Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Addissya Paramasasti
"Prasasti Wwahan ditemukan di Desa Bandaralim, Kelurahan Demangan, Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan angka tahun 907 Śaka, prasasti ini dibuat atas perintah Dharmmawangśa Tguh, ketika menjadi raja di Matarām. Tiga tahapan metode epigrafi dipergunakan untuk mengungkap data sejarah dalam prasasti ini, yaitu tahap pengumpulan, pengolahan, serta penafsiran data. Prasasti ini berisikan tentang penetapan sima yang diberikan kepada warga di Wwahan pada masa pemerintahan Dharmmawangśa Tguh.

Wwahan Inscription was found in Bandaralim village, Demangan sub district, Tanjung Anom district, Nganjuk regency, East Java Province. Based on the number of the year 907 Śaka, this inscription was made by order of Dharmmawangśa Tguh, when he was a king in Matarām. This research used three step of epigraphically methodology, to reveal historical data in this inscription, such as collecting, processing, and interpretation data. This inscription content the history of sima determination by the people in Wwahan under the authority of Dharmmawangśa Tguh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Megakusuma
"Prasasti Garudamukha adalah salah satu prasasti batu yang terletak di Museum Majapahit di Trowulan, Mojokerto di Jawa Timur. Prasasti Garudamukha berangka tahun 945 Śaka (1023 Masehi) yaitu pada era pemerintahan Raja Airlangga di masa Mataram Kuno. Prasasti ini menceritakan mengenai pemberian status sīma yang diberikan oleh raja kepada desa tertentu atau wilayah tertentu atas jasa mereka dalam memberikan dukungan terhadap raja pada saat pemerintahannya. Prasasti ini berada dalam kondisi fragmentaris atau pecah-pecah, sehingga belum ada peneliti lain yang meneliti secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi yang dapat dibaca dari fragmen-fragmen yang tersisa dan masih dapat terbaca serta merekonstruksi informasi tersebut sesuai dengan konteksnya.

Garudamukha Inscription is one of a stone inscription kept at Majapahit Museum in Trowulan, Mojokerto, East Java. Garudamukha Inscription was made in 945 Śaka (1023 A.D) on King Airlangga’s Era of Ancient Mataram. The inscription tells us about how the king give his blessing of sīma on a certain village or rural area because of what has they’ve done in giving support for the king on his governs. The inscription itself is in fragmentation condition that makes no other researchers have done depth analysis on this. This research is analyzing the information that given from the fragments that still can be read and also trying to reconstruct the informations based on their context."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phinkan Arrini
"Prasasti Leran merupakan prasasti yang dikeluarkan pada masa Majapahit akhir. Prasasti Leran berisi mengenai pengukuhan kembali daerah Batwan. Pengukuhan kembali suatu daerah sangatlah jarang ditemukan pada prasasti-prasasti Majapahit, terlebih lagi Prasasti Leran menjelaskan bahwa Sima Batwan diperuntukan untuk penyembahan Dewa Wisnu. Selain itu Prasasti Leran memiliki struktur penulisan yang tidak biasa dituliskan dan memuat unsur keagamaan yang kental mengenai turunnya Dewa Wisnu ke dunia untuk mengajari manusia tentang ilmu.

Leran Inscription is inscription that was written in the end of Majapahit era. Leran Inscription tell about recommemorated Sima Batwan. In fact, inscription that contains about recommemorated an area is so not common found in the Majapahit Inscriptions, moreover this inscription give information that Sima Batwan is for Wisnu temple. Leran Inscription rsquo structure is not common written in the Majapahit era and this inscription is dominant about religious matters that Wisnu is descended to the earth and teach human about knowledge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S69870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nurhidayati
"ABSTRAK
Tanah sima adalah tanah yang tidak dapat diganggu gugat karena status keistimewaan dan kesakralannya. Kesakralan dari tanah sima didukung oleh adanya aturan berupa sanksi serta kutukan yang tertulis di dalam prasasti sima. Namun, pada kenyatannya masih terdapat beberapa perilaku atau tindakan yang bertentangan dari apa yang sudah diatur dalam prasasti sima dan dianggap sebagai sebuah penyimpangan yang terjadi pada isi dan ketetapan tanah sima masa Jawa Kuno. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk dari penyimpangan, faktor yang melatarbelakangi dan pelaku yang melakukan penyimpangan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa pada masa Jawa Kuno diindikasikan terjadi empat penyimpangan yang kebanyakan dilatarbelakangi oleh faktor politik dan ekonomi. Penyimpangan dilakukan oleh berbagai macam kalangan, mulai dari raja hingga orang biasa. Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa tingkat status sosial seseorang dapat mempengaruhi besar kecilnya bentuk penyimpangan yang dilakukan.

ABSTRACT
Sima is a particular part of an area that cannot be disturbed because of its status as a sima land. The sacred of a sima land is shown in s ma rsquo's inscriptions that narrate the sanctions and curses for those who defy it. However, some sanctions doesn rsquo t follow the rule that has been written in the inscriptions. These actions is considered a deviation towards the regulation of sima in Ancient Java. This research discuss about form of deviations, its causabilities, and prepetators. Result of the study showed indications that in the times of Ancient Java occurred four deviations from the rule. These deviation caused by political and economic factors, prepetators origin varies from many social group, including the court and commoners. This study also showed that social status of a person also affecting the scale of the deviation."
2016
S66677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Alnoza
"Prasasti stambha dibuat berdasarkan konsep tertentu. Konsep dibalik pembuatan prasasti tersebut disebut sebagai makna. Arkeolog perlu untuk melakukan interpretasi lebih lanjut membuka tabir dibalik makna dari bentuk prasasti. Pemaknaan tersebut dilakukan melaui studi semiotika terhadap isi dan bentuk prasasti. Tulisan ini memunculkan permasalahan mengenai makna prasasti stambha yang berasal dari abad ke-9-10 M. Kajian ini bertujuan untuk merekonstruksi konsep dibalik pembuatan prasasti stambha pada masa Jawa Kuno. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari proses pengumpulan data, analisis data dan interpretasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa prasasti stambha memiliki makna yang bertingkat karena dipengaruhi oleh Konsep

The Stone stele is made in a certain form based on a certain concept. The concept behind the making of the inscription is called meaning. Archaeologists need to interpret this in uncovering the meaning behind the inscription form, through the study of semiotics in the overall form and contents of the inscription. This paper was made by raising the question of the meaning of the stambha inscriptions from the 9th-10th century AD. The study will be aimed at reconstructing the concept behind the making of the stambha inscriptions in ancient Java. The method used in this study consists of data collection, data analysis and interpretation. Based on this series of studies, it can be seen that the stambha inscription has a hierarchical sacred meaning.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartina Risma Wardani
"ABSTRAK
Prasasti Mariñci merupakan prasasti yang berasal dari masa Majapahit akhir yang berasal dari pemerintahan Wikramawarddhana. Prasasti Mariñci tidak memiliki angka tahun yang lengkap dan hanya mencantumkan titi.ka.4.śirah 5. Prasasti Mariñci merupakan prasasti sῑma yang memiliki struktur yang berbeda dengan prasasti-prasasti sῑma pada umumnya. Prasasti Mariñci merupakan jenis prasasti rajamudra jika dilihat dari formula prasasti dan bahasa yang digunakan pada prasasti tersebut. Prasasti Mariñci berisikan perintah raja tentang pembebasan dua jenis pajak yaitu pajak tentang penghentian dua jenis pajak yaitu pajak titi lĕman dan sosorohan yang akan ditagih oleh kepala desa di Mariñci yang merupakan bagian dari daerah di Tumapĕl. Dengan demikian, prasasti Mariñci merupakan prasasti keputusan bebas pajak.

ABSTRACT
Mariñci inscription is an inscription dated from King Wikramawarddhana era of Majapahit kingdom. Mariñci inscription does not contain exactly year except for word titi.ka.4.śirah 5. This is a sῑma inscription which has anomaly compared to other sῑma inscriptions from Majapahit era. Mariñci Inscription is considered as rajamudra based on the inscription formula and the language. The inscription itself contains the king order to free taxes of Mariñci village. These taxes are called titi leman and sosorohan. These taxes were always collected by the village head then forwarded to Tumapĕl goverment, but In the king order the tax was denounced. In short, Mariñci inscription is the prove of tax release by the king order for Mariñci village.
"
2015
S60090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
"ABSTRAK
Penelitian awal ini dilakukan dalam upaya mewujudkan gagasan guna menyusun ikonografi Hindu-Indonesia.
Sampai sekarang para ahli kebudayaan Indonesia masih menggunakan naskah-naskah berbahasa Sanskerta dari India atau kitab-kitab ikonografi Hindu-India dalam penelitiannya yang bertalian dengan ikonografi Indonesia.
Suatu penggarapan yang khusus mengenai ikonografi Hindu-Indonesia akan sangat berguna dalam mengisi kesenjangan tersebut.
Dalam penelitian ini tidak ada hipotesa yang diajukan, sebaliknya kumpulan data dan pengelompokan data prasasti itulah yang digunakan untuk membentuk hipotesa-hipotesa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di Jawa dewa Siva sangat dominan. Ia umumnya diseru baik pada bagian seruan, maupun bagian sapatha. Pada bagian sapatha selain Siva Astamürti diseru pula keluarganya, yaitu Duga dan Ganesa. Di samping keluarganya diseru pula pengawalnya, Mahakala dan Nandisvara, Serta muridnya Agastya dan Pancakusika.
Siva, selain diseru bersama-sama dengan dewa-dewa Hindu, ada ka1anya diseru bersama-sama Buddha. Prasasti yang menyeru Siva bersama Buddha antara lain adalah prasasti Taji Gunung (tahun 910 Hasehi, Sarkar II, LXX), dan prasasti Gandakuti (1042 Masehi, OJ0 LXIII).
Dewa lain yang diseru adalah Visnu dan Sri, sakti-nya. Brahma, catur Lokapala, makh1uk-makh1uk demonis, seperti yaksa, raksasa, pretasura, gandharva, dan lain sebagainya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Edhie Wurjantoro
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Dewi Susanto
"Skripsi ini membahas tentang isi dan penyajian prasasti Tempuran 1388 Úaka agar layak dijadikan sebagai data sejarah. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan sejarah untuk menganalisis unsur fisik dan unsur isi prasasti. Dari hasil analisis diketahui bahwa : 1. Prasasti Tempuran merupakan prasasti yang dikeluarkan oleh 'seorang murid' dari lingkungan keraton, mungkin sekali seorang murid pujangga besar, atau abdi dalam raja, yang tergolong sebagai kawi-taruna. 2. Prasasti Tempuran menjadi bukti adanya kegiatan berolah sastra pada bidang batu dengan menggunakan kaidah keindahan (arthâlamkara). Bahwa prasasti batu (upala-prasasti) tidak hanya berfungsi sebagai prasarana pemberitahuan berupa maklumat, putusan, maupun pengetahuan moral, tetapi juga kegiatan berolah sastra; 3. Berdasarkan analisa unsur fisik dan isi, prasasti Tempuran merupakan prasasti yang dikeluarkan sesuai dengan angka tahun yang tertera yaitu 1388 Úaka (1466 M).

This skripsi studied about presentation and content of Tempuran inscription 1388 year of Úaka in order to made as history data. This research used history approach method to analyse physical and subject inscription element . From result analyse known that : 1. Tempuran inscription maybe was released by "a student" from kingdom environment, likely enough a smart student of pujangga, or serve in king, as kawi-taruna; 2. Tempuran inscription also becomed 'art-activity' on stone that used arthâlamkara. The stone inscription ( upala-prasasti) not only have function as declaration announcement, as decision, as moral knowledge, but also as art-activity; 3. Based on physical and subject element, Tempuran inscription was represented inscription that was released by during 1388 Úaka (1466 A.D).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Griffiths, Arlo
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0518
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>