Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Dwi Rahayu
"Advice Element for Javanese Woman in Keraton Surakarta include in Teks Wulang Estri by Pakoe Boewana IV This undergraduate thesis discusses the clasification of advice in the form of instruction warning and admonition contained in Teks Wulang Estri The advice for Javanese Woman who lives in Keraton Surakarta environment at Pakoe Boewana IV period The advice showed character and attitude which must be owned by Javanese Woman when they are married In addition the advice also showed about punishment and prohibition as control behavior in marriage Keywords Javanese woman wulang estri advice "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi dua teks. Teks pertama (hlm.1-114) berisi wulang dari Sinuhun Pakubuwana IV untuk keturunannya. Pesan atau wulang tersebut antara lain adalah sebagai berikut: apabila berteman haruslah rukun; apabila ada kesalahan, salah satunya harus mengalah; tidak boleh bertengkar; bila menjual tanah pekarangan hendaknya memberitahu tetangganya; tidak boleh membanggakan kecakapan, keluhuran dan kekayaannya; dan lain-lain. Teks kedua (hlm. 114-115) tentang hari disertai doa untuk hari itu, nabinya, laku yang dikerjakan untuk masing-masing hari. Naskah ini semula milik Raden Ayu Puspadimeja, keterangan ini terdapat pada hlm.i yang berbunya: wulang dalem ingkang Sinuhun kaping IV; kagunganipun Raden Ayu Puspadimeja. Kalambangaken serat Kridhakresna, kagunganipun Raden Mas Ngabehi Brajakusuma; kaping 18 Setu Legi Be 1848. Belum diketahui secara pasti makna angka tahun yang tertera pada keterangan tersebut. Penyunting menduga, angka tahun tersebut merupakan tarikh penyalinan naskah ini, yaitu pada tahun 1917 M. Naskah ini telah dibuatkan daftar pupuhnya berupa cuplikan pada awal dan akhir, oleh staf Pigeaud pada bulan Juli 1930. Pigeaud memperoleh naskah ini dari Van der Gracht pada tanggal 16 Desember 1929. Keterangan selanjutnya lihat Pigeaud 1970: 437-438."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.175-NR 66
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
D 899.21 P 15
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Audy Miranti
"Keraton Surakarta merupakan lingkungan adat yang memiliki hukum adatnya sendiri, termasuk mengenai kewarisan. Berlainan dengan masyarakat Jawa pada umumnya, keluarga Keraton Surakarta memiliki prinsip tersendiri dalam menerapkan masalah pewarisannya terutama dalam pewarisan tahta kerajaan. Dalam pengangkatan raja di Keraton Surakarta, maka kedudukan anak laki-laki raja dari permasuri lebih diutamakan, sesuai dengan prinsip pancer lanang. Pewarisan tahta kerajaan ini sering menimbulkan konflik dalam prosesnya. Yang paling hangat adalah kasus Raja Kembar, masih berlangsung sampai sekarang. Konflik terjadi karena Paku Buwono XII tidak memiliki permaisuri dan meninggal tanpa menunjuk calon raja. Skripsi ini menjabarkan mengenai kedudukan anak laki-laki sangat diutamakan dalam proses pewarisan tahta kerajaan di Keraton Surakarta serta analisa terhadap masalah pewarisan tahta tersebut yang masih berlangsung.

Abstract
Keraton Surakarta is a custom environment that has its own customary law, including the inheritance. Unlike the Java community in general, Keraton Surakarta family has its own principles in applying the inheritance issue, especially regarding the inheritance of the throne. In the appointment of the king, in Keraton Surakarta, the position of the king?s son of the queen are preferred, in accordance with the principle pancer lanang. Inheritance of the throne is often cause conflicts in the process. The most recent case is Twin Kings, still going on until now. The conflict occurs because Pakubuwono XII had no queen, and died without pointing future king. This study outlines the position of king?s sons is very preferred in the process of inheriting the throne in the Keraton Surakarta and analysis of inheritance of the throne of the problem is still ongoing."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S248
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Haryu Arlia
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggio Restu Wilujeng
"[ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui reproduksi BahasaKramaInggil melalui Kursus Pambiwara Keraton Surakarta dalam upaya Keraton mempertahankan legitimasi kekuasaan atas kebudayaan Jawa berkaitan dengan fungsi Kraton yang beralih sebagai pemangku adat.Penelitian inimenggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu studi kasus.Teori yang digunakan adalah Teori Pierre Bourdieu yang menjelaskan bahasa sebagai kuasa simbolik terkait dengan strategi bertahan agen di dalam arena dengan memanfaatkan modal (sosial, kultural, ekonomi, simbolik) yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan, Keraton mendirikan Kursus Pambiwara, sebagai strategi untuk mereproduksi kembali simbol-simbol kebudayaan yang mereka miliki, terutama penggunaan Bahasa Krama Inggil untuk dapat mempertahankan legitimasi Keraton atas kebudayaan Jawasebagai warisan tertuaKerajaan Mataram.

ABSTRACT
This study aims to investigate KramaInggil language reproduction through courses of pambiwarakeratonsurakarta, as an effort by keraton to maintain power legitimacy on javanese culture, in relation to keraton's function that has been shifted into culture functionary. It is a qualitative study, a case study specifically. The theory used in this study is a theory by Pierre Bourdieu, which explains language as a symbolic power related to agent's survival strategy in the arena by utilizing possesedcapital. This study shows that keraton has established a course of pambiwara as a strategy to reproduce cultural symbols that it has, particularly the use of KramaInggil language to maintain keraton's power legitimacy on javanese culture as the oldest heritage of Mataram monarchy.;This study aims to investigate KramaInggil language reproduction through courses of pambiwarakeratonsurakarta, as an effort by keraton to maintain power legitimacy on javanese culture, in relation to keraton's function that has been shifted into culture functionary. It is a qualitative study, a case study specifically. The theory used in this study is a theory by Pierre Bourdieu, which explains language as a symbolic power related to agent's survival strategy in the arena by utilizing possesedcapital. This study shows that keraton has established a course of pambiwara as a strategy to reproduce cultural symbols that it has, particularly the use of KramaInggil language to maintain keraton's power legitimacy on javanese culture as the oldest heritage of Mataram monarchy.;This study aims to investigate KramaInggil language reproduction through courses of pambiwarakeratonsurakarta, as an effort by keraton to maintain power legitimacy on javanese culture, in relation to keraton's function that has been shifted into culture functionary. It is a qualitative study, a case study specifically. The theory used in this study is a theory by Pierre Bourdieu, which explains language as a symbolic power related to agent's survival strategy in the arena by utilizing possesedcapital. This study shows that keraton has established a course of pambiwara as a strategy to reproduce cultural symbols that it has, particularly the use of KramaInggil language to maintain keraton's power legitimacy on javanese culture as the oldest heritage of Mataram monarchy., This study aims to investigate KramaInggil language reproduction through courses of pambiwarakeratonsurakarta, as an effort by keraton to maintain power legitimacy on javanese culture, in relation to keraton's function that has been shifted into culture functionary. It is a qualitative study, a case study specifically. The theory used in this study is a theory by Pierre Bourdieu, which explains language as a symbolic power related to agent's survival strategy in the arena by utilizing possesedcapital. This study shows that keraton has established a course of pambiwara as a strategy to reproduce cultural symbols that it has, particularly the use of KramaInggil language to maintain keraton's power legitimacy on javanese culture as the oldest heritage of Mataram monarchy.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Houben, V. J. H.
Yogyakarta: Bentang Budaya, 2003,
959.82 Hou k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam keraton Surakarta, Ngayogyakarta dan Mangkunagara. Juga para kumpeni Belanda. Serat ini kadang kala disebut juga babad Giyanti."
Surakarta: Budi Utama, 1918
BKL.0157-SJ 1
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Bram Setiadi, 1951-
Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2000
923.1 BRA r (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusro Edy Nugroho
"Wulang Putri (WP) adalah nama salah satu teks didaktik moralistik bagi wanita dalam kesusastreraan Jawa klasik. Dari sejumlah teks piwulang wanita, WP karya Nyi Adisara adalah salah satu dari sedikit teks didaktik yang yang lahir dari tangan wanita. Teks WP ditulis dalam bentuk fembcmg mencapai yang berisi tuntunan hidup bagi wanita yang hidup di lingkungan kraton Jawa khususnya pada kurun waktu akhir abad XIX. Karya yang ditulis oleh Nyi Adisara ini terbukti cukup banyak diminati pembaca sehingga banyak dilakukan penyalinan terutama oleh kerabat raja dan tersebar hingga ke kraton-kraton Jawa yang Iain di luar kraton Surakarta.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana memahami dan mengerti eksistensi karya sastra piwuiang karya seorang wanita Jawa pada kurun waktu kurang lebih satu abad yang lalu. Memahami sebuah teks yang lahir pada masa lalu, dengan bahasa dan latar belakang sosial yang berbeda, tentu saja tidak semudah memahami teks yang lahir pada dunia kekinian. Usaha untuk mengerti sebuah teks sastra Jawa klasik dengan segala latar belakang sosialnya selanjutnya dicoba dilakukan melalui pendekatan hermeneutika.
Tujuan penelitian ini yang mula-mula adalah menghadirkan suntingan teks WP karya Nyi Adisara dan selanjutnya mencoba mengerti isi ajarannya dengan cara membuka tabir maknanya dalam dua tingkat pemahaman, yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teks WP yang pada mulanya beljumlah 13 naskah, namun karena adanya perbedaan versi naskah yan cukup jauh maka hanya 9 naskah saja yang dikaji dalam penelitian ini. Kesembilan naskah itu meripakan naskah yang diyaldni dapat dikelompokkan ke dalam satu versi dan diberi nama WP versi Nyi Adisara
Hasil penelitian terhadap teks WP karya Nyi Adisara menunjukkan bahwa secara gramatikal teks piwulang itu dapat diinterpretasikan sebagai sebuah wacana nasihat yang dituturkan dalam sebuah kalimat panjang tentang sikap hidup yang harusnya dimiliki oleh wanita, khususnya para putrl kraton Surakarta yang hidup di akhir abad XIX. Sementara secara psikologis gagasan Nyi Adisara dalam teks WP dapat ditafsirkan sebagai produk pengajaran bagi wanita yang tidak semata-mata menonjolkan ketrampilan mempercantik diri secara fisik saja, namun lebih dari im seorang wanita, putri kraton tentunya, harus marnpu rnengendalikan did terhadap sifat-sifat buruk manusia dan menjalankan rapabrata hingga dilimpahi rahrnat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran yang disampaikan oleh pengarang Iebih rnenekankan pada usaha pembentulckan kepribadian wanita secara ideal untuk menyikapi situasi dan zaman yang sangat tidak memihak pada kepentingan wanita_ Nyi Adisara menyarankan agar wanita seialu cermat dalam hidup, bemsaha selalu berintrospeksi, Serta mampu mengendalikan hati dari dorongan-dorongan nafsu indrawi. Teks WP merupakan kata hati seorang wanita Jawa yang berusaha menyikapi zaman dengan bahasa batin yang sangat halus, menyiapkan generasi penerusnya agar mampu meredarn nafsu indrawi dan mendekatkan did kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Wulang Putri (Teachings for Women) is one of didactic moralistic texts, in Javanese classical literature, for women. Out of many texts of teachings for women, WP written by Nyi Adisara was born from a female?s hands. WP texts are written in the form of macapat (a specific kind of song) which contain guidance for life for women living in Javanese Palaces, particularly during the period of late 19 century. This work of Nyi Adisara attracts a fairly big number of readers that it had been copied quite considerably by royal families and had also spread over Javanese Palaces other than Surakarta palace.
The main issue in this study was how the existence of a work of teachings written one century ago by a Javanese woman can be understood. Understanding a text which was born in an ancient time and which has different language and social background is certainly not as easy as understanding texts born in present time. To understand this
Javanese classical work with all of its social background, then a hermeneutic approach had been used.
This study was intended first to present a Nyi Adisara?s WP text and then to disclose their meanings in two types of understandings, i.e. grammatical and psychological interpretations.
The data source used for this study was initially 13 WP texts. However, because there were quite significant differences in the versions of' the texts, only 9 texts were reviewed in this study. These nine texts can be conceived as having properties that allow the grouping of them into one single version called Nyi Adisara?s version of WP.
The review on these WP texts of Nyi Adisara. shows that grammatically these texts of teachings can be interpreted as advises presented in a long sentence illustrating the attitudes in life that should be adopted by women, particularly the royal females of Surakartan palace of late 19 century. Psychologically, Nyi Adisara?s ideas contained in her WP texts can be interpreted as the products of teachings for women. According to Nyi Adisara, women should not just emphasize the skills in showing OE their bodily beauties, but should also be able to refrain themselves from bad conducts and undergo tapabrata (a hermeneutic conduct), in order that the God will always bless them. The teachings conveyed by Nyi Adisara emphasize more on attempts that should be made by women for establishing ideal personalities suitable for acting on the situations and eras not favorable for the interests of women, Nyi Adisara recommends that women should always be careful in life, sensible, introspective and able to refrain from the temptations of sensory desires. WP texts constitute the voices of the deepest heart of a Javanese woman trying to act on her era by using the finest inner body language and to prepare her younger generations who should be able to control their sensory desires and to keep close to the God.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T4916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>