Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jane Luvena Pietra
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi guided imagery untuk mengurangi kecemasan performa musikal kepada siswa-siswi musik yang mengalami kecemasan performa musikal dan akan menghadapi resital akhir. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang (2 perempuan dan 1 laki-laki) serta berada pada rentang usia antara 18-27 tahun. Kecemasan performa musikal diukur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini akan dilangsungkan sebanyak 6 sesi, dimana 2 diantaranya digunakan sebagai pengukuran pra-intervensi dan paska-intervensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat penurunan kecemasan diantara 3 partisipan yang diukur melalui kuesioner serta wawancara.

This study aimed to examine the effectiveness of guided imagery intervention program to reduce musical performance anxiety among music students, who has musical performance anxiety and will face the final recital. Participants in this study were 3 students (2 women and 1 man) and are in the age range between 18-27 years. Musical performance anxiety was measured using a questionnaire made by the researcher. In this study will be conducted as much as 6 sessions, where 2 of them are used as a measure of pre-intervention and postintervention. The results indicate that there is a decrease in anxiety among 3 participants, and were measured through questionnaires and interviews."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Ciptaningtyas
"Dalam olahraga, kecemasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi performa atlet dalam menghadapi pertandingan. Menurut Martens, Vealey, and Burton (1990), kecemasan terdiri dari aspek kognitif dan somatik yang mempengaruhi kondisi fisik dan pikiran ketika atlet mengalami kecemasan. kondisi tersebut dapat mengganggu atlet dalam menampilkan performa terbaiknya yang akhirnya dapat menyebabkan kekalahan. Tujuan dari penelitian adalah untuk menunjukkan bahwa program intervensi imagery, yang merupakan bentuk dari terapi kognitif dapat membantu atlet untuk mengatasi kecemasan kompetitifnya. Partisipan penelitian adalah dua orang atlet bulutangkis dewasa. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan kuesioner CSAI-2 untuk mengumpulkan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu partisipan mengalami penurunan kecemasan kognitif dan somatik, sedangkan partisipan lainnya, kecemasan kognitif meningkat namun kecemasan somatik tidak berubah. Selain itu ditemukan juga bahwa kedua partisipan mengalami penurunan kepercayaan diri pada alat ukur yang sama. Lebih lanjut peneliti melihat bahwa setelah mengikuti program, peserta lebih mudah menyadari pikiran yang membuatnya cemas ketika pertandingan berlangsung dan lebih mudah untuk mengontrol pikiran tersebut.

Anxiety is a factor influencing an athlete?s performance when facing a competition in sports. According to Martens, Vealey, and Burton (1990), anxiety consisted of cognitive and somatic aspects which would affect the physical and mind condition when an athlete is anxious. Such condition would retain the athlete from showing his/her best performance in a competition and might lead to a loss. This research aimed at showing that an intervention program could help athletes in overcoming their competitive anxiety using imagery technique, which is a form of cognitive therapy. The participants of the research were two adult badminton athletes. This research used interview and CSAI-2 questionaire to collect the data.
The study result indicated that one participant had lower cognitive and somatic anxiety after the program an the other showed higher cognitive anxiety and unchanged somatic anxiety. The research found that both participant had lower self confidence in a same measurement. Furthermore, the research found that after completing the program, the participants were more aware of their thoughts that made them anxious during the competition and they could control their thought better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Dea Paramita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara pemain musik klasik yang tampil secara solo, duo dan trio atau lebih dalam hal kecemasan performa musikal. Responden dalam penelitian ini adalah 90 murid sekolah musik di wilayah Jabodetabek yang pernah melakukan penampilan musik klasik. Kecemasan performa musikal diukur menggunakan alat ukur Kenny-Musical Performance Anxiety Inventory yang dikonstruksi dan dikembangkan oleh Kenny (2006). Hasil dari Penelitian ini adalah tidak adanya perbedaan tingkat kecemasan performa musikal yang signifikan antara pemain musik klasik yang tampil secara solo, duo, dan trio atau lebih.

The aim of this research is to find if there are any differences between classical music players who perform solo, duo, and trio or more in the matter of their musical performance anxiety. Respondents for this study are 90 music school students in Jabodetabek who has performed in a classical music performance. Musical Performance Anxiety is measured by Kenny-Musical Performance Anxiety Inventory constructed and developed by Kenny (2006). This research found that there is no level difference of musical performance anxiety between classical music players who perform solo, duo, and trio or more."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ramdhani
"ABSTRAK
Dalam olahraga, tuntutan yang besar dari lingkungan kompetitif akan menimbulkan kecemasan pada atlet. Kecemasan yang muncul sebagai respon dari tekanan kompetitif biasa disebut dengan kecemasan kompetitif (Mellalieu, Hanton & Fletcher, 2009). Satiadarma (2000) menjelaskan kecemasan pada atlet akan mengganggu performanya dalam sebuah pertandingan. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat penerapan imagery dan relaksasi progresif dapat mengatasi kecemasan kompetitif pada atlet sepak bola tingkat perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan pada tiga partisipan yang bertanding mewakili universitasnya dalam Liga ASMAJA. Peneliti menggunakan metode wawancara dan kuesioner CSAI-2R untuk mengetahui efektifitas penelitian.
Hasil kuesioner CSAI-2R menunjukkan dua partisipan mengalami penurunan pada skor kecemasan somatik dan kognitifnya, sedangkan satu partisipan tidak mengalami perubahan pada skor kecemasan somatik dan meningkat pada skor kecemasan kognitifnya. Selain itu, ditemukan dua partisipan mengalami peningkatan pada skor kepercayaan dirinya dan satu partisipan memiliki skor kepercayaan diri yang tetap. Meskipun begitu, berdasarkan hasil wawancara ketiga partisipan merasa imagery yang mereka lakukan membantu mereka menjadi lebih tenang, fokus dan percaya diri selama bermain.

ABSTRACT
In sport situation, competitive environment places many demands on participating athletes. This condition will cause anxiety on athletes. Anxiety that comes as a response to competitive demands called competitive anxiety (Mellalieu, Hanton & Fletcher, 2009). Anxiety would interfere athletes performance in a match (Satiadarma, 2000). This research aimed to showing that imagery and progresive relaxation intervention program could help college soccer athletes overcoming their competitive anxiety. The participants are three college athletes who were representing their university in Liga ASMAJA. This research used interviewing method and CSAI-2R questionaire to find effectiveness in intervention program.
Result from CSAI-2R indicated that two participant?s somatic and cognitive anxiety score decreased. Whereas one participant have same somatic anxiety score and increased cognitive anxiety score. Moreover, this study found that two participant?s self-confidence score increased and one participant have same score. Nevertheless, based on interviewing, three participants agreed that imagery intervention helped them to be more calm, focus and confidence in a match.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfasilah Darsandi
"Kecemasan umumnya terjadi pada pasien preoperasi karena takut akan prosedural, keadaan pascaoperasi atau kegagalan. Kecemasan berdampak terhadap keberlangsungan rencana tindakan operasi atau pascaoperasi, sehingga kecemasan sebagai indikator mutu pelayanan keperawatan harus teratasi. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengimplementasikan praktik keperawatan berbasis bukti (EBP) yaitu relaksasi guided imagery dan edukasi dalam mengurangi kecemasan pada pasien preoperasi.. Hasil implementasi didapatkan terdapat penurunan kecemasan pada pasien preoperasi. Skor kecemasan pasien diukur menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Intervensi berhasil menurunkan kecemasan pasien dari kecemasan sedang menjadi tidak cemas. Intervensi keperawatan mandiri non-farmakologi lainnya dapat dikembangkan dalam mengatasi kecemasan pada pasien persiapan operasi.

Anxiety is common in preoperative patients duet to fear of procedure, postoperative outcomes or potential failure. Anxiety impacts the continuity of surgical or postoperative action plans, therefore anxiety as an indikator of quality of nursing care must be resolved. This case report aims to implement evidence-based nursing practices specifically guided imagery relaxation and education, to reduce anxiety in preoperative patients. The implementation results showed a decrease in anxiety in preoperative patients. Patient anxiety scores were measured using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). The intervention successfully reduced patient's anxiety from moderate anxiety to none. Other non-pharmacological independent nursing interventions can be developed in overcoming anxiety in preoperative patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aristya Puspita Adi Wardhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari intervensi kognitif-perilaku dalam menurunkan kecemasan sosial pada siswa SMA di lingkungan akademik. Intervensi ini disusun berdasarkan tiga level tujuan intervensi kognitif-perilaku yang dikemukakan oleh Stallard (2005). Penelitian ini menggunakan mixed method design, yaitu dengan menggabungkan data secara kualitatif dan kuantitatif untuk melihat sejauhmana kecemasan sosial subjek penelitian sebelum dan setelah pemberian intervensi kognitif-perilaku. Data kualitatif diperoleh dengan wawancara terhadap subjek, guru dan teman sekolah dengan berpedoman pada tiga subskala kecemasan sosial dari La Greca dan Lopez (1998). Data kuantitatif diperoleh dengan mengukur tingkat kecemasan subjek menggunakan alat ukur Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) yang telah diadaptasi oleh Oktarani (2014).
Dari data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa intervensi kognitif-perilaku ini dapat menurunkan tingkat kecemasan sosial subjek di lingkungan akademik. Agar mendapatkan hasil penelitian yang optimal, penting untuk membangun kepercayaan terhadap subjek penelitian dan melibatkan orang lain di sekitar subjek saat intervensi dilakukan.

The intervention program based on three levels of cognitive-behavioral intervention objectives defined by Stallard (2005). This research study uses mixed method design, by combining data qualitatively and quantitatively to see the extent of social anxiety of the research participant before and after the cognitive-behavioral intervention is given. The qualitative data were obtained by interviewing the participant, participant's teachers, and participant's schoolmates. The interviewing guide is based on three social anxiety subscales defined by La Greca and Lopez (1998). Therefore, the quantitative data were obtained by measuring the level of anxiety of the participant using the Social Anxiety Scale for Adolescent (SAS-A) that had been adapted to Bahasa Indonesia by Oktarani (2014).
The result showed that cognitive-behavioral intervention can reduce the level of social anxiety of the participant in the academic environment. Building trust with the participant and involving other people around the participant-such as parents and teacher- are important in order to get the optimum research results.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Sri Melda Br
"PPola hidup merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit gagal ginjal kronik. Prilaku hidup tidak sehat di Masyarakat perkotaan di Indonesia sangat mempengaruhi terjadinya kasus gagal ginjal kronik. Hemodialisis adalah pengganti fungsi ginjal yang harus di jalani penderita gagal ginjal kronik seumur hidupnya, sehingga dapat menimbulkan stress dan kecemasan. Karya Ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis intervensi terapi psikologis teknik relaksasi guided imagery mengurangi kecemasan pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Ruang Rawat IPD, Lantai 7 Zona A, RSUP Ciptomangunkusumo. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus dan analisa penelitian yang telah ada. Hasil analisa yang didapat menunjukkan intervensi dengan guide imagery dapat menurunkan kecemasan. Teknik relaksasi adalah tindakan madiri perawat yang dapat diakukan kepada pasien yang mengalami masalah psikologis.

Unhealthy Life style is one of the leading cause of chronic kidney disease (CKD) among urban citiziens. Hemodialysis acting as the replacement of kidney function is a life time treatment for patient with CKD and often leads to stress and anxiety. This report aims to analyze physichological therapy guided imagery to reduce anxiety in patient with CKD. The method uses in this reportare study case and analysis of existing studies. The analysis shows guided imagery can reduce stress. Relaxation technique is independent."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Muhammad Rifqi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja. Pengukuran regulasi emosi menggunakan alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang dikembangkan oleh Gross dan John (2003) dan pengukuran kecemasan performa musik dengan menggunakan Music Performance Anxiety Inventory for Adolescents (MPAI-A) yang dikembangkan oleh Osborne dan Kenny (2005a dalam Kenny & Osborne, 2006). Partisipan berjumlah 73 performer musik remaja yang berdomisili di Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi cognitive reappraisal dalam regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja (r = -0.027, dan tidak signifikan pada l.o.s 0.05 (p = 0.818), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi expressive suppression dalam regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja (r = -0.045, dan tidak signifikan pada l.o.s 0.05 (p = 0.707)). Artinya, strategi regulasi emosi tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan performa musik. Hal ini mungkin disebabkan oleh, perlunya mengukur state and trait anxiety sebelum mengukur kecemasan performa musik, dan perlunya menggunakan alat ukur yang dapat mengukur tingkat seberapa jauh seseorang sudah mampu mengontrol kecemasannya pada tingkat optimum. Berdasarkan hasil tersebut, perlu pengkajian lebih dalam faktor-faktor, serta kemungkinan yang memengaruhi hubungan tersebut.

The study was conducted to get a description about the correlation between emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performer. Emotion regulation was measured by using Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) developed by Gross and John (2003) and music performance anxiety was measured by using Music Performance Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A) developed by Osborne and Kenny (2005a in Kenny & Osborne, 2006). Participants were 73 adolescent music performer in Jabodetabek.
The result shows that there is no significant correlation between cognitive reappraisal strategy in emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performance (r = -0.027, and is not significant at l.o.s 0.05 (p = 0.818)), and that there is no significant correlation between expressive suppression strategy in emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performace (r = -0.045, and is not significant at l.o.s 0.05 (p = 0.707)). This leads us to a conclusion that emotion regulation does not correlate with music performance anxiety. The indication maybe caused by the need to measure whether the anxiety is a state or trait before measuring music performance anxiety and to use a measurement qualified for measuring how far someone can control their anxiety at optimum level. There is a need to conduct an exploration about factors and possibilities that affect the correlation."
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2014
S56923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Navira Chairunisa
"Latar belakang. Perawatan terpisah ibu dan bayi baru lahir merupakan kondisi yang tidak fisiologis. Kondisi ini membatasi kemampuan ibu untuk dapat merawat bayinya sehingga ibu merasa tidak berdaya, menimbulkan kecemasan serta memengaruhi ikatan ibu bayi.
Tujuan. Menguji perbandingan efektivitas intervensi regularly video call saja dengan intervensi gabungan regularly video call dan guided imagery dalam menurunkan kecemasan ibu postpartum dan meningkatan ikatan ibu-bayi akibat perawatan terpisah.
Metode. Desain penelitian berupa quasy experimental pada 70 ibu postpartum di RSAB Harapan Kita pada bulan Februari-April 2024.
Hasil.Penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada kecemasan postpartum (p value 0,000) dan ikatan ibu bayi (p value 0,000) sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok. Perbandingan efektifitas intervensi menunjukkan bahwa regularly video call dan guided imagery berpengaruh terhadap penurunan kecemasan sebesar 19,5% (p value 0,012) namun tidak berpengaruh terhadap peningkatan ikatan ibu bayi sebesar 18% (p value 0,096).
Diskusi. Temuan utama penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi regularly video call efektif untuk mengurangi kecemasan postpartum dan meningkatkan ikatan ibu bayi. Regularly video call dapat dijadikan intervensi alternatif bagi ibu yang dilakukan perawatan terpisah.

Introduction. Separate care of mother and newborn is unphysiological condition. This condition is limiting mother to take care her baby, so that mother is feeling powerless, anxiety, and decreasing maternal bonding.
Purpose. To examine the effectiveness between regularly video call, and combination of regularly video call and guided imagery to reducing postpartum maternal anxiety and increasing maternal bonding due to separate care.
Method. This research design used a quasy experimental on 70 postpartum mothers at RSAB Harapan Kita in February-April 2024.
Result. This study showed that were significant differences in postpartum anxiety (p value 0.000) and maternal bonding (p value 0.000) before and after intervention in both groups. Comparison the effectiveness of intervention showed that regularly video call and guided imagery had a significant effect to reducing anxiety by 19,5% (p value 0.012), but didn’t have a significant effect on increasing maternal bonding by 18% (p value 0.096).
Discussion. The main findings of this study showed that regularly video call intervention was effective to reducing postpartum anxiety and improving maternal bonding. Regularly video call can be used as an alternative intervention for mothers who are treated separately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Ariadi
"Pandemi penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) dapat memberikan dampak buruk pada kualitas tidur pasien Covid-19 sehingga dapat mempengaruhi kesehatan pasien Covid-19, baik fisik dan psikologis. Oleh karena itu artikel ini menjelaskan tentang cara meningkatkan kualitas tidur pada pasien Covid-19 dengan teknik guided imagery kombinasi instrumen musik. Pada artikel ini metode yang digunakan adalah case report tujuannya agar pasien dapat menggunakan teknik ini dan dapat meningkatkan kualitas tidur selain itu juga dapat mengurangi kecemasan pasien Covid-19. Pasien yang diberikan intervensi adalah pasien Covid-19 yang kooperatif dengan derajat ringan atau sedang serta tidak mengalami sesak ataupun nyeri berat. Intervensi dilakukan selama seminggu dengan cara membayangkan suasana yang nyaman dan indah diikuti menutup mata, kemudian diperdengarkan menggunakan audiospeaker dengan instrumen musik yang tenang dan nyaman. Evaluasi pada kasus dilakukan sesuai dengan respon pasien yang telah diberikan intervensi menggunakan dua alat ukur yaitu Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) didapatkan bahwa ada pengaruh peningkatan kualitas tidur dan pengurangan kecemasan pada pasien Covid-19 di ruangan isolasi. Sehingga artikel ini dapat menjadi dasar inovasi untuk dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya agar menjadi pertimbangan dalam menilai evaluasi dengan alat ukur yang aplikatif untuk digunakan di ruangan rawat.

The 2019 Coronavirus disease (COVID-19) pandemic can have a negative impact on the sleep quality of Covid-19 patients so that it can affect the health of Covid-19 patients, both physically and psychologically. Therefore, this article describes how to improve sleep quality in Covid-19 patients with the guided imagery technique of a combination of musical instruments. In this article, the method used is a case report, the goal is that patients can use this technique and can improve sleep quality while also reducing the anxiety of Covid-19 patients. Patients who were given the intervention were cooperative Covid-19 patients with mild or moderate degrees and did not experience shortness of breath or severe pain. The intervention was carried out for a week by imagining a comfortable and beautiful atmosphere followed by closing your eyes, then playing it using an audiospeaker with quiet and comfortable musical instruments. Evaluation of the case was carried out according to the response of patients who had been given intervention using two measuring instruments, namely the Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) and Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS). isolation. So that this article can be the basis for innovation to be carried out by further researchers so that it becomes a consideration in assessing evaluations with applicable measuring instruments for use in the treatment room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>