Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Rahman
"Biomassa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang berpotensi untuk dimaksimalkan di Indonesia. Sumber biomassa yang berpotensi salah satunya adalah kelapa sawit yang ketersediaannya melimpah dan limbah tandan kosongnya dapat diolah menjadi bio-oil. Namun produk bio-oil ini biasanya belum memiliki kualitas yang baik umumnya karena kandungan oksigenat yang tinggi sehingga belum bisa diaplikasikan secara luas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar senyawa oksigenat dalam bio-oil. Penelitian ini memakai temperatur operasi 550oC dengan lima perlakuan berbeda, yaitu tanpa melibatkan katalis, lalu menggunakan katalis ZSM-5 dengan dua ukuran kristal berbeda dan NiZSM-5 dengan dua ukuran kristal yang berbeda. Sintesis katalis ZSM-5 dilakukan dua kali dengan jumlah kadar air yang berbeda untuk mengontrol ukuran kristal yang didapatkan. Sintesis katalis ZSM-5 telah berhasil membentuk kristal alumina silika dengan ukuran partikel 3-5 μm pada sintesis pertama dan 150-250 nm pada sintesis kedua. Sementara impregnasi logam nikel kedalam katalis ZSM-5 dilakukan dengan metode wet impregnation menghasilkan loading logam nikel sebesar 9.88% paa sintesis pertama dan 10.96% pada sintesis kedua.
Hasil sintesis bio-oil menunjukkan bahwa katalis mampu mereduksi kandungan senyawa oksigenat dan meningkatkan kandungan senyawa aromatik yang pada proses selanjutnya dapat dikonversi menjadi senyawa alkana atau digunakan sebagai bahan aditif. Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan aromatik pada bio-oil tanpa katalis, katalis ZSM-5 sintesis pertama, ZSM-5 sintesis kedua, NiZSM-5 sintesis pertama dan NiZSM-5 sintesis kedua adalah 53,01% dan 44.81%; 38,05% dan 45,02%; 37,57% dan 45,51%; 35,71& dan 48,28%; 35,07% dan 51,23%.

Biomass is one of the alternative energy source that has a great potential to be developed. Biomass can come from many sources and one of the most potential to be utiliized is from empty fruit bunch of palm that can be synthesized to make bio-oil. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to obtain bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses fast pyrolysis method at 550oC, with five different treatments: production of bio-oil without catalyst, using ZSM-5 with two different crystal size, and using NiZSM-5 with two different crystal size. Synthesis of ZSM-5 has been carried out two times with different water ratio to reduce the crystal size.It has form alumina silica crystal with particle size around 3-5 μm at the first synthesis and 150-250 nm at the second. The impregnation of nickel metal to ZSM-5 has been carried out resulting nickel loading 9.88% at the first synthesis and 10.96% at the second.
The result of bio-oil shows that catalyst can reduce oxygenate compunds as well as increasing aromatic compound that later can be converted into alkane chain hydrocarbon-like petroleum diesel or used as additive compound. Respectively, oxygenates and aromatic content in bio-oil produced without catalyst, with ZSM-5 from first synthesis, with ZSM-5 from second synthesis, with NiZSM-5 from first synthesis dan with NiZSM-5 from second synthesis are 53.01% and 44.81%; 38.05% and 45.02%; 37.57% and 45.51%; 35.71% and 48.28%; and 35.07% and 51.23%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Nomara Trylucky
"Biomassa merupakan salah satu energi alternatif yang dapat mengatasi solusi krisis energi di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu melihat pengaruh proses torefaksi terhadap sifat ketahanan moisture content, kemampuan reduksi ukuran biomassa dan ketahanan tekan pellet biomassa yang berasal dari bahan baku tandan kosong kelapa sawit. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik pengaruh torefaksi yaitu pengujian sifat ketahanan moisture content, pengujian kemampuan reduksi ukuran serta pengujian ketahanan tekan untuk melihat karakteristik sifat fisik pellet biomassa. Penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan pembuatan pellet biomassa proses torefaksi pada variasi temperatur 225, 250, 275, 300 dan 325°C dengan tanpa proses torefaksi.
Hasil penelitian menunjukkan sifat ketahanan moisture content terbesar pada kondisi temperatur 325°C dengan nilai 6,34 % penambahan moisture content, sedangkan yang terendah pada kondisi temperatur 225°C dengan nilai 32,08 % penambahan moisture content. Kemampuan reduksi ukuran tertinggi pada distribusi ukuran partikel < 125 μm yaitu pada kondisi non torefaksi sebanyak 5,89 gram, sedangkan yang terendah pada variasi temperatur 325°C sebanyak 2,18 gram. Untuk distribusi terbesar ukuran partikel > 297 μm yaitu pada kondisi temperatur 325°C sebanyak 2,81 gram, sedangkan distribusi terendah pada kondisi non torefaksi sebanyak 0,24 gram. Nilai ketahanan tekan pellet biomassa terbesar pada kondisi non torefaksi sebesar 2,44 kgf/mm2.

Biomass is one of the alternative energy solutions that can overcome the energy crisis in Indonesia. The purpose of this study is to see the effect of the resistance properties torefaction moisture content, the ability to reduce the size and durability of biomass pellet press biomass feedstock derived from oil palm empty fruit bunches. Analysis is performed to determine the influence of the characteristics of the testing of resistance torefaction moisture content, test the ability to reduce the size and durability testing tap to see the characteristics of the physical properties of biomass pellets. Research carried out by comparing the biomass pellet making process torefaction the temperature variation 225, 250, 275, 300 and 325 °C with no torefaction process.
Results showed greatest resistance properties of moisture content on the conditions of temperature 325°C with the addition of the value of 6.34% moisture content, and the lowest at 225°C temperature conditions with a value addition of 32.08% moisture content. Ability to reduce the size of the highest in the distribution of particle size <125 μm is the condition of non torefacton much as 5.89 grams, while the lowest at 325°C temperature variations of as much as 2.18 grams. For the largest particle size distribution of >297 μm is 325°C rise in temperature as much as 2.81 grams, while the lowest distribution in non torefaction conditions as much as 0.24 grams. Resistance value of the largest biomass pellet press on condition of non torefaction of 2.44 kgf/mm2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervandy Haryoprawironoto
"Sebagian besar komoditas di bidang pertanian seperti jerami padi dan tongkol jagung menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku industri petrokimia. Jerami padi dan tongkol jagung merupakan biomassa dengan jumlah berlimpah di Indonesia. Jerami padi dan tongkol jagung mengandung komponen lignoselulosa yang membuatnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan toluena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam bahan baku industri dan juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya. Bio-oil mengandung senyawa fenolat salah satunya cresol metil-fenol yang dapat diubah menjadi toluena melalui proses konversi katalitik. Bio-oil dari hasil pirolisis biomassa yang berbeda jenis akan memberikan yield bio-oil yang berbeda karena adanya perbedaan karakteristik seperti kandungan volatile matter, ash, dan fixed carbon. Bio-oil hasil pirolisis tongkol jagung menghasilkan yield bio-oil 44.16 berat, lebih besar dari jerami padi yakni 22.46 berat. Komposisi selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berbeda pada jerami padi dan tongkol jagung akan memberikan distribusi kelompok senyawa pada bio-oil -nya yang berbeda. Bio-oil hasil pirolisis jerami padi mengandung tiga kelompok senyawa terbesar yakni fenol 19.01 berat, furan 12.92 berat, dan keton 12.54 berat. Sedangkan tiga kelompok senyawa terbesar pada bio-oil hasil pirolisis tongkol jagung adalah fenol 24.02 berat, keton 15.08 berat, dan furan 11.67 berat. Bio-oil hasil pirolisis jerami padi dan tongkol jagung dikonversi menjadi toluena melalui konversi katalitik dengan komposisi katalis B2O3/?-Al2O3 dan suhu reaksi yang divariasikan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui komposisi katalis dan suhu reaksi yang dapat menghasilkan yield toluena optimum. Komposisi katalis B2O3 dalam paduan katalis yang digunakan adalah 0 berat, 15 berat, dan 30 berat dengan suhu reaksi yang digunakan adalah 400°C dan 450°C. Yield toluena optimum sebesar 33.01 berat dihasilkan pada konversi bio-oil hasil pirolisis tongkol jagung dengan komposisi katalis yang digunakan terdiri atas 30 B2O3 dan 70 ?-Al2O3 pada suhu reaksi 450°C.

Most commodities in agriculture such as rice straw and corn cobs produce biomass which can be utilized as a source of petrochemical feedstock. Rice straw and corn cob are type of biomass with abundant amount in Indonesia. Rice straw and corncob contain lignocellulosic components that make them useful for toluene production. Toluene is an aromatic hydrocarbon that is widely used in industrial raw materials as well as solvents for other industries. Bio oil contains phenolic compounds, one of them is cresol methyl phenol which can be converted to toluene through a catalytic conversion process. Bio oil from different types of biomass pyrolysis will yield different bio oil yields due to its different characteristics including volatile matter, ash, and fixed carbon content. Bio oil from corncob pyrolysis yields 44.16 wt of bio oil yield, greater than that of rice straw 22.46 wt. Different cellulose, hemicellulose, and lignin compositions on rice straw and corncob will give different composition of components found in bio oil. Bio oil from pyrolysis of rice straw contains the three largest groups of compounds namely phenol 19.01 wt, furan 12.92 wt, and ketone 12.54 wt. While the three largest groups of compounds in bio oils of corncob pyrolysis are phenol 24.02 wt, ketones 15.08 wt, and furan 11.67 wt. Bio oil from pyrolysis of rice straw and corn cobs are converted to toluene by catalytic conversion with the variation of B2O3 Al2O3 catalyst composition and the reaction temperature. This is done to determine the catalyst composition and reaction temperature which can produce the optimum toluene yield. The catalyst composition of B2O3 used in the mixed catalyst was 0 wt, 15 wt, and 30 wt with the reaction temperature used was 400°C and 450°C. The optimum toluene yield of 33.01 wt was produced in the conversion of the corncob pyrolysis bio oil with the catalyst composition used comprising 30 wt B2O3 and 70 wt Al2O3 at reaction temperature of 450°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Nadhillah Rachmania
"Biodiesel merupakan bahan bakar pembakaran yang bersih yang dihasilkan dari minyak nabati, atau lemak hewan. Biodiesel diproduksi dengan trans-esterifikasi minyak dengan alkohol rantai pendek. Reaksi trans-esterifikasi mengubah trigliserida menjadi alkil ester asam lemak, dengan adanya alkohol, seperti metanol, dan katalis, dengan gliserol sebagai produk samping. Reaktor kolom pancaran ini dirancang untuk mengatasi masalah dalam reaksi sintesis biodiesel, salah satunya adalah pencampuran 2 reaktan dengan perbedaan viskositas yang besar, yaitu minyak kelapa sawit yang kental dengan metanol yang encer.
Dalam studi ini, salah satu variabel bebas adalah rasio mol metanol dan minyak kelapa sawit dengan variasi 3,75:1, 4,5:1, 5,25:1 dan 6:1. Variabel bebas lainnya adalah jenis jet, yaitu circular nozzle dan notched nozzle. Hasil tertinggi dari yield biodiesel yang dihasilkan pada rasio mol 6:1 sebesar 96,83% pada notched nozzle. Sedangkan untuk rasio mol 6:1 pada circular nozzle menghasilkan yield biodiesel sebesar 75,06%. Dengan menggunakan notched nozzle pada rasio mol 5,25:1, konversi lebih besar dibandingkan dengan circular nozzle pada rasio 6:1, yaitu 81,01%. Oleh karena itu, dengan menggunakan notched nozzle pada kolom pancaran dapat menghemat biaya pemisahan metanol di industri, dimana metanol lebih konvensional digunakan untuk menghasilkan konversi yang tinggi.

Biodiesel is a clean-burning fuel produced from vegetable oils, or animal fats. Biodiesel is produced by trans-esterification of oils with short-chain alcohols. The trans-esterification reaction consists of transforming triglycerides into fatty acid alkyl esters, in the presence of an alcohol, such as methanol, and a catalyst, with glycerol as a byproduct. A jet column reactor was designed to overcome problems in biodiesel synthesis reaction, one of which is mixing of 2 reactants of large viscosity difference, i.e. viscous of CPO and dilute methanol.
In this study, one of the free variables is the mole ratio of methanol to CPO which variation is 3.75:1; 4.5:1; 5.25:1 and 6:1. The other free variable is jet types, i.e. circular and notched nozzles. The highest yield of biodiesel produced at mole ratio 6 to 1 was reported to yield is 96.83% in notched nozzle. While to the mole ratio 6 to 1 on a circular nozzle produce yield of biodiesel is 75.06 %. By using notched nozzle at mole ratio 5.25 to 1, conversion is greater compared to that of a circular nozzle ratio 6 to 1, i.e. 81.01 %. Therefore, by using notched nozzle on jet columns can save the cost separation of methanol in industry, in which more methanol conventionally is used to produce high conversion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andre Fahriz Perdana
"Penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua menghasilkan limbah lindi hitam yang kandungan utamanya adalah lignin. Sebagai senyawa polimer fenolik, gugus hidroksifenolik pada lignin memungkinkannya bertindak sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, isolat lignin lindi hitam diuji aktivitasnya sebagai antioksidan pada biodiesel. Lignin diperoleh dengan pertama-tama melakukan praperlakuan TKKS dengan metode organosolv pada suhu 170 C selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan melakukan isolasi lignin teknis. Isolat lignin ditambahkan ke dalam biodiesel dengan variasi konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm. Lignin komersial dan antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai kontrol positif. Uji stabilitas oksidasi biodiesel dilakukan dengan metode Rancimat. Sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menghitung bilangan asam, bilangan peroksida, dan viskositas kinematik biodiesel pada pekan ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Karakteristik isolat lignin organosolv yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: rendemen lignin 13,7 kadar lignin 64,5 bobot ekuivalen 1822,1 g/ekuivalen dan kadar hidroksifenolik 6,8. Spektrum FTIR lignin organosolv menunjukkan kesamaan pita serapan dengan lignin komersial. Penambahan lignin organosolv, lignin komersial, dan BHT mampu menghambat laju oksidasi biodiesel dengan urutan aktivitas antioksidan dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut yakni BHT, lignin komersial, dan lignin organosolv.

Utilization of Palm Oil Empty Fruit Bunch POEFB as second generation bioethanol feedstock produces black liquor waste which the main content is lignin. As phenolic polymer compound, the hydroxyphenolic group in lignin enables it to act as antioxidant. In this study, lignin isolate from black liquor was tested for their activity as antioxidants in biodiesel. Lignin was obtained by first performing POEFB pretreatment by organosolv method at 170 C for 2.5 hours and followed by technical lignin isolation. Lignin isolate was added to biodiesel with variation of concentration 500, 1000, and 1500 ppm. Commercial lignin and synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene BHT were used as positive control. The biodiesel oxidation stability test was performed by Rancimat method. While antioxidant activity test was done by identifying the acid number, peroxide number, and kinematic viscosity of biodiesel at week 0, 1, 2, 3, and 4. Characteristics of organosolv lignin isolate obtained from this research include lignin yield 13,7 64.5 lignin content equivalent weight of 1822.1 g equivalent and hydroxyphenolic content of 6.8. The organosolv lignin FTIR spectrum shows the similarity of absorption bands to commercial lignin. The addition of organosolv lignin, commercial lignin, and BHT are able to inhibit the rate of oxidation of biodiesel with the sequence of antioxidant activity from the largest to the smallest successively BHT, commercial lignin, and organosolv lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahayu
"Pencampuran biomassa dengan batubara dewasa ini dianggap menjadi solusi bagi lamanya waktu penyalaan batubara dan besarnya emisi CO yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja dari pencampuran batubara dan biomassa tandan kosong kelapa sawit pada pembakaran di dalam kompor dilihat dari waktu penyalaan briket pemasakan, emisi CO yang dihasilkan, dan efisiensi termal pembakaran. Komposisi biomassa divariasikan pada 50%, 75%, dan 100% biomassa serta kecepatan superfisial 0,29 m/s, 0,42 m/s, dan 0,54 m/s.
Hasil penelitian menunjukkan baik waktu penyalaan maupun emisi CO dipengaruhi oleh komposisi biobriket dan kecepatan forced. Waktu penyalaan tersingkat dialami oleh pembakaran biobriket dengan komposisi 100% biomassa pada kecepatan 0,42 m/s (0,5 menit). Sedangkan, emisi CO terendah didapat dari pembakaran biobriket dengan komposisi 100% biomassa dengan kecepatan 0,54 m/s (rata-rata 312,81 ppm). Serta efisiensi termal tertinggi dicapai oleh pembakaran biobriket pada komposisi 50% biomassa, (1,27%). Perhitungan entalpi pembakaran membuktikan bahwa pembakaran biobriket di semua komposisi pada kecepatan superfisial 0,54 m/s terjadi pembakaran yang lebih sempurna sehingga menghasilkan emisi CO terendah dan entalpi pembakaran tertinggi.

Nowadays, mixture of biomass and coal has been considered to solve the problem of long ignition delay and high CO emissions in coal combustion. This research aims to study combustion performance in mixture of empty palm bunches and coal concerning of its ignition delay, CO emissions, and thermal efficiency. The content of biomass in biobriquettes was varied at 50%; 75%; and 100% biomass content; and superficial air velocity at 0.29 m/s; 0.42 m/s; and 0.54 m/s.
The result showed that both ignition delay and CO emissions were influenced by biomass composition and superficial air velocity. The shortest ignition delay occured at combustion involving biobriquettes 100% biomass content with superficial air velocity at 0.42 m/s (0.5 minutes). The lowest CO emissions was obtained by burning biobriquettes 100% biomass content with 0.54 m/s superfisial air velocity (average 312.81 ppm). The highest thermal efficiency was reached by burning of biobriquettes with 50% biomass content (1.27%). Combustion enthalpy calculation showed that compared to those at low air velocity 0.54 m/s had higher enthalpy and produced lowest CO emission at all combustion runs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42894
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Muthia
"Penelitian berupa peningkatan kualitas bio-oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit merupakan sebuah kontribusi untuk merealisasikan pemanfaatan biooil sebagai bahan bakar alternatif. Hingga saat ini, terdapat beberapa kendala yang menghalangi penggunaan bio-oil di tengah masyarakat, yaitu rendahnya nilai heating value, tingginya tingkat keasaman, korosif, dan tidak stabilnya produk. Permasalahan tersebut bersumber dari tingginya kandungan senyawa oksigenat di dalam bio-oil.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-oil dengan kadar oksigenat yang lebih rendah. Dalam penelitian ini, digunakan metode fast pyrolysis pada temperatur 550o C, dengan empat perlakuan, yaitu produksi bio-oil tanpa katalis, dengan katalis RCC komersial, dengan katalis zeolit alam lampung teraktivasi, dan dengan katalis nanokristal ZSM-5 yang disintesis di laboratorium.
Dari hasil sintesis katalis tidak terbentuk kristal SiO2, Al2O3, dan kristal mineral zeolit tertentu sehingga diperoleh beberapa evaluasi dari sintesis yang dijalankan. Produk bio-oil memiliki properti fisik dan kimia yang berbeda satu sama lain. Katalis zeolit terbukti mampu mereduksi senyawa oksigenat. Selain itu, katalis tersebut meningkatkan sejumlah kadar fenol yang mampu menaikkan nilai heating value.
Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan fenol pada bio-oil tanpa katalis, dengan RCC komersial, dengan ZAL teraktivasi, dan dengan katalis sintesis adalah 42,48% dan 10,74%; 31,79% dan 29,1%; 33,26% dan 26,49%; serta 36,09% dan 22,94%. RCC komersial merupakan katalis yang memberikan produk bio-oil terbaik dengan penurunan senyawa oksigenat. Hal ini disebabkan karena kekuatan kristal yang lebih baik dibandingkan katalis zeolit alam teraktivasi dan katalis yang disintesis di laboratorium.

Research in increasing quality of bio-oil with empty fruit bunch of palm as raw materials was a contribution to realize the utilization of bio-oil as an alternative fuel. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to get bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses methods of fast pyrolysis at 550o C, with four treatments: production of bio-oil without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized in the laboratory.
Synthesis catalyst did not form crystal SiO2, Al2O3 and specific zeolite mineral, so it brings some evaluations. Bio-oil products have different physical and chemical properties. Zeolite catalyst can reduce oxygenate compounds. Besides, it is able to increase phenol quantity that makes effect for increasing of heating value.
Sequentially, oxygenates and phenol content in bio-oil produced without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized are 42.48% and 10.74%; 31.79% and 29.1%; 33.26% and 26.49%; 36.09% and 22.94%. Commercial RCC gives best quality bio-oil with less oxygenates. It is caused by better crystalline strength compared with activated lampung zeolit catalyst and synthesized catalyst at laboratory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Riana Saputri
"ABSTRAK
Produksi biohidrogen melalui reformasi kukus bio-oil berperan penting dalam perkembangan energi terbarukan yang berasal dari biomassa dalam memproduksi bahan bakar yang bersih. Walaupun demikian, kehadiran coke dan rendahnya konversi karbon merupakan permasalahan yang sering terjadi. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi pembentukan deposit karbon dan meningkatkan konversi karbon dengan menggunakan core shell. Core shell akan meningkatkan luas permukaan, interaksi terhadap support katalis dan aktivitas katalitiknya. Core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru disintesis dengan metode mikroemulsi dalam sistem larutan CTAB/n-heksanol/sikloheksana/aquades. Katalis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, BET, FESEM-EDS dan TEM. Fraksi aqueous bio-oil dianalisis menggunakan GC-MS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yield hidrogen tertinggi dihasilkan dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru adalah sebesar 16,34 pada menit ke-10. Jumlah deposit karbon terendah diperoleh dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru yaitu 1,234 g. Konversi karbon dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru meningkat 11,27 dibandingkan menggunakan Ni/CaO-?-Al2O3. Produksi yield hidrogen dengan menggunakan core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru meningkat sebesar 4,56 dibandingkan dengan menggunakan Ni/CaO-?-Al2O3. Sehingga, core shell Ni/CaO-?-Al2O3@Ru lebih baik digunakan untuk produksi hidrogen dan mengurangi deposit karbon melalui reformasi kukus bio-oil dibandingkan dengan katalis Ni/CaO-?-Al2O3.

ABSTRACT
Biohydrogen production through bio oil steam reforming plays an important role in the development of renewable hydrogen from biomass to produce the cleanest fuel. However, the existence of coke and low carbon conversion are problems that have been found in some studies. The purposes of this study were to reduce coke formation and to enhance carbon conversion by using core shell. Core shell can improve surface area, support interaction and its catalytic activity. Ni CaO Al2O3 Ru core shell catalysts were prepared by CTAB n hexanol cyclohexane water micro emulsion system. The catalysts were characterized by means XRD, BET, FESEM EDS and TEM. Bio oil aqueous fraction was analyzed by using GC MS. Based on experiment, the highest hydrogen yield was produced by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell was 16.34 in minute 10. The lowest coke deposit production by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell was 0.1234 g. Gas product carbon conversion by using core shell Ni CaO Al2O3 Ru enhanced more 11.27 than using Ni CaO Al2O3. Hydrogen yield production by using Ni CaO Al2O3 Ru core shell enhanced more 4.56 than using Ni CaO Al2O3 catalyst. The result showed that the effect of Ni CaO Al2O3 Ru core shell was more efficient for hydrogen production and to decrease coke deposit through steam reforming bio oil compared to Ni CaO Al2O3 catalyst."
2017
T49740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Moestika
"Kebutuhan akan bensin mendorongg dilakukannya penelitian untuk menemukan sumber daya Iain sebagai bensin alternatif. Minyak kelapa sawit yang dimiliki Indonesia secara melimpah dapat dijadikan sumber bahan bakar bensin dengan melakukan reaksi perengkahan untuk didapatkan struktur molekul yang lebih kecil dan memiliki karakterislik yang menyerupai bensin.
Reaksi perengkahan katalistik terhadap minyak kelapa sawil dilakukan dengan mengadaptasi prinsip FCCU (Fluidized Catalytic Cracking Unit) yang dapat memecahkan rantai hidrokarbon panjang menjadi fraksi yang lebih pendek. Reaksi perengkahan katalistik ini dilakukan dengan kehadiran kalalis asam alumina. Dalam penelilian ini digunakan katalis alumina JRC (Japan Reference Catalys)-ALO-3 dan JRC-ALO-6. Reaksi dilakukan pada reaktor batch sederhana.
Untuk mengetahui terjadinya perengkahan dilakukan analisis berat molekul dengan metode kenaikan titik didih, viskositas dengan menggunakan viskometer Ostwald.
Bilangan oktana dengan metode ASTM D-976 termodifikasi dan analisa perubahan struktur molekul dengan menggunakan metode FTIR.
Kondisi operasi optimum umuk merengkahkan minyak kelapa sawit adalah pada komposisi katalis-minyak 1:1O0, waktu reaksi 15 menit dan suhu reaksi 150℃.
Reaksi perengkahan tersebut dapat menurunkan berat molekul menjadi 597 gr/mol dari 849 gr/mol dengan struktur molekul dimana ramai lurus senyawa menjadi lebih pendek dari senyawa awalnya. Senyawa produk ini juga memiliki bilangan oktana yang jauh lebih tinggi daripada bensin yang banyak digunakan saal ini, yaitu 111.2.
Namun dari segi viskositas, senyawa ini masih lebih besar daripada bensin premium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>