Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erika Theresa
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34636
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Nurahmadi Harish
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas sumber daya serta biayanya yang telah dikorbankan perusahaan untuk menghasilkan layanannya. Pendekatan studi kasus dan kualitatif digunakan dalam penelitian dengan data primer yang dikumpulkan langsung dari RS ABC serta dianalisis dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukkan produktivitas sumber daya instalasi radiologi RS ABC sangat rendah, ditunjukkan dengan tingginya jumlah kapasitas idle dari sumber dayanya. Hal tersebut mengakibatkan profitabilitas yang diperoleh RS ABC menjadi kurang optimal karena biayanya sangat tinggi. RS ABC harus dapat menambah jumlah pasiennya agar kapasitas produktifnya meningkat. Selain itu, RS ABC juga harus meminimalisir aktivitas non-produktifnya.

This study aims to analyse the capacity and cost of resources that have been sacrificed by company to produce services. Case study and qualitative approaches are used in research with primary data collected directly from RS ABC and analysed with content analysis. The results of study indicate that productivity of radiology unit resources is very low, indicated by high amount of idle capacity. This causes the profitability obtained to be suboptimal due to high costs. RS ABC must increase the number of patients so that its productivity increases. In addition, ABC Hospital must also minimize non-productive activities."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferosina
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Anggardia
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kapasitas yang terdapat dalam gergaji mesin dan alat berat dengan menggunakan CAM-I capacity model.CAM-I capacity model merupakan pendekatan yang focus terhadap bagaimana mengelola kapasitas yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan di PT SIS terhadap kegiatan departemen harvesting dan departemen road construction yang menggunakan gergaji mesin dan alat berats eperti excavator bucket, forwader, excavator rotating grapple, flatdeck, tractor, buldozer, dumptruck, motor grader, dan compactor. Penelitian ini difokuskan kepada rated capacity, productive capacity, nonproductive capacity dan idle capacity untuk mengukur biaya kapasitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kapasitas gergaji mesin dan alat berat yang ada tidak digunakan secara maksimal.Untu kefisiensi biaya kapasitas pada gergaji mesin dan alat berat perlu dilakukan pengurangan jumlah gergaji mesin dan alat berat.

ABSTRAK
Aim of this research is to analyze capacity cost which incur from chain saw and heavy equipment, using CAM-I capacity model. CAM-I capacity modelis an approach which focus upon how to manage company capacity. This research is conducted at PT SIS which using chain saw and heavy equipment such as excavator bucket, forwader, excavator rotating grapple, flatdeck, tractor, buldozer, dumptruck, motor grader, and compactor. This research focus on rated capacity, productive capacity, nonproductive capacity, and idle capacity to measure capacity cost. Result of this research shows most of the chain saw capacity and heavy equipment capacity did not optimally utilized. Reducing capacity cost of chain saw and heavy equipment is by reducing the quantity of chain saw and heavy equipment."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Astri Pramitari
"Tesis ini mengusulkan penerapan sistem Activity Based Costing di Rumah Sakit BaliMed dengan mengambil ruang lingkup pada instalasi radiologi. Penerapan sistem Activity Based Costing akan dilakukan untuk menghitung unit cost masing-masing tindakan di instalasi radiologi serta untuk mengetahui analisis profitabilitas dari tindakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan unit cost dengan menggunakan sistem activity based costing menghasilkan informasi yang berbeda dengan metode yang saat ini digunakan perusahaan yakni metode double distribution, selain itu analisis profitabilitas yang dilakukan menunjukkan penetapan tarif di rumah sakit saat ini belum sesuai dengan unit cost untuk melakukan tindakan tersebut.

This thesis proposes an implementation of activity based costing system in Radiology Department of BaliMed Hospital. The implementation of activity based costing system is designed to calcute unit cost of each service which is given by Radiology Department and made a profitability analysis from the result of the calcution. The result shows that activity based costing gives different information about unit cost as compared with the double distribution method. The profitability analysis show that the pricing which set by the management is not in accordance with the unit cost of the service in Radiologi Department.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Mohamad Akib Rahman
"ABSTRAK
Penatalaksanaan Pemeriksaan Radiologi Rumah Sakit sebagai subsistem dari pelayanan medis di rumah sakit, secara khusus berfungsi memberikan pelayanan pencegahan, pengobatan, peningkatan dan pemulihan. Melalui Pemeriksaan Radiologi yang optimal diharapkan akan mampu mempersingkat lama perawatan, mempertajam diagnosa dini, yang merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pelayanan rumah sakit.
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu pemeriksaan Radiologi yang efektif, efisien, optimal dan aman dari bahaya radiasi, masih banyak kendala yang harus diatasi terutama aspek dasar hukum penggunaan radiasi, perizinan, organisasi dan tata laksana serta aspek Pengawasan Proteksi Radiasi yang sangat prinsipil.
Ada dua model penatalaksanaan pemeriksaan radiologi rumah sakit yaitu yang mempunyai model sentralisasi dan model desentralisasi, masing-masing dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dilakukan penelitian yang menggunakan metodologi deskriptif kualitatif dari 12 rumah sakit sebagai sampel yang dipilih secara purposive, dengan tujuan didapatkan gambaran kebaikan dan kekurangan dad masingmasing model tersebut.
Hasil yang didapatkan ialah rumah sakit jangan terlalu terpaku pada salah satu model tetapi mencari pola yang paling cocok dan sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakitnya bila perlu memodifikasi antar model. Disamping itu yang terpenting adalah kesiapan manajemen atas dalam meramalkan jumlah pasien dan macam penyakit yang akan menjadi pelanggannya, karena sangat berpengaruh dalam perencanaan alat dan fasilifas sesuai jenis pemeriksaan dan mengikutsertakan mereka dalam pertemuan dengan para klinisi.
Sangat diharapkan dari Departemen Kesehatan adanya standar pelayanan yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi Model Penatalaksanaan Pemeriksaan Rumah Sakit sebagai subsistem dalam sistem pelayanan paripurna suatu rumah sakit.
Daftar Pustaka : 38 (1972 - 1997)

ABSTRACT
Evaluation of Management Hospital Radiology Examination Models Management of Hospital Radiology Examination as a subsystem of hospital medical services, is especially functioned to a preventive, curative, promotive, and rehabilitave medical care. It will shorten a treatment period and sharpen an early diagnosis through an optimal examination. These improvements play an important role to success of hospital.
To achieve such an expected goal, such as an effective, efficient, and optimal radiology examination free from radiation risk, we must solve many existing problems and constraints; there are law aspect of radiation uses, permits and Radition Protection Control Impacts.
There are two of radiology examination management models. First, iscalled centralization and the other one is named decentralization model along with strengths and weaknesses following them.
This research was completed by using a qualitative-descriptive method consisting of 12 (twelve) hospitals as samples which are purposively selected. Such a research is aimed to identify out their strengths and weaknesses.
The results suggest that hospitals should not only focus on one model. It is better for them to search for the most suitable and proper one, if necessary by modifying the both models. Besides, the most important thing to note is the top management readiness. They should prepare to estimate number of patients and kind of diseases. This is required due to a capability of planning relevant radiology equipment and facilities and well technicians and other skilled persons involved.
Department of Health is expected to issue a more suitable and proper standard for situation and condition of The Models of Management Hospital Radiology Examination a subsystem in hospital medical services.References : 38 (1972 - 1997)"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yusuf Adhi Pranoto
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang pembiayaan berbasis aktivitas untuk setiap jenis pelayanan yang dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Subang. Konsep biaya yang diiakukan adalah pada tahap pertama semua biaya dibebankan terhadap proses produksi atau usaha yang utama atau disebut juga pusat aktivitas. Selanjutnya di tahap ke dua dari pusat aktivitas ini, sistim tersebut membebankan biaya-biaya ke produk. Kajian pustaka yang mendukung penelitian ini terkait dengan analisa biaya, pola akuntansi biaya, metode analisa biaya, activity based costing, penentuan biaya produk berbasis aktivitas, implementasi ABC, activity based management, hubungan ABC dan ABM, dan hubungan ABM terhadap efisiensi biaya produksi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif eksploratif. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Subang. Subyek penelitiannya adalah jenis pelayanan yang dilakukan di Instalasi Radiologi.
Berdasarkan hasil penelitian, pembiayaan yang berlaku di Instalasi Radiologi RSUD Kab. Subang saat ini adalah akuntansi biaya tradisional yang menggabungkan beberapa jenis pelayanan (produk) dalam tiga kelompok pemeriksaaan radiologi. Penelitian dilakukan untuk merancang metode pembiayaan yang akan digunakan yaitu metode activity based costing. Penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi aktivitas terhadap pelayanan radiologi tanpa media kontras, dengan media kontras dan ultrasonografi kemudian dilakukan identifikasi sumber pelayanan radiologi, yang dilanjutkan dengan identifikasi cost driver pelayanan radiologi. Pembahasan dilakukan dengan membuat model pembiayaan berbasis aktivitas di Instalasi Radiologi kemudian dilakukan simulasi pembiayaan berbasis aktivitas di Instalasi Radiologi. Hasil yang diperoleh adalah semua jenis pelayanan di Instalasi Radiologi mengalami defisit. Defisit terbesar adalah pada Pelayanan Foto Thorax, kemudian Pelayanan Foto Ekstremitas Bawah, Pelayanan Ultrasonografi, Pelayanan Foto Articu/atio Cubiti, Wrist Joint, dan Manus, Pelayanan Foto Abdomen Tiga Posisi, SPN, serta Cranium Tiga Posisi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa konsep subsidi silang tidak dapat teriaksana di Instalasi Radiologi RSUD Kab. Subang ini, terlihat dengan semua pelayanan di Instalasi Radiologi mengalami defisit. Hal ini terjadi karena model penetapan tarif di Instalasi Radiologi selama ini tidak mendukung untuk penghitungan biaya yang sebenarnya (real cost), karena biaya Jasa Sarana pelayanan di Instalasi Radiologi ditetapkan atas dasar tingkat kecanggihan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Afilia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26779
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Tristiana Amiruddin
"Perencanaan strategis organisasi rumah sakit dalam penyusunannya perlu memperhatikan sistem formal organisasinya yang maskulin tetapi harus merencanakan sifat pekerjaan yang feminin. Solusinya adalah jika nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan perencana strategis organisasi dan nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan perawat memiliki shared meanings. Penerapan model enactment dlrasa cukup sesuai untuk kondisi tersebut. Masalah yang ingin diteliti adalah (1) Apakah sudah ada shared meanings pada nilai-nilai perencana dan perawat? Nilai apa saja yang sudah merupakan shared meanings dan nilai mana yang belum? (2) Apakah kebutuhan-kebutuhan perencana sudah memiliki shared meanings dengan kebutuhan-kebutuhan perawat? Kebutuhan-kebutuhan apa saja pada perencana yang (a) sudah merupakan shared meanings dan (la) mana yang belum ? Kebutuhan-kebutuhan apa saja pada perawat yang (c) sudah merupakan shared meanings dan (d) mana yang belum?
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan aktor. Level analisa penelltian dilakukan pada level individual dan lebih lanjut pada level kelompok kolektif perawat dan perencana. Penerapan model enactment dilakukan untuk memperoleh tema-tema nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi shared meanings dan yang belum/tidak menjadi shared meanings dlantara keduanya.
Hasil yang diperoleh adalah (1) Belum sepenuhnya terdapat shared meanings pada nilai kemanusiaan, nilai ibadah, nilai kemandirian dan nilai silaturrahmi yang merupakan espoused values mencerminkan apa yang benar dan apa yang salah secara etika. (2) Belum sepenuhnya terdapat shared meanings antara perencana dan perawat pada kebutuhan-kebutuhan perencana. (a) Sudah terjadi shared meanings pada kebutuhan perencana agar perawat rneningkatkan profesionaiisme, (b) belum terdapat shared meanings pada kebutuhan perencana agar perawat mendahulukan kewajiban terlebih dahulu.
Hasil lainnya adaiah beium sepenuhnya terdapat shared meanings antara keduanya pada kebutuhan-kebutuhan perawat yang direncanakan (C) Kebutuhan perawat yang sudah menjadi shared meanings dengan perencana adalah (c.1) job relevant : pendidikan, pelatihan, seminar, studi banding dan pemagangan, (c.2) Job irrelevant : kesehatan reproduksi perempuan melalui penyediaan tunjangan pengobatan dan melahirkan yang ada, (c.3) Faktor hygiene: dukungan atasan dan dukungan rekan satu unit kerja (c.4) Struktur kesempatan : sebagian besar perawat ingin menjadi pegawai negeri atau pindah ke rumah sakit lain jika ada kesempatan. (d) Kebutuhan perawat yang belum menjadi shared meanings dengan perencana adalah (d.1) Job relevant pengaiaman di unit yang berbeda yang diinginkan perawat, (d.2) Job irrelevant permeabilitas kerja dan keluarga (d.3) Fakhor hygiene : administrasi dan kebijakan, penghasilan, dukungan organisasi untuk menghilangkan efek giass ceiling dan meningkatkan penghargaan terhadap profesi perawat."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>