"Martinus Nijhoff adalah seorang penyair asal Belanda yang terkenal akan puisinya yang sederhana. Namun, dibalik kesederhanaan dalam padanan katanya, terdapat proses yang begitu panjang. Terkadang untuk membuat sebuah kalimat, Nijhoff memerlukan waktu dua bulan. Setelah itu, Nijhoff masih mengubah dan memperbaharui kembali puisinya. Meskipun begitu, Nijhoff berperan penting dalam tataran sastra Belanda. Terdapat beberapa karya sastra yang telah dipublikasikannya, salah satunya adalah De Dichter dalam bundel Nieuwe Gedichten (1934). Puisi De Dichter merupakan salah satu karyanya yang mengalami perubahan ekstrim. Terdapat tiga versi yang berbeda yang ditulis pada tahun 1933, 1934 dan 1937. Perbedaan dalam ketiga puisi tersebut dapat dilihat melalui gaya bahasanya. Dari ketiga puisi ditemukan gaya bahasa yang paling sering muncul adalah personifikasi dan repetisi, tetapi yang paling dominan adalah personifikasi. Personifikasi yang menarik dari ketiga puisi tersebut adalah vogels (burung) yang digambarkan sebagai pemberi inspirasi, tetapi mengalami hambatan dalam menyampaikannya kepada penyair. Selain vogels, hal menarik lainnya adalah penyebutan kata ?Tuhan?. Dalam De Dichter (1933) dan (1937) kata ?Tuhan? diungkapkan secara implisit, sedangkan dalam De Dichter (1934) diungkapkan secara eksplisit.
Martinus Nijhoff is a Dutch poet who is famous with his simple poem. But, behind of the simple poem, for him it took a long time to make it. Sometimes he needed about two months to make a sentence. After that, he needed to change and renewen the poem, so it took a long process to make a poem. However, Nijhoff has a big contribution in Dutch literature. There are some works which are already published, one of them is the poem entitled De Dichter in bundle of Nieuwe Gedichten (1934). De Dichter is one of his poems that has extreme changes. There are three versions which already published in 1933, 1934 and 1937. The differences in the poem can be seen through the style of language. The style of language that most often appears is personification. The interesting thing in personification is vogels (birds) which is described as the inspirational. But as the inspirational, vogels faced obstacles to tell it to the poet. Another interesting thing is the mention of God. In De Dichter (1933) and De Dichter (1937), God is implicitly expressed whereas in De Dichter (1934) explicitly disclosed."
[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library