Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Atika Zairina
"ABSTRAK
Pendahuluan: Braket ortodonti merupakan komponen penting dalam piranti
ortodonti cekat karena menghantarkan gaya dari kawat ke struktur gigi dan jaringan
pendukungnya sehingga terjadi pergerakkan gigi. Komposisi logam dan proses
manufaktur braket Stainless Steel mempengaruhi sifat fisik dan mekanis, salah
satunya kekerasan dan kekuatan. Tetapi, beberapa pabrik mengurangi biaya produksi
dengan mengabaikan proses manufaktur yang sesuai dengan standarisasi. Hal ini
dapat menyebabkan deformasi slot braket khususnya saat diaplikasikan gaya torque.
Deformasi slot braket dapat mengurangi besar gaya torque yang akan dihantarkan ke
gigi dan jaringan pendukungnya sehingga hasil perawatan tidak efektif dan efisien.
Beberapa braket Stainless Steel yang beredar dipasaran masih diragukan kualitasnya
dalam perawatan ortodonti.
Tujuan: Untuk membandingkan besar gaya torque akibat sudut puntir 300dan 450
kawat Stainless Steel serta deformasi slot permanen akibat gaya torque tersebut antara
kelompok merk braket (3M, Biom, Versadent, Ormco dan Shinye).
Metode Penelitiian: Lima puluh braket Stainless Steel edgewise dari 5 kelompok
merk braket (n=10) di lem ke akrilik. Masing-masing braket dilakukan pengukuran
tinggi slot dengan mikroskop stereoskopi, lalu diaplikasikan puntiran kawat melalui
alat yang sudah dibuat pada penelitian ini sehingga diperoleh besar gaya torque.
Setelah uji torque, dilakukan kembali pengukuran tinggi slot braket. Deformasi slot
pemanen dihitung dari selisih dua tahapan pengukuran tinggi slot yaitu sebelum dan
sesudah aplikasi gaya torque
Hasil: Analisis statistik menunjukkan perbedaan bermakna besar gaya torque pada
sudut puntir 300 dan 450 antara Biom dan Shinye dengan Omrco. Gaya torque paling
besar yaitu pada merk braket 3M (300= 442,12 gmcm dan 450= 567,99 gmcm) ,
sedangkan yang terkecil adalah Biom (300= 285,50 gmcm, 450=361,38 gmcm).
Perbedaan deformasi slot braket terjadi hampir pada semua kelompok merk braket.
Deformasi slot braket hanya terjadi pada merk braket Biom (2,82 µm) dan Shinye
(2,52 µm).
Kesimpulan: Bentuk geometri slot, komposisi, proses manufaktur braket Stainless
Steel dan sudut puntir kawat mempengaruhi besar gaya torque. Komposisi AISI 303
dan 17-4 PH serta proses manufaktur melalui MIM menghasilkan deformasi slot
braket yang kecil dan secara klinis tidak signifikan.

ABSTRACT
Introduction: Orthodontic bracket is an important component in fixed orthodontic
appliances for distributing force to the structure of the tooth and its supporting
tissues, causing tooth movement. Alloy composition and manufacturing process
Stainless Steel bracket affects the physical and mechanical properties, one of which
hardness and strength. However, some manufacturers reduce costs at the
manufacturing process in accordance with standards. This can cause deformation of
the bracket slot especially when applied torque force. In addition, slot deformation
can reduce the torque force that will be transmitted to the tooth and its supporting
tissues so that the treatment is ineffective and inefficient. Therefore, some Stainless
Steel brackets quality in the market is still questionable for orthodontic treatments.
Objective: To determine the deformation of the bracket slot of five brands (3M,
Biom, Versadent, Ormco and Shinye) due to the force Stainless Steel wire with
torsional angle of 45° and the amount of torque force with torsional angle of 30° and
45°.
Methods: Fifty Stainless Steel Edgewise brackets from five bracket groups brands (n
= 10) is attached onto an acrylic. Each bracket slot height was measured with a
microscope stereoscopy, then applied torsion wire through torque apparatus that has
been made for this study to obtain the amount of torque force. Once the torque test
has been done, then the width of bracket slot is re-measured. Deformation slot
calculated from measurements of height difference between before and after the
torque test.
Results: Statistical analysis shows differences in slot bracket deformation in all group
of bracket brands. But, clinically permanent slot deformation deformation occurs only
on Biom (2.82 µm) and Shinye (2.52 µm). Repeated measure ANOVA comparison
showed significant differences in the amount of torque at torsion angle of 300 and 450
between Biom and Shinye with Omrco. The 3M transmitted highest load (300 =
442,12 gmcm and 450 = 567,99 gmcm), while the lowest is Biom (300 = 285,50
gmcm and 450 = 361,38 gmcm).
Conclusion: Stainless Steel bracket slot deformation is influenced by several factors
specifically geometry bracket slot, the composition of the metal, manufacture and
torsional angle wire. Alloy composition of AISI 303 and 17-4 PH and manufacture by
the method of metal injection molding (MIM) has the smallest deformation."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerra Maulana
"ABSTRAK
Maloklusi merupakan salah satu permasalahan yang paling banyak ditemukan dalam dunia kesehatan. Penggunaan braket ortodontik bertujuan untuk mengendalikan serta memperbaiki posisi rahang agar pengaruh dari maloklusi dapat dikurangi secara perlahan. Selama ini produksi braket ortodontik masih dilakukan secara impor. Dari sini munculah pembahasan untuk dapat memproduksi braket ortodontik secara nasional atau disebut sebagai behel nasional. Dari penilitian yang telah dilakukan ditahun sebelumnya, digunakan material jenis logam berupa Baja Tahan Karat 17-4PH. Untuk proses manufaktur behel tersebut, digunakan proses investment casting. Namum dari proses investment casting ini ditemukan bahwa hasil braket yang didapatkan memiliki permukaan yang kasar sehingga memerlukan pemrosesan akhir lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan proses manufaktur lain yaitu metal injection molding. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk meningkatkan laju penghilangan binder melalui proses solvent debinding dengan perlakuan agitasi serta kondisi vakum yang kemudian dibandingkan dengan kondisi normal.Hasil percobaan menunjukan bahwa dengan dilakukannya perlakuan agitasi akan memingkatkan laju penghilangan binder secara signifikan akibat adanya mekanisme pengadukan yang menyebabkan kemungkinan tumbukan antar partikel meningkat. Kemudian dengan kondisi vakum laju penghilangan binder sedikit lebih baik dari kondisi normal dengan mekanisme yang mirip dengan pengadukan, namun dengan harus dilakukannya penambahan pelarut secara berkala akibat titip uap pelarut yang menurun dalam kondisi vakum. Tidak ditemukan adanya crack atau cacat pada permukaan dengan adanya peningkatan laju penghilangan binder melalui dua perlakuan tersebut.

ABSTRACT
Malocclusion is one of the most common problems in the medical field. The use of orthodontic brackets aims to control and improve the position of the jaw so that the influence of malocclusion can slowly be reduced. Until now, brackets production is still done by imports. From here comes the discussion to produce an orthodontic bracket nationally. Our latest research used Stainless Steel 17 4PH as the material and investment casting as the manufacturing processes. However, it is obtained that investment casting result have rough surfaces that require further processing end. Therefore, it is necessary to study other manufacturing processes for brackets production, namely metal injection molding. In this study, we conducted an experiment to enhance binder removal rate through the process of solvent debinding treatment with agitation and under vacuum. Then the results compared to the normal conditions.The experimental results showed that agitation treatment will enhance binder removal rate significantly due to the stirring mechanism that causes the possibility of collisions between the particles increases. Then the binder removal rate on the vacuum treatment conditions is little better than normal conditions by a mechanism similar to stirring, but with the addition of a solvent to be done on a regular basis due to the decline of the solvent boiling point under vacuum conditions. There were no cracks or defects found on the surface with an increased rate of binder removal through the two treatments."
2017
S66516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martyn Suprayugo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pH minuman kemasan terhadap gaya
regang power chain. Digunakan 28 power chain merk ormco, tipe tertutup, bening, yang
diregangkan pada 2 titik berjarak 40 mm pada plat akrilik dan direndam dalam larutan teh
botol, buavita, coca cola dan aquades. Gaya regang (grf) power chain diukur menggunakan
force gauge dan dicatat gaya awal, setelah 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 168 jam dan 336
jam perendaman. Terjadi penurunan gaya regang power chain yang signifikan, namun tidak
terdapat perbedaan signifikan terhadap setiap waktu perendaman dalam perbedaan pH larutan
teh botol, buavita, coca cola dan aquades.

ABSTRACT
The aim of the study was to evaluate the effect of teh botol, Buavita, coca cola and distilled
water toward force decay of orthodontic power chain. Twenty eight power chains (Ormo,
closed type, tranparant) were fixed on acrylic framework (40 mm of distance) and immersed
in teh botol, buavita, coca cola and distilled water. Force decay were measured using tension
gauge (grf) and recorded at initial force, 1 hour, 24 hour, 42 hour, 72 hour, 168 hour and 336
hours of immersion. There was a decrease of force, however acidity did not influence force
degradation of power chain statistically."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristy Riyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan minyak eucalyptus 75 dan eucalyptol 100 dalam menurunkan kuat rekat geser bahan adesif bis-GMA pada debonding breket metal. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik. Sejumlah tiga puluh gigi premolar atas dibagi secara acak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok minyak eucalyptus, kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol. Gigi premolar direkatkan dengan braket Gemini 3M Unitek, Monrovia menggunakan resin adesif Transbond XT 3M Unitek, Monrovia . Kelompok minyak eucalyptus, kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol masing-masing dioles minyak eucalyptus 75 Naga Mas, Indonesia , eucalyptol 100 Cerkamed, Poland dan akuades di sekitar braket selama 10 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol p.

ABSTRACT
This study conducted to examine the ability of 75 eucalytpus oil and 100 eucalyptol to decrease the shear bond strength and facilitate debonding of metallic bracket bonded with Transbond XT. The study design is experimental laboratoric study. Thirty upper premolar teeth were randomly divided into 3 groups control, eucalyptus oil group, and eucalyptol group. The premolar teeth were bonded with Gemini brackets 3M Unitek, Monrovia using Transbond XT 3M Unitek, Monrovia . Each groups were lubricated by 75 eucalyptus oil Naga Mas, Indonesia , 100 eucalyptol Cerkamed, Poland and aquades around the bracket for 10 minutes. There were a significant differences in shear bond strength between eucalyptol group and control group p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrati Tjiptobroto
"ABSTRAK
Pengukuran tinggi muka bawah (TMB) dari beberapa pasien anak-anak yang mempunyai gigitan dalam dengan rasio "upper face height terhadap lower face height" (rasio UFH/LFH) didapatkan nilai yang bervariasi. Padahal TMB merupakan salah satu faktor dalam tata laksana gigitan dalam dan pemilihan jenis alat retensi. Maka penelitian ini bertujuan apakah pada gigitan dalam tidak selalu dijumpai TMB yang menurun dan apakah sudut palatomandibular (sudut PP-MP) yang lebih kecil dari normal menunjukkan TMB yang menurun.
Penelitian ini berdasarkan analisa vertikal dari sefalometri ronsenografik lateral, yang dilakukan pada anak-anak Indonesia yang datang di Klinik Pasca Sarjana FKG-Ul. Kriteria sampel adalah anak-anak dengan tumpang gigit lebih dari 50%, hubungan molar satu K1. I Angle dan belum pernah dirawat ortodonsi.
Uji statistik terhadap rasio UFH/LFH dan sudut PP-MP dengan chi kuadrat didapatkan nilai xa sebesar 0,51 dan 0,183 pada p=0,05 dan df=1. Pengujian terhadap kelompok sudut yang normal dan menurun dimana masing--masing kelompok didapati nilai rasio UFH/LFH normal dan meningkat didapatkan nilai x2' sebesar 15,384 dan 9,782 pada p.=:0,05 dan df=1.
Hasil penelitian menunjukkan pada gigitan dalam didapati TMB yang 'normal dan menurun. Penafsiran TMB menurut rasio UFH/LFH selalu sama dengan sudut PP-MP. Dan sudut PP-MP yang kurang dari normal menunjukkan TMB yang menurun. Kedua parameter ini cukup sensitif dan konsisten dalam menggambarkan TMB. Dengan penggunaan kedua parameter ini diharapkan pengukuran TMB lebih akurat."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anie Lestari
"ABSTRAK
Tujuan perawatan ortodonsi diantaranya mendapatkan profil wajah yang optimal. Para ortodontis berpendapat bahwa posisi bibir merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai estetika wajah seseorang . Dalam upaya menegakkan diagnosa pada faktor estetika dan rencana perawatan ortodonsi sering timbul keraguan, karena saat ini masih dipakai norma standar ras Kaukasoid yang mungkin saja tidak sesuai untuk bangsa Indonesia. Seperti diketahui penilaian wajah cantik menarik sifatnya subjektif dan banyak dipengaruhi oleh perasaan, akan tetapi hasil perawatan yang diharapkan seharusnya bersifat subjektif dan objektif. Dengan demikian penilaian yang objektif dari masyarakat umum perlu sekali. Sebagai sampel, masyarakat Jawa dipilih secara acak oleh penulis dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini mendapatkan nilai posisi bibir pada wanita yang dipandang balk terhadap garis E dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa dan untuk mengetahui apakah nilai posisi tersebut sama dengan standar Kaukasoid yang diteliti oleh Chaconas .
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menanyakan kepada 76 responden suku Jawa terhadap penilaian 25 serf gambar profil wajah tentang posisi bibir yang dianggap baik.
Hasil penelitian menunjukkan 52.7 % responden memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm dan bawah 0 mm dari garis E. 23.7 % memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm bibir bawah + 1.4 mm . Penulis menyimpulkan bahwa posisi bibir yang dianggap baik dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa terhadap garis E Chaconas adalah - 0.58 mm untuk bibir atas dan 0 mm untuk bibir bawah . Posisi tersebut berbeda dengan standar Chaconas yaitu posisi bibir atas berada di depan nilai standar .
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati
"ABSTRAK
Pencabutan gigi untuk keperluan perawatan ortodonti telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Berkaitan dengan hal tersebut, maka telah dilakukan studi pendahuluan untuk melihat "Kecenderungan perawatan ortodonti dengan pencabutan gigi ditinjau dari faktor usia, jenis kelamin dan maloklusi " pada pasien ortodonti di Jakarta periode tahun 1993 - 1995.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ortodonti dengan pencabutan cenderung meningkat pada periode tersebut, meskipun prosentasenya masih dalam rentangan 25 % - 85 % . Pasien perempuan jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki. Pada penelitian ini terlihat bahwa kelompok umur 13-17 tahun adalah yang terbanyak mendapat perawatan ortodonti dan maloklusi yang terbanyak dijumpai adalah maloklusi klas I .
Angka prevalensi dan data-data yang diperoleh memperlihatkan bahwa pencabutan cukup sering menjadi pilihan dalam melakukan perawatan ortodonti, meskipun pasien masih berusia muda dan maloklusi bersifat dental."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferani Lemanda
"ABSTRAK
Tujuan : Membandingkan pembentukan biofilm Streptococcus mutans pada breket ortodontik dengan bahan stainless steel 17-4 PH, antara breket yang diimpor, beredar dan digunakan di Indonesia, dibandingkan dengan breket desain baru inovasi Prasetyadi et al 2017.Metode : Pembentukan pelikel saliva pada permukaan breket sebagai lapisan conditioning. Pengujian adhesi bakteri S.mutans yang dilakukan pada kedua jenis breket. Parameter waktu yang digunakan pada pengujian adhesi bakteri adalah 3 jam dan 24 jam. Bakteri S.mutans yang melekat pada breket diberi perlakuan dengan Trypsin EDTA, dan dihitung jumlah total colony forming unit.Hasil : Total CFU S.mutans dalam 3 jam pada kelompok breket impor dan desain baru adalah 1,55x105/mldan 3,81x105/ml. Total CFU S.mutans dalam 24 jam pada kelompok breket impor dan desain baru adalah 1,24x106/ml dan 1,92x106/ml Kesimpulan : Terdapat peningkatan pembentukan biofilm Streptococcus mutans seiring dengan waktu, yaitu 3 jam dan 24 jam, pada kelompok breket impor dan desain baru. Pembentukan biofilm S.mutans pada breket ortodontik stainless steel 17-4 PH desain baru lebih tinggi daripada breket impor, baik 3 jam maupun 24 jam.

ABSTRACT
Objectives To compare Streptococcus mutans biofilm formation on stainless steel 17 4PH orthodontic bracket, between imported,widely used brackets in Indonesia, and newly designed brackets.Method S.mutans biofilm was allowed to form in vitro, on both groups of imported and new design brackets, with prior formation of early salivary pellicle. The brackets were incubated in anaerobic environment for 3 hours and 24 hours as to perform initial biofilm formation. Bacterias were detached from the bracket surfaces with Trypsin EDTA solution treatment, plated on BHI Agar, then the total colony forming units CFU ml were quantified.Results Total CFU of S.mutans in 3 hours on imported and new design brackets are 1,55x105 ml and 3,81x105 ml. Total CFU of S.mutans in 24 hours on imported and new design brackets are 1,24x106 ml and 1,92x106 ml respectively.Conclusion Streptococcus mutans biofilm formation increases with time, at interval 3 hours to 24 hours, on both groups. S.mutans biofilm formation were higher on new design brackets group, both on 3 hours and 24 hours time interval."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Nurindah Sari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Psikososial merupakan kondisi yang meliputi aspek psikis dan sosial. Estetika wajah dapat menentukan perlakuan sosial yang diterima seorang individu dari lingkungannya. Gigi-geligi merupakan komponen penting dalam estetika wajah. Susunan gigi-geligi buruk dapat mengakibatkan berbagai masalah terkait fungsi maupun psikososial, namun dapat diatasi oleh perawatan ortodonti. Meskipun demikian, seringkali individu belum sadar akan kebutuhan perawatan ortodontinya. Ditemukan kontradiksi pada berbagai hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan status psikososial dan kebutuhan perawatan ortodonti, terutama pada usia remaja. Tujuan: Mengetahui hubungan status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti menggunakan PIDAQ dan IOTN pada siswa SMAN 27 Jakarta Pusat. Metode: Dilakukan penelitian potong lintang pada 95 remaja. Diberikan kuesioner PIDAQ untuk mengetahui status psikososial dan IOTN-AC untuk mengetahui kebutuhan perawatan ortodonti secara subjektif, serta digunakan IOTN-DHC untuk mengetahui kebutuhan perawatan ortodonti secara objektif. Hasil: Nilai signifikansi uji chi-square antara status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-AC yaitu p = 0,001 dan nilai signifikansi uji chi-square antara status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-DHC yaitup = 0,140. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status psikososial berdasarkan PIDAQ dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-AC dan tidak terdapat hubungan antara status psikososial berdasarkan PIDAQ dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-DHC pada siswa SMAN 27 Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Background: Psychosocial is a condition involves psychological and social aspects. Facial aesthetics affects how someone is treated by their surrounding. Teeth arrangement is an important component in facial aesthetics. Misaligned teeth often cause various problems, but can be overcome by orthodontic treatment. However, individuals are often not aware of their orthodontic treatment needs. Previous studies show contradictory results on association of psychosocial status and orthodontic treatment need. Objective: To determine whether psychosocial status associated with orthodontic treatment need using PIDAQ and IOTN in students of SMAN 27 Jakarta.Methods: This cross-sectional study comprised 95 adolescents. PIDAQ was given to assess psychosocial status and IOTN-AC was given to assess subjective treatment need. IOTN-DHC was used to assess objective treatment need. Results: The significance value of chi-square test between psychosocial status and orthodontic treatment need based on IOTN-AC is p = 0.001 and the significance value of chi-square test between psychosocial status and orthodontic treatment need based on IOTN-DHC is p = 0.140. Conclusion: There is an association between psychosocial status based on PIDAQ and orthodontic treatment need based on IOTN-AC and no between psychosocial status based on PIDAQ and orthodontic treatment need based on IOTN-DHC in students of SMAN 27 Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hamzah Sulaiman
"[ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap gaya regang power chain ortodontik dalam larutan saliva buatan. Digunakan 56 power chain merek Ormco, tipe tertutup, yang diregangkan dengan jarak 40 mm pada plat akrilik yang direndam dalam larutan saliva buatan dan akuades. Gaya regang (gf) diukur menggunakan correx meter force gauge pada sebelum dan sesudah 210 menit perendaman. Terjadi penurunan gaya regang yang berbeda bermakna (p<0,05) pada berbagai suhu. Pengaruh media perendaman larutan saliva buatan dan akuades menghasilkan penurunan gaya regang pada perlakuan suhu 23℃ yang berbeda bermakna (p<0,05), tetapi pada 4℃, 23℃ dan 55℃ tidak berbeda bermakna.

ABSTRACT
The objective of this study was to determine the effect of temperature toward tensile force of orthodontic power chain in artificial saliva. Specimens of 56 power chain (ormco, closed type) were stretched 40 mm on acrylic plate and immersed in artificial saliva and aquadest. Tensile force (grf) were measured using correx meter force gauge, recorded the initial and final force after 210 minutes of immersion. A decline in tensile force showed significant difference (p<0,05) at various temperatures. The effect of different immersion medium at 23°C resulted significant difference (p<0,05), but at 4°C, 37 ℃ and 55 ℃ did not differ significantly., The objective of this study was to determine the effect of temperature toward tensile force of orthodontic power chain in artificial saliva. Specimens of 56 power chain (ormco, closed type) were stretched 40 mm on acrylic plate and immersed in artificial saliva and aquadest. Tensile force (grf) were measured using correx meter force gauge, recorded the initial and final force after 210 minutes of immersion. A decline in tensile force showed significant difference (p<0,05) at various temperatures. The effect of different immersion medium at
23°C resulted significant difference (p<0,05), but at 4°C, 37 ℃ and 55 ℃ did not differ significantly.
]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>