Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christy Elaine Y.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat pendidikan, usia, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi paling berkesan siswa dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan mengenai penyebab skabies sebelum dan setelah penyuluhan. Siswa pesantren X di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk diberi penyuluhan mengenai scabies dan diberi kuesioner sebelum dan setelah penyuluhan. Data yang didapat dimasukkan komputer dan dianalisa menggunakan program SPSS. Didapatkan lebih dari setengah responden memiliki tingkat pendidikan SMP/Tsanawiyah ke bawah. Sebagian besar subjek penelitian mendapatkan informasi mengenai scabies dari 1 sumber informasi dan bersumber dari dokter. dari berbagai variabel yang dinilai (tingkat pendidikan, usia, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan) dalam pretest dan posttest, hanya terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest mengenai penyebab scabies yang bermakna antara subjek dengan sumber informasi yang paling berkesan dari dokter dengan non dokter (p=0,003). Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mengenai penyebab Sarcoptes scabiei pada santri di pondok pesantren X di Jakarta Selatan memiliki hasil yang efektif.

This research was conducted to determine the effectiveness of education about sarcoptes scabiei to the student of pesantren X in South Jakarta. In addition, this study also determine the distribution and comparison of education level, age, the number and the most memorable information resources with the pretest and posttest score about the causes of scabies. Students was collected to be given education about scabies and were given questionnaires before and after counseling. The acquired data were entered and analyzed using computer by SPSS programe. More than half of the respondents had elementary school or junior high education level. Most of the subjects were informed about the scabies from one resource and from the doctor. From variables that assessed (education level, age, number of information resources, and the most memorable information resources) in the pretest and posttest, there were only level of knowledge differences in posttest about the cause of scabies between subjects that gained information from physicians and with non physicians (p=0.003). There is a significant difference in knowledge between the pretest and posttest (p=0.000). It can be concluded that the education of the causes of Sarcoptes scabiei at pesantren X in South Jakarta showing an effective results."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Satya Nugraha
"Trikuriasis merupakan penyakit akibat infeksi Trichuris trichiura yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di daerah padat penduduk bersanitasi buruk. Pencegahan penyakit ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat mengenai gejalanya. Untuk memperoleh tingkat pengetahuan yang baik, dapat diberikan penyuluhan mengenai trikuriasis dan perlu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan kecacingan terhadap peningkatan pengetahuan guru SD di Jakarta mengenai gejala trikuriasis pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental (pre-post sudy) dan melibatkan 67 responden yang dipilih dengan total sampling. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2011 dengan menggunakan kuesioner mengenai gejala trikuriasis sebelum dan sesudah penyuluhan. Responden terdiri atas 21 orang (31,3%) laki-laki dan 46 orang (68,7%) perempuan dan minimal berpendidikan SMA. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan, jumlah guru yang bertingkat pengetahuan baik sebanyak 6 orang (9,0%), cukup sebanyak 9 orang (13,4%) dan kurang sebanyak 52 orang (77,6%). Setelah penyuluhan guru dengan tingkat pengetahuan baik menjadi 16 orang (23,9%), tingkat pengetahuan cukup menjadi 23 orang (34,3%) dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 28 orang (41,8%). Uji marginal homogeneity memberikan nilai p <0.001 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan guru SD mengenai gejala trikuriasis.

Trichuriasis is infectious disease caused by Trichuris trichiura and become public health problem in densely-populated and bad sanitation areas. Prevention of trichuriasis is influenced by people’s konwledge level about the symptoms. To obtain good level of knowledge, health promotion can be given and need to be evaluated. The research purpose is determining effectiveness of health promotion to increase elementary school teachers’ knowledge about symptoms of trichuriasis in Jakarta, 2011. The study used experimental design (pre-post study) and included 67 respondents (total sampling). Data is collected on October 12th, 2011 using questionnaire about symptoms of trichuriasis before and after the health promotion. Respondents consisted of 21 men (31.3%) and 46 women (68.7%) and at least high school graduated. The results show before health promotion, 6 people (9.0%) with good knowledge level, 9 people (13.4%) in adequate level and 52 people (77.6%) in poor level. After health promotion, 16 people (23.9%) in good knowledge level, 23 people (34.3%) in adequate level and 28 people (41.8%) in poor level. Marginal homogeneity test gives p-value <0.001 which means there is significant difference between knowledge before and after health promotion. Conclusively, health promotion is effective for increasing elementary school teachers’ knowledge about symptoms of trichuriasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Elizabeth Tanod Rosandi
"Indonesia adalah negara berkembang di mana penyakit kulit, termasuk skabies, adalah jenis yang paling umum ditemui. Kepadatan penduduk dan kebersihan yang buruk misalnya di asrama terkait dengan prevalensi scabies. Dengan demikian, untuk mengurangi scabies, orang yang berisiko sebaiknya diberikan pendidikan tentang skabies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa di sebuat pesantren di Jakarta Timur, sebelum dan sesudah penyuluhan skabies. Desain penelitian ini adalah pre-post study dan data diambil pada 8 Maret 2014. Semua siswa pesantren yang datang selama pengumpulan data dijadikan subyek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang terdiri atas 25 pertanyaan tentang etiologi, gejala klinis, pengobatan, penularan, dan pencegahan skabies. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan marginal homogeneity. Hasil penelitian menunjukkan, dari 104 responden, sebelum penyuluhan, sebagian besar siswa memiliki tingkat pengetahuan yang buruk tentang topik etiologi (68.3%), manifestasi klinis (64.2%), pengobatan (51.9%), pencegahan (39.4%) dan penularan (27,9%). Setelah ceramah kesehatan, lebih dari 50% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan yang baik pada setiap topik skabies (paling rendah 65,4 % dan paling tinggi 82,7%) dan tingkat pengetahuan buruk pada setiap topik skabies 4.8%-9.6%. Uji marginal homogeneity menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pada pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0.01). Disimpulkan penyuluhan adalah cara efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang skabies."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Sukaemi
"kunjungan antenatal yang teratur dan pengawasan rutin dari bidan maupun dokter selama masa kehamilan merupakan asuhan penting untuk mencegah komplikasi pada ibu hamil. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal di posyandu wilayah kerja puskesmas lemahabang kabupaten karawang provinsi jawa barat tahun 2013. menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survey deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di posyandu wilayah kerja lemahabang dengan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer melalui observasi dengan menggunakan daftar tilik. data dianalisis secara univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 indikator kualitas pelayanan antenatal, masih banyak tindakantindakan yang dilaksanakan belum sesuai dengan standar, diantaranya adalah indikator penilaian tentang melengkapi riwayat medis hanya 15% bidan yang melakukan langkah tersebut. untuk penilaian tentang memberikan suplemen dan imunisasi hampir semua sudah dilakukan (83,7%) saran dari penelitian ini adalah bagi dinas kesehatan dan puskesmas meningkatkan bimbingan teknis dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan, bagi bidan melaksanakan tugas sesuai SOP antenatal.

Regular antenatal visits and routine supervision of midwives and physician care during pregnancy is important to prevent complications in pregnant women. purpose of this study was to determine the quality of midwives in antenatal care in carrying out the work area clinic Lemahabang posyandu karawang district west Java province in 2013. using a quantitative approach with a descriptif-survey design. study population was all midwives working in posyandu Lemahabang region with a total sampling technique. This study uses primary data through observation using a checklist. Data were analyzed using univariate.
The results showed that of the 7 indicators of the quality of antenatal care, there are many actions that have not been implemented in accordance with the standards, which are an indicator of the complete medical history assessment only 15% of midwives who perform these steps. to provide supplements and assessment of immunization was carried out almost all (83.7%) at the suggestion of this research is to improve the health office and clinic technical guidance and training to improve the quality of services, to carry out duties in accordance SOP midwife antenatal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Anindya
"Agar bisa berperilaku baik seseorang harus mempunyai pengetahuan yang baik. Untuk mempunyai pengetahuan yang baik, perlu diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, diperlukan survey untuk mengetahui efektivitas penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan trikuriasis. Pencegahan trikuriasis penting karena trikuriasis menyebabkan anemia dan diare. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner pada 154 responden yang terdiri dari 81 orang santri Madrasah Tsanawiyah dan 73 orang santri Madrasah Aliyah yang dipilih dengan total sampling. Responden memiliki usia yang beragam dari 12 hingga 20 tahun dengan persebaran laki-laki sebanyak 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 8 orang (5,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 (18,2%), dan 118 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (76,6%). Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 28 orang (18,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 (29,2%), dan 81 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (52,6%). Dengan uji marginal homogenity didapatkan p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

People must have a good knowledge to have a good behavior. In order to have a good behavior, health promotion should be given. That’s why a survey is needed to know the effectiveness of health promotion. The purpose of this research is to know about the effectiveness of health promotion in improving the student’s knowledge about prevention of trichuriasis. Prevention of trichuriasis is important because trichuriasis cause anemia and diarrhea. The design used in this research is pre-post study. The data collecting was held on 22nd of January 2011 by giving a questioner to 154 students (81 students of junior high school and 73 students of senior high school) in Islamic boarding school. There are 91 female students (59,1%) and 63 male students (40,1%) with various ages (12-20 years old). Before health promotion, 8 students (5,2%) has poor level, 28 students (18,2%) has fair level, and 118 students (76,6%) has good level of knowledge. After health promotion was applied, 28 students (18,2%) has poor level, 45 students (29,2%) has fair level, and 81 students (52,6%) has good level of knowledge. Based on the marginal homogenity test, there’s a significant improvement of knowedge before and after the health promotion (P<0,01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Diana Nurfitri
"ABSTRACT
Pedikulosis kapitis banyak terdapat pada orang yang hidup berkelompok seperti di pesantren sehingga santri perlu diberikan edukasi mengenai gejala klinisnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan santri tentang gejala pedikulosis. Desain penelitian menggunakan pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil di sebuah Pesantren, Jakarta Timur bulan Mei 2012 dengan memberikan kuesioner yang berisi enam pertanyaan gejala pedikulosis kepada 181 santri (total sampling). Jumlah responden tersebut terdiri dari 109 responden laki-laki dan 72 perempuan, berusia 11-19 tahun, dengan tingkat pendidikan madrasah aliyah 71 responden dan madrasah tsanawiyah 110 responden. Skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan diuji dengan uji marginal homogeneity pada program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan tingkat pengetahuan responden: 4 (2,2%) orang baik, 19 (10,5%) cukup dan 158 (87,3%) kurang. Setelah penyuluhan, responden berpengetahuan baik 18 (9,9%), cukup 51 (28,2%) dan kurang 112 (61,9%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat pengetahuan mengenai gejala pedikulosis sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala pedikulosis.

ABSTRACT
Pediculosis capitis is often found in group-based population such as pesantren, thus students should be given an education about its symptoms. The purpose of this study was to investigate the effectiveness of health education on student?s knowledge improvement about the symptoms of Pediculosis. The pre-post study design was used. Data was taken from the pesantren, East Jakarta on May 2012. The questionnaire was distributed which consist of 6 questions about pediculosis symptoms to 181 students. The students consisted of 109 male students and 72 female students, aged 11-19 years old, with level education of students were 71 Madrasah Aliyah and 110 Madrasah Tsanawiyah. Score of knowledge before and after health education was calculated statistically using Marginal homogeneity test at SPSS version 20 software. The result showed the level of knowledge before health education was 4 (2.2%) good, 19 (10.5%) average, and 158 (87.3%) poor. After health education was held, there was improvement on the result: 18 (9.9%) good, 51 (28.2%) average, and 112 (61.9%) poor. Marginal homogeneity test shows significant difference (p<0.01) on level of knowledge before and after the health education was held. This finding concludes that health education effectively improved student?s knowledge on symptoms of pediculosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anry Umar
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan perbandingan tingkat usia, pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan dengan tingkat pengetahuan santri tentang pencegahan penyebaran parasit Sarcoptes scabiei sebelum dan sesudah penyuluhan. Para santri pesantren X di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk kuesioner pretest, selanjutnya diberi penyuluhan tentang pencegahan scabies, dan kemudian diberi kuesioner posttest setelah penyuluhan. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam komputer kemudian diuji dan dianalisa dengan program SPSS 21. Subjek penelitian ini didominasi oleh siswa SD/Imtihan dan SMP/tsanawiyah (89%), berusia ≥17 tahun (81%), mendapat informasi dari ≤3 Sumber (90%), dan informasi berasal dari petugas kesehatan/dokter (68%). Dari variabel-variabel yang dinilai dalam penelitian ini (usia, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan), terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan sumber informasi paling berkesan berasal dari petugas kesehatan dengan non petugas kesehatan (p=0,004), serta terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan jumlah sumber informasi >3 dan ≤3 (p=0,032). Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tentang pencegahan Sarcoptes scabiei pada para santri di pondok pesantren X di Jakarta Selatan dinilai cukup efektif.

This study was conducted to determine the distribution and comparison of age, education, number of information resources, and the most impressive information resources about the prevention of scabies before and after counseling in the student of pesantren X at South Jakarta. The students were collected to be given pretest questionnaire, then counseling of scabies prevention, and posttest questionnaire after counseling. The data obtained were entered into a computer and then tested and analyzed with SPSS 21. The subjects of this study were dominated by elementary school/Imtihan and junior high school/Tsanawiyah students (89%), aged ≥17 years (81%), being informed from ≤3 sources (90%), and information derived from the health officer (68%). Of the variables assessed in this study, there are level of knowledge differences about the prevention of scabies in pretest among a sample with the most memorable information from health officers and non-health officers (p=0.004), and there were level of knowledge differences about the prevention of scabies in posttest between samples with a amount of information resources >3 and ≤3 (p=0.032). There were significant knowledge differences between pretest and posttest (p=0.000). Education about prevention awareness against Sarcoptes scabiei to the student of pesantren X in South Jakarta was quite effective."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Ramadhani Putri
"Pengetahuan yang baik dapat menghasilkan perilaku yang baik pula. Pengetahuan yang baik dapat diberikan melalui metode penyuluhan. Metode penyuluhan perlu dievaluasi dalam bentuk survei untuk menilai efektivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pemberian kuesioner. Kuesioner diberikan pada santri Tsanawiyah (50,3%) dan Aliyah (49,7%) yang terdiri atas 88 (58,3%) orang santri laki-laki dan 63 (41,7%) santri perempuan. Santri-santri tersebut berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan, jumlah santri yang memiliki pengetahuan baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 9 orang (6,0%), santri dengan pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (24,5%), dan santri dengan pengetahuan kurang sebanyak 105 orang (69,5%). Setelah penyuluhan, santri yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 39 orang (25,8%), yang memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 51 orang (33,8%), dan sebanyak 61 orang (40,4%) memiliki pengetahuan yang kurang. Uji yang digunakan adalah uji marginal homogenity pada program SPSS versi 11.5 dengan nilai (p<0,01) yang berarti terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Good knowledge delivers a good behavior. Good knowledge can be given by the method of seminar. Seminar needs to be avaluated by doing survey.The aim of this study is to know the effectiveness of health promotion in improving Islamic Boarding School Students’ knowledge on the spreading of pediculosis. This study used pre-post study method. This study was held on January 22th, 2011 and data was collected by giving questionnaire. The questionnaire was given to students of Tsanawiyah (50,3%) and Aliyah (49,7%) which consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students. All the students was in the range of 13-18 years old. Before health promotion seminar, students that have good knowledge level about the spreading of pediculosis were only 9 students (6,0%), number of students with fair knowledge level were 37 students (24,5%), and number of student with poor knowledge level were 105 students (69,5%). After health promotion, students that have good knowledge level were 39 students (25,8%), 51 students (33,8%) have fair knowledge level, and 61 (40,4%) students have poor knowledge level of the spreading of pediculosis. Statistic test which is used on this study is marginal homogenity test on SPSS version 11.5 with p<0,01, means that there is significant knowledge improvement before and after health promotion seminar was given."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Tiffany
"Pedikulosis kapitis merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada orang yang hidup di lingkungan yang padat misalnya santri yang tinggal di pesantren. Agar dapat mencegah pedikulosis, santri perlu diberikan pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Desain penelitian ini adalah pre-post study dan metode total sampling. Pengambilan data dilakukan pada Mei 2012 dengan memberikan kuesioner pada 181 santri yang terdiri atas 110 santri Madrasah Tsanawiyah dan 71 santri Madrasah Aliyah. Kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai penularan pedikulosis kapitis yang diberi skor.
Hasilnya menunjukkan sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik 24 (13,3%) santri, tingkat pengetahuan sedang 71 (39,2%) santri, dan 86 (47,5%) santri memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik meningkat menjadi 87 (48,1%) santri, pengetahuan sedang 80 (44,2%) santri, dan 14 (7,7%) santri memiliki tingkat pengetahuan kurang. Terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (uji marginal homogeneity, p<0,01). Disimpulkan penyuluhan memberikan efek dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis.

Pediculosis capitis often find in people who live in crowded environment such as boarding schools. In order to prevent pediculosis capitis, students should be given sufficient knowledge. The purpose of this study was to know the effects of health promotion in improving student’s knowledge about the transmission of pediculosis. This pre-post study with a total sampling method was held on May, 2012 by giving questionnaires to 181 students that consist of 110 junior high school students and 71 senior high school students in islamic boarding school. Questionnaire consists of five questions about transmission of pediculosis which were given score.
The results showed that before the health promotion, there were 24 (13.3%) student who had a good level of knowledge, 71 (39.2%) students had a fair level of knowledge, and 86 (47.5%) students had a poor level of knowledge. After the health promotion, the number of students who had a good level of knowledge increased to 87 (48.1%) students, fair level of knowledge were 80 (44.2 %) students, and 14 (7.7%) students had a poor level of knowledge. There were significant differences in the level of knowledge before and after health promotion (marginal homogeneity test, p<0.01). In conclusion, health promotion affects in improving student’s knowledge about the transmission of pediculosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>