Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrea Ramadhan
"Pulverized Coal PC Boiler adalah bejana tertutup yang didalamnya terdapat proses pembakaran untuk mengubah air menjadi uap panas yang bertekanan tinggi yang dalam proses pembakarannya menggunakan bahan bakar batubara yang dihaluskan terlebih dahulu dan dialiri udara panas lalu dibakar pada burner Untuk meminimalisasi biaya operasional dibutuhkan efisiensi yang tinggi dari boiler Dengan memonitor emisi gas buang dari boiler efisiensi pembakaran dapat dikontrol untuk menghemat bahan bakar dan menurunkan pengeluaran biaya operasional Selain itu juga diperlukan adanya perhatian terhadap konsentrasi terbentuknya gas beracun seperti NOx dari proses pembakaran karena menyangkut aspek lingkungan Diharapkan dengan studi ini bisa diketahui apa saja yang mempengaruhi efisiensi pembakaran dari emisi gas buang dan juga diketahui karakteristik parameter parameter yang mempengaruhi terbentuknya NOx sehingga bisa ditemukan adanya rekomendasi untuk usaha peningkatan efisiensi pembakaran dan penekanan konsentrasi NOx yang terbentuk

Pulverized Coal PC boiler is a closed vessel in which there is a combustion process to convert water into high pressure steam that in the combustion process using pulverized coal for fuel By monitoring the flue gas from boilers combustion efficiency can be controlled to save fuel and reduce operational expenses It also required to focus on the formation of NOx concentration of the combustion process as it involves environmental aspects Hopefully with this study it can be discovered anything that affects combustion efficiencyfrom theemissions and also known characteristic of parameters that affect the NOx formed so that can be found on any efforts to increase combustion efficiency and efforts to decrease NOx formed "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmah Rizky
"ABSTRAK
Naskah ini bertujuan untuk mengetahui performa sistem chiller pada pengoperasian ruang auditorium di Gallery Art Centre, Universitas Indonesia, sekaligus memverifikasi desain sistem. Instalasi sistem chiller berbasis refrigeran alami merupakan yang pertama untuk institusi perguruan tinggi di Indonesia yang juga merupakan bagian dari usaha green campus movement. Sistem pendinginan dengan memanfaatkan jenis refrigeran yang memiliki nilai ODP dan GWP rendah saat ini menarik perhatian dalam hal riset dan implementasi untuk menggantikan penggunan refrigeran R22. Dari hasil pengujian didapatkan COP rata-rata maksimum 4.27 pada kondisi pembebanan kosong, dan 5.25 saat pembebanan parsial. Kapasitas pendinginan maksimum kondisi tanpa pembebanan dan pembebanan parsial adalah masing-masing 125.93 kW dan 148.39kW, dengan konsumsi daya 30.06 kW and 30.12 kW.

ABSTRACT<>br>
The purpose of this paper is to examine energy efficiency through the study of performance in vapour compression cycle for auditorium in University of Indonesia using natural refrigerant R290. The installation of the chiller system which is the first in Indonesia within academic institution is particularly relevant in light of the gaining interest and research regarding the implementation of refrigeration system utilizing relatively low ODP and GWP refrigerant as alternative to replace the refrigerant R22. It is found that the maximum average COP is 4.27 at free load and 5.25 at partial load. The cooling capacity are 125.93 kW with energy consumption of 30.06 kW during free load and 148.39 kW with energy consumption of 30.12 kW at partial load, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilis Kurniawan
"Pengujian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara temperatur pengeringan dengan laju pengeringan pada pengering semprot di Laboratorium Perpindahan Kalor dan Massa Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Variasi laju aliran udara sebesar 17,1; 24,2; dan 29,6 [m³/jam] diujicobakan bersama dengan tekanan nozzle 1 [bar], laju aliran bahan 0,15 [l/jam] , 0,3 [l/jam] dan 0,45 [l/jam] , dewpoint 10 , 17 , dan 23 (ambient) [0C], sebanyak 27 proses untuk vitamin C.
Dari percobaan yang sudah dilakukan, ternyata laju aliran udara mempengaruhi temperatur minimum pengeringan semakin besar laju aliran udara, maka semakin rendah temperatur pengeringan. Pada percobaan vitamin C pun laju aliran udara, dewpoint serta laju aliran bahan masuk mempengaruhi temperatur pengeringan dan kinerja pengeringan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui masalah - masalah apa saja yang timbul.

Tests conducted to determine the relationship between the drying temperature with air flow rate on the spray drying in Laboratory Mass and Heat Transfer Department of Mechanical Engineering, University of Indonesia. Variation of air flow rate of 17,1; 24,2; dan 29,6; [m³/hour] tested along with pressure pneumatic nozzle 1 [bar] 0,15 fuel flow rate [l/hour] 0,3 [l/jam] dan 0,45 [l/jam], dewpoint 10 , 17 , and 23 (ambient) [0C], 27 process for vitamin C.
From the experiments that have been carried out on the water, it turns the air flow rate affects the minimum temperature the greater the drying air flow rate, the lower the drying temperature. Then experiments on vitamin C, intake air flow, dewpoint of air and flow rate of vitamin C, also affects the drying temperature. This test aims to determine any issue that arises.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Kirana Sainan
"Volume penumpukan sampah yang belum dapat ditangani di wilayah Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar ±405 m3, angka ini merupakan jumlah penumpukan sampah yang terdapat pada jalur air dan sungai-sungai di kawasan padat penduduk. Akses bagi kendaraan berat yang sulit, menyebabkan kebutuhan akan peralatan alternatif dengan mobilisasi yang tinggi, salah satu alternatifnya berupa excavator amfibi. Excavator amfibi yang dikembangkan memiliki batasan berupa lebar sungai yang merupakan daerah operasi kerja sebesar 5 m dan mampu menangani volume penumpukan sampah kurang dari jam kerja maksimal, yaitu 8 jam/hari. Berdasarkan batasan desain tersebut, dihasilkan sebuah pengembangan berupa excavator mini amfibi dengan kapasitas bucket 0.4 m3, yang memiliki ukuran pontoon dengan desain catamaran sebesar: LOA = 5.3 m; Lpp = 5 m; B = 3 m; H = 1.5 m; T = 1.2 m. Serta dihasilkan aspek-aspek desain berupa karakteristik lambung pontoon, material dan dimensi plat, spesifikasi pengelasan, mooring system, hambatan, dan daya main engine (propulsi).

The volume of trash accumulation which can’t be handled on DKI Jakarta is ±405 m3, this amount is the trash accumulation’s volume which is existed in water ways and rivers on the dense population. Difficulties for heavy equipment's access makes the need of alternative equipment with high mobility, and one of the alternatives is amphibious excavator. The amphibious excavator which is developed has constrains such as 5 m of the minimum river width and could handle the accumulation of trash within maximum working hour as 8 hour/day. Based on those constrains, developed a mini amphibious excavator design with bucket capacity 0.4 m3, which has a catamaran pontoon with the dimension: LOA = 5.3 m; Lpp = 5 m; B = 3 m; H = 1.5 m; T = 1.2 m. And also resulted another design aspects such as the characteristic of pontoon's hull, material and dimension of plate, welding specification, mooring system, drag, and main engine power (propulsion)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pamungkas
"Sebagaimana telah diketahui secara umum, bahwa exhaust system atau lazim disebut knalpot, merupakan bagian vital dari sebuah kendaraan bermotor.Karena hal itulah di bidang otomotif produk ini mengalami perkembangan pesat dan mempunyai pelanggan yang semakin meningkat. Fungsi knalpot adalah menambah kecepatan, memperindah bentuk dan mendapatkan suara yang enak didengar dan yang paling utama untuk menaikan performa mesin. Namun, hingga saat ini penelitian tentang knalpot masih jarang sehingga orang-orang pada umumnya belum mengetahui parameter apa saja yang mempengaruhi baik-buruknya suatu sistem gas buang.
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian langsung model knalpot yang sama dengan tipe mesin yang berbeda tujuannya untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan, insertion loss, kecepatan suara, tekanan balik dan debit aliran sehingga nantinya bisa menjadi acuan untuk pengembangan lebih lanjut. Hasil penelitian dicapai pengunaan model knalpot standar lebih cocok dipakai pada mesin motor 125cc dibandingkan pada mesin motor 100cc.

As is well known, that the exhaust system or muffler is a vital part of a motor vehicle. Because it's in the field of automotive products have experienced rapid development and increasing customer. Function of the muffler is picking up speed, shape and beautify a pleasant voice and most of all is to increase engine performance. However, up to date research on the muffler is still rare that people do not know what the parameters affecting the merits of an exhaust system.
The research was conducted by direct testing of the same exhaust model with different types of engines aim to determine the relationship between level of noise, insertion loss, speed of sound, backpressure and flow rate so that later can be could be a reference for further development. The results achieved are standard muffler models more suitable for use on a 125cc motorcycle engine than on a 100cc motorcycle engine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42691
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Lestari
"Pengujian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dew point dengan temperature pengeringan minimum dan kinerja pengeringan pada pengering semprot di Lab Perpindahan Kalor dan Massa Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Variasi dew point 9,22 [0C], 16,49 [0C], dan 22,62 [0C] diujicobakan bersama laju aliran udara sebesar 17,1; 17,3; 18,1; 24,2; 24,5; 25,6; 29,6; 30 dan 31,3 [m³/jam], tekanan nozzle pneumatik 1 [bar]; 2 [bar];dan 3 [bar], laju aliran bahan 0,15 [l/jam], kelembaban spesifik 0,00722; 0,01171; dan 0,01732 [kg/kg dry air]. Dari percobaan yang sudah dilakukan terhadap vitamin c murni, ternyata dew point mempengaruhi temperatur minimum pengeringan.
Pada dew point yang lebih rendah maka temperatur pengeringannya semakin rendah pula, pada dew point yang sama, semakin besar laju aliran udara, maka semakin rendah temperature minimum pengeringan, pada dew point yang sama, maka temperatur pengeringan akan lebih rendah seiring dengan lebih besarnya tekanan udara pada noozle. Selain itu, dew point juga berpengaruh pada kinerja pengeringan.

Tests conducted to determine the relationship between the dew point with minimum drying temperature and performance of drying on the spray drying in Laboratory Heat and Mass Transfer Department of Mechanical Engineering, University of Indonesia. Variation of dew point 9,22 [0C], 16,49 [0C], dan 22,62 [0C] tested along with air flow rate of 17,1; 17,3; 18,1; 24,2; 24,5; 25,6; 29,6; 30 and 31,3 [m³/hour] pressure pneumatic nozzle 1 [bar]; 2[bar] and 3 [bar], 0,15 [l/hour] fuel flow rate humidity specific 0,007631; 0,012128; dan 0,017394 [kg/kg dry air].
From the experiments that have been carried out on pure vitamin c, it turns the dew point affects the minimum temperature the lower the dew point, the lower the drying temperature. In the same dew point, the greater air flow rate, the lower the drying temperature. In the same dew point, the greater noozle air pressure, the lower drying temperature. The dew point also influence on performance of drying.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Pratama Akbar
"Terdapat tiga macam pipa kalor yang ada saat ini, diantaranya ada pipa kalor konvensional, pipa kalor datar dan pipa kalor melingkar. Pipa kalor melingkar memiliki sistem yang berbeda dari pipa kalor lainnya. Pipa kalor melingkar memiliki pendsitribusian jalur fluida yang terpisah yaitu liquid line dan vapour line. Pada pipa kalor sering kita temukan fenomena dry out yang mana kalor yang masuk terlalu besar. Untuk mengantisipasinya digunakan pompa diafragma untuk mempercepat hasil kondensasi ke evaporator.
Beberapa variasi telah dilakukan untuk mencegah terjadinya dry out, diantaranya dalah dengan dilakukannya pemvariasian mass flow rate kondensat dan pembebanan input power. Variasi mass flow rate kondensat yang dilakukan adalah 100 ml/min, 150 ml/min, dan 400 ml/min. Dan variasi pembebanan input power dilakukan pada 45 W, 55 W, dan 65 W. Percobaan ini dilakukan dengan fluida kerja aquadest, filling ratio70% dan temperatur set point nyala pompa pada 80oC. Dari pengujian ini didapatkan hasil yang berbeda-beda dengan distribusi temperatur yang berbeda, start-up boling point yang berbeda, serta terjadinya peristiwa dry out pada beberapa variasi percobaan.

There are three kinds of heat pipe, there are straight heat pipe, vapor chamber, and loop heat pipe. Loop heat pipe has a different system than the others. Loop heat pipe have two line to distribute the working fluid inside the heat pipe, there are Liquid line and vapour line. There was a phenomenon in a heat pipe that made the vapour can?t turn back into liquid because the heat was too high to absorpted. This phenomenon was called Dry-Out. To anticipate it, we used a diaphragm pump to make the condensation faster.
Some variations have been taken to prevent the dry out. Variations of the mass flow rate condensate that have taken are 100 ml/min, 150 ml/min, and 400 ml/min. It also used for the variations of the charging input power. Variations have been taken are 45 W, 55 W, and 65 W. The experiment was carried out with distilled water working fluid, filling ratio70% and the pump temperature set point at 80 ° C. The results of these tests showed different action with different temperature distribution, different start-up boiling point, and also some dry out phenomenons in some variations of the experiment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silliana Surya Aini
"ABSTRAK
Sebagai negara berkembang, di Indonesia pelaksanaan proyek untuk pembangunan sedang marak, salah satunya adalah proyek konstruksi bangunan industri. Dalam pelaksanaan proyek EPC bangunan industri yang dilakukan oleh perusahaan BUMN konstruksi di Indonesia masih sering dijumpai keterlambatan yang mengarahkan kepada buruknya performa proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah mengurangi keterlambatan pelaksanaan proyek EPC Industrial Plant. Evaluasi proyek dengan bantuan Microsoft Project dilakukan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai masalah yang menyebabkan keterlambatan. Penelitian ini menghasilkan perbaikan proses baru dalam pelaksanaan proyek dengan menggunakan konsep dari business process reengineering dalam mencapai penurunan waktu dari pekerjaan mechanical engineering pada proyek. Hasil pemetaan dari perbaikan dengan bantuan Microsoft Project tersebut memberikan penurunan waktu pelaksanaan proyek hingga 64.

ABSTRACT
As a Developing Country, many construction projects are being held in Indonesia, including construction projects for Industrial Plant. However, on the execution, many construction projects for industrial plant have suffered from schedule delays that results to the poor project performance. The purpose of this research is to reduce delays of Industrial Plant EPC Project. In order to solve the delay problem, a project and its delay problems are evaluated and a clear understanding of EPC project business process are studied in this research. This study resulted in new improved process of project execution with adopting business process reengineering concept to achieve time reduction in mechanical engineering task in the project. The results of the improvement shown using Microsoft Project give the most significant result in time reduction, with a percentage reduction up to 64."
2016
S66260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin Day
"ABSTRAK
Aplikasi metode elemen hingga dibidang rekayasa antara Iain digunakan sebagai alat bantu analisa tegangan dalam desain perencanaan. Pengembangan metode tersebut tidak dibatasi hanya pada analisa tegangan elastis linier tetapi juga analisa tegangan di atas titik Iuluh bahan, yang mencakup masalah-masaiah plastisitas.
Dalam synopsis ini dikembangkan prosedur analisa metode elemen hingga yang digunakan untuk analisa elastis-plastis pada benda-benda yang dianggap sebagai kasus tegangan bidang. Dari hasil komputasi metode elemen hingga, akan diperoleh data numeris tegangan/regangan yang dapat digunakan untuk mensimulasikan penyebaran plastis yang terjadi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Pringgodani
"Perhitungan cooling load dari suatu ruangan yang akan dikondisikan udaranya merupakan tahapan yang diperlukan agar diperoleh tingkat kenyamanan yang diinginkan. Suatu ruangan memperoleh panas dari berbagai sumber. Panas yang diperoleh ruangan dapat berasal dari beban eksternal, beban internal, infiltrasi dan ventilasi. Untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara ruangan pada keadaan yang nyaman maka panas harus dikeluarkan dari ruangan. Jumlah panas yang dikeluarkan tersebut dinamakan cooling load. Pada tugas akhir ini, reka simulasi dilakukan sebagai sebuah metode untuk mendapatkan cooling load, dengan bantuan sistem komputer yakni perangkat lunak EnergyPlus. Setelah mendapatkan hasil cooling load dari simulasi, penulis melakukan analisa perbandingan cooling load antara hasil cooling load yang didapat dari simulasi EnergyPlus dengan cooling load yang didapat dari hasil perhitungan berdasarkan metode CLTD (Cooling Load Temperature Difference).

Cooling load calculation of a room would be a necessary step in order to obtain the desired level of comfort zone. An indoor heat obtained from various sources. Indoor heat gain can come from external loads, internal loads, infiltration and ventilation. To keep the room air temperature and humidity at a comfortable zone, the heat must be removed from the room. The amount of heat released is called the cooling load. In this final task, simulations performed as a method to get the cooling load, with the help of the computer system software EnergyPlus. After getting the results of the simulation, the authors analyze the cooling load comparison between the results obtained from the cooling load by EnergyPlus obtained from the calculation based on the CLTD (Cooling Load Temperature Difference) method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>