Ditemukan 55091 dokumen yang sesuai dengan query
Rina Noviyanti
"Pernikahan merupakan salah satu siklus kehidupan terpenting bagi masyarakat Jawa. Sebagai tahapan terpenting tentu pernikahan perlu dimaknai secara mendalam. Upacara pernikahan yang juga merupakan representasi kebudayaan pun tak lepas dari pemaknaan tersebut. Salah satu unsur kebudayaan adalah bahasa, maka bahasa merupakan media yang tepat untuk menggali pemaknaan dari upacara pernikahan. Pada penelitian ini, objek dikhususkan pada istilah yang digunakan untuk menamakan tahapan dalam upacara pernikahan Jawa. Lebih khusus lagi, penelitian ini mengambil istilah yang digunakan dalam panggih. Sumber data adalah naskah Gambar Manton Putri Putra Kraton Ngayogyakarta (KBG 929), berupa nama tahapan upacara yang meliputi balang-balangan gantal, dhaup, macul tumpeng, mijiki, kapondhong, dan nitih jempana. Data dianalisis dengan teori analisis komponen (Nida, 1975 dalam Rahyono, 2012). Teori tersebut digunakan untuk menggali makna kaitan antara bahasa yang bersangkutan dengan objek yang terdapat di dunia realitas. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna leksikal istilah-istilah tersebut berhubungan dengan harapan kehidupan berumah tangga mempelai.
Marriage constitute one of the most important life cycle for Javanesse people. As one of the most important stages, it is certainly needed to be understood in depth. Wedding ceremony which also represents of the culture, included to be understood as well. As we know, language is one of the cultural elements. Language can be a good media to dig the meaning of the culture, in this context is wedding ceremony. On this research, object is devoted on the term which used for naming stages in Javanese wedding ceremony. More specifically, this research took the term which used in panggih. The data is taken from the manuscript Gambar Manton Putri Putra Kraton Ngayogyakarta (KBG 929), especially the name of the ceremonial stages which are balang-balangan gantal, dhaup, macul tumpeng, mijiki, kapondhong, and nitih jempana. Data were analyzed with componential analysis theory (Nida, 1975 in Rahyono, 2012). Those theories are used to dig the meaning by connecting the languages with the referent in reality. The result of this research shows that the words conduct the message of how marriage life should be."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47003
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Berisi susunan silsilah keraton Surakarta dan Yogyakarta yang dimulai dari awal pemerintahan, yaitu Prabu Brawijaya V sampai dengan silsilah Majapahit yang terakhir. Susunan ini diambil dari berbagai sumber sejarah. Di dalam map terdapat 2 eksemplar terdiri: 1 dalam ukuran kecil, 42x60 cm.; 1 dalam ukuran besar (4x dari ukuran yang kecil)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.03
Naskah Universitas Indonesia Library
A. S. Dwidjasaraja
"Buku ini berisi keterangan-keterangan yang berkaitan dengan daerah Yogyakarta. Gambaran berbagai makam, gambaran keraton, peristiwa yang terjadi, cerita yang mendasarinya yaitu babad dan macam-macam dongeng, catatan kehidupan para raja Yogyakarta Hamengku Buwana I sampai HB VIII."
Ngayogyakarta: Mardi Moeljo, 1935
BKL.0757-CH 15
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Siregar, Jenny Sista
"Upacara perkawinan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kraton Yogyakarta menjadi tradisi pada masa Hamengkubuwana VII dan VIII. Busana pengantin menjadi salah satu alat meningkatkan kewibawaan sultan di Kraton Yogyakarta. Kraton Yogyakarta merupakan daerah swapradja pada masa kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda sehingga pemakaian busana pengantin mengikuti aturan Staatsblad dan Rijksblad. Gaya busana kalangan bangsawan di Kraton Yogyakarta terikat pada aturan Kraton Yogyakarta sebagai Pusat.Berbeda dengan masa Hamengkubuwana IX, keterikatan pada Pusat sudah tidak terjadi oleh karena Kraton Yogyakarta menjadi bagian dari propinsi Negara Republik Indonesia. Secara resmi, Hamengkubuwana IX mengijinkan busana pengantin dalam upacara perkawinan Kraton Yogyakarta dipraktekkan masyarakat di segala lapisan tanpa mengikuti aturan ketat seperti di Kraton Yogyakarta.Disertasi ini menggunakan pendekatan struktural. Tujuan disertasi adalah memahami perkembangan masyarakat dan busana pengantin Kraton Yogyakarta dan nilai-nilai budaya dalam upacara perkawinan Kraton Yogyakarta.
Marriage ceremony of the Ngayogyakarta Hadiningrat Kraton Yogyakarta Kraton became a tradition during the Hamengkubuwana VII and VIII. The costume bride to be one of the tools increase the authority of the Sultan in the Yogyakarta Kraton. The Yogyakarta Kraton is an area swapradja during the reign of the Dutch East Indies so that the use of a costume bride to follow the rules in Staatsblad and Rijksblad Statute. Fashion style nobility in the Yogyakarta Kraton bound by the rules as a Center.In contrast to past Hamengkubuwana IX, attachment to the Centre has not happened because of the Yogyakarta Kraton become part of the province of the Republic of Indonesia. Officially, Hamengkubuwana IX allows the costume bride in the marriage ceremony the Yogyakarta Kraton practiced at all levels of society without following the strict rules such as the Yogyakarta Kraton. This dissertation uses structural approach. Dissertation goal is to understand the development of society and the costume bride of the Yogyakarta Kraton and cultural values in marriage ceremony of the Yogyakarta Kraton."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2518
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Indah Agustien
"Pokok skripsi ini menyangkut peminjaman kata asing, khususnya istilah-istilah yang berasal dari bahasa Prancis, dalam bahasa Indonesia. Masalah peminjaman kata ini sangat luas, karena mencakup berbagai bidang. maka dalam skripsi ini kami akan membatasi masalah peminjaman kata pada satu bidang saja, yaitu bidang tata busana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Balai Bahasa, Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan, 1952
R 439.31399221 KOM i
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2005
306.1 IND m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Andre Intan Amyrantie
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanisyah
"Skripsi ini berjudul Peminjaman istilah-istilah Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia dalam bidang Penerbangan. Penulis Haniyah, diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sastra. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengapa terjadi peminjaman bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia di dunia penerbangan, dan bagaimana bentuk dan maknanya dalam bahasa Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peminjaman istilah penerbangan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, ditinjau dari segi semantis dan motivasi peminjamannya. Korpus diambil dari sejumlah artikel yang terdapat pada beberapa edisi majalah Angkasa dan majalah Rajawali dan terkumpul 50 istilah penerbangan. Kerangka terori yang digunakan adalah teori pembentukan istilah dari Albert C. Bough, teori peminjaman istilah dari Kridalaksana, langkah-langkah pembentukan istilah dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dan teori perubahan maksa dari Baugh. Dari 50 istilah penerbangan ada 37 istilah yang tidak mengalami pergeseran makna dan 28 istilah yang dipinjam sesuai dengan aslinya/tanpa penyesuaian ejaan dan lafal. Peminjaman istilah pada bidang khusus, seperti halnya dalam bidang penerbangan cenderung meminjam istilah sesuai dengan aslinya. Bila terjadi pergeseran makna cenderung meluas maknanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14219
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nyoman Dian Kusumadewi
"Skripsi ini membahas terjemahan istilah bangunan-bangunan di pura dalam bahasa Jerman. Sumber data berasal dari buku panduan wisata Suzanne Charle& Buku ini dipilih sebagai somber data karena dalam buku ini pura dibahas secara sistematis, rinci dan jelas. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan dengan metode komparatif: Landasan teori yang digunakan adalah teori terjemahan Larson, dan teori Nida tentang komponen makna. Istilah-istlah pura dalam bahasa Jerman dianalisis komponennya dan dibandingkan dengan istilah-istilah pura dalam bahasa Bali.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disiampulkan bahwa terjemahan istiah pura dalam bahasa Jerman tidak seluruhnya memadai. Hal ini disebabkan karena dalam terjemahan , tenrtama makna emotif atau afektif dan makna asosiatif tidak selalu dapat dialihkan ke dalam bahasa sasaran. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa makna referensial sexing tidak diterjemahkan dengan tepat ke dalam bahasa sasaran (Jerman). Hal ini dapat dlhindarkan jika penerjemah menriliki pengetahuan yang baik tentang kebudayaan Bali, terutama tentang arsitektur Bali. Sebagai kesimpulan akhir dapat dikatakan bahwa penerjemahan yang berkaitan dengan istilah-isblah bidang budaya tidak dapat lepaskan dari konteks budaya bahasa sumber."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14998
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library