Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sesilia Windygloriana
"Skripsi ini membahas tentang Tahapan Administrasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek Angkutan Kota di Kota Bogor Pembahasan dilatarbelakangi oleh kondisi Kota Bogor yang memiliki masalah kemacetan salah satunya akibat jumlah angkutan kota yang relatif banyak dihubungkan dengan administrasi Retribusi Izin Trayek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan administrasi penerimaan retribusi izin trayek dan faktor penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan teknik analisis data kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini bahwa ada lima tahap penting dalam administrasi penerimaan retribusi di kota Bogor yaitu menentukan Wajib Retribusi menetapkan nilai retribusi memungut retribusi pemeriksaan dan prosedur pembukuan yang baik Juga terdapat tahapan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kriteria yang ada serta terdapat hambatan dalam melaksanakan Tahapan Administrasi Retribusi Izin Trayek.

This thesis discusses Administration Stages of Public Transportation License Fees in Bogor City Discussion based on the condition of Bogor City which has a congestion problem due to lots of public transportation in this city which is related to the administration stages of Public Transportation License Fees. Purposes of this thesis are to explain administration stages of public transportation License Fees in Bogor City and the obstacles. This research is qualitative research with qualitative descriptive data analysis techniques.
The results of this research that there are five important stages in the Public Transportation Permits Levy Administration in Bogor and there are stages that do not comply with existing criteria and there is obstacles both from within and from outside Bogor City in the implementing the stages of Public Transportation Permits Levy Administration.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Octavia
"Skripsi ini membahas mengenai administrasi penerimaan retribusi pelayanan persampahan di Kota Bogor. Penelitian ini melihat administrasi retribusi pelayanan persampahan dari teori yang dikemukakan oleh Mc.Master. Skripsi ini mengangkat tiga permasalahan yaitu administrasi penerimaan retribusi pelayanan persampahan, kendala yang dihadapi dalam proses administrasi retribusi, dan upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor dalam mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi kepustakaan, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa administrasi penerimaan retribusi pelayanan persampahan di Kota Bogor belum berjalan optimal. Petugas melakukan diskresi dalam penetapan biaya tambahan (progresif) dan sanksi administrasi belum pernah diterapkan. Selain itu, masih ditemukan wajib retribusi yang tidak menerima bukti pemungutan yang sah.

This thesis is focused on the revenue administration of sewage charge in Bogor municipality. In this study, researcher analyzed revenue administration of sewage charge from theory by Mc.Master. This thesis had three issues about revenue administration of sewage charge in Bogor municipality, problems faced during the process of sewage charge, and effort from the Government to solve the problems. This research used quantitative approach through in-depth interview, literature study and observation.
The result showed that revenue administration of sewage charge in Bogor municipality have not applied optimally. Discretion occurs in calculating the surcharge (progressive) and penalties have not applied. Moreover, user charge payers don?t accept the actual receipt for the collection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grimaldi Adya Aseanda
"ABSTRACT
Peningkatan pembangunan kota dan peningkatan populasi memunculkan kebutuhan untuk bergerak yang membutuhkan sejumlah ruang kemudian berdampak pada kebutuhan akan fasilitas transportasi
dalam mobilitasnya antara ruang-ruang regional. Pertumbuhan populasi yang tinggi menciptakan ketidakseimbangan antara infrastruktur publik yang tersedia dan jumlah orang yang membutuhkannya, yang mana
menyebabkan kurangnya layanan kota, termasuk di sektor transportasi. Situasi ini menjadikan masalah transportasi di perkotaan menjadi perhatian penting karena di perkotaan area pergerakan orang dan barang terjadi dengan cepat dan kompleks. Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pola spasial layanan angkutan umum dan untuk mengetahui pola kesenjangan antara kebutuhan pergerakan dan ketersediaan moda transportasi umum. Verifikasi data terkait dengan pengembangan a sistem layanan transportasi antara kondisi nyata di daerah penelitian dan master plan dilakukan dengan membandingkan area yang dilayani dengan baik, area yang dilayani dengan sedang, dan area yang kurang terlayani. Analisis spasial deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan layanan pola dan celah dalam sistem transportasi. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan kesenjangan masih terjadi meskipun pola
ayanannya cukup baik. Kesenjangan terjadi di Bogor Wilayah kota yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor karena operasi angkutan umum yang berfokus pada Pusat kota.

ABSTRACT
Increased urban development and increased population raises the need to move that requires a number of spaces and then have an impact on the need for transportation facilities in its mobility between regional spaces. High population growth creates an imbalance between available public infrastructure and the number of people who need it, whichever causing a lack of city services, including in the transportation sector. This situation makes transportation problems in urban areas an important concern because in urban areas the movement of people and goods occurs quickly and complexly. Observations were made in this study to see how the spatial patterns of public transport services and to determine the pattern of gaps between the movement needs and the availability of public transportation modes. Data verification related to the development of a transportation service system between real conditions in the study area and the master plan is carried out by comparing areas that are well served, areas that are served medium, and areas that are not served. Descriptive spatial analysis is used in this study to explain service patterns and gaps in the transportation system. In this study the results show that the gap still occurs despite the pattern the service is good enough. Gaps occur in Bogor City areas bordering Bogor Regency due to public transport operations that focus on the city center."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfi Satari
"Kota Bogor sebagai salah satu kota yang sedang berkembang dihadapkan pada permasalahan transportasi. Salah satu yang menjadi masalah transportasi adalah angkutan umum yang ada di Kota Bogor. Angkutan umum yang ada tidak mampu memberikan pelayanan yang maksimal sehingga pertumbuhan kendaraan pribadi cukup tinggi yang menyebabkan jalan di Kota Bogor semakin padat. Melihat permasalahan itu, Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan kebijakan penataan angkutan umum yang bertujuan agar mengalihkan pengguna angkutan pribadi ke angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi kebijakan penataan angkutan umum. Penelitian ini menggunakan teori konsep implementasi kebijakan dari Bhuyan, Jorgensen, dan Shara (2010, p.6) dalam mengalisis implementasi kebijakan penataan angkutan umum. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist. Data diperoleh dari wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan implementasi kebijakan penataan angkutan telah dilaksanakan dengan mengacu kepada mengembangkan angkutan massal, namun dalam pelaksanaan di lapangan dihadapkan pada sejumlah hambatan yang membuat implementasi kebijakan tersebut tidak berjalan dengan baik. Hal-hal yang menjadi kendala adalah keterbatasan anggaran dan SDM, komunikasi yang tidak menyeluruh diantara stakeholder serta sejumlah tantangan yang tidak diperkirakan dalam perencanaan sehingga pengembangan angkutan massal belum berhasil dicapai.

Bogor City as one of the developing city is faced with transportation problems. One of the problems of transportation is public transportation in Bogor City. Existing public transportation is not able to provide maximum services so that the growth of private vehicles is high enough to cause roads increasingly crowded in Bogor City. Seeing the problem, the Local Government of Bogor City issued a policy of arrangement of public transportation that aims to divert private transport users to public transport. This study aims to describe the implementation of public transportation adjustment policy. This research uses the theory of policy implementation concept from Bhuyan, Jorgensen, and Shara (2010, p.6) in analyzing the implementation of public transportation adjustment policy. This research uses post-positivist approach. Data were obtained from interviews, and literature studies. The result of the research shows that the implementation of the transportation adjustment policy has been implemented with reference to the development of mass transportation, but in the field, implementation faced with a number of problems that make the implementation of the policy did not run well. The obstacles are limited budget and human resources, lack of communication among stakeholders and a number of unexpected challenges in planning so that mass transportation development has not been achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Amrillah
"Kemacetan lalu lintas merupakan masalah bagi setiap daerah di Indonesia maupun dunia, tak terkecuali Kota Bogor. Faktor penyebab kemacetan di Kota Bogor diduga berasal dari penggunaan lahan, geometri dan kinerja jalan, dan rute transportasi publik angkutan kota. Perubahan rute angkutan kota angkot yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan, namun hal tersebut bukan merupakan suatu jaminan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kepadatan dan kemacetan dengan rute angkot saat ini serta membangun suatu model untuk memprediksi kepadatan dan kemacetan jika digunakan rute angkot baru, berdasarkan atas variabel penggunaan lahan jumlah sekolah dan pasar/mall, geometri dan kinerja jalan volume kendaraan, kapasitas jalan, kecepatan rata-rata, tipe jalan, jumlah jalur, jumlah simpang bersinyal dan tidak bersinyal, dan rute angkot yang melewati suatu ruas jalan. Metode yang digunakan dalam pemodelan adalah regresi berganda dengan menggunakan satu variabel dummy, serta metode stepwise regression.
Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah kecepatan rata-rata, jumlah simpang bersinyal dan tak bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 66,9. Sedangkan variabel yang berpengaruh dalam model kemacetan adalah volume kendaraan, kapasitas jalan, jumlah simpang bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 81,4. Untuk melihat akurasi dalam memprediksi model kepadatan dan kemacetan digunakan validasi Mean Absolute Precentage Error MAPE. Hasilnya menunjukkan nilai 12,46 untuk kepadatan yang artinya bahwa model memiliki akurasi prediksi baik dan 5,62 untuk kemacetan yang artinya model memiliki akurasi prediksi tinggi. Dengan demikian pada penelitian ini penggunaan lahan sekolah dan pasar tidak sebagai faktor penyebab kepadatan dan kemacetan, sedangkan geometri dan kinerja jalan serta rute angkot sebagai faktor penyebab kemacetan.

Traffic congestion is a problem for every region in Indonesia and the world, Bogor City is no exception. Factors causing congestion in Bogor City are thought to come from land use, the geometry and performance of road, and public transport routes urban transport. The change of urban transport route angkot carried out by Bogor City Government aims to reduce traffic density and congestion, but it is not a guarantee. Therefore, this study aims to determine the spatial patterns of traffic density and congestion with current angkot routes and construct a model to predict traffic density and congestion when new angkot routes are used, based on land use variables number of schools and markets malls, geometry and performance of road vehicle volume, road capacity, average velocity, road type, number of lanes, number of signaled and non signal intersection, and an angkot route passing a road. The method used in modeling is multiple regression using one dummy variable, and stepwise regression method.
The result of modeling shows that the variables affecting traffic density are velocity, number of signaled and non signal intersection, and angkot route with R2 value 66,9. While the influential variables in the traffic congestion model are vehicle volume, road capacity, number of signaled intersection, and angkot route with R2 value 81.4. To see accuracy in predicting model of traffic density and congestion, Mean Absolute Precentage Error MAPE validation is used. The results show a value of 12.46 for traffic density which means that the model has good prediction accuracy and 5.62 for traffic congestion which means the model has high prediction accuracy. Thus in this study the landuse of school and market is not a factor causing traffic density and congestion, while the geometry and performance of roads and public transportation routes as a factor causing congestion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Mustikawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi dari kebijakan tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor dikhususkan untuk angkutan kota jurusan Sukasari-Bubulak. Penelitian ini berdasarkan pada konsep teori Mazmanian Sabatier didalam teori tersebut terdapat 3 variabel namun peneliti fokus terhadap 2 variabel yang dianggap mewakili penelitian dengan 7 dimensi dan diturunkan menjadi indikator pernyataan sebanyak 33 indikator. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara survey, yang menggunakan kuesioner. Populasi terdiri dari 100 orang, menggunakan accidental. Peneliti menggunakan pengukuran analisis deskriptif dengan hasilnya menampilkan tabel frekuensi untuk mengetahui seberapa besar implementasi kebijakan tersebut. Hasil dari pengukuran tersebut ditemukan hambatan-hambatan tidak terlaksanakannya kebijakan secara optimal berdasarkan pada kategori yang telah dikategorikan penulis. Saran dari penulis ialah perlu adanya beberapa tindakan untuk mengoptimalkan kebijakan ini secara baik.

This Reserach was purposed to analyze the implementation of free cigarttes policy in Bogot that?s specially devoted to Sukasari-Bubulak transport departement.This study from concept of the Mazmania Sabatier have three variables but focused two variables that are problem characcter analyze and policy of area with 7 dimensions that derived into 33 indicators. Data were collected by survey, namely by questionnaire. There were 100 subjects in the population (Accidental). Author used descriptive analysis with frequency table to determine how wide the implementation of the policy. The result of measurement determined optimalizes policy implementation obstacles accompanied by factors why policy cant be implemented. Advice author there are some needs to be optimalize the implemenation of the policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Fribadi
"Bagi warga Tangerang yang akan menuju Kota {Jakarta) dan Grogol telah tersedia angkutan resmi baik itu bus kota dan angkutan umum resmi iainnya. Di Tangerang terdapat 169 trayek resmi nntuk melayani pergerakan pendudnknya, mereka saling berkompetisi untuk memperebutkan penumpang. Situasi semacam itu diperparah dengan beroperasinya angkutan-angkutan liar berplat hitam yang jelas tak membayar pungutan trayek, pajak, dan kewajiban lain. Angkutan umum plat hitarn ini telah beroperasi puluhan tahun lamanya dan masih beroperasi di Jalan Daan Mogot. Sementara itu jumlah armada plat hitam yang beroperasi dari hari ke hari semakin banyak.
Berdasarkan fenomena di atas maka rumusan masalah peneiitian yang peneliti ajukan adalah: "Keberadaan angkutan umum plat hitam Jurusan Tangerang-Jakarta di Kota Tangerang, yang tetap bisa beroperasi walaupun pada rule tersebut telah ada angkutan umum resmi."
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan angkutan umum plat hitam ini tetap bisa beroperasi (eksis), dan mengetahui alasan konsumen memilih angkutan umum plat hitam. Dengan menggunukan rnetode pendekatan kualitatif yaitu melalui pengarnatan rerlibat, v.rawancara scrta observasi didapat kesimpuian bahwa keberadaan angkutan umum plat hitam jurusan Tangerang-Jakarta disebabkan kareoa pelayanan yang diberikan oleh angkutan ini mampu mengisi harapan sebagian penumpangnya terutama unsur kepraktisan yaitu tidak perlu berpindah-pindah modal angkutan sehingga hal ini berpengaruh terhadap biaya yang mesti dikeluarkan oleh penumpang.

The public transportation which are official such as buses and others have been available for the Tangerang citizens who want to go to KotJl (Jakarta and Grogol). There are 169 official designated routes to serve the mobility of its citizens. Each route competes with others to get the passengers. This situation is getting worse with the operation of the unofficial private license public transportativns that are obviously do not pay for the route payments. the taxes. and any other obligations. These private license public transportation have been operated for more than a decade and it still operates up to now. Although it does not have the official route permission, this public transportation still operates in Jalan Daan Mogot. Meanwhile the numbers of this public transportation got more and more each day.
Due to the phenomena above, the formula of the research problem that the researcher proposes is: "'The existence of private license public transportation Tangerang-Jakarta route in Tangerang City, which can be still operated even though there are official public transportations on that route."
This research is to find out the reason why this private license public transportation can still be operated (existed), and to fmd out the consumers' reason using this public transportation. By using the method of qualitative approach where the researcher involved on the research, interviews and observation, it has been concluded that the existence of private license public transportation is that because of its service fascinated the users especially because of it is more practice where the users do not have to change or use one public transportation to another one which can cause to the amount of money that the users should pay.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T17586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Hadi Erlangga
"ABSTRAK
Sarana angkutan umum di Kota Bogor bermula dari Becak, delman dan bemo. Ketiganya menjadi kendaraan penghubung dengan stasiun kereta dan pusat perdagangan. Namun, masyarakat lebih memilih bemo karena dapat melaju lebih cepat. Oleh karenanya, Pemerintah Kota untuk pertama kalinya menetapkan beberapa trayek bemo pada 1982 di pusat Kota Bogor. Minat masyarakat terhadap bemo mulai berkurang setelah peremajaan bemo menjadi angkot (angkutan kota), karena angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak dari bemo. Setelah itu, Pemerintah Kota juga mulai menetapkan rute trayek angkutan umum yang meluas ke wilayah pinggiran kota pada 1994 dan di dominasi oleh kendaraan angkot.

ABSTRAK
Public transport in City of Bogor began from pedicab, horse cart and mobile. The three, became the feeder transport of train station and trading center. But, the trimobile was chosen by people interest because they can run faster. Therefore, the City Government for the first created the routes of trimobile on 1982 in the central of the city. The people interest about trimobile began to decrease after the replacement of trimobile to public-car, because their capacity are larger than trimobile. After that, the City Government also began to create the routes of public transport extends to side area of the city on 1994 and the routes was dominated by public-car."
2015
S60037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadillah
"Skripsi ini membahas tentang Administrasi dari Pendapatan Retribusi Parkir di Kota Bogor dengan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif positivis. Penelitian ini memaparkan tentang mekanisme pelaksanaan dari pemungutan retribusi parkir di Kota Bogor yang dikelola oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pengelolaan retribusi parkir tersebut akan dijelaskan mulai dari tahap pemungutan, penetapan hingga pembayaran. Lebih lanjut lagi, penelitian ini juga memaparkan tentang hambatan-hambatan apa saja yang ditemui selama proses pemungutan retribusi parkir tersebut.

This thesis discusses about Revenue Administration of Parking charges in Bogor using descriptive methods and quantitative positivist approach. This study describes about the implementation mechanism of the parking charges in the city of Bogor managed by the Office of Traffic and Transportation (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Management of parking charges will be explained starting from the stage collection, fixing the charges stage and payment stage. Furthermore, this study also describes about any obstacles encountered during the process of collecting the parking fees."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Sari Ayuningtyas
"Penelitian ini berangkat dari teori struktur kota inti berganda multiple nuclei oleh Harris dan Ullman 1945 dan Edge City oleh Garreau 1991 yang meyakini bahwa sebuah kota modern memiliki lebih dari satu pusat sebagai akibat dari perkembangan wilayah dan semakin meluasnya pemukiman ke pinggiran kota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan sebaran pusat, menganalisis karakteristik pusat, dan melakukan sintesis pusat di Kota Bogor berdasarkan sudut pandang ahli keilmuan, masyarakat Kota Bogor, dan kebijakan publik.
Metode teknik Delphi dengan wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai definisi, ciri-ciri, fungsi, dan sebaran pusat kota menurut sudut pandang tiga ahli keilmuan planologi, sosiologi, dan ekonomi.
Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai definisi dan sebaran pusat kota menurut sudut pandang masyarakat Kota Bogor. Sementara itu, informasi mengenai definisi dan sebaran pusat kota menurut sudut pandang kebijakan publik, ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031.
Analisis spasial dilakukan dengan metode overlay peta sebaran pusat kota dari masing-masing sudut pandang untuk memadukan wilayah pusat kota secara utuh.
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan kriteria pusat menurut pendapat ahli keilmuan, masyarakat Kota Bogor, dan kebijakan publik, ditemukan empat belas tempat di Kota Bogor yang sesuai sebagai pusat. Dari sekian banyak tempat yang dinyatakan sebagai pusat, hanya dua tempat yang paling memenuhi kriteria dan dapat dikategorikan sebagai pusat kota. Kedua tempat tersebut yaitu Kebun Raya Bogor dan sekitarnya sebagai titik awal lahirnya Kota Bogor dan sepanjang Jalan Raya Pajajaran yang berfungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi dan pusat pelayanan, yang kemudian membentuk wilayah pusat kota di Kota Bogor.

This study departs from the urban structure theory of multiple nuclei by Harris and Ullman 1945 and Edge City by Garreau 1991 who believe that a modern city has more than one centre as an impact of the regional development and the highly expansion of residential to the suburbs.
The aims of this research are to identify the traits and distribution of the centre, to analyse the characteristics of the centre, and to synthesis the centre in Bogor City based on the perspective of the scientific experts, the citizens of Bogor City, and the public policy.
The Delphi technique with in depth interview method is used to obtain information about the definition, characteristics, functions, and distribution of the city centre according to the viewpoint of three scientific experts city planner, sociologist, and economist.
A questionnaire method is used to obtain information about the definition and distribution of the city centre according to the viewpoint of the citizens of Bogor City. Meanwhile, the information of the definition and distribution of the city centre by public policy is obtained from the Spatial Plan of Bogor City in 2011 ndash 2031.
Spatial analysis is done by overlaying the distribution of the city centre's maps from each point of view to combine a whole city centre region.
The result of this research shows that based on the criteria of the city centre according to the scientific experts, the citizens of Bogor City, and the public policy, there are fourteen places that appropriate as the centre of Bogor City. Based on fourteen places mentioned as the centre, there are only two places that fit the criteria and would be categorized as the city centre of Bogor City. Both are Kebun Raya Bogor and the surrounding area as centre of origin point and Jalan Raya Pajajaran as an economic and social engagement centre, which later form a city centre region of Bogor City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>