Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Sri Redjeki
"Kebugaran yang rendah berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Tesis ini bertujuan untuk menilai faktor dominan yang berhubungan dengan kebugaran kardiorespiratori melalui tes bangku 3 menit YMCA. Penelitian ini dilakukan pada guru di Yayasan Asih Putera Kota Cimahi pada bulan Maret 2013. Desain penelitian ini menggunakan metode Crosssectional dengan jumlah sampel 80 orang. IMT ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, PLT diukur dengan BIA, aktivitas fisik diketahui melalui pengisian kuesioner Baecke, dan asupan gizi dihitung dengan menggunakan Food record 3 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan norma tes kebugaran bangku 3 menit YMCA sebanyak 66.2 persen guru tergolong tidak bugar. Uji Chi square menyatakan bahwa variabel umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, IMT, PLT, asupan gizi berupa energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, dan Fe memiliki hubungan bermakna dengan kebugaran kardiorespiratori. Analisis Regresi Logistik Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kebugaran adalah aktivitas fisik (p<0.005, OR=48.34). Untuk meningkatkan kebugaran guru, disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik, pengendalian berat badan, pemberian suplemen, serta pembinaan terhadap pedagang makanan.

Phisical fitness has impact on the productivity and the body's resistance to disease. This study aims to assess the dominant factor related to fitness measured by cardiorespiratory endurance using YMCA 3-minute step test method. The subjects study was 80 teachers at Yayasan Asih Putera Cimahi in March 2013. This study using Cross-sectional design. BMI is determined by measuring weight and height, percent body fat measured by BIA, physical activity is known through the Baecke questionnaire, and nutrient intake was calculated by using 3 day Food record. The statistical test used was a Chi Square test and Multiple Logistic Regression for multivariate analysis.
The results showed that 66.2 percent of the teachers classified as unfit group. Chi square test states that the variables age, sex, physical activity, BMI, PLT, a nutritional intake of energy, carbohydrate, protein, fat, vitamins B1, B2, B6, B12, Mg, Zn, and Fe had a significant association with cardiorespiratory fitness. Multivariate analysis showed that the dominant variable is associated with physical fitness is activity (p<0.005, OR= 48.34). It is suggested that sporting activities to have be done in order to increase the physical activity level, weight control, food supplements, as well as guidance to the food vendors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Nadya Ulfa
"Obesitas anak adalah kondisi ketika Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak > 2SD yang berdampak pada status kesehatannya sekarang maupun nanti. Kejadian obesitas pada anak usia 5-15 tahun di Indonesia sebesar 8,3%, sedangkan Jawa Barat yakni 7,4% pada anak laki-laki dan 4,6% pada anak perempuan. Penelitian pre-eksperimental ini bertujuan untuk menurunkan IMT/U anak obesitas melalui peningkatan aktivitas fisik berbasis sekolah, dilakukan selama 4 minggu dengan melibatkan 25 responden yang mengalami obesitas. Analisis data menggunakan Uji T Berpasangan (paired t-test), dimana rata-rata penurunan IMT/U yang terjadi sebesar 0,20 poin dengan penurunan berat badan sebesar 0,35 kg. Pada analisis bivariat ditemukan hubungan signifikan antara penurunan IMT/U anak obesitas dengan peningkatan aktivitas fisik (p=0,000) dengan penurunan terbesar pada minggu ketiga setelah intervensi. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan meningkatan aktivitas fisik selama 4 minggu di sekolah dapat menurunkan IMT/U anak obesitas. Disarankan kepada pihak sekolah menambah durasi mata pelajaran olahraga dan membudayakan kembali senam disekolah.

Childhood obesity is a condition when a children's body mass index (BMI)-to age reached >2 in z-score, which will affect the health status, present or the future. Childhood obesity prevalence for children aged 5-15 in Indonesia is 8,3%, meanwhile in East Jawa Province are 7,4% for the boys and 4,6% for the girls. This pre-experimental research's goal is to reduce the obese child's BMI-to age by increasing the school-based physical activity program for 4-weeks with 25 obese children. The paired t-test uses to analyze the data where BMI-to age reduced for 0,20 point with 0,4 kg weight lost. The bivariate analysis shows a significant association between the BMI-to age reducement by increasing physical activity (p=0,000). It is proven that by increasing school-based physical activity for 4 weeks is able to reduce obese child's BMI-to age. Suggested for the school to give more time for physical activity education and re-using chalisthenics as the school's culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenni Yusriaty
"ABSTRAK
Nama : Lenni YusriatyProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Faktor Dominan Status Kebugaran Kardiorespiratori Pada AparaturSipil Negara di Wilayah Kerja Kantor Walikota Jakarta UtaraTahun 2018Pembimbing : dr. H. Engkus Kusdinar Achmad, MPHKebugaran kardiorespiratori rendah menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengankejadian penyakit kardiometabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsistatus kebugaran kardiorespiratori dan dibuktikannya ada faktor dominan terhadapstatus kebugaran kardiorespiratori pada Aparatur Sipil Negara di wilayah kerja KantorWalikota Jakarta Utara tahun 2018. Responden penelitian ini adalah 152 orang.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.Pengambilan data status kebugaran kardiorespiratori menggunakan tes bangku 3 menitYMCA, IMT ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, aktifitasfisik dengan kuesioner GPAQ, asupan gizi dihitung dengan food recall 2x24 jam,kebiasaan merokok dengan pengisian kuesioner dan kualitas tidur dengan kuesionerPSQI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 59,2 pegawai tidak bugar. Ujichi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada aktifitas fisik p=0,001 ,IMT p=0,009 , asupan karbohidrat p=0,001 , asupan lemak p=0,02 , dan kualitastidur p=0,049 . Analisis regresi logistic ganda menunjukkan bahwa aktifitas fisik p-value = 0,001, OR=6,008 merupakan faktor yang paling dominan berhubungandengan kebugaran kardiorespiratori.Kata kunci:Kebugaran Kardiorespiratori , Aktifitas fisik, Tes bangku 3 menit YMCA, IMT,Karbohidrat

ABSTRACT
Name Lenni YusriatyStudy Program Master of Public HealthTitle Dominant Factor Status of Cardiorespiratory Fitness levelamong State Civil Administration In Work Area Mayor rsquo s OfficeNorth Jakarta 2018Counselor dr. H. Engkus Kusdinar Achmad, MPHLow cardiorespiratory fitness is one of the factors correlated with the incidence ofcardiometabolic disease. This study aims to determine the proportion ofcardiorespiratory fitness level and to prove a dominant factor on cardiorespiratoryfitness status among State Civil Administration in Work Area Mayor rsquo s Office NorthJakarta 2018. Respondents of this study were 152 people. This research is quantitativeresearch with cross sectional design. The data were collected of cardiorespiratory fitnessstatus using YMCA 3 minute test, BMI was determined based on weight and heightmeasurement, physical activity with GPAQ questionnaire, nutritional intake calculatedwith food recall 2x24 hours, smoking habit with questionnaire filling and sleep qualitywith PSQI questionnaire . The results showed that as many as 59,2 of employees areunfit. Chi square test showed significant differences in physical activity p 0,001 , BMI p 0,009 , carbohydrate intake p 0,001 , fat intake p 0,02 , and sleep quality p 0,049 . Multiple logistic regression analysis showed that physical activity p value 0,001, OR 6,008 was the most dominant factor correlated with cardiorespiratoryfitness.Key words Cardiorespiratory Fitness, Physical Activity, YMCA Test, BMI, Carbohydrate"
2018
T51521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mison Maryanto Rante
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan nilai estimasi VO2max siswa/siswi Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada 110 responden. Nilai estimasi VO2max diperoleh melalui metode pengukuran tidak langsung menggunakan tes Balke 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai estimasi VO2max responden laki-laki (47,33 ± 4,29 ml/kg/menit) lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan (40,97 ± 4,54 ml/kg/menit). Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara signifikan dengan nilai estimasi VO2max pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (Z-skor IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan vitamin B2, dan aktivitas fisik. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda memperoleh model prediksi nilai VO2max = 33,78 + (6,31 x jenis kelamin) – (1,52 x Z-skor IMT/U) + (2,73 x aktivitas fisik). Variabel dominan dalam menentukan besar nilai estimasi VO2max dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik. Status gizi yang baik dan aktivitas fisik yang teratur diperlukan untuk mencapai nilai VO2max yang baik.

This study aims to determine the dominant factor estimated VO2max value of Sekolah Khusus Olahragawan Jakarta student’s. This study used cross sectional design and conducted on 110 students. Estimated VO2max obtained by indirect measurement method using Balke 15 minutes test. The results showed that the average value of the estimated VO2max of male respondents (47.33 ± 4.29 ml/kg/min) is higher than female respondents (40.97 ± 4.54 ml/kg/min). Variables that have a statistically significant relationship with estimated VO2max value in this study were gender, nutritional status (Z-score BMI-for-age and percent body fat), vitamin B2 intake, and physical activity. Multivariate analysis with multiple linear regression models to obtain the predictive value of VO2max = 33.78 + (6.31 x gender) - (1.52 x Z-score BMI-for-age) + (2.73 x physical activity). Dominant variable in determining the value of the estimated VO2max in this study is a physical activity. Good nutritional status, and regular physical activity required to achieve a good VO2max value."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ayu Widyastuti
"Kebugaran kardiorespiratori merupakan salah satu komponen untuk menentukan produktivitas kerja sehingga penting untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi pada kebugaran kardiorespiratori. Skripsi ini membahas perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan umur, status gizi (IMT), aktivitas fisik, status merokok, tingkat stres, dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, zat besi, zinc). Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan pada 108 prajurit Resimen Kaveleri 2 Marinir Jakarta selama bulan April 2015.
Nilai VO2max digunakan untuk menentukan status kebugaran kardiorespiratori dan diukur dengan Cooper 12-min Running Test. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan uji T-Independent. Dari hasil penelitian ini, terdapat perbedaan status kebugaran kardiorespiratori menurut umur, status gizi, status merokok, tingkat stres, dan asupan vitamin C. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan prajurit marinir dapat meminimalkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan kebugaran kardiorespiratori sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas kerja. Selain itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode pengukuran yang berbeda untuk meneliti variabel lain yang sebelumnya diduga memiliki hubungan dengan kebugaran kardiorespiratori.

Cardiorespiratory fitness is one of the componens to determine work productivity thus it is important to study which factors contribute to cardiorespiratory fitness. This thesis aims to examine the differences of cardiorespiratory fitness based on age, nutritional status, physical activity, smoking status, level of stress, and dietary intake (energy, carbohydrate, protein, fat, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, iron, zinc). This cross sectional study was comprised in 108 personnel of Resimen Kaveleri 2 Marinir Jakarta between April 2015.
VO2max was used to determine cardiorespiratory fitness using Cooper 12-min Running Test. Chi Square test and T-Independent test were used to statistical analysis. In this research, cardiorespiratori fitness statistically different based on age, nutritional status, smoking status, level of stres, and vitamin C intake. According to these result, it was expected that marine personnel can minimize factors which will reduce cardiorespiratory fitness in order to increase work productivity. Further research with different measurement method was needed to examine other variables which once expected have relation with cardiorespiratory fitness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S59153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Mailani
"Kebugaran kardiorespirasi yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kebugaran kardiorespirasi berdasarkan status gizi (IMT), persentase lemak tubuh, aktivitas fisik, konsumsi sarapan pagi, asupan gizi dan gizi mikro pada siswa SMAN 39 Jakarta sebelum dan sesudah dikontrol berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sebanyak 131 responden dari SMAN 39 Jakarta dari kelas 10 dan 11 dilibatkan dalam penelitian ini. Asupan makanan diukur menggunakan penarikan makanan 1x24 jam, aktivitas fisik menggunakan PAQ-A, status gizi (BMI) diukur menggunakan BIA dan konsumsi sarapan diukur dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,8% siswa tidak layak. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara status gizi (BMI), persentase lemak tubuh dan aktivitas fisik berdasarkan jenis kelamin pada status kebugaran kardiorespirasi pada siswa SMAN 39 Jakarta. Sementara itu, ada juga perbedaan dalam status kebugaran kardiorespirasi berdasarkan asupan Vitamin B2 pada siswa SMAN 39 Jakarta.

Low cardiorespiratory fitness is associated with an increased risk of cardiovascular disease. This study aims to examine the differences in cardiorespiratory fitness based on nutritional status (BMI), body fat percentage, physical activity, breakfast consumption, nutrient intake and micronutrients in students of SMAN 39 Jakarta before and after being controlled by sex. This study uses a cross sectional design. A total of 131 respondents from SMAN 39 Jakarta from grades 10 and 11 were included in this study. Food intake was measured using 1x24 hour food withdrawal, physical activity using PAQ-A, nutritional status (BMI) was measured using BIA and breakfast consumption was measured by questionnaire. The results showed that 61.8% of students were not eligible. The results of the bivariate analysis showed that there were significant differences between nutritional status (BMI), body fat percentage and physical activity based on sex in cardiorespiratory fitness status in students of SMAN 39 Jakarta. Meanwhile, there were also differences in cardiorespiratory fitness status based on Vitamin B2 intake in Jakarta 39 High School students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Viona Sari
"Lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit degeneratif. Skripsi ini bertujuan untuk mencari faktor dominan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2013. Skripsi ini juga membahas gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas fisik merupakan faktor dominan lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (B = -0.241). Rata-rata lingkar pinggang pada pegawai perempuan adalah 81,0 cm ±8,9 dan 91,9 cm ±10,32 pada laki-laki.
Hasil penelitian juga menunjukkan ukuran lingkar pinggang berhubungan secara signifikan dengan usia, golongan, asupan zat gizi (asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein), dan aktivitas fisik.

Waist circumference is one of anthropometric measurements, which is correlated with various risks of degenerative diseases. This study was aimed to find the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013. This study also discussed the description and the relationships between waist circumference and its factors. Quantitative method and crosssectional design were used to conduct this study.
The result of this study showed that Physical activity was the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013 (B = -0,241). This study found waist circumference in woman employees was 81,0 cm ±8,9 and 91,9 cm ±10,32 in man employees.
The result also found waist circumference was significantly correlated with age, employee ranks, nutrients intake (energy intake,carbohydrate intake, fat intake, protein intake), and physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlasul Amal
"Tingkat kebugaran kardiorespiratori seseorang berhubungan dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran kardiorespiratori berdasarkan status gizi (IMT dan persen lemak tubuh), aktivitas fisik, asupan gizi, dan perilaku merokok. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juni tahun 2015 di Dinas Kesehatan Kota Depok. Responden dalam penelitian ini adalah 72 orang pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok. Pengambilan data status kebugaran kardiorespiratori menggunakan 1 mile walk test, status gizi diukur dengan pengukuran antropometri, asupan gizi diperoleh dengan metode food recall 2 x 24 jam, aktivitas fisik diperoleh dengan GPAQ, dan perilaku merokok diperoleh melalui pengisian kuesioner. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi-square, independent t-test, dan non-parametric test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 62,5% pegawai tidak bugar. Variabel yang memiliki perbedaan bermakna terhadap status kebugaran kardiorespiratori pada penelitian ini adalah IMT dan aktivitas fisik.

Cardiorespiratory fitness level of a person associated with the risk of death from cardiovascular disease. This study aims to determine differences in cardiorespiratory fitness status based on nutritional status (BMI and body fat percentage), physical activity, nutrient intake, and smoking behavior. This study used a cross-sectional study design. The study was conducted in April and June 2015 in Depok City Health Department. Respondents in this study were 72 employees of Depok City Health Department. Cardiorespiratory fitness status data was collected with an 1 mile walk test, nutritional status measured by anthropometric measurements, nutrient intake obtained by the method of food recall 2 x 24 hours, physical activity obtained by GPAQ, and smoking behavior was obtained through questionnaires. Analysis is conducted univariate and bivariate analyzes. Bivariate analysis used was chi-square test, independent t-test, and non-parametric test. The results showed that there were 62.5% of employees do not fit. Variables that have significant differences on the status of cardiorespiratory fitness in this study is BMI and physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Sisilia
"Kebugaran merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik. Tingkat kebugaran yang rendah pada remaja berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi perbedaan tingkat kebugaran pada siswa SMA Budi Mulia Kota Bogor Tahun 2016 yang diukur menggunakan 20-m shuttle run test. Status kebugaran didapatkan dengan mengklasifikasikan nilai estimasi VO2max dengan menggunakan persamaan Matsuzaka, jenis kelamin dengan menggunakan kuesioner, status gizi diukur menggunakan pengukuran antropometri, data asupan menggunakan kuesioner 2x24 food recall, aktivitas fisik didapatkan menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnare for Adolescent (PAQ-A), durasi tidur dan kebiasaan sarapan menggunakan angket. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada 117 siswa kelas X dan XI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 56,4% siswa yang tidak bugar. Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat kebugaran berdasarkan jenis kelamin (p value = 0,015), IMT/U (p value = 0,001), dan aktivitas fisik (p value = 0,017). Faktor dominan terhadap tingkat kebugaran siswa SMA Budi Mulia Bogor adalah aktivitas fisik setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, IMT/U, lingkar pinggang, asupan protein, asupan karbohidrat dan asupan zat besi. Peneliti menyarankan siswa agar dapat meningkatkan aktivitas fisik.

Physical fitness is a person?s ability to do physical activity. Low level of physical fitness in adolescents associated with high risk of cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the dominant factor of physical fitness level among students at Budi Mulia High School that were measured using 20-m shuttle run test. Physical fitness level was determined by grouping the value of estimated VO2max using Matsuzaka formula. Gender using questionnaires, nutritional status were measured using anthropometric measurements, nutrition intake were measured using 2x24 hours food recall , physical activity measured using Physical Activity Quistionnaire for Adolescents (PAQ-A), sleep duration and breakfast consumption were measured using questionnaire. This study used cross sectional design which was conducted on 117 students of 10th and 11th grader. The results shows that 56,4% students are unfit. There are significant diffrences between the fitness level based on sex (p value= 0,015), IMTU (pvalue = 0,001) and physical activity (p vaue= 0,017). The dominant factor of physical fitness level of Budi Mulia high School Students is physical activity after being controlled by gender, IMT/U, waist circumference, protein intake, carbohydrate intake and iron intake. The author suggest that students should increase the physical avtivity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhana Komala
"Tingkat kebugaran yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kebugaran berdasarkan status gizi, aktivitas fisik, dan asupan gizi. Pada penelitian ini melibatkan responden sebanyak 156 mahasiswi Program Studi Gizi FKM UI yang berusia 18-22 tahun. Kebugaran diukur menggunakan tes bangku 3 menit YMCA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tes kebugaran terdapat 67,9% mahasiswi tergolong tidak bugar. Variabel yang memiliki perbedaan yang bermakna pada penelitian ini adalah persen lemak tubuh, asupan protein, lemak, vitamin B2, dan seng/Zn. Persen lemak tubuh yang normal, asupan protein, lemak, vitamin B2, dan seng/Zn yang cukup akan meningkatkan kebugaran.

The low fitness levels was a risk factor for cardiovascular disease. The primary purpose of this cross-sectional study design that aims to identify differences in fitness status based on the status of nutrition, physical activity, and nutrition. In this study, 156 female students of Nutrional Sciences FPH UI were aged 18-22 years. Physical fitness was measured using YMCA 3-minute step test method.
The results shows that based on the fitness tests are 67.9% female students classified as unfit. Variables that have significant differences in this study were percent body fat, intake of protein, fat, vitamin B2, and zinc/Zn. Normal percent body fat, intake of protein, fat, vitamin B2, and zinc /Zn sufficient to improve physical fitness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>