Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avicena Muhammad Iqbal
"Keselamatan pasien merupakan salah satu faktor penting di dalam pelaksanaan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat kesiapan penerapan keselamatan pasien di RSIA Assalam. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode survey dilakukan secara total sampling terhadap 59 pegawai, dan wawancara mendalam terhadap 5 informan. Hasil survey menunjukkan RSIA Assalam membudaya sedang dalam keselamatan pasien.
Dari hasil analisis menunjukkan belum siapnya RSIA Assalam dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan penyusunan standar prosedur operasional tentang keselamatan pasien, meningkatkan jumlah pelaporan kejadian dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pegawai tentang keselamatan pasien.

Patient safety is one of the important factors in the implementation of the hospital. The purpose of this study to look at the implementation of patient safety preparedness in Assalam RSIA. The research was conducted using quantitative research and qualitative research. Methods of sampling survey conducted to 59 employees total, and depth interviews with 5 informants. The survey shows RSIA Assalam being entrenched in patient safety.
From the analysis of the readiness of the application of patient safety culture in hospitals shows RSIA Assalam unprepared to implement patient safety culture. Study recommends the creation of standard operating procedures on patient safety, increase the number of reporting events and providing education and training to all employees about patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Annisa Nuraeni
"Penelitian ini membahas tentang analisis budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor Tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor menggunakan kuesioner AHRQ Assosiations of Health Care Quality. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional dengan jumlah sample 75 perawat rawat inap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instalasi Rawat Inap RS AZRA Bogor memiliki budaya keselamatan baik sebesar 37,3 yang artinya budaya keselamatan ini termasuk kategori budaya keselamatan kurang. Peneliti menyarankan agar SDM RS AZRA Bogor memperhatikan kembali staffing dengan cara mengurangi tugas non core job-nya.

This study discuss the analysis of patient safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital in 2018. The purpose of this study is to get a description of the patient 39 s safety culture at Inpatient of AZRA Bogor Hospital using AHRQ Assosiations of Health Care Quality questionare. The method of this researching using quantitative with survey and cross sectional approach with total sample of 75 nurses.
The result showed Inpatient had a good patient safety culture of 37,3. It means this safety culture belongs to less safety culture category. This research recommends that the AZRA Bogor Hospital pay attention to staffing by reducing its non core job task.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasmi
"Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) di RSKBP berkisar antara 0,31% sampai dengan 3,01% dengan angka kematian 2,22%.IKP di RSKBP dinilai masih under reporting karena kebanyakan IKP tidak dilaporkan.Membangun budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP tahun 2015. Penelitian dilakukan bulan Maret sd April 2015, dengan sampel 115 responden. Desain penelitian explanatory sequential.
Analisa data dilakukan dengan regresi logistic.Penelitian menunjukan budaya keselamatan pasien di RSKBP masih kurang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP adalah umpan balik laporan insiden ( p=0,021 α=0,05, OR= 15,516 ) budaya tidak menyalahkan ( p=0,019 α=0,05, OR= 14,396 ) dan budaya belajar ( p=0,006 α=0,05, OR= 0,096 ).Disarankan agar RSKBP dapat memperbaiki budaya keselamatan pasien dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur.

Adverse even ( AE ) in RSKBP ranged from 0.31% to 3.01% with a mortality rate of 2.22%.AE in RSKBP still considered under-reporting because most AE not reported. Building a culture of patient safety is an important element to improve patient safety and quality. This research aims to know the culture of patient safety and the factors related to the patient safety culture in RSKBP 2015. The study was conducted in March to April 2015, with a sample of 115 respondents It is Sequential explanatory research design.
The data analysis with regression logistic. Patient safety culture in RSKBP still lacking. Factors related to the patient safety culture in RSKBP feedback is incident report (p = 0.021 α = 0.05, OR = 15.516) culture is not to blame (p = 0.019 α = 0.05, OR = 14.396) and a learning culture (p = 0.006 α = 0.05, OR = 0.096) .RSKBP sugest to improve patient safety culture with a comprehensive and structured efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wice Purwani Suci
"Budaya keselamatan pasien merupakan pondasi utama dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan champion keselamatan pasien terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Metode penelitian ini menggunakan pre-experiment design: pretest-posttest without control group design, sampel yang digunakan 81 perawat. Data analisis dengan menggunakan Mc Nemar.
Hasil menunjukkan terdapat peningkatan persentasi penerapan budaya keselamatan pasien setelah program pemberdayaan champion keselamatan pasien dengan pengaruh yang tidak bermakna secara statistik (p= 0,451; CI= 0.084-0.928).
Penelitian ini merekomendasikan perlunya pengembangan champion keselamatan pasien dengan memperhatikan kriteria kelayakan sebagai champion keselamatan pasien serta membangun program pemberdayaan champion keselamatan pasien berkelanjutan sesuai kebutuhan rumah sakit.

The culture of patient safety is the main foundation in the implementation of patient safety. This study aimed to determine the influence of the patient safety champion empowerment on the application of patient safety culture in Jakarta Hajj Hospital.
This research method used pre-experimental design: pretest-posttest without control group design, the sample was 81 nurses. Data were analyzed using Mc Nemar test.
The results showed there was an increase in the percentage of the implementation of a patient safety culture after the program of patient safety champions empowerment had been implemented, which was not statistically significant (p = 0.451; CI = 0084-0928).
It is recommended to develop the patient safety champions by taking into account the eligibility criteria as a patient safety champion and to build a sustainable program of patient safety champion empowerment that suitable to the needs of the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Eko Nurati
"Latar belakang: Budaya keselamatan pasien terbukti merupakan faktor penting dalam keselamatan pasien di pelayanan kesehatan. Kerja sama tim perawat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta.
Metode: penelitian kuantitatif cross sectional dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan The Nursing Teamwork Survey (NTS) pada 160 orang perawat di unit rawat inap, rawat jalan dan kamar bedah.
Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 57,5% perawat memiliki persepsi positif mengenai budaya keselamatan pasien dan sebanyak 51,3% perawat memiliki persepsi baik mengenai kerja sama tim. Terdapat hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien (p value: 0,001) yang berbeda pada tiap strata pendidikan. Perawat berpendidikan sarjana/ ners dengan kerjasama baik berpeluang 10,28 kali lebih besar dalam budaya positif setelah dikontrol variabel usia, masa kerja dan pelatihan.
Kesimpulan: kerjasama tim yang baik pada perawat terbukti memiliki keterkaitan dengan peningkatan perilaku budaya keselamatan pasien.

Background: patient safety culture is an important aspect for quality in the healthcare setting. Nursing teamwork is one of the affecting factor of patient safety culture.
Purpose: this study aims to determine the relationship between nursing teamwork and patient safety culture at National Brain Centre Hospital.
Methods: a qualitative cross sectional survey used questionairre of Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and The Nursing Teamwork Survey (NTS) were conducted. A total of 160 nurses working at inpatient, outpatient and operating room participated in the study.
Results: this research showed 57,5% of nurses have positive perception on patient safety culture while 51,3% of nurses have an adequat perception on teamwork. There was a significant correlation between teamwork and patient safety culture (p value: 0,001) in each education grade. Bachelor of Nursing Science (BSN) graduate nurses have 10,28 times of positive perception on patient safety culture.
Conclution: adequate teamwork associated with patient safety culture improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indera
"Penelitian menggunakan desain sequential explanatory melalui analisis kuantitatif menggunakan kuesioner Survei Farmasi dalam Budaya Keselamatan Pasien dari AHRQ dilanjutkan focus group discussion untuk merumuskan strategi dan kebijakan dalam membangun budaya keselamatan pasien di Instalasi Farmasi RS Santa Elisabeth Batam Kota.
Analisis budaya keselamatan pasien menghasilkan 4 dimensi kategori budaya sedang yang memerlukan perbaikan keselamatan pasien serta 7 dimensi kategori budaya baik yang menjadi kekuatan dalam keselamatan pasien. Pengorganisasian ketenagaan, beban kerja dan pola kerja; konseling pasien; keterbukaan komunikasi; dan respons terhadap kesalahan menjadi kelemahan budaya keselamatan pasien yang menjadi prioritas perbaikan. Tingkat pelaporan kejadian masih rendah dan harus mendapat perbaikan.

This research uses sequential explanatory design started from quantitative analysis using questionnaire The Pharmacy Survey on Patient Safety Culture (PSOPSC) from AHRQ followed by focus group discussion to formulate strategy to build patient safety culture.
Analysis of patient safety culture resulted in 4 dimensions of moderate cultural categories that require improvement and 7 dimensions of good cultural categories that be strength of the patient safety culture. Staffing, Work Pressure and Pace; Patient counseling; Communication openness; and Response to Mistakes is weakness of the patient safety culture that become priority improvement. Level of incident reporting is still low and need improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidarta Sagita
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien oleh dokter dan Komite Mutu Keselamatan Pasien Manajemen Risiko KMKPMR di RS Permata Depok tahun2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien di RS Permata Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan case study dengan metode wawancara mendalam, telaah data sekunder dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja, pengetahuan tentang pencatatan pelaporan insiden keselamatan pasien, kerja rangkap, komunikasi,pengambilan keputusan dan penghargaan berhubungan dengan faktor pencatatan insiden keselamatan pasien oleh dokter, sedangkan pengalaman kerja, komunikasidan penghargaan berhubungan dengan faktor pelaporan insiden keselamatan pasienoleh KMKPMR.

The aim of this research is to identify the supporting and inhibiting factors relating to the recording and reporting the incidence of patients safety at Permata Depok Hospital in 2017. Type of research is qualitative using case studies with in depthinterview, secondary data review and document review.
The results of this studyare work experience, knowledge, work load, communication, decision making andreward related to the factors of recording the incidence of patients safety by the doctors, while work experience, communication and reward are related the factorsof reporting the incidence of patient rsquo s safety by The Hospital Committee of Patient Safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Piandani
"Keselamatan pasien merupakan hal yang fundamental dalam pelayanan kesehatan. Rumah Sakit sebagai lingkungan kompleks dengan resiko yang tinggi memberikan peluang terhadap terjadinya kesalahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien (IKP) berupa KTD, KNC dan KTC di Rumah Sakit X, Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian didapatkan insiden keselamatan pasien (IKP) di Rumah Sakit X dari bulan April 2012 sampai dengan September 2013 terjadi sebanyak 15 kasus yang terdiri atas 2 kasus KNC, 3 kasus KTC dan 10 kasus KTD. Insiden keselamatan pasien (IKP) dipengaruhi oleh faktor individu, faktor sifat dasar pekerjaan, faktor lingkungan organisasi dan manajemen serta faktor lingkungan fisik dan tempat kerja. Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya IKP adalah faktor individu (kompetensi tenaga medis) dan faktor organisasi–manajemen. Komunikasi dan kerjasama tim diperlukan dalam mengintegrasikan komponen – komponen yang ada di Rumah Sakit.
Patient safety is fundamentalissue in providing a health care. Hospital as a complex environment have a high risk of giving an opportunity to the occurrence of errors. The purpose of this study was to determine the factors that influence the patient safety incidents (IKP) such as KTD, KNC and KTC in The X Hospital in Lampung Tengah. This study uses a qualitative methode with case study design. The results showed patient safety incidents (IKP) at The X Hospital from April 2012 to September 2013 occurred as many as 15 cases consists of KNC 2 cases , 3 cases of KTC and 10 cases of KTD. Patient safety incidents (IKP) is influenced by individual factors,the nature of the work factors, the management and organization factors and physical environmental factors and workplace. The most influential factor on the IKP are individual factors (competence of medical personnel) and the organizational-management factors.In order to integrate all components in the hospital, communication and teamwork are needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T39322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianayanti Asmira Rasam
"[Dalam konteks pengobatan modern, kompleksitas sistem perumahsakitan dianggap sebagai faktor utama penyebab insiden kesalahan medis. Dengan paradigma ”pelayanan berfokus pasien”, hak pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman adalah indikator utama dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 (SARS 2012) di Indonesia, melalui penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP).
Adapun salah-satu jenis penyakit dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi adalah Sepsis. Pengunaan modifikasi klinis Internasional Classification of Desease (ICD) berbasis revisi ke-9, telah menimbulkan kerancuan terminologi dan meningkatkan mortalitas sepsis. Secara global, mortalitas sepsis mencapai 8 juta/tahun, dengan pertumbuhan di negara berkembang berkisar 8 – 13% per-tahun. Untuk memastikan efektifitas Keselamatan Pasien pada alur pelayanan penyakit sepsis, dilakukan penelitian terhadap imlementasi Tatakelola 6 Sasaran Keselatanan Pasien. Melalui kerangka studi kasus, dengan pendekatan kualitatif diskriptik analitik, dilaksanakan penelitian di Rumah Sakit Tebet Jakarta, pada bulan April-Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan, efektifitas Tatakelola 6 SKP mencapai 96,283%,
dengan tingkat kesalahan 5%. Penelitian ini berhasil membuktikan implementasi Tatakelola 6 SKP pada alur pelayanan penyakit sepsis. Disimpulkan bahwa Tatakelola 6 Sasaran Keselamatan Pasien sangat efektif mengurangi resiko KP.;In the context of modern medicine, complexity hospital’s management is regarded as the primary cause of medical error (ME). The new healthcare paradigm of “Patient-Focused Care”, patient’s right to receive safe healthcare treatment is considered as main indicator in Standar Akreditasi Rumah Sakit of 2012 (SARS
2012) in Indonesia, through the implementation of the 6 Targets of Patient Safety (KP). In the category of emergency medical treatment, Sepsis is considered as a disease with high mortality and morbidity rate. The use of The International Classification of Diseases, based on Ninth Revision, have caused terminological confusion and contribute to the increase of sepsis mortality rate. Globally, sepsis’ mortality rate
reaches 8 million/year or 24.000/day, with growth rate of 8-13% per-year. To ensure the effectiveness of KP standard implementation in sepsis medical treatment, a research on the implementation of 6 Targets of KP in RS Tebet is conducted. Using case study, qualitative and descriptive analysis, this research is performed in the course of April-May 2015. The research shows that effectiveness 6 Targets of KP implementation reaches 96,283%, with 5% margin of error. This research proves that implementation of 6 Targets of KP in healthcare treatment procedure for sepsis cases can reduce the risk of ME., In the context of modern medicine, complexity hospital’s management is regarded
as the primary cause of medical error (ME). The new healthcare paradigm of
“Patient-Focused Care”, patient’s right to receive safe healthcare treatment is
considered as main indicator in Standar Akreditasi Rumah Sakit of 2012 (SARS
2012) in Indonesia, through the implementation of the 6 Targets of Patient Safety
(KP).
In the category of emergency medical treatment, Sepsis is considered as a disease
with high mortality and morbidity rate. The use of The International Classification
of Diseases, based on Ninth Revision, have caused terminological confusion and
contribute to the increase of sepsis mortality rate. Globally, sepsis’ mortality rate
reaches 8 million/year or 24.000/day, with growth rate of 8-13% per-year.
To ensure the effectiveness of KP standard implementation in sepsis medical
treatment, a research on the implementation of 6 Targets of KP in RS Tebet is
conducted. Using case study, qualitative and descriptive analysis, this research is
performed in the course of April-May 2015. The research shows that effectiveness 6
Targets of KP implementation reaches 96,283%, with 5% margin of error. This
research proves that implementation of 6 Targets of KP in healthcare treatment
procedure for sepsis cases can reduce the risk of ME.]"
Universitas Indonesia, 2015
T44210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanwia Sumaheny
"Budaya keselamatan pasien (BKP) adalah penerapan sistem asuhan pasien dalam organisasi yang tercermin dalam sikap, perilaku, keterampilan, komunikasi, kepemimpinan, pengetahuan, tanggung jawab, dan nilai yang ada dalam diri petugas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku organisasi berdasarkan karakteristik individu, kelompok dan organisasi terhadap budaya keselamatan pasien oleh perawat rawat inap di RS Hermina Daan Mogot RSHDM).
Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan responden seluruh (111) perawat pelaksana pada unit rawat inap RSHDM. Data kuesioner dianalisis menggunakan metode univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik individu, karakteristik kelompok dan karakteristik organisasi terhadap BKP di RSHDM adalah baik. Hasil BKP perawat pelaksana rawat inap RSHDM menunjukkan nilai baik. Tanggung jawab menjadi satu-satunya variabel yang tidak ada hubungan dengan BKP sedangkan kepemimpinan paling berhubungan dengan BKP.

Patient safety culture (PSC) is the application of patient care systems in the organization which are reflected in the attitudes, behaviors, skills, communication, leadership, knowledge, responsibility, and values that exist in health care workers. This study aims to determine the organizational behavior based on the characteristics of individuals, groups and organizations on patient safety culture by nurses on inpatient units in Hermina Hospital Daan Mogot (HHDM).
The design of this study using cross-sectional method with respondents from all (111) nurses on inpatient units in HHDM. Questionnaire data were analyzed using univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed the characteristics of an individual, group characteristics and organizational characteristics of the PSC in HHDM is good. Results PSC inpatient nurses HHDM shows good value. Responsibility to be the only variable that did not match while the leadership were most associated with PSC.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>