Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddu Junerivellino
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan jenis tindak ilokusi direktif dalam dialog Program Belajar Bahasa Jerman pada bab 11 dan jenis-jenis kalimat dari jenis tindak ilokusi direktif yang digunakan dalam dialog tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif, sebab data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data-data pustaka dan internet. Adapun metode yang digunakan dalam pemilihan data adalah secara acak atau random, dengan beberapa pertimbangan seperti tingkat menengah untuk tingkat kesulitan bahasa dan tema yang menarik.
Dalam penelitian ini, saya menemukan bahwa cara penggunaan jenis tindak ilokusi direktif dalam dialog adalah dengan meletakkankata kerja di awal untuk memerintah dan kata tanya di awal untuk bertanya. Namun, ada beberapa kata kerja yang digunakan untuk bertanya dengan meletakkannya di awal. Penentuan ini berdasarkan konteks yang sesuai dengan kondisi pada saat dialog tersebut diujarkan. Oleh karena itu, jenis kalimat direktif yang digunakan adalah kalimat perintah dan kalimat tanya, dengan persentase jumlah kalimat tanya yang lebih besar (9 kalimat).

This research aims to find out how the use of directive illocutionary act in dialogue chapter 11 of Learn German Program and what types of sentence that used in this illocutionary act. The method used in this research is qualitative method, because the data used is stem from literature and internet. The method used in the selection of the data is random, but with some consideration such as mid level of difficulty level of the language and interesting themes.
In this research, i found that this dialogue used directive illocutionary act by putting some verbs at the beginning of sentences for command sentence and by putting to be or verb in the beginning of sentence for question sentence. It based on the context in accordance with the condition at the time the dialogue is utterance. Therefore, the types of sentence used in this dialogue are question and command sentences, by question sentences as the most used (9 sentences)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Sholecha
"Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi tindak tutur ilokusi direktif yang ditemukan dalam cerita pendek di buku cerita anak berjudul “Zomer met Jip en Janneke”. Cerita pendek yang dipilih untuk dianalisa yaitu Heel Veel Ijsjes, Eerste Aardbeiein, De Meloen, Dat Geeft de Zon Gedaan, In de Tent, Strand, De Ogels Eten de Kersen Op, dan Teil. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk penyajian data analisis. Teori utama yang dipakai dalam studi ini adalah teori tindak tutur oleh Searle (1969). Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa ada total empat tindak tutur permintaan, dua tindak tutur saran, empat tindak tutur perintah, dua tindak tutur peringatan yang diidentifikasi melalui tokoh-tokoh dalam buku cerita. Hasil selanjutnya juga menunjukkan bahwa buku cerita anak Zomer met Jip en Janneke mengandung tindak tutur ilokusi direktif dengan jenis permintaan, saran, perintah, dan peringatan yang penggunaan masing-masing jenis dipengaruhi konteks beserta status sosial penutur dan mitra tutur. Hal ini merefleksikan hubungan orang dewasa dan anak-anak. Orang dewasa memiliki kendali lebih terhadap anak untuk mendidik dan melindungi sedangkan anak-anak membutuhkan tuntunan orang dewasa akan apa yang mereka inginkan atau lakukan.

This research has the main aim to indetinfy illocutionary speech act in the type of directive speech act found in children book story entitled “Zomer met Jip en Janneke”. The short stories selected from the book are Heel Veel Ijsjes, Eerste Aardbeiein, De Meloen, Dat Geeft de Zon Gedaan, In de Tent, Strand, De Ogels Eten de Kersen Op, and Teil. This research applied qualitative research method to present the data analysis. The ground theory used in this study is the theory of speech act by Searle (1969). The results of this study shows that there are four types of directive speech acts found in the selected short stories that consist of four requesting speech acts, two advising speech acts, four commanding speech acts, and two warning speech acts. The types of directive speech acts are found from the characters portrayed in the stories. Another result shows that the use of the mentioned directive speech acts is related to the context and social status between the speaker and listener. This further portrayed the relationship between adults and children where adults have the authorities to educate and protect children while children need the adults’ supervision in guiding them towards their desire and behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqi Khoiriyan Wanhar
"Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dalam interaksi dan komunikasi secara verbal. Dalam hal ini tentunya Bahasa mempunyai kaitan yang erat dengan proses komunikasi karena tidak ada satupun peristiwa komunikasi yang tidak melibatkan bahasa. Film merupakan cerita penggambaran kehidupan sehari-hari yang menyajikan konflik kehidupan tertentu. Dialog dalam film merupakan sarana verbal utama yang digunakan untuk mengungkapkan pesan melalui film salah satunya mengenai ungkapan tuduhan. Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan strategi tindak ilokusi tuduhan yang dilakukan tokoh Bu Tedjo pada dialog film pendek Tilik karya Ravacana Film. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menganalisis penggunaan bahasa dalam tuturan dialog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak ilokusi menuduh disampaikan dengan menggunakan kategori tindak tutur expressive accusing yang disertai dengan tindak tutur assertive stating sebagai wujud dari upaya meyakinkan tuturan tuduhan. Tuturan tuduhan tokoh Bu Tedjo disampaikan dalam dua bentuk tuturan, yakni tindak tutur langsung yang dengan mematuhi prinsip kerjasama Grice dan tindak tutur taklangsung yang tidak mematuhi prinsip kerjasama Grice. Penggunaan tindak tutur taklangsung yang produktif mencapai 62.5% dalam dialog menunjukkan ciri-ciri strategi tutur menuduh pada orang Jawa yang bergosip dalam film Tilik.

In everyday life, humans are involved in verbal interaction and communication. In this case, of course, language has a close relationship with the communication process because there is not a single communication event that does not involve language. Film is a story depicting everyday life that presents certain life conflicts. Dialogue in films is the main verbal means used to express messages through films, one of which is the expression of accusations. The purpose of this study is to describe the strategy of the illocutionary act of accusations carried out by the character of Bu Tedjo in the dialogue of the short film Tilik by Ravacana Film. This study uses a qualitative descriptive research method to analyze the use of language in dialogue. The results showed that the illocutionary act of accusing was conveyed by using the category of expressive accusing speech act accompanied by assertive stating as an effort to convince the accusation. The accusations made by Mrs. Tedjo are presented in two forms, namely direct speech acts that comply with Grice's cooperation principle and indirect speech acts that do not comply with Grice's cooperation principle. The productive use of indirect speech acts reached 62.5% in the dialogue, showing the characteristics of the accusing speech strategy of the gossiping Javanese in the film Tilik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Nabilla
"Skripsi ini membahas tentang tindak ilokusi direktif pada percakapan antartokoh dalam novel Emil und die Detektive. Novel Emil und die Detektive merupakan novel karya Erich Kästner yang ditulis pada tahun 1935. Dalam penelitian ini, penulis meneliti jenis tindak ilokusi direktif yang terdapat dalam novel serta memaparkan sejauhmana tindak ilokusi direktif dapat mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam menganalisis data, penulis mengacu pada teori tindak tutur menurut Searle, situasi tutur menurut Leech, dan prinsip kerja sama menurut Grice. Temuan dari penelitian ini adalah tidak semua tindak ilokusi direktif berhasil memengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan yang diharapkan oleh penuturnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh situasi tutur yang melatarbelakangi suatu percakapan dan kurangnya kontribusi penutur atau mitra tutur dalam suatu percakapan.

This research explores directive illocutionary in the dialogue between characters in the novel Emil und die Detektive written by Erich Kästner. Through this research, the writer observes whether the use of utterance in the dialogue between characters reach its purpose. The method used in this research is descriptive qualitative. The writer analyses the dialog by applying Searle's speech act theory, Leech's aspects of speech situation, and cooperative principles by Grice. This research finds that not all of directive illocutionary able to make communication partner doing what speaker ask. It is related to speech situation and contribution between speaker and the communication partner.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nathasyah Putri
"Penelitian ini membahas tindak tutur ilokusi direktif antartokoh dalam film De Slag om de Schelde. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan memaparkan bentuk kalimat dan fungsi dari tindak tutur ilokusi direktif yang dituturkan antartokoh dalam film itu, terutama tokoh utama yang berperan sebagai anak, kakak, teman, dan pegawai pemerintah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur ilokusi direktif Searle (1969). Penelitian ini juga mengkaji bentuk tuturan ilokusi direktif yang ditemukan dalam film itu dengan menganalisis struktur kalimat direktif berdasarkan jenis kalimat bahasa Belanda dalam Algemene Nederlands Spraakkunst (https://e-ans.ivdnt.org/). Data diambil dari tuturan setiap tokoh pada film De Slag om de Schelde yang diperoleh dari Netflix. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 bentuk kalimat dalam bahasa Belanda yang digunakan sebagai tuturan ilokusi direktif, yakni kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Kemudian, terdapat 5 fungsi dari tuturan tokoh-tokoh, yaitu pertanyaan, permohonan, nasihat, larangan, dan persyaratan.

This study discusses directive illocutionary speech acts between characters in the film De Slag om de Schelde. The method used is descriptive qualitative with the aim of explaining sentence forms and functions of directive illocutionary speech acts spoken between characters in the film, especially the main character who acts as a child, sister, friend, and government employee. The theory used in this research is Searle's directive illocutionary speech act theory (1969). This study also examines the forms of directive illocutionary speech found in the film by analyzing the structure of directive sentences based on the types of Dutch sentences in Algemene Nederlands Spraakkunst (https://e-ans.ivdnt.org/). The data is taken from the speech of each character in the film De Slag om de Schelde obtained from Netflix. The results of the study show that there are 4 forms of sentences in Dutch that are used as directive illocutionary speech, namely declarative, interrogative, imperative, and exclamative sentences. Then, there are 5 functions of the speech of the characters, namely questions, requests, advice, prohibitions, and requirements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Alifa Rania
"Iklan merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran yang menarik untuk diteliti, terutama dari segi penulisan dan penggunaan bahasa agar penyampaiannya lebih menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam brosur iklan. Korpus data yang digunakan untuk penelitian ini adalah brosur milik IKEA Jerman edisi Schlafzimmer (kamar tidur) terbitan tahun 2021 yang diperoleh secara daring melalui situs resmi IKEA (https://www.ikea.com/de/de). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan metode penelitian kuantitatif dan analisis deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur milik John Searle (1983) untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penemuan empat bentuk tindak tutur ilokusi, yaitu asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Kemudian ditemukan juga delapan fungsi dari bentuk tindak tutur ilokusi, yaitu menyatakan, mengklaim, memerintah, menasihati, merekomendasi, menjanjikan, menawarkan, dan berterima kasih.

Advertising is a form of marketing strategy that has been considered an interesting object to study, especially from the way it is written and its use of language. This study aims to identify the forms and functions of illocutionary speech acts found in an advertising brochure. The data corpus chosen for this study is IKEA Germany’s Schlafzimmer online brochure, published in 2021. The brochure is procured through IKEA’s official website (https://www.ikea.com/de/de). This study uses qualitative approach and is supported by quantitative method as well as descriptive analysis method. This study uses John Searle’s (1983) speech act theory to identify the forms and functions of illocutionary speech acts. Results show there are four forms of illocutionary speech act found in the data corpus, namely assertive, directive, commissive, and expressive. Eight types of functions of illocutionary speech are also found, namely stating, claiming, ordering, advising, recommending, offering, and thanking."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tullisan ini membahas kajian tindak tutur direktif dalam wancana bahasa Jepang yang menekankan pada segi pragmatik, yang berhubungan dengan tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi, yang ditandai oleh verba yarimorai (VYM), yaitu kata kerja dengan makna 'memberi' dan 'menerima. Pada bahasa Jepang VYM terdiri atas tujuh bentuk, lima mempunyai arti 'memberi', yaitu yarimasu, agemasu, sashiagemasu, kureru, kudasaru..."
MET 12:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Alievia Widyaningrum
"Film merupakan media audio visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan melalui dialog antartokohnya. Film pendek berbahasa Jawa berjudul Ubag-ubeg digunakan sebagai sumber data penelitian ini dengan melihat tuturan antartokoh sebagai data. Tuturan tokoh Bu Marni kepada pekerjanya dalam film ini memunculkan permasalahan terkait kategori tuturan yang disampaikan karena adanya perbedaan status mereka. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tuturan Bu Marni yang memiliki makna direktif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Tindak Tutur Searle (1979) yang dikembangkan dalam Rahyono (2012) dan Ibrahim (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 tuturan direktif Bu Marni, tuturan commanding ‘memerintah’ merupakan tuturan dominan karena muncul sebanyak 8 kali, diikuti oleh requesting ‘meminta’ sebanyak 3 kali, dan ordering ‘memesan’ sebanyak 1 kali. Kesimpulan penelitian menunjukkan jika tuturan antara pemberi kerja dan pekerja sebagai penutur dewasa umumnya berbentuk memerintah dengan sifat Modus Imperatif yang menyatakan maksud secara langsung dan tidak berbelit-belit agar pekerja dapat segera memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pemberi kerja.

Film is an audio-visual media that can be used to convey messages through dialogue between characters. A short film in Javanese entitled Ubag-ubeg is used as a data source for this research by looking at the speeches between characters as data. The speech of Mrs. Marni's character to her workers in this film raises problems related to the category of speech delivered because of their different status. Therefore, the purpose of this study is to describe Bu Marni's inner speech which has a directive meaning. This study uses a qualitative descriptive method with Searle's (1979) speech-action theory which was developed in Rahyono (2012) and Ibrahim (1993). The results showed that of the 12 directive utterances of Mrs. Marni in the film, commanding 'to order' is the dominant directive speech act category, in addition to the category of requesting 'asking'. The conclusion of the study shows that the utterances between employers and workers are generally in the form of explicit performatives because of the 12 directive utterances, 8 utterances are commanding utterances 'to command', which express intent directly and without convoluted so that workers can immediately understand what the employer wants to convey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Yulihana
"Penelitian ini menganalisis bentuk direktif bahasa Jepang langsung dan tidak langsung yang terjadi di perusahaan Jepang, yang diamati dari drama Hanzawa Naoki secara kualitatif yang didasari oleh tindak tutur tidak langsung Searle, batasan dari skala ketidaklangsungan Takahashi, dan dihubungkan dengan konsep Ie dan unsur-unsur sosial yang terkandung di dalamnya. Hasil menunjukkan bahwa pada perusahaan Jepang, direktif langsung lebih banyak digunakan daripada direktif tidak langsung. Akan tetapi karena dilatari oleh sistem sosial Ie, seorang subordinat tidak seperti superior, tidak memiliki bermacam pilihan pola direktif langsung untuk digunakan terhadap superior.

The focus of this study is Japanese directive forms, both direct and indirect that take place in workplaces in Japan, observed qualitatively from Japanese drama Hanzawa Naoki using Searle’s indirect speech act as the main reference, Takahashi's indirectness scale, and the concept of Ieincludes social norms consist in the concept of Ie. The result shows that in workplace in Japan direct directive is used more frequent than indirect directive. However, because of the social system of Ie, a subordinate cannot be like an superior, he/she doesn't have any direct directive form option except Ie kudasai to be expressed to his/her superior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyah Kurnia
"Penelitian ini membahas tindak tutur ilokusi direktif dalam film Майор Гром: Чумной Доктор (Major Grom: Čumnoj Doktor) ‘Mayor Grom: Dokter Wabah’ dan implikasi penggunaannya dengan mengeksplorasi hubungan antara tindak tutur dan kelas sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan mengklasifikasikan jenis dan fungsi tindak tutur direktif pada sebuah film yang mengangkat tema superhero. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur milik John Searle. Penyajian hasil analisis data menunjukkan terdapat total 23 tuturan ilokusi direktif dari 18 potongan percakapan film Майор Гром: Чумной Доктор (Major Grom: Čumnoj Doktor) ‘Mayor Grom: Dokter Wabah’. Ada 5 tuturan direktif yang diujarkan oleh tokoh-tokoh yang tergolong kaum elite, 2 jenis persyaratan, 2 jenis nasihat, dan 1 jenis permohonan. 10 tuturan direktif yang diujarkan oleh tokoh-tokoh yang tergolong kelas menengah, 6 termasuk jenis persyaratan, 3 jenis larangan, dan 1 jenis permohonan. 7 tuturan direktif yang diujarkan oleh tokoh-tokoh yang tergolong kelas pekerja, 5 termasuk jenis permohonan dan 2 jenis persyaratan. 1 tuturan direktif yang diujarkan oleh tokoh yang tergolong kelas bawah di bidang ekonomi termasuk ke dalam jenis permohonan.
This study discusses the directive illocutionary speech act in the film Майор Гром: Чумной Доктор (Major Grom: Čumnoj Doktor) ‘Major Grom: Plague Doctor’ and the implications of its use by exploring the relationship between the speech act and social class. The study aims to identify, describe, and classify the types and functions of directive speech acts in a film with a superhero theme. The research method employed is descriptive qualitative using John Searle's speech act theory. The results of the data analysis showed that there were total of 23 illocutionary directives from 18 conversations in the film Майор Гром: Чумной Доктор (Major Grom: Čumnoj Doktor) ‘Major Grom: Plague Doctor’. Of these, 5 directive speech acts were performed by the elites, 2 types of requirements, 2 types of advice, and 1 type of request. 10 were performed by the middle class, 6 including requirements, 3 prohibitions, and 1 request. 7 were performed by the working class, 5 including types of requests and 2 types of requirements. 1 were performed by the lower class in the economic field and is included in the type of request."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>