polo Bridge Incident.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Putri Prawisyara
"Serangan Jepang terhadap Pangkalan Militer Amerika Serikat di Pearl Harbor bertujuan
untuk menghilangkan kekuatan Amerika Serikat di Pasifik. Setelah keberhasilannya dalam
serangan tersebut, Jepang berusaha untuk merebut pulau-pulau yang berada di bawah kuasa
Amerika Serikat. Selain itu, untuk menunjang kekuatan angkatan lautnya, Jepang
membangun sebuah lapangan udara di pulau Guadalkanal. Namun, pembangunan lapangan
udara ini diketahui oleh Amerika Serikat, sehingga Amerika Serikat mengirimkan
pasukannya untuk merebut lapangan udara tersebut. Keberhasilan Amerika Serikat dalam
merebut lapangan udara yang sedang dibangun Jepang dan usaha Jepang dalam merebut
kembali lapangan udara tersebut, mengakibatkan pecahnya Pertempuran Laut Guadalkanal.
Penelitian ini akan membahas mengenai strategi militer Jepang dalam Pertempuran Laut
Guadalkanal pada tahun 1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan tujuan untuk mendeskripsikan strategi militer yang digunakan Jepang dalam studi
kasus yang diambil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Jepang memilih strategi
militer ofensif dalam melawan Amerika Serikat, walaupun pada akhirnya Jepang
mengalami kekalahan.

The Japanese attack on the United States Military Base at Pearl Harbor aims to eliminate
the power of the United States in the Pacific. After the success in their attack, Japan tried to
seize the islands that was under control of the United States. In addition, to support its
naval power, Japan built an airfield on Guadalcanal. However, the development of the
airfield is known by the United States, so the United States sends their troops to seize the
airfield. The success of the United States in seizing the airfield that was being built by
Japan and Japanese efforts to reclaim the airfield resulted in the outbreak of the Naval
Battle of Guadalcanal. This study discussed the Japanese military strategy in the Naval
Battle of Guadalcanal in 1942. This study used qualitative research methods in order to
describe the military strategy used by Japan in the case studies taken. The results of this
study indicates that Japan chose an offensive military strategy against the United States,
although suffered defeat in the end.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Candini Candanila
"Shanghai Cooperation Organisation (SCO) merupakan suatu kerjasama keamanan yang melibatkan Cina, Rusia, Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Kerjasama keamanan regional yang terbentuk pada tahun 2001 ini merupakan transformasi dari kerjasama The Shanghai Five yang terbentuk pada tahun 1996 dan beranggotakan seluruh anggota SCO kecuali Uzbekistan. Kerjasama SCO berfokus untuk memberantas terorisme, ekstremisme, dan separatisme yang kerap mengancam keamanan Cina, Rusia, beserta negara-negara Asia Tengah. Namun di balik isu keamanan non-tradisional yang diusung, ternyata Cina dan Rusia sebagai great power dalam kerjasama SCO memiliki kepentingan energi terhadap negara- negara Asia Tengah yang juga tergabung di dalamnya. Kepentingan energi Rusia dan Cina beserta kapabilitas nasional yang besar dari kedua negara great power tersebut tentunya memainkan peranan penting dalam pembentukan SCO maupun masa depan dari kerjasama keamanan tersebut. Usaha perluasan pengaruh di Asia Tengah maupun usaha untuk mengimbangi pengaruh Amerika Serikat di Asia Tengah merupakan faktor-faktor dominan yang menentukan interaksi Cina, Rusia, dan negara-negara Asia Tengah dalam kerjasama SCO.

Shanghai Cooperation Organisation (SCO) is a security cooperation that involves China, Russia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, and Uzbekistan. The regional security cooperation that was established in 2001 is a transformation of The Shanghai Five, a cooperation that was established in 1996 and involved all of the current member states of SCO, except Uzbekistan. SCO focuses on eliminating terrorism, extremism, and separatism, the most prominent threats for China, Russia, and the Central Asian states. Non-traditional threats are undeniably the main focus of SCO, however the involvement of China and Russia in this institution are driven by their interests in Central Asia related to energy security. China and Russia?s energy interest, as well as their national capability, play important roles regarding the establishment of SCO and the future of this security cooperation. The attempts to spread influence and to balance US? influence in Central Asia are the dominant factors that determine the interaction between China, Russia, and Central Asian states in the SCO.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Amien Madani
"Agresi Militer Belanda II (1948-1949) di Indonesia merupakan aksi militer yang mengundang banyak kecaman dari berbagai pihak. Penelitian ini membahas tentang pandangan dan pemberitaan Agresi Militer Belanda II (1948-1949) dari surat kabar Belanda, De Waarheid. Data yang digunakan adalah terbitan De Waarheid edisi Mei 1949-Desember 1949. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari menentukan topik, pengumpulan data (heuristik), verifikasi data, interpretasi, dan historiografi. Pada tahap interpretasi digunakan model framing Robert Entman (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat kabar De Waarheid memiliki corak pemberitaan yang cenderung menentang Agresi Militer II yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia. Selain itu, De Waarheid yang sekaligus surat kabar partai CPN (Communistische Partij van Nederland) menggunakan isu Agresi Militer Belanda II sebagai bahan kampanye partai CPN dalam pemilu. Simpulan dari penelitian ini adalah tidak semua pihak di Belanda setuju dengan aksi militer di Indonesia. Ada pihak yang menentang aksi militer Belanda di Indonesia. Salah satunya adalah partai komunis yang memanfaatkan isu tersebut untuk kepentingan partainya.

The Dutch Military Aggression II (1948-1949) in Indonesia was a military action that drew criticism from various parties. This study discusses the point of view and reports of Dutch Military Aggression II (1948-1949) from the Dutch newspaper, De Waarheid. The data in this study used De Waarheid’s issue of May 1949-December 1949 edition. This study used the historical method consisting of topic selection, source collection (heuristics), source verification, interpretation, and then historiography. At the interpretation stage, used the framing model Robert Entman (1993). The results of this study shows that De Waarheid newspaper has a reporting style that tends to against Military Aggression II by the Dutch to Indonesia. In addition, De Waarheid all at once the newspaper of the CPN party (Communistische Partij van Nederland) uses the issue of Dutch Military Aggression II as campaign material for the CPN party in the election. The conclusion of this research is that not all parties in the Netherlands agree with the military action in Indonesia. There are those who oppose the Dutch military action in Indonesia. One of them is the communist party who uses the issue for the benefit of his party."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shuhsi, Hsu
Shanghai: Kelly & Walsh, 1938
951.042 SHU j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Hayati
"ABSTRAK
Militer Jepang adalah sebuah kekuatan besar yang sangat sulit ditandingi pada masa awal Perang Dunia II. Persenjataan militer Jepang yang lengkap dan kuat, menjadikan Jepang berani menyerang pangkalan armada Amerika di Pearl Harbor. Serangan Pearl Harbor yang terjadi pada 7 Desember 1941, menandai pecahnya Perang Pasifik sebagai bagian dari Perang Dunia II. Penelitian ini membahas tentang awal kekalahan militer Jepang yang terjadi dalam pertempuran Midway yang berlangsung pada 4-7 Juni 1942. Pertempuran Midway adalah sebuah pertempuran dalam Perang Pasifik yang menandai titik balik atau awal kekalahan militer Jepang saat terjadinya Perang Pasifik. Ekspansi yang dilakukan militer Jepang ke berbagai wilayah di Asia Pasifik terus mengalami kemenangan yang gemilang pada paruh awal tahun 1942, namun mengalami kekalahan telak untuk pertama kalinya pada pertempuran Midway. Setelah kekalahan dalam pertempuran Midway, kekuatan armada militer Jepang semakin lemah, kemudian disusul dengan banyak kekalahan yang membawa kehancuran di Pihak Jepang hingga akhirnya menyerah pada tahun 1945.

ABSTRACT
Japan 39 s military has such wide ranging powerful forces and thus were unattainable to be surpassed in the early period of World War II. The adequacy and complexity of Japanese military weaponry has roughly became the underlay in order to ambush the base of the American fleet at Pearl Harbor. The attack on Pearl Harbor which was occurred on December 7, 1941 has made the outbreak of Pacific War as a part of World War II. Therefore, this paper discusses the early segment of Japan 39 s military defeat that occurred in the Battle of Midway which took place on 4th to June 7th, 1942. The Battle of Midway has been determined as an inclusive battle of Pacific War that has been the turning point or the beginning of Japan 39 s defeat during the Pacific War. Expansion of Japanese military to various regions in Asia Pacific continues to gain complete victory in early half of 1942, but eventually suffered major breakdown for the first time at The Battle of Midway. On the aftermath, Japan 39 s enforcement was gradually getting overpowered, followed with any miscalculations that brought Japan into subjugation, until finally they were admitted defeat in 1945. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maudina Aisya
"Pada tanggal 4 Juni 1942, Angkatan Laut Jepang mengalami kekalahan atas Amerika Serikat dalam pertempuran di Pulau Midway, Hawaii, Samudra Pasifik. Pertempuran Midway merupakan titik balik Perang Pasifik. Dalam pertempuran Midway, Angkatan Laut Jepang kehilangan empat kapal tempur mereka yaitu Akagi, Kaga, Hiryu, dan Soryu. Kekalahan Jepang diakibatkan oleh berhasilnya intelijen Amerika dalam memecahkan informasi rahasia Angkatan Laut Jepang, sehingga pihak Amerika dapat mengantisipasi serangan dan menyerang kembali pihak Jepang. Keberhasilan intelijen Amerika memecahkan informasi rahasia adalah kegagalan besar bagi pihak intelijen Angkatan Laut Jepang. Kegagalan tersebut disebabkan oleh; (1) pihak Angkatan Laut Jepang yang mengesampingkan faktor intelijen dalam setiap operasi pertempuran, (2) terdapat kendala bahasa karena pihak intelijen Angkatan Laut Jepang tidak memiliki staf yang fasih berbahasa Inggris, (3) arogansi Angkatan laut Jepang yang didasarkan oleh kemenangan sebelumnya dalam Penyerangan Pearl Harbour, sehingga Angkatan Laut Jepang kurang waspada dalam persiapan operasi penyerangan Midway.

On June 4th, 1942 Japanese Navy was defeated by the United States in Midway Atoll, Hawaii, Pacific. The Battle of Midway was a Pacific War turning point. In the Battle of Midway, Japan lost her four battleship Akagi, Kaga, Hiryu, and Soryu. The loss was caused by United States Intelligence s success in breaking the Japanese Navy secret code. Hence, the United States Navy managed to surmount strike and did counterattacks against the Japanese Navy. The United States Intelligence s success in breaking the code is a big loss for Japanese Intelligence. The cause of the failures are; (1) the Japanese Navy underestimated their own intelligence in every battle operation, (2) there were language barriers because Japanese Navy intelligence did not have any staff who is fluent in English, (3) Japanese Navy was arrogant after their previous victories in Pearl Harbor attack, so the Japanese Navy was not vigilant in preparing for the Midway attack operation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Beijing: China International Press, 2010
R SIN 907.409 51 MEM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurachmi Yusriatun
"Penulisan dilakukan dengan cara menganalisa data-data yang dikumpulkan dari buku_buku dan tulisan yang berkaitan dengan masalah. Data-data mengenai kekuatan armada berdasar pada buku The Imperial Japanese Navy dan Nihon Kaigunshi (Sejarah Angkatan laut Jepang). Berdasarkan analisa dapat diuraikan mengenai aktivitas armada Angkatan Laut Jepang dalam pertempuran serta hal-hal yang mendorong keberhasilannya dalam setiap pertempuran. DaIam usia yang relatif lebih muda dan secara kwantitas armadanya kalah dibandingkan dengan Angkatan Laut Cina yang terkenal tangguh, hal tersebut tidak menghalangi Angkatan Laut untuk menang dalam pertempuran. Angkatan laut yang tangguh telah berhasil diciptakan Pemerintah Jepang (Pemerintah Meiji) sebagai realisasi semboyan Fukoku Kyouhei (Negara kaya Militer kuat). Kebutuhan akan tenaga manusia diperoleh dari para wajib militer yang sebagian besar merupakan keturunan samurai. Teknik-teknik kelautan, perkapalan, perang dan lain-lain dipelajari dari negara-negara barat seperti Inggeris, Perancis dan Belanda dengan cara mendatangkan para ahli ke Jepang dan mengirimkan orang-orang Jepang unutk belajar ke luar negeri. Dalam waktu kurang lebih 20 tahun telah terbentuk Angkatan Laut Jepang yang ketangguhannya terbukti dalam Perang Jepang - Cina ini. Kemenangan Pemerintah Jepang dalam perang tersebut telah membuat negara Jepang dipandang sebagai suatu kekuatan baru yang patut diperhitungkan oleh negara-negara imperialis barat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>