Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190791 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Permata Surya
"Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada rendahnya kualitas diet dan tingginya kejadian obesitas. Sekolah di Kecamatan Tangerang Kota, diketahui memiliki aksesibilitas yang tinggi untuk mendapatkan fast food, sehingga dikhawatirkan membuat para siswanya mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food modern pada siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang pada tahun 2013. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dilkumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 178 siswa, sedangkan jarak dan kemudahan diketahui melalui observasi lapangan dan diukur menggunakan pencitraan satelit dengan bantuan perangkat lunak Google Maps Geo-coding JavaScript API versi 2.0.
Hasil menunjukkan sebanyak 62% responden mengonsumsi fast food dalam frekuensi sering, terdapat perbedaan proporsi yang signifikan pada pendidikan terakhir ibu (p=0,045), status pekerjaan ibu (0,037) dan uang saku (0,003) dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Setelah diuji secara multivariat, hanya uang saku yang menunjukkan p value secara signifikan (p=0,013) dengan interpretasi siswa yang memiliki uang saku besar beresiko 2,566 kali sering mengonsumsi fast food dibandingkan siswa yang memiliki uang saku kecil setelah dikontrol variabel pendidikan terakhir ibu, status pekerjaan ibu, jarak sekolah terhadap restoran fast food, dan kemudahan akses. Kesimpulan yang didapatkan adalah uang saku merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food siswa-siswi SMA Negeri di Kecamatan Tangerang Kota, Kota Tangerang, tahun 2013.

Often to eat fast food can have an impact on poor quality of diet and high incidence of obesity. Schools in district of Tangerang Kota known to have high accesibility to fast food. It will give implication of higher frequency for eating fast food. Objective in this study is to determine the dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in the state high school students in the district of Tangerang Kota at 2013. The research method is quantitative cross-sectional design. The data was collected by questionaire of 178 students. While, the distance known from direct observation and measured using satellite imaging with aid of Google Maps, Geo-coding Java Script API version 2.0.
Result showed that 62% of respondents had higher frequency of eating fast food. There is a significant difference in the proportion of mother's education level (p=0.045), mohter’s employment status(0.037) and daily allowance (0,003) in determining the frequency of fast food consumption. After multivariate test, only daily allowance that shows significant p value (p=0,013) with the interpretation of the students who had little pocket money after the controlled variable of mother’s education level, mother’s employment status, distance of school to fast food restaurant, and accesibility. In conclude, the amount of daily allowance is the most dominant factor in determining the frequency of fast food consumption in state high school student, district of Tangerang Kota, Tangerang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phellia Emirza
"Kelebihan berat badan memiliki dampak pada pertumbuhan dan perkembangan remaja. Remaja yang kelebihan berat badan memiliki risiko tinggi menjadi orang dewasa yang kelebihan berat badan dan mengalami penyakit degeneratif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asupan makanan dan faktor lain dengan kejadian kelebihan berat badan pada remaja berusia 10 - 12 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metode simple random sampling dengan actual subject 107 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri, recall (2x24 jam), dan pengisian self administered questionnaire oleh responden. Kuesioner diberikan kepada responden untuk mengetahui adanya anggota keluarga yang kelebihan berat badan, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square, odd ratio, dan independen T-test.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kelebihan berat badan adalah 53,3%. Terdapat hubungan bermakna (p = 0,031; OR: 2.9) antara kebiasaan mengonsumsi serat dengan kelebihan berat badan. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan energi (p = 0,000), asupan karbohidrat (p = 0,000), konsumsi protein (p = 0,000), asupan lemak (p = 0,000), dan aktivitas fisik (0,046) antara siswa yang kelebihan berat badan dengan siswa yang tidak kelebihan berat badan. Kerja sama antara lembaga kesehatan, sekolah, dan orang tua untuk mencegah dan mengatasi masalah ini sangat diperlukan yaitu dalam membiasakan siswa melakukan pola hidup sehat yang diantaranya mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Excess body weight has an impact on adolescents?s growth and development. Adolescents who are excess body weight have a higher risk to be adults who are excess body weight and have degenerative diseases. This research was conducted to figure out the relationship of food intake and other factors with the incidence of excess body weight in adolescents aged 10- 12 years. This research was using a cross-sectional design and simple random sampling method with actual subject 107 respondents. Data were collected through anthropometric measurements, recall (2x24 hours), and self administered questionnaire. Questionnaires were given to respondents to know of any family member who is excess body weight, eating habits, and physical activity. Statistical tests used in this study are chisquare, odd ratio, and independent T-test.
The result showed that the prevalence of excess body weight is 53,3%. There is significant relation (p=0,031;OR: 2,9) between fiber consumption habits with excess body weight. Moreover there are statistically significant difference between energy intake (p=0,000), carbohydrate intake (p=0,000), protein intake (p=0,000), fat intake (p=0,000), and physical activity (0,046) between students who are excess body weight with students who are not excess body wight. Therefore to prevent and resolve this problem required the cooperation between health agencies, schools, and parents to accustom students have healthy lifestyle including eating a balanced nutritious diet, consuming adequate amounts of fiber, and regular physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veranika Darmidy
"Latar belakang : Periode kritis peningkatan berat badan terjadi pada masa transisi dari SMU ke perguruan tinggi. Aktivitas fisik diduga berkurang dan waktu sedentary bertambah.
Tujuan: Mengetahui perbandingan tingkat dan pola aktivitas fisik antara siswa SMU dengan mahasiswa FK sebagai upaya awal mengidentifikasi berat badan lebih pada populasi mahasiswa FK.
Metode: Dari tiap kelompok dipilih 62 subyek. Dilakukan penelitian pendahuluan untuk menyusun pedoman aktivitas fisik modifikasi Bouchard. Dikumpulkan data berat badan, tinggi badan, IMT, data aktivitas fisik, dan data asupan energi.
Hasil: Seluruh subyek memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, dengan pola aktivitas fisik yang sama (p>0,05). Proporsi berat badan lebih kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05), jumlah waktu sedentary sama (p>0,05) dengan waktu screen time sedentary yang lebih lama pada kelompok siswa SMU (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik, pola aktivitas fisik, dan jumlah waktu sedentary antara kelompok siswa SMU dengan mahasiswa FK.

Background: The critical period of weight gain occurred during the transition from high school to college. Presumably physical activity reduced and sedentary time increased.
Objective: To determine the comparison of the level and pattern of physical activity between high school students and medical students as an initial study to identify overweight in medical students population.
Methods: From each group 62 subjects were selected. Preliminary research was conducted to develop guidelines for modified Bouchard physical activity record. Data were collected: weight, height, BMI, physical activity, and energy intake.
Results: All subjects had a low level of physical activity, with the same pattern of physical activity (p> 0.05). The proportion of body weight over the two groups did not differ (p> 0.05), the sedentary time was the same (p> 0.05) with screen time sedentary was longer in high school students group (p <0.05).
Conclusion: There were no difference in physical activity level, physical activity patterns, and the amount of sedentary time between the two groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anggraini Pradityaningsih
"Berat badan lebih (BB Lebih) saat ini menjadi permasalahan umum di masyarakat yang dapat meningkatkan morbiditas anak ketika dewasa. Diperlukan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kondisi BB lebih ini. Tujuan penelitian ini untuk menurunkan proporsi BB lebih pada anak usia sekolah dasar. Desain yang digunakan adalah studi potong lintang (cross-sectional). Sampel yang digunakan sebanyak 288 siswa yang berasal dari SDN Duren Sawit 08 Pagi, Jakarta Timur. Data diambil dengan melakukan pengukuran antropometri dan pembagian kuesioner kepada sampel penelitian. Dari penelitian, didapatkan hasil sebanyak 25,7% responden mengalami berat badan berlebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor gaya hidup, yakni lama menonton televisi, lama waktu tidur, lama bermain games atau komputer, serta kegiatan di luar sekolah tidak berhubungan dengan kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di DKI Jakarta. Sementara ti, faktor akses dari sekolah berhubungan dengan kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah dasar di DKI Jakarta (p < 0,05).

Overweight nowadays is a common problem in the community that can increase child morbidity. Thus, identification of the factors that affect this condition is needed. The purpose of this study is to decrease proportion of child`s overweight and obesity. The study design is cross-sectional. The samples were 288 students which taken from SDN Duren Sawit 08 Pagi, Jakarta Timur. Data was obtained by doing anthropometric measurements and distributing questionnaire to the samples. This study found that 25,7% respondence are overweight. This study shows that lifestyle factor, which is tv watching, nighttime sleep duration, playing games or computer, and physical activity is not related to overweight in school-aged children. Otherwise, access to school has significant difference with overweight in school-aged children in DKI Jakarta (p >0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervira Dwiaprini As Syifa
"Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 dan 2018, menunjukkan adanya peningkatan prevalensi gizi lebih dan obesitas di provinsi Riau yaitu dari 3,1% menjadi 11,6%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih/obesitas pada remaja siswa SMA Negeri di Kota Pekanbaru Tahun 2023. Jenis penelitian adalah analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023. Sampel adalah siswa SMAN kelas X dan XI di tiga SMAN di Kota Pekanbaru, yaitu SMAN 4, SMAN 6, dan SMAN 12. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Variabel independen adalah jenis kelamin, pengetahuan remaja, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, uang saku, status kegemukan orang tua, aktivitas fisik, kualitas tidur, konsumsi makanan cepat saji dan konsumsi makanan manis. Variabel dependen adalah gizi lebih/obesitas. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan gizi/obesitas adalah status kegemukan orang tua (OR=3,12; 95% CI: 1,25-7,83). Remaja dengan orang tua gemuk/obesitas lebih berisiko 3 kali mengalami gizi lebih/obesitas dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki orang tua gemuk/obesitas. Variabel lain yang berhubungan adalah pengetahuan siswa (OR=2,62; 95% CI: 1,27-5,39) dan kebiasaan makanan manis (OR=2,34; 95% CI:1,04-5,27).

Based on the 2013 and 2018 Basic Health Research, there was an increase in the
prevalence of overnutrition and obesity in Riau province from 3.1% to 11.6%. This
study aimed to analyse the factors associated with the incidence of overeight/obesity in adolescent students of public high schools in Pekanbaru City in 2023. The type of research is quantitative analytic with a cross-sectional design. The research was conducted in May-June 2023. Samples were class X and XI students in three high schools in Pekanbaru City, namely SMAN 4, SMAN 6, and SMAN 12. Sampling was done by purposive sampling. Independent variables were gender, adolescent knowledge, parental education, parental occupation, pocket money, parental obesity status, physical activity, sleep quality, fast food consumption and sweet food consumption. The dependent variable was overweight/obesity. Data were analysed univariately, bivariate and multivariate. The results showed that the dominant variable associated with overweight/obesity was parental obesity status (OR=3.12; 95% CI: 1.25-7.83). Adolescents with obese parents were three times more likely to experience overweight/obesity compared to adolescents who did not have obese parents. Other associated variables were student knowledge (OR=2.62; 95% CI: 1.27-5.39) and sweet food habits (OR=2.34; 95% CI: 1.04-5.27). For this reason, schools are expected to work with the Health Office and Community Health Center to organise counselling or seminars on nutrition and obesity in adolescents; schools can provide healthy canteens by limiting the availability of fast food and sugary drinks
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Septiani
"ABSTRAK
Nama : Mina SeptianiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Determinan Perilaku Makan pada Anak Gemuk Overweight diSekolah Dasar Negeri Wilayah Kecamatan Duren Sawit KotaAdministrasi Jakarta Timur Tahun 2018Pembimbing : Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PHKegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Tidak Menularutama. Perilaku makan menjadi faktor yang mempengaruhi kegemukan dan obesitas.Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anaksekolah sebesar 9,2 persen. Mengalami peningkatan 2 kali lipat pada Riskesdas tahun2013 yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan obesitas 8,8 persen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku makan anak gemuk overweight di Sekolah Dasar Negeri wilayah Kecamatan Duren Sawit KotaAdministrasi Jakarta Timur. Metode penelitian adalah cross sectional dengan jumlahsampel 247 anak gemuk, kelas 4 dan 5. Penelitian dilakukan selama bulan Mei-Junitahun 2018. Variabel yang diteliti mencakup perilaku makan anak gemuk overweight ,pengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlahanggota keluarga, kebiasaan membawa bekal, kebiasaan sarapan, kebiasaan jajan, perankeluarga dan guru, keterpaparan informasi, dan uang saku. Hasil penelitianmenunjukkan anak yang memiliki perilaku makan kurang baik sebesar 55,1 . Faktoryang berhubungan dengan perilaku makan anak gemuk adalah pengetahuan tentanggizi, sikap tentang gizi, pendidikan ibu, kebiasaan membawa bekal, kebiasaan sarapan,peran keluarga, dan peran guru. Peran keluarga merupakan faktor dominan yangberhubungan dengan perilaku makan anak gemuk OR 2,942 95 CI: 1.496-5.785 .Kata Kunci: perilaku makan, anak sekolah, kegemukan, pengetahuan tentang gizi, perankeluarga

ABSTRACT
Nam Mina SeptianiStudy Program Ilmu Kesehatan MasyarakatTitle Determinant of Overweight Children rsquo s Eating Behavior in StatePrimary School of Duren Sawit District, East Jakarta 2018Counsellor Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PHOverweight and obesity are risk factors for non communicable diseases. Eatingbehavior is a factor that affects overweight and obesity. Riskesdas 2010 showed theprevalence of overweight and obesity in school children by 9.2 percent. It had increasein Riskesdas 2013 which is 18.8 percent, consist of 10.8 percent overweight and 8.8percent obesity. This study aims to know the determinants of overweight children rsquo seating behavior in the State Primary School of Duren Sawit District, East Jakarta. Theresearch method was cross sectional with total sample of 247 overweight children, 4thand 5th grade. The research was conducted during May June 2018. The variablesstudied included overweight children 39 s eating behavior, nutritional knowledge,nutritional attitude, mother education, number of family members, habits to bring lunch,breakfast habits, snack habits, the role of family, the role of teacher, exposure toinformation about nutrition, and daily allowance. The results showed that children whohave less good eating behavior by 55.1 . Factors associated with the overweightchildren rsquo s eating behavior are nutritional knowledge, nutritional attitudes, maternaleducation, eating habits, breakfast habits, the role of family, and the role of teachers.The role of family is the dominant factor associated with overweight children,s eatingbehavior of OR 2,942 95 CI 1.496 5.785 .Keywords eating behavior, school children, overweight, nutritional knowledge, the roleof family"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Febriani
"Prevalensi kejadian kegemukan anak usia sekolah dasar di Jakarta Pusat melebihi angka prevalensi nasional yakni sebesar 29.7 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian kegemukan pada siswa-siswi SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian ini juga meneliti hubungan konsumsi fast food, minuman manis kemasan bergula, makanan jajanan, konsumsi sayur dan buah, durasi menonton TV dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada siswa-siswi SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat tahun 2017.
Desain pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan melibatkan 145 siswa-siswi kelas 3, 4, dan 5 SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2017. Data diambil dengan cara melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengisian kuesioner, serta wawancara Food Frequency Questionnaire dan 24-hour food recall. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat, serta multivariat. Ditemukan prevalensi kegemukan di SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat Tahun 2017 sebesar 41.4.
Berdasarkan uji regresi logistik, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi fast food merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian kegemukan pada siswa-siswi SD Perguruan Cikini tahun 2017. Siswa yang mengonsumsi fast food > 3 kali/minggu memiliki risiko 2.416 kali mengalami kegemukan dibandingkan dengan siswa yang mengonsumsi fast food le; 3 kali/minggu. Perlu dilakukan upaya edukasi gizi mengenai gizi seimbang untuk mengurangi konsumsi fast food dan faktor penyebab kegemukan lainnya, pemantauan status gizi secara rutin, dan pengawasan terhadap penjualan makanan dan minuman di sekolah.

Prevalence of overweight and obesity among elementary school aged children in Jakarta Pusat was 29.7 , higher than Indonesia rsquo s national prevalence. The aim of this study is assess dominant factor associated with overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017. This study is also assess the association between fast food consumption, sugar sweetened beverages consumption, snacks, fruit and vegetable consumption, screen time, and other factors with overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017.
A cross sectional study was conducted between March May 2017 on 145 participants in 3rd, 4th, and 5th grade of SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat. Data obtained by measurement body weight and height, self administered questionnaire, interview Food Frequency Questionnaire and 24 hour food recall. Data was analysed using univariate, bivariate, and multivariate. Prevalence of overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017 is 41.4.
Based on regression logistic, the result of this study showed fast food consumption as dominant factor associated with overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017. Students who consume fast food 3 times week 2.816 more likely to be overweight and obesity than students who consume fast food le 3 times week. The researcher suggests to provide health and nutrition education to reduce fast food consumption and other factors related to overweight and obesity school aged children, routine monitoring of nutritional status, and supervision of foods and beverages sale in school.
"
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Chairulina Dara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan kejadian
karies pada anak gemuk usia 3-5 tahun. Subjek penelitian adalah anak usia 3-5
tahun sebanyak 34 anak yang terdiri dari 17 anak gemuk dan 17 anak normal.
Disain penelitian adalah deskriptif analitik potong lintang. Pengambilan data
dilakukan dengan pengisian kuesioner. Pemeriksaan klinis untuk memperoleh data
kejadian karies dilakukan dengan kriteria def-t. Hasil penelitian memperlihatkan
adanya hubungan tidak bermakna (p>0,05) antara gaya hidup (pola makan
selingan dan aktivitas fisik) dengan kejadian karies. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan adanya hubungan tidak bermakna antara gaya hidup dan kejadian
karies pada anak gemuk.

Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship between lifestyle and
caries incidence in overweight children age 3-5 years old. The subject of this
study were children age 3-5 years old, as many as 34 children consisting of 17
overweight children and 17 normal weight children. Design of this study was a
cross sectioned experiment. Input data was done with questionare. Clinical
examination with the def-t index was used to measure caries incidence. The result
showed no significant result (p>0,05) between lifestyle (in-between meal and
physical activities) and caries incidence. In conclusion, there is no significant
association between lifestyle and caries incidence in overweight children."
2012
T31181
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwirina Hervilia
"Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya pengaruh aktivitas fisik terhadap kegemukan anak setelah dikontrol dengan jenis kelamin, asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, riwayat kegemukan keluarga, pengetahuan gizi ibu, persepsi ibu di TK Mardi Yuana Tahun 2009. Disain penelitian ini adalah kasus kontrol yaitu yang termasuk kelompok kasus adalah anak dengan nilai Z-Score IMT/U >= 2 SD dan yang termasuk dalam kelompok kontrol adalah anak dengan nilai Z-score < 2 SD. Dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2009. Penelitian ini menggunakan data berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner untuk menilai aktivitas fisik dan food frekuensi quitionnaire semi kuantitatif.
Hasil penelitian analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko dapat disimpulkan bahwa aktifitas fisik (nilai MET S) berpengaruh terhadap kegemukan anak setelah mengontrol jenis kelamin, riwayat kegemukan, persepsi ibu, dan asupan karbohidrat. Pada tingkat kepercayaan 95% (95% CI) anak dengan aktifitas fisik kurang aktif (< 256,5 nilai METS} memiliki risiko 5,034 kali untuk mengalami kegemukan dibandingkan anak dengan aktifitas fisik kurang aktif (<256,5 nilai METS). Sedangkan variabel confounder yang dominan adalah variabel jenis kelamin dengan nilai OR 3,826.

Objective of this study is to know influence of physical activity to child’s overweight and obesity after controlled by sex, energy intake, carbohydrate, protein, fat, historical family obesity and mother’s nutrition knowledge at TK Mardi Yuana year 2009. Design for this study is case control, that is, the case for children with Z-Score IMT/U >= 2 SD and the control for children with Z-Score < 2 SD. Data was collected during April-May 2009. This study used body weight and height data, physical activity questionnaire and food frequency questionnaire semi quantitative.
Result of this study at multivariate analysis use multiple logistic regression, can be concluded that physical activity (METS value) affects for children overweight and obesity after controlled by sex, historical obesity, mother’s perception, and carbohydrate intake. At 95% confidence level (95% CI) child with less active physical activity (METS value <256.5) have risk 5.034 times to have obesity compared by child with active physical activity (METS value >= 256.5). And dominant confounder variable is sex with value OR 3.826.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33942
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Steven
"ABSTRAK
Obesitas merupakan penyakit tidak menular dimana lemak berlebih mengarah pada gangguan metabolik, penyakit kardiovaskular, dan perubahan abnormal biomekanik tubuh. Orang dengan obesitas memiliki kekuatan otot 6-10% lebih rendah dari orang dengan berat badan normal. Penurunan kekuatan otot sejalan dengan penurunan ruang gerak sendi, kontrol postural, dan kecepatan gerak yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kendala dalam melakukan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Hatha Yoga selama 12 minggu terhadap persentase lemak, lingkar pinggang, kekuatan otot genggam, fleksibilitas, kesiembangan, dan kecepatan gerak pada orang dewasa dengan overweightdan obesitas.
Tujuh puluh dua orang dengan overweightdan obesitas, berusia 18-60 tahun, dirandomisasi ke dalam kelompok perlakuan (n=36) dan kelompok kontrol (n=36). Persentase lemak, lingkar pinggang, kekuatan otot genggam, fleksibilitas, keseimbangan, dan kecepatan gerak merupakan variabel yang diukur. Pemeriksaan yang sudah terstandarisasi dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.
Terdapat perbedaan signifikan di antara kedua kelompok (semua p <0,001). Persentase lemak dan lingkar pinggang memberikan hasil dengan arah berlawanan. Kekuatan otot genggam, fleksibilitas, keseimbangan, dan kecepatan gerak membaik pada kelompok perlakuan. Sementara itu, fleksibilitas dan kecepatan gerak menurun secara siginifikan pada kelompok kontrol. Tidak dilaporkan adanya efek samping serius pada kedua kelompok.
Secara umum, program latihan Hatha yoga selama 12 minggu terbukti efektif dalam memperbaiki komponen antropometri dan fungsional pada orang dengan overweight dan obesitas. Penemuan ini memiliki makna implikasi klinis yang penting karena yoga dapat diimplementasikan sebagai salah satu alternatif aktivitas fisik.

ABSTRACT
Obesity is a non-communicable disease in which excess body fat may lead to metabolic disorder, cardiovascular disease, and abnormal mechanics in body movements. Obese people have 6-10% less muscle-strength than those in the normal weight range. That decline in muscle-strength, along with similar declines in the range of movement of major joints, in postural control, and in the speed of movement may result in impaired ability to engage in physical activity. The purpose of this study is to investigate the effects on obese people of a 12-week Hatha yoga intervention--specifically focused on fat percentage, waist circumference, muscle strength, flexibility, balance, and gait speed.
Seventy-two overweight and obese people, aged 18-60 years, were randomly allocated to the yoga group (n=36) or to a "no exercise" control group (n=36). The fat percentage, waist circumference, handgrip strength, flexibility, balance, and gait speed were defined as outcome variables. Standardized tests were administered at baseline and post intervention.
There were significant differences between the two groups in regard to the outcome variables (all p <0.001). Predictably, fat percentage and waist circumference had moved in the other direction. Handgrip strength, flexibility, balance, and gait speed had significantly improved in the yoga group. Meanwhile, flexibility and gait speed significantly declined in the control group. No serious adverse events were reported in either group.
Overall, the 12-week Hatha yoga program was found to be effective in improving functional and anthropometric variables in obese people. The findings have important clinical implications since yoga may well serve as an alternative form of physical activity."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>