Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170263 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sipayung, Uli
"Latar belakang : Tumor ganas adalah satu sel liar di bagian tubuh yang tumbuh dengan cepat, tidak bersimpai dan tumbuhnya menyusup ke bagian tubuh lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi perawat dan tingkat kecemasan pasien preoperasi tumor ganas. Metode penelitian yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Sampel yang diambil sebanyak 54 responden.
Hasil yang didapatkan adalah mayoritas usia >31 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan SMP-SMA, pendapatan 2-5 juta/bulan, korelasi antara pola komunikasi perawat dengan tingkat kecemasan pasien preoperasi tumor ganas tidak bermakna/ tidak berhubungan (Ho) dengan nilai signifikan p - value 0,060 dan nilai korelasi spearman sebasar 0,257 yang menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah.
Saran : hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi dan dapat meningkatkan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan serta diharapkan dilakukannya penelitian yang lebih komprehensif dan metode kualitataif sehingga dapat tergali data yang lebih dalam tentang tingkat kecemasan pasien preoperasi keganasan.

Background: Malignant tumor is the uncontrolled cells in the body that grow rapidly
and infiltrate other parts of the body.
The purpose of this study was to determine the
pattern of nurse communication and anxiety level of malignant tumors preoperative
patient. The method used is the Spearman correlation test. The amount of samples are
54 respondents.
The results obtained are the majority of age> 31 years old, female,
education status are junior-high school, monthly income of 2-5 million rupiah, the
correlation between the pattern of nurse communication with anxiety level of malignant
tumors preoperative patient was not significant / unrelated (Ho) with significant p -
value 0.060 and spearman correlation value 0.257 indicating a positive correlation with
the strength of correlation is very weak.
Suggestion: the results of this study can be a reference and can improve the nursing science in providing nursing care and it is expected to do more comprehensive study and qualitative methods, so the data can be explored deeply about the anxiety level of malignancy preoperative patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Avia
"Kepuasan pasien merupakan indikator dari mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan di RS M dan RS P belum mencapai standar indikator kepuasan. Hal ini disebabkan karena rendahnya kemampuan komunikasi perawat MPP yang mempengaruhi kepuasan pasien. Kepuasan pasien pun belum mengukur kepuasan pasien terhadap manajemen pelayanan pasien.
Tujuan: menganalisis hubungan kemampuan komunikasi perawat manajer pelayanan pasien dengan kepuasan pasien terhadap manajemen pelayanan pasien.
Metode: crossectional dan purposive sampling, pada 110 pasien dan 20 perawat.
Hasil: ada perbedaan karakteristik pada kedua rumah sakit pada variabel diagnosa penyakit, lama rawat, pendidikan perawat, dan lama kerja perawat. Pasien menilai kemampuan komunikasi perawat baik dan puas terhadap pelayanan (skor 70 < 85). Hasil bivariat dengan chi square yaitu ada hubungan signifikan antara kemampuan komunikasi dengan pelayanan (p 0,001 < 0,05). Faktor konfonding tidak signifikan berhubungan dengan kepuasan pasien (p > 0,05). Hasil regresi logistik berganda yaitu komunikasi perawat (OR: 15,45), bahasa sehari-hari perawat (OR: 4,43), dan pendidikan pasien (OR: 2,43).
Kesimpulan: pasien menilai bahwa kemampuan komunikasi perawat baik dan merasa puas terhadap manajemen pelayanan pasien. Faktor yang paling mempengaruhi kepuasan pasien yaitu kemampuan komunikasi perawat.
Saran: bidang pelayanan keperawatan bersama dengan bidang pelayanan medik serta keperawatan meningkatkan kepuasan pasien hingga mencapai standar skor 85. Penelitian serupa pada rumah sakit yang lebih banyak dan penelitian intervensi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi sangat diperlukan.

Patient satisfaction is an indicator of the quality of nursing service. Patient satisfaction in hospitals M and P has not reached the standard of satisfaction indicators. This is due to the low communication skill of the case manager. Patient satisfaction has not measured patient satisfaction of case management.
Purpose: to analyze the correlation between communication skill`s case manager with patient satisfaction of case management.
Method: crossectional and purposive sampling, with 110 patient and 20 nurse case manager.
Result: There were differences in the characteristics of the two hospitals on the variables of disease diagnosis, length of stay, nurse education, and length of time for nurses. Patients assess good for nurse`s communication skill and are satisfied with services (score 70 < 85). Chi square results, there is a significant relationship between communication skills and patient satisfaction (p 0,001 < 0,05). Confonding factors were not  significantly related to patient satisfaction (p > 0,05). The results of multiple logistic regression are nurse  communication skill  (OR: 15,45), nurse`s daily language (OR: 4,43), and patient education (OR: 2,43).
Conclssion: patients assess good for nurse`s communication skills and feel satisfied with patient service management. The factor that most influence patient satisfaction are nurse`s communication skill.
Suggestion: The division of hospital services, along with the division of medical services, and the division of nursing increases patient satisfaction to achieve satisfaction standards score 85. More similar research in hospitals and intervention studies to tie nurse`s communication skills are needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susanto
"Program patient safety bertujuan menjamin keselamatan pasien di rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat tentang program patient safety di Instalasi Rawat Inap RS Karya Bhakti. Penelitian ini termasuk deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 93 perawat yang diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh perawat mempunyai tingkat pengetahuan sedang tentang program patient safety 57%. Peneliti menyarankan agar Rumah Sakit memberikan pelatihan kepada perawat tentang program patient safety.

Patient safety program ensure patient safety in hospitals by preventing the occurrence of errors in delivering health services. The purpose of this study is to identify of nurses' knowledge of nurse about patient safety program at the Inpatient Karya Bhakti. This is descriptive study with cross-sectional design. 93 nurses drawn by purposive sampling. The results showed that more than half of 57% the nurse had moderate level of knowledge about patient safety program. suggested that the Hospital provides training to nurses about patient safety program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
"Tingkat kepuasan merupakan cermin dari kualitas pelayanan di rumah sakit. Tingkat kepuasan adalah perbandingan antara harapan dan kenyataan. Dikatakan puas jika harapan lebih dari kenyataan dan dikatakan tidak puas jika harapan kurang dari kenyataan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di unit gawat darurat Rumah Sakit Haji Jakarta.
Desain penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 100 dengan menggunakan tehnik simple rondom sampling.
Hasil menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien adalah 90%. Saran untuk rumah sakit adalah untuk lebih meningkatkan pelayanan dengan cara mengadakan kegiatan seperti in house training / pelatihan tentang komunikasi teraupetik dan caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

The level of satisfaction is a reflection of the quality of care in hospitals. The level of satisfaction is a comparison between expectations and reality. Said to be satisfied if the expectation over reality and said none were satisfied if the expectation is less than reality. This study aims to describe the level of patient satisfaction in the emergency department Haji Hospital Jakarta.
The study design was a descriptive cross sectional approach. Number of respondents is 100 by using simple rondom sampling techniques.
Results show an overview of patient satisfaction was 90%. Suggest for the hospital is to further improve services by doing such as in-house training / training on theraupetic communication and caring in providing services to patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S53064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryani
"ABSTRAK
Salah satu indikator kualitas pelayanan rumah sakit adalah kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yaitu pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang. Program
pendidikan ini belum dilaksanakan di RSD Kabupaten Madiun, sehingga perlu dilakukan
penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap
kepuasaan pasien tentang pelayanan keperawatan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh program tersebut terhadap kepuasaan pasien sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi eksperimen postest only with control group design. Jumlah responden sebanyak 80
pasien yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kontrol masing-masing 40 orang
berdasarkan ruang perawatan. Pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terdiri dari
nutrisi, aktifitas, tanda dan gejala serta obat-obatan. Kepuasan pasien diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dengan hasil uji validitas
0,4678 – 0,9098 dan reliabilitas 0,9851. Perbedaan kepuasan pasien pada kelompok
intervensi dan kontrol dianalisis dengan uji beda 2 mean t test independent dan faktor
dominan yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien dianalisis dengan regresi linier
berganda dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang mendapat pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang
mencapai 94,23% dan yang tidak mendapatkan mencapai 71,42% dengan (p = 0,000 <
0,05), berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap
kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Pendidikan kesehatan persiapan pasien
pulang perlu direkomendasikan oleh rumah sakit untuk dilaksanakan kepada seluruh
pasien di ruang rawat inap dan rawat jalan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien
dan kualitas pelayanan keperawatan.

ABSTRACT
One of hospital service quality indicator is patient satisfaction of nursing service that is
health education of return patient preparation. This education program can not be
implemented yet at Public Hospital in Madiun District, so it is important to be done a
research concerning the effect of health education on return patient preparation toward
patient satisfaction of nursing service. This research purpose is to know the effect of this
program toward patient satisfaction so it can be used. This research used a quasi
experiment post test only with control group design. Amount of respondents are 80
patients divided into intervention and control group, each group consist of 40 people based
on caring room. Health education of return patient preparation consists of nutrition,
activity, signal and symptom and also medicines. Patient satisfaction is measured by using
questionnaires which is developed by researchers with validities test results of 0,4678 -
0,9098 and reliability of 0,9851. Difference of patient satisfaction on intervention and
control group is analyzed by different test 2 mean t test independent and dominance factor
which have effect on patient satisfaction analyzed by multiple linear regression with α =
0,05. Research result indicated that patient satisfaction of nursing service which getting
health education of return patient preparation reached 94,23% and don't get health
education of return patient preparation reached 71,42% (p=0,000 < 0,05), It means there
are effect of health education of return patient preparation toward patient satisfaction of
nursing service. Health education of return patient preparation must be recommended by
hospital to implement for all patient both inpatient and outpatient, so it can improve patient
satisfaction and nursing service quality."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Fatmawati
"Perilaku caring perawat dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien. Perawat yang berperilaku caring meningkatkan hubungan saling bantu dan percaya antara perawat-pasien sehingga mempercepat penyembuhan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh pasien dengan kepuasan pasien di RSUD Tarakan Jakarta Pusat. Metode penelitian menggunakan deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional melibatkan 145 pasien yang dipilih secara consecutive sampling. Data dianalisis dengan chi square, uji t, dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh pasien dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap (p<0,05; CI 95%). Faktor caritas yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah cinta kasih (OR = 0,320; CI 95%) dan mengambil keputusan (OR = 0,154; CI 95%) setelah dikontrol pendidikan. Hasil ini merekomendasikan manajer keperawatan untuk melakukan supervisi komunikasi terapeutik, penilaian kinerja komunikasi perawat, meningkatkan pendidikan formal maupun informal, dan memotivasi perawat agar berperilaku caring sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Nurse caring behavior can improve the quality of nursing care and patient satisfaction. Nurses who behave caring improving mutual aid relationship and trust between the nurse-patient so as to accelerate the healing. This study aim to identify the relationship of nurse caring behaviors perceived by the patient and patient's satisfaction in Tarakan Hospital in Central Jakarta. The research method using descriptive correlation with cross sectional study involving 145 patients were selected by consecutive sampling. Data were analyzed with chi square, t-test, and logistic regression.
The results showed relationship between nurse caring behaviors perceived by the patient and patient's satisfaction at the inpatient unit (p <0.05; CI 95%). Caritas factors most associated with patient satisfaction is love (OR = 0.320; CI 95%) and a decision (OR = 0.154; CI 95%) after controlling for education. This result suggests a nursing manager to supervise therapeutic communication, evaluation of nurse communication performance, improving nursing education in both formal and informal, and motivating nurses to caring that can improve patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T47159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Edyana
"ABSTRAK
Interaksi antara perawat dengan pasien dan keluarga yang kurang efektif dapat diasumsikan sebagai salah satu penyebab rendahnya kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan sehingga dapat menyebabkan ketidakoptimalan pencapaian Bed Occupancy Rate, Average Length of Stay, dan Turn Over Interval. Dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga, perawat harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai komunikasi terapeutik, sehingga mereka dapat mendengarkan, berbagi rasa, berbagi cerita, dan membantu menyelesaikan masalah pasien dan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawat pelaksana dalam menerapkan teknik komunikasi terapeutik. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap sampel yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi sebanyak 131 orang. Analisis data menggunakan statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Bandung dan Cimahi yang berusia muda dan mempunyai motivasi intrinsik tinggi akan mempunyai kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik dengan baik. (p=0,000).
Saran yang disampaikan agar diadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan teknik-teknik komunikasi terapeutik, dilakukan supervisi serta penerapan model reward and punishment untuk meningkatkan motivasi ekstrinsik yang difokuskan untuk perawat yang berusia lebih tua, pembagian yang merata antara perawat yang lebih muda dengan perawat yang lebih tua, dan pertemuan rutin untuk saling memberikan umpan balik.

ABSTRACT
Ineffective interaction between nurses, patients and their families can be assumed as one of the causes of low patient and family’s satisfaction to the service that can lead to the achievement of ideal Bed Occupancy Rate, Average Length of Stay, and Turn Over Interval. In order to gain improved patient and family's satisfaction, nurses should have better understanding about therapeutic communication so that they can listen, share feelings and stories, and help the patients and families to solve their problems.
The purpose of this research is to identify factor related to nurses ability in applying therapeutic communication techniques. This research is using descriptive correlative design with crosssectional approach. Samples are chosen based on inclusion criterion of 131 people. The data collected by questionnaires. The univariate analysis was used to analyse the distribution and descriptive statistics to see the variation of independent variable. The bivarite analysis use t - Test trial for the numeric data and Chi Square trial for the categorical data. The multivariate analysis that is used was the doubled logistic regression with the mixture model between the prediction model and risk factor model.
The result of this study showed that young nurses who have intrinsic motivation have better ability to implement the therapeutic communication techniques (p=0,000). The result of this study concludes that the factors related to nurses’ ability in implementing the therapeutic communication techniques at Bandung and Cimahi Mental Hospitals are intrinsic motivation and nurses age.
The suggestion given is that to hold training, supervision, reward and punishment, and regular meeting, in particular for older nurses as well as the equal responsibility sharing between young nurses and older nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Johan Sastradijaya
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon. Masalah ini timbul dilatarbelakangi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon yang belum optimal dimana tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat pelaksana hanya 57,50 % (2003) dan perawat pelaksana yang membuat dokumentasi asuhan keperawatan dengan Iengkap dan benar hanya 53,67% (2003).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja perawat dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kinerja perawat ditinjau dari karakteristik individu yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan lama bertugas, karakteristik organisasi yang meliputi sumber daya, kepemimpinan dan imbalan serta karakteristik psikologis yang meliputi motivasi dan pembelajaran.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan seksional silang (Cross Sectional). Sampel penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon sejumlah 48 orang sebagai total sampel. Data yang diperoleh adalah data primer melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur terhadap responden perawat pelaksana dan data sekunder didapat dari dokumentasi asuhan keperawatan di pencatatan medis (medical record).
Hasil analisis bivariat dengan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja, kepemimpinan dengan kinerja dan pembelajaran dengan kinerja. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kinerja, lama bertugas dengan kinerja, sumber daya dengan kinerja, imbalan dengan kinerja dan motivasi dengan kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang benar kepada setiap perawat pelaksana melalui pelatihan formal yang diadakan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan menggunakan desain yang lebih baik validitasnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T13176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Surya Putra Manuaba
"Budaya keselamatan pasien baru mulai tumbuh di RSU Manuaba setelah dicanangkan dan dibentuknya Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit RSU Manuaba tahun 2009. Belum berjalan dengan baiknya sistem pelatihan yang ada terutama dalam konsep keselamatan pasien menggambarkan belum adanya upaya rumah sakit dalam meningkatkan mutu rumah sakit terutama mutu SDMnya. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui kesiapan perawat dalam menerapkan konsep keselamatan pasien di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan menggunakan desain operational research dengan pendekatan kualitatif jumlah sampel sebanyak 51 orang, yang merupakan jumlah total perawat RSU Manuaba.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa untuk saat ini perawat belum siap untuk menerapkan konsep keselamatan pasien di rumah sakit, kebijakan keselamatan pasien dan SOP sudah ada tapi belum disosialisasikan dengan baik dan berkelanjutan. Ada perubahan nilai pengetahuan dan sikap perawat ketika diukur sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Anggaran mengenai pendidikan dan pelatihan keselamatan pasien belum ada. Pihak rumah perlu meningkatkan pendidikan dan pelatihan mengenai konsep keselamatan pasien agar terwujud budaya keselamatan pasien di lingkungan perawat RSU Manuaba.

Patient safety culture has just begun at Manuaba General Hospital after declerated and performed patient safety team at 2009. The Patient Safety concept had not worked out properly,the hospital had not strongly forced to improve quality of human resources. The study investigated the preparation of nurses in managing patient safety concept at Manuaba General Hospital. The study used research operational design with qualitative method, total sample were 51 nurses who worked at Manuaba General Hospital.
The result showed nurses had not ready to implemantation patient safety concept, patient safety policy and standart operational procedure had established but not been good and continously sosialized. There was proggression of knowledge and attitude of nurses pre and post training.There was no budget for patient safety training. The manangement of Hospital need to increase education anda training of patient safety to create it concept as a culture in Manuaba General Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31317
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismar Agustin
"Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan "heart" profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan. Fenomena di lapangan mengindikasikan adanya kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang berdampak pada kualitas asuhan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Berkaitan dengan itu maka penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui gambaran perilaku caring perawat dan hubungannya dengan tingkat kepuasan klien. Rancangan penelitian adalah cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh klien pasca bedah yang dirawat sebanyak 299 orang, dengan sarnpel 101 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer, melalui angket. Perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan klien diidentifikasi dengan instrumen yang merupakan modifikasi A Care Q-Questionnaire terdiri dari 6 komponen caring yaitu ; kesiapan membantu; penjelasan dan kemudahan; kenyamanan; tindakan antisipasi; membina hubungan saling percaya dengan klien; pemantauan dan pengawasan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data rnenggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), bivariat (kai-kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Dari karakteristik klien diketahui proporsi wanita dan pria relatif seimbang (54,5%, 45,5%), lebih dari separuh berusia diatas 35 tahun (56,5%), sebagian besar pendidikan rendah (62,3%), bekerja (63,4%), dirawat dikelas III (62,4%). dan biaya perawatan ditanggung (ASKES dan 3PS) 55,4%. Hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48.5%), secara umurn caring perawat termasuk kategori cukup (X - 5.94). Komponen caring yang cukup baik adalah kesiapan membantu ( X 6,77), sedangkan penjelasan dan kemudahan memiliki nilai terendah (X - 5,51). Sebagian besar klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan adalah kesiapan membantu (X 20,35) dan terendah penjelasan dan kemudahan (X 14,73), namun secara proporsi menunjukkan kecenderungan semakin baik caring perawat akan meningkatkan proporsi kepuasan klien. Uji multivariate menunjukkan kesiapan membantu merupakan komponen yang paling dominan memberikan kepuasan kepada klien (OR 3,9516), dan karakteristik klien bukan merupakan confounder terhadap komponen kesiapan membantu (perbedaan < 10%). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat belum sepenuhnya berperilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan, dan tingkat kepuasan klien masih sangat rendah. Dari keenam komponen caring, hanya kesiapan membantu yang berhubungan secara bermakna dengan kepuasan klien (p value 0.015). Beberapa saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak yang berkepentingan adalah manajerial Perjan RSMH Palembang agar mengupayakan peningkatan sikap dan perilaku caring perawat. Bagi institusi pendidikan untuk melatih dan menanamkan sikap dan perilaku caring, organisasi profesi melakukan pembinaan secara intensif terhadap anggotanya. Bagi perawat sendiri agar menjadi role model bagi lingkungan, dan bagi peneliti lain agar menggunakan desain dan metoda yang berbeda seperti quasi eksprimen atau metoda kualitatif

Caring in nursing is a matter of foundation of nursing services. It is the heart of nursing profession. Caring becomes a fundamental component and central focus, and also unique of nursing care. The phenomena in the clinical field showed that there was a tendency of nurses who were not caring when they gave services. The Nursing care of the patient will influence the quality of caring, finally affected to patient satisfaction, especially in the entirely health service. This study aims to determine the description of behavior on caring'snurses and its relationships to patient satisfaction level. The study's design used cross-sectional, the population of this study is 299 post operative patient s at in-patient's wards. With the sample number is 101 patients. The data source was obtained from primary data, which were collected through questionnaire. The caring behavior nurses and the level of patient satisfaction is classified using instrument which is modified from A care - Q questionnaire. It consists of six components of caring, they are accessible; explains and facility; comfort; anticipates; trusting relationship; monitor and follows. The data analyzing used computer software, by univariate (frecuency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (multiple regretion logistic) analysis. The patients characteristics were found male and female sexes are balancing (54.5%; 45.5%), most of them > 35 years old (56,5%), lower education (62.3%), working (63.4%), hospitalized at economics-class (62.4%), and pay the hospital fee insurance 55,4% (Askes & JPS). Based on univariate analysis it is known that almost a half nurses are not performing caring behavior (48.5%), and in general the categorized of nurses caring behavior is enough ()-5.94). The accessible component in caring is good (X 6.77), however the component of explains and facility has the lowest score (X 5.51). The most of patients were not satisfaction to caring behavior of nurses (79.2%). The component that most contribute to patient satisfaction is accessible (X 20.35), and the lowest is explains and facility (14.73). However purposively other components showed to tend positive. The more nurses performed caring behavior, the most patient satisfaction will be achieved. In multivariate analysis the component which has dominant relationship to patient satisfaction is accessible (OR 3,9516). After controlled by explains and facility components, and trusting relationship, the characteristic of patients are not confounded to accessible (different < 10%). Based on this study, it can be concluded that nurses in giving nursing care is not performing optimal caring behavior. The level of patient satisfaction to nursing care is still low. Out of six components, accessible is the component that having significant relationship to patient satisfaction (p value 0.015). Some suggestions that can be recommended to stake holders are the managerial of RSMH, public service enterprise of Palembang should provide improvement on attitude and caring behavior of their nurses. For education Institution to train and educate the attitude and caring behavior to their students, to the profession organization should give guidance intensively to their members. For nurses themselves should be a Role Model for their environment. For other researchers should develop other designs and different methods such as quasi experimental or qualitative method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>