Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121638 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmanto
"Tesis ini isinya membahas konsep ecomuseum pasar terapung Lok Baintan agar dapat dilestarikan sebagai identitas budaya Kalimantan Selatan, sebab setiap kebudayaan memiliki ciri dan karakteristik tersendiri berdasarkan lingkungan dan alam sekitarnya. Dengan pertanyaan penelitian ?Bagaimanakah Konsep Ecomuseum di Kalimantan Selatan Untuk Menjadikan Pasar Terapung Lok Baintan Sebagai Ecomuseum?. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kualitatif dengan tahapan pengumpulan data, analisis data dan pembahasan. Hasil dari penelitian ini, menyimpulkan bahwa Pasar Terapung Lok Baintan dapat dilestarikan dan diusulkan menjadi ecomuseum. Agar dapat terus berlangsung sebagai identitas budaya Kalimantan Selatan dengan pemberdayaan masyarakat setempat.

This thesis discusses the concept Ecomuseum contents Lok Baintan floating market in order to be preserved as cultural identity of South Kalimantan, because every culture has its own characteristics and characteristics based on the environment and natural surroundings. With the research question "How Ecomuseum concept in South Kalimantan To Make Floating Market Lok Baintan As Ecomuseum". This research is a descriptive qualitative research with the stages of data collection, data analysis and discussion. The results of this study, concluded that the Floating Market Lok Baintan can be preserved and promoted to the Ecomuseum. To be able to continue to take place as a cultural identity of South Kalimantan with the empowerment of local communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Junaedi
"Tesis ini membahas tentang mencari konsep awal di bangunnya Taman Mini Indonesia Indah TMII pada tahap perencanaan hingga peresmian tahun 1975 dan bagaimana konsep tersebut dapat diterima oleh pengunjung TMII sesuai dengan tujuan dibangunnya Penelitian ini menggunkan penelitian kualitatif dan hasil penelitian menyatakan bahwa TMII dibangun dengan konsep The Living Museum atau Museum Hidup Konsep ini tidak teraplikasikan dengan baik oleh pengelola TMII hingga usianya telah 38 tahun Pengelola perlu mengembalikan konsep awal TMII melalui kebijakan kebijakan yang dibuatnya Kebijakan yang akan dibahas di tesis ini adalah terkait hal pendidikan museum Kebijakan kebijakan pendidikan yang perlu diambil oleh pengelola TMII antara lain tentang kebijakan yang mempunyai relevansi dengan koleksinya terkait dengan warisan budaya mengembangkan dan mengelola pendidikan museum serta hubungan dengan masyarakat TMII didalam penyampaian makna koleksi mempunyai 13 metode untuk menampilan koleksinya agar dapat dipahami oleh pengunjungnya Program program pendidikan perlu dibuat oleh pengelola TMII dengan menentukan untuk siapa yang akan menerima pendidikan di TMII koleksi mana yang perlu dipilih bagaimana cara pelaksanaan program pendidikannya dengan atau tanpa sesuatu kapan pelaksanaannya dan alat bantu apa yang lainnya Teori edukasi yang sesuai dengan kondisi lingkungan teori pendidikan konstruktif dapat digunakan di kawasan TMII Sehingga pengelola TMII dapat membuat program program yang sesuai dengan teori pendidikan konstruktif.

This thesis discusses about the original concept of Taman Mini Indonesia Indah TMII in to the planning until the inauguration in 1975 and how this concept can be accepted by visitors of TMII allowing to the mission This research use the qualitative research and the results proved that TMII was build by the living museum concep This concept is not well applied by management of TMII till 38 years old Management need to restore back to early concept of TMII for they policy The Policy which will be discussed in this thesis is related to education museum The education policies that need to be taken by the management of the TMII include relevance to the collection related to cultural heritage develop and manage the museum education and community relationships To this case TMII how to explain 13 methods for those colection for visitor understanding by them abaout colection meaning The education programs have to maked by management TMII to choose who will received where the collection needs to be selected how the implementation of the education program with or without when its implementation and what else other tools Education theory suitable with environmental education theory can be used constructiv theory in the TMII area So management TMII can make programs as suitable with constructive education theory
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoserizal
"Penelitian ini ingin melihat bagaimana potensi museum perjuangan yang merupakan salah satu wadah pelestarian sejarah perjuangan bangsa dengan berbagai macam jenis koleksi yang dipamerkannya, berupaya mensosialisasikan nilai-nilai kejuangan kepada masyarakat agar ketahanan nasional meningkat. Untuk keperluan tersebut, studi kasus dilakukan di museum perjuangan TM Satria Mandala yang merupakan museum pusat milik TNI dengan koleksi yang cukup lengkap tentang sejarah perjuangan pada saat merebut, mempertahankan dan mengisi kernerdekaan.
Sosialisasi mencakup seluruh proses mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, berbagai kelrampilan dan berbagai teknik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyangkut kebudayaan. Menurut Leslie sosialisasi membina potensi biologis anak kedalam pola yang berfungsi yang disebut kepribadian manusia (Leslie, 1976: 11).
Pendidikan selaku proses enkulturasi dalam rangka nation building berarti proses melembagakan nilai-nilai baik yang berupa warisan teluhur, nilai-nilai kejuangan, maupun nilai-nilai ideologi negara. Sebagai totalitas keseluruhan nilai-nilai tersebut berkembang mewujudkan pada tingkat individual dan kolektif etos kebudayaan nasional. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa peran sejarah nasional secara positif akan menopang perkembangan etos kebangsaan itu. Kiranya tidak tepat ucapan bahwa nasionalisme tidak relevan lagi bagi generasi muda, bahkan sebaliknya untuk meningkatkan nation-building, nasionalisme kita perlu direvitalisasikan dalam segala dimensinya.
Nilai-nilai kejuangan adalah konsepsi tentang hal-hal yang dipandang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berakar secara emosional dalam jiwa bangsa Indonesia berkenaan dengan pengalaman sejarah perjuangannya, meliputi mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian serta disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan. Dengan dernikian nilai-nilai kejuangan merupakan faktor yang mendasari setiap anggota masyarakat dalam hentuk sikap dan tindakan terpuji seperti ketaatan, disiplin, pengabdian terhadap bangsa dan negara.
Museum perjuangan TNI Satria Mandala sebagai museum perjuangan merupakan salah satu sarana yang diperlukan bagi pembinaan dan pelestarian jiwa serta semangat keprajuritan di kalangan TNI khususnya dan masyarakat umumnya, terutama generasi penerus perjuangan bangsa Disamping sebagai sarana untuk mengungkapkan kewaspadaan bangsa Indonesia dalam menghadapi bahaya ancaman yang bertentangan dengan Pancasila, museum juga merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai kejuangan '45. Melalui museum TNI, masyarakat dapat mengetahui proses pertumbuhan jiwa dan semangat keprajuritan bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 secara berkesinambungan, sehingga akan lebih mudah memahami sejarah perjuangan TNI sebagai bagian integral dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Ketahanan nasional sebagai bahasa yang dialirkan melalui sistem nilai dan logika kebangsaan tidak lain adalah kondisi yang dinamis darn bangsa Indonesia sehingga pencapaiannya dapat diukur berdasarkan situasi yang berkembang saat itu. Oleh karenanya ketahanan nasional terwujud sesuai sasaran-sasaran pembangunan nasional yang dicapai. Kondisi dinamis bangsa ini harus mampu memancarkan efek tangkal dan Gaya tangkal terhadap setiap ancaman. Tetapi pada hakekatnya kemampuan itu hanya dapat menjadi nyata apabila setiap individu warga negara Indonesia bersedia mewujudkan. Jadi ketahanan nasional yang berkemampuan itu hanya akan terwujud apabila kesadaran semangat juang bangsa Indonesia tinggi. Oleh sebab itu ketahanan Nasional harus merupakan perpaduan aspek fisik materiil dengan non fisik spiritual.
Dengan demikian dalam menentukan politik dan strategi, aspek kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan harus ditetapkan sebagai salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Nampak Pula disini bahwa kesadaran akan nilai-nilai kejuangan telah mencapai pada tingkat politik dan strategi nasional dengan tujuan mewujudkan ketahanan nasional bangsa. Ketahanan nasional sekaligus merupakan strategi penangkalan bangsa Indonesia karena dapat memberi bobot kredibilitas dan kapabililas bagi menangkal ancaman lawan. Segala upaya tersebut kembali lagi pada kesadaran bangsa Indonesia sendiri untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada penyusunan tesis ini diadakan penelitian, dengan jalan menyebarkan quesioner dengan 11 pertanyaan kepada 100 orang pengunjung museum TNI Satria Mandala. Penelitian ini dianalisa dengan memakai metode pooling. Hasil penelitian tnenunjukkan bahwa Museum Perjuangan TNI Satria Mandala belum mencapai hasil yang maksimal sebagai media sosialisasi nilai-nilai kejuangan, untuk itu pengelola museum perlu mengambil langkah-langkah perbaikan baik dalam pengelolaan. penataan, perawatan maupun informasi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1989
069.9 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Coleman, Laurence Vail
Washington, D.C: American Association of Museums, 1939
069.097 COL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Im Rini Hariyani
"Tesis ini memuat bahasan tentang penerapan konsep manajemen museum untuk pengelolaan Kawasan Monumen Nasional (KMN). Konsep museum yang digunakan adalah New Museum yang menekankan prinsip-prinsip kemandirian, berorientasi pada pengunjung, bersifat multidisiplin dan menjalankan fungsi pendidikan yang menghargai pluralisme. Sedangkan konsep manajemen museum menggunakan kerangka Lord & Lord yang menekankan pada tiga unsur pokok, yaitu (1) visi dan misi yang menjadi landasan keberadaan dan tujuan pokok museum, (2) struktur organisasi yang dipilih sebagai sarana untuk menggerakan sumberdaya manusia agar tujuan museum dapat dijalankan secara efektif dan efisien, dan (3) penerapan fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Fokus hanya diberikan pada dua aspek manajemen museum yang dianggap penting karena sifatnya lintas bagian, yaitu sumberdaya manusia dan keuangan.
Berdasarkan hasil kajian dapat dikemukakan bahwa KMN dapat dikelola sebagai sebuah museum yang dapat memberi manfaat maksimum bagi masyarakat bila mememuhi persyaratan berikut: (1) visi museum harus mempertahankan visi pendirinya, yaitu menjalankan fungsi pendidikan publik dengan misi untuk meningkatkan kesadaran tentang jatidiri bangsa dan menumbuhkan semangat cinta tanah air (character and nation building), (2) struktur organisasi bersifat semi-government sehingga memiliki kemandirian tertentu dalam proses pengambilan keputusan, (3) fungsi manajemen dijalankan oleh tenaga profesional yang memiliki dedikasi penuh pada pengembangan museum, dan (4) KMN dikelola sebagai satu kesatuan integral di bawah satu lembaga, yaitu Museum Monumen Nasional (MMN). Bagian tugu dan bagian taman diperlakukan sebagai aset yang tidak dipisah-pisahkan.

This thesis contains a discussion of the application of the concept of museum management for National Monumen of Jakarta. The concept of New Museum that will be used is emphasizes on the principles of independence, visitor-oriented service, multidisciplinary approach, and public education that respects pluralism. While the concept of museum management using Lord & Lord framework that emphasizes three main elements, namely (1) the vision and mission on which the the museums could exist, (2) organizational structure chosen as a means to mobilize human resources in order to run the museum goals effectively and efficiently, and (3) the application of management functions that include planning, implementation, and evaluation. Focus is given only on two aspects that are considered important for museum management, namely human resource and financial managements.
Based on the results of the study can be stated that the National Monumen can be managed as a museum that can provide the maximum benefit to society when the following requirements could be fulfilled: (1) vision of the museum must maintain the vision of its founder, which perform the function of public education with a mission to raise awareness about the nation's identity and foster the spirit of love of country (character and nation building), (2) organizational structure is a semigoverments that has a certain independence in decision-making mechanism, (3) management functions are run by professionals who have a dedication to the development of the museum, and (4) National Monumen should be managed as a single entity by a single agency, e.g. Museum of National Monumen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gratianus Prikasetya Putra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Aditya
"Museum dikenal sebagai destinasi wisata yang membosankan dikalangan masyarakat. Tetapi Museum Sejarah Jakarta berhasil mendobrak stigma tersebut. Museum Sejarah Jakarta berhasil menjadi salah satu kawasan destinasi unggulan di DKI Jakarta. Hal ini terbukti dari data jumlah kunjungan Daya Tarik Wisata DKI Jakarta tahun 2013-2015 dimana museum selalu menempati posisi lima besar.
Artikel ini berisi analisis mengenai penerapan salah satu platform integrated marketing communication, yaitu event and experience yang menjadi strategi utama museum untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Strategi ini terbukti mampu secara efektif meningkatkan jumlah pengunjung selain karena marketing mix yang kuat yang telah dimiliki oleh Museum Sejarah Jakarta.

Museum has been known as a boring destination in public's perception, but Jakarta History Museum managed to break the stigma. Jakarta History Museum has become one of the leading destinations in the region of Jakarta. This evident data is derived from the number of visitors in Jakarta Travel Attractions periods of 2013-2015 in which the Museum has always placed great five.
This article contains an analysis of the application of one of integrated marketing communication platforms, namely "the event and experience", the museum's main strategy to increase the number of the visitors. This strategy is proved to be able to effectively increase the number of visitors in addition to a strong marketing mix that has been owned by the Jakarta History Museum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Kurnia
"Penelitian ini membahas mengenai kegiatan ekonomi para pedagang pasar terapung di Lok Baintan yang berlandaskan moral ekonomi dalam kebudayaan Banjar. Mereka umumnya merupakan ibu-ibu rumah tangga yang bekerja untuk membantu ekonomi rumah tangganya. Oleh karena itu, penerapan moral ekonomi tidak hanya diterapkan pada kegiatan ekonomi yang dilakukan di pasar terapung saja, tetapi juga dalam ekonomi rumah tangga. Moral ekonomi yang diterapkan oleh para pedagang pasar terapung adalah berhutang, prinsip timbal balik, suami bertindak sebagai pengambil keputusan dalam rumah tangga, menabung (saving), tawar menawar, kepercayaan (trust). Dalam konteks moral ekonomi ini, terdapat suatu konsep yang seharusnya tidak diterapkan oleh para pedagang, yaitu riba. Saya menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dalam kegiatan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara mendalam, dan studi pustaka.

This undergraduate thesis explains the economic activities which are based on the moral economy of floating market traders at Lok Baintan. Those traders are housewives who works to support their household economy. Therefore, the moral economy isn?t applied on economic activities in the floating market, but also in their household economy. Moral economy is applied by the traders in particular matters namely debt, reciprocal principle, husband act as decision maker in the household, saving, bargaining, and trust. In the context of moral economy, there is a concept that shouldn't be applied by traders, that is riba. This research was carried out based on qualitative approach and the datas were collected through observation, in-depth interview, and literature study."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>