Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Fatahillah
"Penelitian dengan judul "Implementasi Asas Undang-Undang Perlindungan Anak, Terhadap Anak Penyalahguna Narkoba Terkait Ketahanan Keluarga (Studi Putusan Pidana Nomor : 1016, 1372, dan 1931/Pid.Sus/2012/PN. JKT.BAR )" ini dilatarbelakangi oleh realitas bahwa jumlah anak penyalahguna narkoba semakin tinggi tiap tahunnya. Anak penyalahguna narkoba tersebut banyak pula yang berkonflik dengan hukum. Perlindungan anak merupakan hal terpenting dalam memajukan kehidupan dan taraf hidup suatu bangsa. Asas perlindungan anak yang tidak diimplementasikan dengan baik mengakibatkan kerapuhan ketahanan keluarga. Keluarga anak yang berkonflik dengan hukum rentan konflik dan krisis. Jumlah anak penyalahguna narkoba yang tidak sedikit serta kasus anak yang berkonflik dengan hukum karena penyalahgunaan narkoba yang berjumlah besar dan meningkat tiap tahunnya tentu mengganggu ketahanan nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui implementasi asas Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap anak penyalahguna narkoba dan kaitannya dengan ketahanan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer ini didapatkan melalui proses wawancara dengan anak penyalahguna narkoba yang berkonflik hukum dan dijadikan fokus dalam studi kasus penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empat asas dalam perlindungan anak yaitu asas non diskriminasi, asas kepentingan terbaik bagi anak, asas perlindungan hak hidup, tumbuh, dan berkembang serta asas penghargaan terhadap pendapat anak tidak diimplementasikan secara baik oleh aparat hukum pada ketiga anak yang dijadikan studi kasus oleh peneliti. Pada proses penangkapan dan penahanan, ketiga anak mendapatkan kekerasan dan intimidasi dari aparat. Salah satu dari anak bahkan menempati sel tahanan yang digabung dengan orang dewasa dan tidak didampingi oleh penasehat hukum ketika proses persidangan berlangsung.Minimnya implementasi asas perlindungan anak akan berdampak pada rapuhnnya ketahanan keluarga.Beberapa keluarga sering terjadi konflik ketika anaknya melakukan penyalahgunaan narkoba. Keluarga yang tingkat ekonomi rendah menjadi kesulitan memenuhi kebutuhan ekonominya karena anak yang berkonflik dengan hukum menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Implementasi buruk pemerintah mengakibatkan terganggunya ketahanan keluarga baik secara fisik, ekonomis, dan mental.

Research entitled " the Implementation of the principle of the Law on Child Protection, on Child Drug User Related Family Resilience (Studies Criminal Verdict Nomor : 1016, 1372, dan 1931/Pid.Sus/2012/PN. JKT.BAR )" is motivated by the reality that the number of children of drug abusers is getting higher each year. There are many children drug abuse who conflicted with the law. Protection of children is important in promoting life and standard of living of a nation. The principle of the protection of children which are not well implemented resulting fragility of family resilience. Families of children who are in conflict with the law are susceptible with conflict and crisis . The number of children who are not drug abusers and fewer cases of children in conflict with the law because of the large number of drug abuse and increases each year would disrupt national resilience. Focus of this research is to describe and analyze the implementation of the principle of the Child Protection Act against children and drug abusers relation to family resilience . This research used qualitative research method with case study of analysis approach. Types of data used are primary and secondary data. The primary data was obtained by interviewing drug abuser children who conflicted with law and their famillies and then become the focus in the case research.
Result of this study showed that the four principles in child protection are the principle of non-discrimination, the best interest of the child principle, the principle of protection of the right to live, grow, and develop as well as the principle of respect for the opinion of the children are not well implemented by law enforcement agencies that serves children in the third case study by researcher. In the process of arrest and detention, the three children got violence and intimidation from the authorities. One of the children even occupied the holding cell combined with adults and not accompanied by legal counsel when the trial took place. The lack of implementation of the children protection principle will impact toward fragility of family resilience. Some families often conflict when their children commit drug abuse. A poor family feels difficult to fulfill economic needs because a child in conflict with law spends much cost. Poor implementation of government resulted in the disruption of family strength physically, economically, and mentally."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andryanto Santoso Randotama
"Tesis ini membahas hasil penelitian tentang analisis penerapan diversi terhadap tersangka anaknarkoba pada lima Polres di DKI Jakarta : ditinjau dari Undang-Undang Sistem Peradilan PidanaAnak dan Undang-undang Narkotika. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif-kualitatifyang bersumber dari data primer dan sekunder dengan metode pengumpulan data yang dilakukandengan cara wawancara mendalam, wawancara pakar, observasi dan telaahan dokumen. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pada lima Polres yang berada di DKI Jakarta, telah melakukanimplementasi diversi kepada para pelaku anak yang terlibat dalam kasus narkoba.
Adapun dalam proses pelaksanaannya, para penyidik Kepolisian pada masing-masing Polres mengedepankankonsep kepentingan terbaik bagi anak dengan menghindari adanya penghukuman badan dan lebihmengutamakan perbaikan serta pembimbingan yang dilakukan oleh pihak keluarga. Masing-masing Polres di DKI Jakarta yang mempunyai karakteristik masing-masing melihat konteksbahwa kasus-kasus narkoba dapat diselesaikan dengan melihat tercapainya tujuan hukum yangdiinginkan oleh masyarakat, yakni terjaminnya kepastian hukum, keadilan dan kemanfaatandengan dipengaruhi dari kronologis masing-masing kasus yang ditangani. Adanya perbedaanimplementasi yang terdapat pada lima Polres ini dikembalikan kepada penilaian penyidik dalammengedepankan kewenangan diskresinya untuk memilih jalur diversi pada penyelesaiannya.
Faktor-faktor yang menentukan pelaksanaan diversi ini lebih kepada posisi pelaku anak dalamjeratan kasus yang melibatkannya yakni hanya sebagai pengguna narkoba, dan didukung oleh hasilpenyidikan polisi serta penelitian yang dilakukan oleh BAPAS, dengan melibatkan para orang tua,Kejaksaan dan Pejabat Lingkungan, yang menentukan bisa tidaknya diversi dilakukan. Denganmengacu kepada faktor-faktor pendukung dan keputusan elemen-elemen terkait, dimana peranserta masyarakat menjadi salah satu faktor penting keberhasilan pelaksanaan diversi setelahketetapan dilaksanakan, maka diharapkan keputusan yang diambil dapat merubah perilaku dankepribadian anak menjadi lebih baik jauh dari jeratan narkoba yang membayanginya.

This thesis discusses the results of research on the analysis implementation of diversion tonarcotics child suspects in five Districts Police at DKI Jakarta based on the Child Criminal JusticeSystem Regulation and Narcotics Regulation. This research is conducted by descriptive qualitativemethod that comes from primary and secondary data where data collection method is done by indepthinterview, expert interview, observation and document review. The result of the researchshows that in five District Police located in DKI Jakarta, has been implementing diversion to childperpetrators involved in drug cases.
As in the process of implementation, Police investigators ineach District Police put forward the concept of the best interests for children by avoiding the bodypunishment and prefer the improvement and guidance done by the family. Each District Police inJakarta which has its own characteristics see the context that drug cases can be solved by lookingat the achievement of the legal objectives desired by the community, namely the assurance of legalcertainty, fairness and benefit by being influenced from the chronology of each case handled. Theexistence of different implementation found in five District Police is returned to the assessment ofthe investigator in prioritizing his discretionary authority to choose the path of diversion in thesettlement.
Factors that determine the implementation of this diversity are mostly becauses theposition of the child abuser in the case as a drug user, and supported by the results of Policeinvestigations and research conducted by the BAPAS, involving parents, prosecutors andenvironmental officials, whether or not diversion can be done. With reference to the supportingfactors and decisions of related elements, in which public participation becomes one of theimportant factors of successful implementation of the diversion after the determination isimplemented, it is expected that the decision that had been taken can change the behavior andpersonality of the child to be better man away from the trap of drugs itself.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T49124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Agustina Fitrahayati
"Tulisan ini membahas tentang Strategi SWOT Dalam Pencegahan Relapse Melalui Analisis Peran Keluarga Pada Penyalah Guna Narkoba Di UPT Terapi Dan Rehabilitasi BNN. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan fakta bahwa tingkat peran keluarga dalam pencegahan relapse pada penyalah guna narkoba di UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN tergolong rendah hal ini hal ini dikarenakan peran keluarga dalam memberikan dukungan kepada residen belum optimal.
Berdasarkan dari Analasisi SWOT Strategi yang dapat dilakukan oleh BNN adalah Optimalisasi pemberdayaan edukasi keluarga mengenai akan pentingnya peran keluarga untuk menjaga sistem keluarga dalam mendukung pemulihan residen yang berkesinambungan dan peningkatan fasilitas pendukung system pelayanan dan program sebagai strategi dalam mencegah terjadinya relapse pada penyalah guna narkoba.
Kendala-kendala pada peran keluarga dalam pencegahan relapse adalah : 1. Persepsi dan pola pikir keluarga terhadap penyalah guna narkoba masih negative; 2. Masih rendahnya nilai-nilai keagaman dalam keluarga; 3. Keluarga sebagai kelompok dukungan masih memiliki jarak terhadap residen; 4. Keluarga sebagai kelompok dukungan belum memberikan perhatian secara maksimal; 5. Interaksi keluarga dimana struktur didalam keluarga tidak memainkan peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga; 6. Keseimbangan didalam keluarga tidak normal; 7. Batas-batas didalam keluarga tidak lagi dijalankan; 8. Ketidakjelasan Keluarga menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan perannya; 9. Adanya ketidakjelasan visi dan misi didalam keluarga; 10. Peran aktif keluarga dalam mengikuti FSG masih rendah; 11. Fasilitas ruang kunjung keluarga yang dapat menjaga privasi antara keluarga dengan residen belum optimal; 12. Waktu visit yang ditetapkan oleh lembaga tidak berdasarkan kebutuhan keluarga, sehingga kelompok dukungan kurang maksimal.

This thesis discusses about Strategic SWOT Analysis Through in Relapse Prevention Family Role of Drug Abusers of UPT Therapy and Rehabilitation of National Narcotics Agency. The method used in this research is a quantitative approach. Based on the results of the study found that the level of the role of families in preventing relapse in drug abusers at UPT Therapy and Rehabilitation of National Narcotics Agency is low. Caused the role of the family in providing support to resident is not optimal.
Based on the analysis of SWOT strategies that can be done by National Narcotics Agency (BNN) is the family education regarding optimization of empowerment of the important role of family to keep the family system in support of a sustainable recovery and improvement resident facilities and program support services system as a strategy to prevent relapse in drug abusers.
There are some impacts on the role of families in preventing relapse, they are: 1. Family perception and mindset of the drug abusers still negative; 2. Religious value in the family is still low; 3. Family as a support group still have a distance to the resident; 4. Support the family as a group have not been paying attention to the maximum; 5. Family interaction in families where the structure does not play a role and function of each member of the family; 6. Balance within the family is not optimal; 7. Boundaries no longer run in the family; 8. Family vagueness in carrying out his duties in accordance with the role; 9. Any lack of clarity in the vision and mission of the family; 10. Active role in following Family Support Group activity is still low; 11. Facility of visit’s family that can maintain privacy between families with resident is not optimal;12. Visit’s time defined by the institution is not based on the needs of the family, so the support group less than the maximum.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Zainal Hafid
"ABSTRAK
Faktor keluarga merupakan salah satu faktor yang signifikan bagi proses terjadinya keadiksian terhadap obat. Baik buruknya iklim kehidupan keluarga ternyata memberikan kontribusi bagi terjadinya penyalahgunaan obat. Sebagai efek dari penyalahgunaan obat, para klien adiksi ini mengalami ketergangguan dalam susunan syaraf pusatnya yang pada gilirannya mereka menampilkan perilaku yang khas/menyimpang jika dibandingkan dengan orang lain yang normal.
Teori dari Ausuble (1958) menyatakan bahwa suasana keluarga yang dapat menghambat perkembangan anak secara normal adalah akibat model perlakuan orang tua yang memberikan perlindungan secara berlebihan. Teori ini didukung oleo :Johnson and Medinnus (1968) yang menggambarkan adanya dua titik ekstrim model perlakuan orang tua, yakni yang berifat menguasai dan yang bersifat menolak. Atas dasar hal itu maka penulis tertarik untuk meneliti tentang: "Bagaimana iklim kehidupan keluarga dan keadiksian yang dialami anak?"
Penelitian ini merupakan penelitian deskrtiptif analisis yang bertujuan untuk memberikan gambaran analisis tentang iklim kehidupan keluarga yang dirasakan klien adiksi serta bagaimana perilaku yang muncul setelah anak/klien mengalami ketergantungan terhadap obat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim kehidupan keluarga yang memberikan kecenderungan kepada anak untuk menyalahgunakan obat, tercipta dari adanya tiga pola perlakuan yang ekstrim dari orang tua, yakni yang bersifat mendominasi, bersifat menolak dan yang bersifat permisif. Para klien adiksi ini cenderung berpikir eksternal negatif. Selain itu terdapat juga kecenderungan bahwa semakin berat klien adiksi, mereka semakin depresi.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga pola perlakuan orang tua tersebut pada gilirannya memberi kecenderungan kepada anak untuk menyalahgunakan obat.
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis mengajukan beberapa saran, yaitu kepada: (1) Para pekerja sosial agar lebih memahami iklim kehidupan keluarga klien adiksi beserta perilaku-periiakunya yang muncul, (2) Lembaga pelayanan kcsejahteraan sosial perlu meningkatkan kemampuan perencanaan dan pelaksanaan program-program pelayanan, (3) Lembaga pendidikan pekerjaan sosial agar lebih memikirkan tentang bagaimana menghasilkan pekerja sosial yang andal dan profesional, dan (4) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti masalah keadiksian dalam lingkup yang lebih besar, baik lokasi maupun sampelnya."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Satriani Sakti
"Pelajar merupakan kelompok berisiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba. Pemakaian narkoba sejak dini akan meningkatkan risiko terjadinya ketergantungan pada usia dewasa. Penyalahgunaan narkoba pada pelajar dipengaruhi oleh berbagai sistem yang melingkupi dirinya baik sistem keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan keluarga dan sosial terhadap penyalahgunaan narkoba pada pelajar. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data bersumber dari Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa tahun 2016 dengan jumlah sampel 30.004 responden. Prevalensi penyalahgunaan narkoba tertinggi adalah pada pelajar SMA (2,4%) dan pelajar laki-laki (3,5%). Berdasarkan faktor perilaku, variabel yang berhubungan signifikan adalah merokok, konsumsi alkohol, dan seks pranikah. Berdasarkan faktor lingkungan sosial, variabel yang berhubungan signifikan adalah status pernikahan orangtua, kekerasan keluarga, dan kondisi lingkungan sosial. Berdasarkan faktor lingkungan yang dirasakan, variabel yang berhubungan signifikan adalah perilaku berisiko keluarga dan kehangatan keluarga. Berdasarkan karakteristik individu, variabel yang berhubungan signifikan adalah jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Determinan yang paling dominan adalah perilaku konsumsi alkohol dengan AOR 7,5 (95% CI: 6,0 – 9,4) setelah dikontrol dengan variabel lainnya. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat mendorong untuk mengoptimalkan program P4GN di Indonesia dan melakukan intervensi perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan seks pranikah di lingkungan pendidikan. Bagi sekolah diharapkan dapat berinovasi dalam mengedukasi dan mensosialisasikan materi kesehatan reproduksi dan perilaku berisiko kesehatan. Bagi orangtua diharapkan mampu membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak dan menciptakan keluarga yang harmonis dan kondusif dari perilaku berisiko.

Students are a high-risk group for drug abuse. Early drug use will increase the risk of dependence in adulthood. Drug abuse in students is influenced by various systems that surround them such as family system, peers, and social environment. The purpose of this study was to determine family and social determinants of drug abuse in students. Research using cross sectional study design. The data source was 2016 Survey on Drug Abuse and Trafficking in Student and Student Groups with a total sample of 30,004 respondents. The highest prevalence of drug abuse is among high school students (2.4%) and male students (3.5%). Based on behavioral factors, the variables that are significantly related are smoking, alcohol consumption, and premarital sex. Based on social environmental factors, variables that are significantly related are parents' marital status, family violence, and social environmental conditions. Based on perceived environmental factors, variables that are significantly related are family risky behavior and family warmth. Based on individual characteristics, variables that are significantly related are gender, age, and level of education. The most dominant determinant is alcohol consumption behavior with an AOR of 7.5 (95% CI: 6.0 – 9.4) after controlled by other variables. For the government, it is hoped that the results of this research can encourage optimizing the P4GN program in Indonesia and conducting interventions on smoking behavior, alcohol consumption, and premarital sex. Schools are expected to be able to innovate in educating and socializing reproductive health and health risk behavior. Parents are expected to be able to build better communication with their children and create a harmonious and conducive family from risky behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sicilya Yuanita L
"Adversity Quolient adalah konsep yang diperkenalkan Stoltz (1997), yaitu suatu variabel yang menentukan apakah suatu individu tetap berharap dan terkendali dalam menghadapi situasi/keadaan yang sulit. Skor dari Tes AQ ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik seseorang bertahan dalam menghadapi hambatan dan kemampuan dalam menghadapinya;Siapa yang dapat mengatasi hambatan dan siapa yang tidak;Perkiraan performa , potensi dan kegagalan seseorang. Pemilihan subyek yang ditujukan khusus ibu karena seperti hasil penelitian Rosaldo, Chodrow dan Ortner terdapat asumsi yang berlaku dalam masyarakat bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab ibu.Bagi wanita sendiri begitu ia memasuki tahap menjadi ibu pada saat itulah ia mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang ibu atau istri daripada identifikasi terhadap karimya.(Basow,Gergen dkk, dalam Tumer & Helms, 1995).Selain itu wanita lebih mudah terkena stres bila menyangkut pada kejadian besar yang terjadi pada significant others-nya (Kessler & McLeod dalam Kessler & Almeida, 1998)atau kejadian dalam keluarganya .Sedangkan Tahapan usia dewasa tengah dipilih karena tahap ini menurut Vaillant dapat mendatangkan stres dengan adanya tuntutan perubahan peran sebagai orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak remajanya (dalam Papalia & Olds, 1998) Sedangkan menurut Erikson usia ini timbul dorongan untuk memberi perhatian (care ) yang berarti bertambahnya komitmen untuk mengasuh/menjaga {take care) orang, hasil/produknya , dan ide-ide dengan demikian dapat memenuhi dorongan sebagai orang tua {parental drive).Cara dalam menangani situasi yang menimbulkan stress secara garis besar terdiri dari dua cara: konstruktif/adaptif, yaitu problem focused coping dan emotion focused coping (Folkman&Lazarus, 1988) dan destruktif/maladaptif (Carver,dkk., 1989). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan coping adalah hardiness dan optimisme - dimana faktor ini secara teoritis berhubungan dengan AQ - serta juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan status ekonomi - yang dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai data kontrol - Permasalahan yang diajukan adalah: Bagaimana kaitan/hubungan antara AQ dengan coping yang ditampilkan oleh para ibu dari anak yang mengalami ketergantungan narkoba? Bagaimana gambaran umum skor total AQ yang terdapat pada para ibu tersebut ? Bagaimana gambaran perilaku coping yang ditampilkan para ibu tersebut? Dan sebagai data tambahan yaitu bagaimana perilaku coping ibu dari tiap masing-masing kelompok dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi yang berbeda? Alat yang digunakan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stress pada ibu dibuat berdasarkan hasil elisitasi dan Social- Readjustment Rating Scale dari Holme dan Rahe Pilihan jawaban yang tersedia adalah skala 1- 5 untuk masing-masing dimensi AQ. Alat ini terdiri dari 30 item yang terdiri dari 5 dimensi AQ yaitu Control (C) - menggambarkan seberapa besar kendali yang ditangkap (perceived) suatu individu atas kegagalan yang mereka hadapi. Origin dan Ownership (02) - Origin adalah sumber asal suatu kegagalan dipersepsikan, sedangkan kepemilikan (ownership) berkaitan dengan rasa memiliki hasil atau akibat dari perilakunya (accountability).Reach (R) - menggambarkan seberapa jauh kegagalan/hambatan mempengaruhi area lain dalam hidup suatu individu.Endurance (E) - menggambarkan berapa lama suatu individu menangkap kegagalan/hambatan atau akibat dari kegagalan tersebut berlangsung.Subjek dalam penelitian ini adalah yang anaknya sedang atau pernah mengalami ketergantungan narkoba. Jumlah subjek yang diperoleh sebanyak 30 orang. Untuk melihat gambaran skor tiap dimensi dan gambaran skor total AQ digunakan teknik statistik untuk mendapatkan rata-rata (mean) dan presentase subyek dalam rentang skor total AQ. Uji reliabilitas dan analisis item dari alat coping menggunakan koefisien Cronbach alpha dan metode konsistensi internal dan. Dengan Koefisien Cronbach Alpha yang dihasilkan, maka dapat dikatakan reliabilitas ARP ini sedang cenderung tinggi. Sedangkan untuk mengukur perilaku coping digunakan alat ukur yang sudah terstandarisasi dan baku dari Carver dan Scheier (1989) yaitu COPE Inventory. Alat ini terdiri dari 53 item yang terbagi atas tiga kategori yaitu problem focused coping emotion focused coping dan maladaplive coping. Perhitungan skor masing-masing menggunakan teknik statistik yang mengukur rata-rata {mean). Adaptasi alat ukur dilakukan dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia kenudian untuk mendapatkan umpan balik alat tersebut diberikan kepada dosen pembimbing dan sejumlah ibu-ibu dari rentang usia midd/e-adullhood Dari hasil perhitungan didapati bahwa tidak terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara AQ dengan problem focused coping emotion focused coping dan maladaplive coping; rata-rata coping yang dilakukan dari kelompok sampel adalah emotion focused coping. Dari data tambahan yang diperoleh penelitian ini juga memberikan hasil penelitian yang memiliki kesesuaian dengan hasil penelitian Haan (1977) yang menyatakan semakin tinggi status ekonomi seseorang maka semakin jarang ia menggunakan strategi coping yang mencakup kekakuan dan irasionalitas {coping tidak adaptif)dan hasil penelitian Billing dan Moos (1981) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia semakin menggunakan coping yang berorientasi dengan pemecahan masalah."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S3128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harvina Sawitri
"Narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan permasalahan global saat ini. 3,3-6,1% penduduk dunia menggunakan obat-obatan terlarang. Di Indonesia 1,99 % penduduknya menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang dan 7% dari jumlah tersebut merupakan pengguna narkoba suntik. Pemakaian narkoba dapat mengakibatkan bermacam-macam gangguan mental dan perilaku dan mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit. Sedangkan pemakaian jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba suntik dapat meningkatkan angka infeksi HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Karena penggunaan narkoba suntik mengakibatkan banyak dampak buruk, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menanggulangi hal ini. Harm reduction (pengurangan dampak buruk) merupakan salah satu upaya penanggulangan narkoba. Program ini telah terbukti dapat menurunkan angka pemakaian narkoba dengan menyuntik.
Desain penelitian ini adalah menggunakan desain potong lintang dengan mempertimbangkan variabel waktu. Analisis yang digunakan adalah analisis survival menggunakan metode Kaplan Meier untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen dan untuk pemodelan multivariatnya dilakukan dengan Regresi Cox. Sampel penelitian ini adalah 268 pengguna narkoba suntik pada Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia tahun 2008 yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional.
Pada lama pemakaian narkoba suntik pada responden, waktu paling sedikit adalah 3 bulan dan waktu paling lama adalah 348 bulan (29 tahun). Umur paling muda pengguna narkoba suntik adalah 15 tahun dan paling tua 44 tahun. Faktor yang berhubungan dengan berhenti pakai narkoba suntik adalah umur, jenis kelamin, mengikuti rehabilitasi, tidak pernah mengikuti detoksifikasi, tidak pernah melakukan pengobatan sendiri, dan anggota keluarga tidak ada yang pakai narkoba. Tinggal bersama keluarga mempunyai peluang 1,50 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik, pengguna narkoba suntik yang bekerja mempunyai peluang 1,24 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik, pengguna narkoba suntik yang hanya menggunakan 2 zat atau kurang mempunyai peluang 1,68 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik, dan pada pengguna narkoba suntik yang tidak tahu frekuensi menyuntik peluangnya 2,07 kali lebih cepat untuk berhenti pakai narkoba suntik. Mengikuti program harm reduction atau tidak mempunyai peluang yang sama untuk berhenti pakai narkoba suntik. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya pelaksanaan program harm reduction dan keterampilan petugas penjangkauan yang belum adekuat.
Oleh karena itu sasaran program sebaiknya dilakukan pada umur sedini mungkin dan laki-laki juga menjadi fokus utama. Harm reduction perlu dioptimalkan lagi programnya secara menyeluruh dengan tidak hanya berfokus pada beberapa program tertentu. Karena kalau secara jangkauan, sebagian besar pengguna narkoba telah dapat menjangkau program, tetapi hasil yang didapatkan belum memenuhi target program. Perlu adanya peningkatan konseling secara individu antara petugas penjangkauan dengan pengguna narkoba untuk lebih memotivasi pengguna narkoba supaya dapat merubah perilakunya dari berisiko menjadi tidak berisiko.

Narcotics and illegal drugs is a global problem. About 3.3 to 6.1% of world population uses illegal drugs. In Indonesia, 1.99% of the population using drugs and illicit drugs and 7% of them are injecting drug users. Drug uses can lead to many mental and behavioral disorders and caused various diseases. And using drugs with needles in intravenous can increase the rate of HIV infection, Hepatitis B and Hepatitis C. Because of injection drug use caused many adverse effects, therefore there is a need for efforts to tackle this. Harm reduction is one of drugs prevention. This program has been shown can reduce the number of injecting drug use.
The design of this study is use a cross-sectional design with time variable into the consideration. This analysis used survival analysis which Kaplan-Meier is used to see the relationship between the dependent and independent variables for modeling and multivariat performed with Cox regression. The research sample is 268 injecting drug users in Indonesian Survey on Drug Abuse conducted in 2008 by BNN.
At the time of injecting drug use among respondents, the time is at least 3 months and a maximum was 348 months (29 years). The youngest age of injecting drug users is 15 years old and the oldest is 44 years. Factors associated with cessation of injecting drug use is age, sex, join rehabilitation, never join detoxification, didn?t have self eficacy, and no family member who used drugs. Living with family has chances 1.50 times faster to stop injecting drug use, injecting drug users who have a job 1.24 times faster to stop injecting drug use, injecting drug users who only use two substances have a chance of 1.68 times faster to stop injecting drug use and injecting drug users who do not know the frequency of injecting has chances 2.07 times faster to stop injecting drug use. Register to harm reduction program or not have the same opportunities to stop injecting drug use. This is due to non optimal implementation of harm reduction programs and the skills of outreach workers who have not been adequate.
Therefore, the target of program should be done at the earliest possible age and men are also a major focus. Harm reduction programs need to be optimized more thoroughly by not only focusing on a particular program. Because in range, the majority of drug addicts have been able to reach the program, but the results obtained do not meet program targets. Need for increased counseling to individuals between the outreach workers to better motivate drug addicts in order to change the behavior of the risk to no risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini
"Evaluasi terhadap program pembentukkan kader anti narkoba di Deputi Bidang Pencegahan perlu dilakukan. Program pembentukkan kader yang dilaksanakan sejak tahun 2010 belum menampakkan hasil yang nyata. Penyebabnya kader-kader yang sudah dibentuk oleh BNN tidak dapat diberdayakan, karena program yang ada hanya sebatas membentuk kader. Oleh sebab itu agar pembentukan kader anti narkoba lebih efektif dibutuhkan program lanjutan untuk memberdayakan para kader tersebut sehingga mereka dapat mengimplemtasikan pengetahuan kebijakan program pencegahan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode observasi, wawancara mendalam dan pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini, program pembentukkan kader anti narkoba belum efektif.

Evaluation of cadre establishment anti-drug program on the Deputy of Prevention needs to be done. Cadre- establishment program undertaken since 2010 have not revealed the real results. It is cause cadres that has been formed by BNN could not empowered, because there is only limited programs form a cadre. Therefore the establishment of more effective anti-drug volunteers, advanced courses needed to empower these cadres so that they can implement the knowledge and prevention policies. The approach used in this study is a qualitative approach to the method of observation, in-depth interviews and data collection. The results of this study, the establishment of cadres of anti-drug program has not been effective."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Garmiaty SP
"Tesis ini membahas kefektifan strategi pelatihan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Penelitian ini mengungkap bahwa strategi memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat Kampung Bali mampu meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta mencegah penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini juga berhasil mengungkap kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pelatihan yaitu: komunikasi, peralatan, dan pengakuan masyarakat akan hasil pelatihan tersebut.
Dari hasil pelatihan-pelatihan tersebut terungkap bahwa ada sebagian warga yang mampu mengambil manfaat ekonomi dari keterampilan yang mereka peroleh dan mereka juga berkomitmen untuk terus ikut berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Program pelatihan yang berkelanjutan diperlukan agar tujuan akhir yaitu membebaskan Kampung Bali dari penyalahgunaan narkoba dapat terlaksana.

This study discussed the training strategy effectiveness in enhancing community participation towards drug abuse prevention campaign in Kampung Bali. Kamung was formerly known as an area in which drugs are commonly found and resulted in bad images of the area. The study reveals that such strategy is found to be useful in increasing the level of community participation in the prevention campaign. The study has also shown that there are three obstacles identified: communication, equioment and people’s acknowldgement towards the ouput of the training program.
The results of the training also serve as ways for the participants to take economic benefit by utilizing the skills gained from the training. They have also shown their commitment to keep being involved in similar programs in their neighborhood against drug abuse. A sustainable training program is needed to ensure a complete eradication of drug abuse in Kampung Bali.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Riadi
"Efektifitas organisasi, khususnya di Rumah Singgali Setia Kawan Mandiri, merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya lembaga tersebut untuk mencapai tujuannya, yaitu menangani masalah anak jalanan di DKI Jakarta. Berbagai faktor mempengaruhi efektifitas organisasi dalam memberikan pelayanan publiknya, antara lain faktor kepemimpinan, koordinasi, dan teknologi. Penentuan faktor ini didasarkan pada teori yang mendukung dan relevan dengan kondisi nyata di lapangan.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi rumah singgah Setia Kawan Mandiri dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dilingkungan anak jalanan. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk memperoleh gambaran upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dilingkungan anak jalanan, gambaran tentang staf yang tepat untuk melaksanakan program penanggulangan penyalahgunaan narkoba dilingkungan anak jalanan, dan mengetahui profil kepuuasan pelanggan terhadap rumah singgah Setia Kawan Mandiri.
Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 67 responder, terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelornpok petugas sebanyak 17 orang dan kelompok anak jalanan (klien) sebanyak 50 orang. Kelompok responden petugas merupakan seluruh petugas yang ada di rumah singgah, dan kelompok anak jalanan merupakan seluruh anak jalanan yang teridentifikasi kasus CDT (Child Drug 7'rafkcer) dan memperoleh pelayanan di lembaga. Data lainnya diperoleh dari Departemen Sosial, BNN, WHO dan Unicef serta studi pustaka.
Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengkuantitatifkan data yang diperoleh dengan cara memberikan bobot terhadap setiap pertanyaan dalam kuesioner sesuai dengan variabel yang diamati. Bobot tersebut dijumlahkan dan dibandingkan dengan bobot maksimal masing-masing variabel sehingga persepsi responden dapat diketahui.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan, koordinasi dan teknologi merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efcktifitas organisasi. Pemimpin rumah singgah masih melakukan tugasnya secara manajerial namun secara umum mampu melaksanakan fungsi motivasi kerjasama, kemampuan dan kepuasan staf. Koordinasi yang dilakukan baik internal maupun ekstemal organisasi telah berjalan cukup baik. Namun adanya pengelompokan dalam organisasi mengindikasikan masih adanya konflik yang sering disebabkan perbedaan sudut pandang antar petugas. Keterbukaan organisasi terhadap teknologi merupakan hal yang menguntungkan dalam pengembangan organisasi. Namun rendahnya motivasi untuk mengembangkan teknologi yang dimiliki juga mempenganihi optimalisasi pelayanan sehingga masih terjadi overload pekerjaan yang menghambat kinerja petugas.
Berbagai program yang dikembangkan oleh lembaga dalam upaya menangani masalah narkoba dilingkungan anak jalanan, khususnya program penanganan CDT, merupakan upaya yang perlu terus dikembangkan. Peningkatan jumlah dan kompleksitas masalah narkoba dilingkungan anak jalanan merupakan tantangan semua pihak untuk terus memerangi narkoba.

Organization effectiveness, especially in Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri, is one of the institution's achievement indicators. The main objective of Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri is to deal with street children issues in DKI Jakarta. But many factors have influenced the achievement of its effectiveness. Among others, leadership, coordination, and technology have significantly influenced the organization to provide best services. These factors are also aligned the reality and supportive theories.
The main objective of the research was to explore and analyze factors influencing Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri effectiveness in dealing with street children issues in DKI Jakarta. The research specially focused to those who are involved in drug abuse. The other objective was to have a clear description on efforts in combating the misuse of drugs among children, correct staff to deal with the problems, and client satisfaction profiles.
Primary data was collected by distributing questionnaires to 67 respondents (17 staffs and 50 street children). The staffs respondents were those working at Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri, and street children respondents are those identified as CDTs (Child Drug Trafficker). The CDT respondents were street children receiving services from Rumah Singgah Setia Kawan Mandiri.
Secondary data was collected from publications of Ministry of Social Affairs, National Narcotics Board, UN-WHO, UNICEF and supportive bibliography.
Data analysis used descriptive analysis method by quantifying data collected and giving scores to every answer of the questionnaire. The scores given were based on every question according to observed variables. All scores were added and compared with the maximum score in each variable in order to comprehend respondents' perception.
The research shows that leadership, coordination and technology factors are significantly dominant to organization effectiveness. Although the leader of Rumah Singgah acts more as a manager, but in overall he is able to implement his function to motivate staffs. Internal and external coordination have worked in orderly. But groupings in an organization indicate that there is a hidden conflict among staffs. The openness of organization to technology gives beneficiary in organization development. Nevertheless, low motivation to improve the technology impacts optimal service. Overloaded work still happens and exists as an obstacle to staffs performance.
Many programs developed by institution to deal with drugs among street children, especially CDT program have to keep running. The increasing number of street children involved in drugs and the complexity of the issues become a serious challenge in combating drug abuse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>