Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194855 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irfan Kurniawan
"Proses pengukuran energi listrik pada kWh meter menjadi hal yang sangat penting karena menyangkut proses transaksi energi yang bilamana terjadi kesalahan didalamnya maka akan menimbulkan kerugian pada pihak konsumen dan/atau produsen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik pengukuran oleh kWh meter, baik itu jenis analog maupun digital, yang dipengaruhi oleh harmonisa serta faktor lingkungan berupa naiknya temperatur lingkungan di sekitar kWh meter tersebut dipasang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar nilai harmonisa pada beban maka akan semakin merusak bentuk gelombang arus dan tegangan (terdistorsi). Dengan terdistorsinya gelombang tersebut maka proses pengukuran oleh kWh meter akan semakin jauh dari nilai yang sebenarnya digunakan. Kesalahan terbesar dalam pengukuran akibat harmonisa ini bisa mencapai lebih dari 64%. Selain itu, faktor lain berupa naiknya temperatur di sekitar kWh meter akan menyebabkan pengukuran menjadi lebih besar dari yang semestinya dikarenakan adanya kesalahan faktor elekrtis dan mekanis. Dalam penelitian ini, kenaikan rata-rata terbesar pada hasil pengukuran kWh meter yaitu sebesar 7,22% pada kWh analog, beban 1105 Watt dengan THDi = 10% dan 4,26% pada kWh digital, beban 275 Watt dengan THDi = 40%, dalam setiap 10oC kenaikan temperatur.

The process of measuring electrical energy in electricity meter becomes very important because it involves the energy transaction process and when an error occurs in it then it will cause harm to the consumer and / or producer. This study aims to look at characteristic of measurements by kWh meters, both analogue and digital types, which are influenced by environmental factors such as harmonic as well as rising of environmental temperatures around the kWh meter that installed.
The results showed that the greater the value of the harmonics on the load it will be more damaging current and voltage waveform (distorted). With the wave distorted by the kWh meter measurement process will be far from the actual values used. The biggest mistake in the measurement due to these harmonics can reach more than 64%. In addition, other factors such as rising temperatures will cause the kWh meter measurements become larger than necessary due to the rising value of resistance (R). In this study, the greatest average increase in the measurement results kWh meter is equal to 7,22% for analogue with load 1105 Watts, THDi 10%; and 4,26% for digital with load 275 Watts, THDi 40%; for each 10°C increase in temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kurniawan
"Pengukuran transaksi energi listrik dengan menggunakan kWh meter selayaknya mempunyai tingkat akurasi yang baik agar tidak ada satupun pihak yang dirugikan akibat adanya kesalahan dalam proses pengukuran. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya penggunaan beban non linier oleh konsumen dapat menimbulkan salah satu masalah kualitas daya berupa harmonisa yang dapat mempengaruhi tingkat keakurasian hasil pengukuran energi listrik yang sebenarnya terpaka.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pengukuran energi listrik pada kWh meter analog dan digital. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin banyak beban non linier yang digunakan maka semakin besar nilai %THD, dan semakin besar %THD (%THD-i > 80%) maka penyimpangan akan semakin besar dengan % kesalahan mencapai > 64% dan tingkat keakurasian dari hasil pengukuran menjadi berkurang pada kedua jenis kWh meter yang digunakan.

Measurement of electric energy transactions using the electricity meter should have a good degree of accuracy, so that none party is financially disadvantaged as a result of measurement error. On the other hand, with the increasing use of non-linear load by consumers may cause one of the power quality problem in form of harmonics; that may affect the degree of accuracy of the actual measurement results.
The study was conducted to see the effect of harmonic distortion toward electric energy measurement using analog and digital electricity meter, and the results show that the more non-linear loads are used, the value of %THD will increase, and the greater %THD (%THD-i > 80%) can increase the error (% error > 64%) and also reduce the level of accuracy of measurement results on both types of electricity meter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Victor Widiputra
"Perkembangan peralatan elektronik yang pesat saat ini ternyata memunculkan masalah baru bagi sistem tenaga listrik. Alat elektronik termasuk beban non-linear yang menghasilkan gelombang keluaran yang bentuk gelombangnya tidak sama dengan gelombang masukannya. Akibatnya muncul gelombang dengan frekuensi kelipatan frekuensi fundamentalnya yang disebut sebagai harmonisa. Rumah tangga merupakan tempat yang menggunakan banyak peralatan elektronik. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai pengaruh harmonisa dari peralatan rumah tangga terhadap penyimpangan pembacaan energi oleh kWh meter analog.

Electronic devices are the main source of non-linear loads. Non-linear loads will cause a difference between the input and the output waves, and so will create another electric power problem called harmonics. A house is a place which uses a lot of electronic devices. The devices will create harmonics that will disrupt the current or voltage in the house and will effects the electric meter on the house. This undergraduate thesis will discuss about how harmonics from household appliances effects the energy reading from an analog electric meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Setiabudy
Jakarta: UI-Press, 2009
PGB 0348
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kalibrasi, Instrumentasiu dan Metrologi. LIPI, 1990
621.372 PUB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohamad Taufik
"KWh Meter merupakan salah satu komponen penting dalam sistem tenaga listrik. Dalam penggunaaannya banyak ditemui kasus distorsi harmonik dalam pengukuran energi listrik. Distorsi harmonik dihasilkan dari penjumlahan beberapa frekuensi yang berasal dari komponen non-linear dengan frekuensi fundamental dari sistem listrik. Banyaknya penggunaan beban non-linier inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena ini. THD tegangan tidak ada yang melampaui ambang batas standar, sementara itu untuk TDH arus terdapat data yang melebihi dan yang tidak melebihi batas ambang THD yang ditentukan oleh IEEE yakni sebesar 15%. Lalu perbedaan daya normal dan terpengaruh harmonic sebesar 21,58% dan Adanya kenaikan tegangan dan arus harmonik menyebabkan penurunan besar daya aktif dan kenaikan besar daya reaktif secara transient pada waktu tertentu sebesar 477.800 W ke 354.400 W dan dari 138.500 VA ke 297.500 VA.

KWh Meter is one of the important components in the power system. In their usage encountered many cases of harmonic distortion in the measurement of electrical energy. Harmonic distortion resulting from the sum of several frequency components originating from the non-linear with the fundamental frequency of the electrical system. The heavy use of non-linear load is what causes this phenomenon. No voltage THD threshold is exceeded standards, while there is a flow to the TDH data exceeding and not exceeding the threshold specified by the IEEE THD which amounted to 15%. Then the difference of normal power and harmonics affected by 21.58% and the presence of harmonic voltage and current rise led to a substantial decrease of active power and reactive power large increases transiently at certain times of 477 800 to 354 400 W and from 138 500 to 297 500."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Clairine Sola Gratia Hagins
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penginstalan equipments yang tahan terhadap atmosfer eksplosif gas yang diinstal di PT. Pertamina Depot LPG Tanjung Priok dengan menganalisis hazardous area dan name plate equipments. Peneliti ingin melihat apakah equipments tersebut berisiko jadi sumber ignisi atau tidak di area yang mengandung gas flammable berupa propana dan butana. Sebagian besar equipments di PT. Pertamina Depot LPG Tanjung Priok belum memenuhi standar ATEX (Atmosphere Explosive) 94/9/EC, NFPA (National Fire Protection Association) 497, dan IEC (International Electrotechnical Commissions) dalam hal penginstalan equipments di zona yang sesuai. Penentuan zona sebagai bentuk dari hazardous area classification dilakukan dengan melihat radius ledakan dari hasil BREEZE Incident Analyst dan standar mengenai atmosfer eksplosif menurut ATEX 94/9/EC.

The purpose of this research is to evaluate the explosion-proof equipments installed in explosive atmosphere gas at PT. Pertamina Depot LPG Tanjung Priok by analyzing the hazardous area and equipments’ name plate. Whether those can be the ignition source or not when they are installed in an area full of gas flammable such as propane and butane. Most of the equipments do not comply to the standard used, which are ATEX (Atmosphere Explosive) 94/9/EC, NFPA (National Fire Protection Association) 497, and IEC (International Electrotechnical Commissions). Area zoning, that is categorized as hazardous area classification, is considered by explosion radius with BREEZE Incident Analyst and atmosphere explosive standard from ATEX 94/9/EC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>