Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakpahan, Bram Timoteus Setiadi
"Untuk meningkatkan kapasitas produksi,sebuah struktur pabrik direnovasi berupaperkuatan komponen struktur yang sudah ada serta penambahan komponen struktur dan pondasi baru.Pada awalnya, struktur ini mengalami getaran akibat beban dinamik mesin flash gas bag filter, namun setelah direnovasigetaran tersebut menghilang. Melalui penelitian ini dikaji penyebab menghilangnya getaran tersebut dengan cara memodelkan struktur pabrik sebelum dan sesudahrenovasi serta memodelkanbeban mesin sebagai1 beban dinamik impuls. Pada permodelan beban gravitasi, urutan pembebanan pada struktur yang sudah ada maupun struktur yang sudah direnovasi ikut diperhitungkan. Dari hasil permodelan tersebut akan didapatkan rasio tegangan akibat beban mati pada struktur sebelum renovasi, dan rasio tegangan akibat kombinasi pembebanan pada struktur setelah direnovasi.Dan didapatkan juga nilai respon dinamik struktur yang berupa acceleration, displacement, dan velocity yang berkurang secara signifikan setelah direnovasi. Struktur pabrik sebelum direnovasi menunjukkan respon dinamik yang masuk dalam kategori uncomfortableberdasarkan standar internasional untuk skala getaran ketidaknyamanan. Namun, ketika struktur pabrik tersebut sudah direnovasi, respon dinamik yang didapatkan akan berada pada kategori not uncomfortable.

To increase production capacity, a renovated plant structure components such as retrofitting existing structures and structural components as well as the addition of a new foundation. At first, these structures undergo the vibration due to dynamic loads from flash gas bag filter engine, but after the renovation the vibration disappears. Through this study examined the causes of the disappearance of the vibration by way of modeling plant structure before and after the renovation as well as modeling the engine load as 1 dynamic impulse load. In the gravity load modeling, the sequence of loading on existing structures or structures that have been renovated are considered. From the modeling results will be obtained due to the dead load stress ratio on the structure before the renovation, and the ratio of stress due to the combination of loading on the structure after being renovated. And also the value obtained in the form of structural dynamic response acceleration, displacement, and velocity were reduced significantly after the renovation. Plant structure before it was renovated structure shows that the dynamic response in the category uncomfortable based on international standards for vibration-scale inconvenience. However, when the structure of the plant has been renovated, the dynamic response will be obtained in the category of not uncomfortable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
"Besi tuang nodular (BTN) diberi perlakuan panas austemper untuk menghasilkan struktur matriks dan sifat mekanis yang diinginkan, yang tidak bisa diperoleh pada knndisi "as-cast". Fade penelitian ini temperatur dan waktu austemper dijadikan sebagai variabel untuk melihat pengaruhnya terhadap struktur mikro "austempered ductile iron? (ADIE yang dihasilkan. Untuk memperoleh data mengenai perbedaan matriks dari ADI akibat perubahan temperatur dan waktu austemper, maka dilakukan pengujian kekerasan makro dan mikro, penghitungan fraksi volume austenit sisa, dan pengamatan struktur mikro.
Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah peningkatan temperatur dan waktu austemper menyebabkan struktur matriks ADI yang semakin menurun nilai kekerasannya. Hal ini berkaitan erat dengan difusi karbon ke austenit selama pertumbuhan jarum-jarum ferit bainitik. Sebab pada gilirannya difusi karbon akan berpengaruh terhadap kestabilan austenit, kecepatan pertumbuhan ferit bainitik, kandungan karbon dalam ferit bainitik, dan temperatur "martensite start"."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Heryanto
"Jenis pengelasan Gas Metal Arc Welding (GMAW) merupakan salah satu jenis pengelasan busur Iistrik yang paling banyak digunakan dalam pengelasan baja karbon rendah. Hal ini dikarenakan antara Iain tingkat efisiensinya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan jenis pengelasan SMAW. Pengelasan GMAW ini pada umumnya digunakan di industri manufaktur. Hasil dari pengelasan tergantung dari bermacam-macam faktor, diantaranya variabel arus kecepatan aliran gas dan kecepatan pengelasan yang dipergunakan Pengelasan selain dituntut cepat juga harus mempunyai penetrasi yang optimum, karena akan menentukan kekuatan dari sambungan lasan Iogam tersebut. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian arus dan kecepatan aliran gas pada pengelasan GMAW terhadap penetrasi, weld size dan throat lasan pada baja karbon rendah. Berdasarkan grafik yang didapat dari penelitian bahwa semakin meningkatnya pemakaian arus pada kecepatan aliran gas yang konstan akan mengakibatkan penetrasi, weld size dan throat lasan semakin besar. Sedangkan dengan meningkatnya pemakaian kecepatan aliran gas pada arus yang konstan akan mengakibatkan penetrasi menjadi semakin kecil dan weld size serta throat lasan cenderung turun. Kondisi terbaik dalam penelitian ini adalah pada pemakaiau variabel arus 310 A dengan kecepatan aliran gas 11 liter/menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimitra Yasa, 1989
660.281 Tot
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian bahan ajar terhadap hasil belajar pada matakuliah rangkaian dasar listrik...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Dhammamitta Virya
"ABSTRAK
Penghalusan butir merupakan salah satu metode penguatan logam yang paling banyak diterapkan pada logam-logam ringan, seperti alumunium. Pada proses pengecoran, struktur halus dari logam tuang dapat diperoleh dengan cara memberikan unsur-unsur perangsang nukleasi ke dalam logam cair. Pada saat pembekuan, diharapkan unsur-unsur tambahan ini dapat bernukleasi awal dan membentuk inti bagi pertumbuhan kristal dari logam dasar.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh unsur titanim dan boron terhadap efektifitas penghalusan butir paduan Al-Si-Cu yang dipergunakan pada proses pembuatan outer tube. Salah satu komponen shock absorber (peredam kejut) kendaraan bermotor roda dua. Selanjutnya akan dilihat pula pengaruh penghalusan butir terhadap sifat cor dan sifat mekanis paduan aluminium tersebut. Dengan mengatur parameter proses, seperti waktu penahanan dan temperatur logam cair diharapkan akan terlihat parameter yang sesuai untuk memperoleh penghalusan butir yang optimal.

"
1996
S41189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Sahat P.
"ABSTRAK
Lifts/Elevator are a type of vertical transport that is used to transport people or goods and usually used in high-rise buildings (more than three or four floors). In general, the elevator system is still using conventional system.In conventional elevator systems, there are many things to consider such as component requirements, high power consumption, large rooms, reparation difficulties, energy wastage, and the absence of automatic emergency compliance when disruptions occur.In an effort to reduce the aforementioned things, a system simulation will be designed using PLC (Programmable Logic Controller) as controller of the elevator system such that it will be obtained a system that is more efficient and work automatically.In this research we will design a 4-storey elevator system simulation using a Zelio Logic SR2 B20IJD PLC."
Universitas HKBP Nonmensen, 2018
050 VISI 26:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Achmad
"Kebanyakan perencana struktur bangunan cenderung memodelkan struktur atas dengan menganggap pondasi sebagai sistem yang sangat kaku sehingga pada umumnya menghasilkan respon struktur yang lebih konservatif, sementara perencana pondasi memodelkan pondasi tanpa mempertimbangkan pengaruh dari struktur atas. Kenyataannya, struktur atas dan struktur bawah saling berinteraksi tergantung pada kekakuan dari kedua sistem struktur ini.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh jenis perletakan struktur bangunan yaitu perletakan jepit, sendi, dan fleksibel terhadap karakteristik dinamik struktur, respon seismik struktur serta berat tulangan yagn diperlukan oleh komponen utama struktur dengan bantuan software ETABS 9.7. Sistem struktur atas menggunakan sistem ganda yang merupakan kombinasi sistem dinding geser dan sistem struktur portal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinding geser pada tingkat-tingkat bawah bangunan dengan perletakan jepit atau sendi menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih besar (overdesign) dibandingkan terhadap bangunan dengan perletakan fleksibel, sebaliknya struktur portal pada tingkat-tingkat bawah bangunan akan menghasilkan gaya geser dan berat tulangan yang lebih kecil (underdesign).

In modeling the upper structure, most of the building structure engineers tend to assume the foundationas a very rigid systemthat produces more conservative structural responses while in modeling the foundation, the foundation modeled without considering the effect of the upper structure. In fact, upper and lower structures are interacting depend on the stiffness of both the upper and lower structures system.
This research discusses the influence of the type of building structures supports namely fixed support, hinged support and flexible support to the dynamic characteristics of the structure, the seismic response of the structure and the weight of the reinforcement needed by the main structure`s components using ETABS 9.7.The upper structure use a dual system which is a combination of shearwall system and the frame system.
The results show that the shearwall at the lower levels of fixed support building or hinged support buildingprovide larger shear force and heavier reinforcement (overdesign)compared to the flexible support building. Otherwise, the frame structuresat lower levels of the building providesmaller shear force and lighter reinforcement (underdesign).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutrisno
"Analisis Respon Frekuensi Penyapuan adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan mekanik pada inti, kumparan dan struktur penjepit di dalam transformator, yang diakibatkan oleh tekanan elektromagnetik yang besar karena adanya arus gangguan atau selama proses transportasi dan pemindahan transformator setelah pabrikasi. Pengukuran SFRA menggunakan sinyal bertegangan rendah yang diinjeksikan ke dalam probe masukan dari suatu terminal transformator, dan sinyal keluaran diukur di terminal lainnya yang merupakan respon dalam bentuk magnitude dan fasa pada rentang frekuensi rentang 2 Hz sampai 2 MHz.
Interpretasi hasil pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran sebelumnya dengan hasil pengukuran terbaru. Bila tidak ada hasil pengukuran sebelumnya, perbandingan dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran SFRA pada transformator yang memiliki tipe dan jenis sama (sister unit). Tetapi, jika tidak ada sister unit dari transformator yang diuji, maka perbandingan dilakukan dengan membandingkan ketiga fasa dari transformator yang diuji.
Pada skripsi ini, interpretasi SFRA menggunakan perbandingan ketiga fasa pada transformator 190 MVA, 150 kV/16kV. Kemudian, untuk menginterpretasikan hasil dari pengukuran SFRA, digunakan perhitungan dengan metode statistik Koefisien Korelasi dan Normalisasi Faktor Kovarian, dan hasil keduanya dibandingkan sesuai dengan standar perhitungan pada standar China DL 911/2004. Hasil kedua metode statistik ini akan menunjukkan indikasi kondisi mekanik transformator pada bagian inti, kumparan dan struktur penjepit.

Sweep Frequency Response Analysis (SFRA) is an effective method used to find out any possible winding displacement or mechanical deterioration such as core, winding and clamping structures inside the transformer, due to large electromagnetical forces occuring from the fault currents or due to transformer transportation and relocation. SFRA test use the application of low-voltage (LV) signal at one terminal of the transformer as the injection probe, and another terminal to measure the response with the frequency range 20 Hz to 2 MHz. The amplitude and phase transfer fuction are then determined.
The most common practice for SFRA comparison is to compare the SFRA spectrum with the reference one. If the old results of the same transformer are available, a comparison made with the new results. However, if the reference signal is not available, a comparison made between the transformer and its sister unit. Furthermore, the comparison between the three phases of the transformer.
In this paper, the SFRA interpretation using a comparison between the transformer’s three phases on a 190 MVA, 150 kV/16 kV prower transformer. Then, to interpret the result, the statistical method, Cross Correlation Coefficient and the Normalization Covariance Factor is used, and both compared with the indicator based on Chinese standard DL 911/2004. Both the statistical method show the mechanical condition of transformer in the core, winding and clamping structures.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>