Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safitri M
"ABSTRAK
Program intervensi sosial ini bertujuan umtuk membendayakan komunitas
melalui pendidjkan informal keluarga dalam pendidikan dan pelatihan
komunikasi pengasuhan anak pada ibu-ibu di RW 20 kampung Lio Depok. Tujuan
utama dari intervensi ini adalah merubah kualitas hidup warga RW 20 Kampung
Lio Depok, yang di0nal kamna permamlahan sosialnya terutama kcmiskinan.
Dalam mengupayakan pemutusan rantai kemiskinan ini, maka diperlukan suatu
intervensi, yaitu intervensi dini yang ditujukan pada anak-anak melalui ibu..
Pemilihan kornunikasi sebagai bagian dari parenting skill didasarkan atas dasar
bahwa komunikasi mennpakan dasar dalam hubungan anak dengan orang tua., dan
pengamatan lapangan menunjukkan banyak orang tua yang tidak sabar, kasar dan
sering mengeluarkan kata-kata yang mengancam, merendahkan anak , dan kotor
saat berkomunikasi dengan anak. Bahkan kondisi keuangan seringkali berdampak
pada emosi seat berkomunikasi.
Kegiatan intervensi diawali dengan aszsesmen yaitu kunjungan dan tatap muka
serta wawancara, diikuti engagemen bersama warga pada acara-acara warga,
dilanjutkan dengan persuasif melalui sosialisasi untuk menyadarkan akan
pentingnya bcrkomnmikasi yang benar, dan dilengkapi dengan edukasi dengan
metoda experiential learning. Target intervensi adalah ibu~ibu yang mempunyai
anak usia 3-6 tahun (tahap pcrkcmbangan bicaxa), dirnana anak-anaknya ada
dalam pendidkan TK atau TPA yang mendapat program intervensi pendidikan
anak usia
Hasil sosialisasi dan edukasi menunjuldcan sudah ada perubahan dalam
pengetahuan kormmikasi pengasuhan anak. Hasil perhitungan dengan SPSS untuk
pre dan pos! rest setiap modul dengan paired sampel 1 test . dan tingkat
kcpercayaan 95 % didapat pnobabilitas 0.000(< 0.05) . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemahaman komunikasi anak pada peserta peserta berbeda
secara signyicant sctelah mengikuti pelatihan.
Perlu adanya rangkaian kegiatan lain yang dapat meningkatkan parenting skill,
yang dapat dilakukan terintegmsi dengan kegiatan Posyandu, sehingga pada
akhirnya dapat mendul-cung terwuj udnya perubahan kualitas yang diharapkan.

ABSTRACT
The social intervension programme was designed primarily as thc
commencement for planing of social change in RW 20 kamprmg Lio Depok by
informal education in children communication. The objective of the intervension
was changing quality of life in RW 20, which known of social problem in
pavority. The community programme was developed in using early intervension
to the children through the mother.'l`he communication that part of parenting skill
was choosed because it is one of fundamental relation between parents and
children, and also the observation of the data showed that there were many
parents spoke unpatient, rough, Eightened, under estimating childrenalso dirty
words . Therefore reasons of economic condition could through raise pressure of
stress influencing the communication.
The intcrvcnsion activity started with assesment by visiting, meet directly into
person and interview, then followed engagement in special occation with the
people, and continued persuasively by sosialisation for giving foundation as how
important in good communication, also fully completed education with
experiential learning method.. The intervension target were The mothers which
have childem at 3-6 years old ( speak development stage), which their children
were studying in TPA and TK where the teacher got education interversion
programme at early education children..
The result of thc program showed that there are increasing in communication
knowledge of the participant . 'lhe result of pre and post twt calculated with SPSS
using paired sampel 1 test, by using 95% level of significant get result for
probability== 0.000( < 0.5), which means the conclusion of community education
significant for the parent alter following this programme.. However, in order to
maintain the sustainability of the achievements that would do integratedly by
social activities that linally this programme will much needed especially in
parenting skill to achieve the goal of lifequality change.

"
2007
T34141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini membahas gambaran komunikasi anak usia sekolah di tiga jenis Sekolah Dasar yang berbeda di wilayah Depok Timur pada bulan April 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif komparatif. Metode sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan penggunaan komunikasi pada siswa di masing-masing SD. Perbedaan proporsi SD Negeri: SD Swasta: SD Islam Terpadu yaitu 81,48% : 100% : 92,31%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa ada perbedaan tingkat penggunaan komunikasi baik pada anak usia sekolah di tingkat Sekolah Dasar.

This research explains about school-age childhood communication in three type of elementary school description in Depok Timur area at April 2010. This research is quantitative research with comparative description interpretive. Sampling method that use in this research was proportionate stratified random sampling. Data that were collected were analyzed chi square test with signficance level 5 % or 0,05.
The result from this research show use of good communication in school age children at each school is different. Differences in the proportion of Elementary School : Private Elementary School : Integrated Islamic Elementary School is 81,48% : 100% : 92,31%. From this result can describe that has different using good communication in school-age children in Elementary School level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5939
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evin Novianti
"Pada masa usia sekolah, anak belum mampu mengolah masalahnya dengan tepat, anak rentan berperilaku emosional. Tujuan penelitian memperoleh gambaran pengaruh terapi kelompok Assertiveness Training (A 1) terhadap kemampuan komunikasi ibu dalam mengelola emosi anak usia sekolah. Sampel pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing 32 orang. Terapi ketompok AT membantu ibu mengeloJa emosi anak melalui komunikasi asertif, dilakukan 6 sesi.
Hasil penelitian memperlihatkan peningkatan kemampuan komunikasi asertif lbu pada kelompok yang mendapat AT meningkat secara bermakna (p-value<0,05), Pada kelompook ibu yang tidak mendapat AT, kemampuan komunikasi ibu menurun secara bermakna (p-value<0,05), Kemampuan anak mengelola emosi meningkat bermakna (p-value<0,05) yang ibunya mengikuti AT, sedangkan pada kelompok yang ibunya tidak mendapat AT menurun bermakna (p-va/ue<0,05), Terapi ini dkekomendasikan pada pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya anak usia sekolah.

The child not yet going to mix immediately the probtem1 it can be emotional. The aimed of this research was to get comprehensive picture about of influence Assertiveness Training (A 1) group therapy ro ability of assertive communication. A sample consist of 32 respondent intervention, 32 control. AT group therapy help the mother to arrange their child emotion with assertive communication, done in six sessions.
Results of this research showed significant increase parents ability of communication and impact to emotional quality of chiid (p-value"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33727
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Cholief Fuadhi
"[ABSTRAK
Mendongeng mempunyai peran besar dalam proses pendidikan anak usia dini Meskipun demikian di Indonesia 53 orang tua dengan anak berusia kurang dari empat tahun tidak pernah mendongeng untuk anaknya dan hanya 10 yang melakukannya secara rutin 6 7 kali dalam seminggu Permasalahan yang dihadapi adalah orang tua mengetahui manfaat dari mendongeng tetapi belum ada pemicu untuk melakukan aktivitas mendongeng secara rutin Oleh karena itu program kampanye Komunitas Ayo Dongeng Indonesia ldquo Ayo Mendongeng Berbagi Kisah Berbagi Kasih rdquo dibuat dengan tujuan menggerakkan orang tua dengan stastus ekonomi dan sosial A dan B yang mempunyai anak usia 2 6 tahun untuk mendongeng secara rutin Biaya yang akan dikeluarkan untuk keseluruhan kampanye sebesar Rp 113 281 000.

ABSTRACT
Storytelling has a major role in the process of early childhood education However in Indonesia 53 parents with children aged less than four years never storytelling for children and only 10 did so regularly 6 7 times a week The problem faced is parents know the benefits of storytelling but there is no trigger to perform routine activities of storytelling Therefore Komunitas Ayo Dongeng Indonesia campaign Let rsquo s Tell Story Sharing Stories Sharing Love was made with the intention to encourage the parents with the economic and social stastus A and B who have children aged 2 6 years to do storytelling on a regular basis The amount of budget spent for the whole campaign is Rp 113 281 000.; Storytelling has a major role in the process of early childhood education However in Indonesia 53 parents with children aged less than four years never storytelling for children and only 10 did so regularly 6 7 times a week The problem faced is parents know the benefits of storytelling but there is no trigger to perform routine activities of storytelling Therefore Komunitas Ayo Dongeng Indonesia campaign Let rsquo s Tell Story Sharing Stories Sharing Love was made with the intention to encourage the parents with the economic and social stastus A and B who have children aged 2 6 years to do storytelling on a regular basis The amount of budget spent for the whole campaign is Rp 113 281 000 , Storytelling has a major role in the process of early childhood education However in Indonesia 53 parents with children aged less than four years never storytelling for children and only 10 did so regularly 6 7 times a week The problem faced is parents know the benefits of storytelling but there is no trigger to perform routine activities of storytelling Therefore Komunitas Ayo Dongeng Indonesia campaign Let rsquo s Tell Story Sharing Stories Sharing Love was made with the intention to encourage the parents with the economic and social stastus A and B who have children aged 2 6 years to do storytelling on a regular basis The amount of budget spent for the whole campaign is Rp 113 281 000 ]"
2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faber, Joanna
"A must-have resource for anyone who lives or works with young kids, with an introduction by Adele Faber, coauthor of How to Talk So Kids Will Listen &​ Listen So Kids Will Talk, the international mega-bestseller The Boston Globe dubbed "The Parenting Bible." For over thirty-five years, parents have turned to How to Talk So Kids Will Listen &​ Listen So Kids Will Talk for its respectful and effective solutions to the unending challenges of raising children. Now, in response to growing demand, Adele's daughter, Joanna Faber, along with Julie King, tailor How to Talk's powerful communication skills to children ages two to seven. Faber and King, each a parenting expert in her own right, share their wisdom accumulated over years of conducting How To Talk workshops with parents and a broad variety of professionals. With a lively combination of storytelling, cartoons, and fly-on-the-wall discussions from their workshops, they provide concrete tools and tips that will transform your relationship with the young kids in your life. What do you do with a little kid who'won't brush her teeth'screams in his car seat'pinches the baby ... refuses to eat vegetables'throws books in the library ... runs rampant in the supermarket' Organized according to common challenges and conflicts, this book is an essential emergency first-aid manual of communication strategies, including a chapter that addresses the special needs of children with sensory processing and autism spectrum disorders. This user-friendly guide will empower parents and caregivers of young children to forge rewarding, joyful relationships with terrible two-year-olds, truculent three-year-olds, ferocious four-year-olds, foolhardy five-year-olds, self-centered six-year-olds, and the occasional semi-civilized seven-year-old. And, it will help little kids grow into self-reliant big kids who are cooperative and connected to their parents, teachers, siblings, and peers."
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2020
306.874 FAB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chairina HS
"Salah satu fungsi dari bermain adalah dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi anak (Papalia & Olds, 1993). Untuk dapat bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus bisa mengerti dan dimengerti oleh temantemannya. Hal ini mendorong anak untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana membentuk hubungan sosial, bagaimana menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam hubungan tersebut. Untuk mempelajari itu semua sulit dilakukan oleh anak tunarungu. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuannya dalam berkomunikasi.
Ketidakmampuannya untuk berkomunikasi berdampak luas dari segi kemampuan bahasa, membaca, menulis maupun penyesuaian sosial serta prestasi sekolahnya. Tetapi sekarang banyak anak-anak dengan gangguan pendengaran atau tuli dapat diidentifikasi pada usia kanak-kanak awal. Mereka sering dibantu melalui operasi atau penggunaan alat bantu dengar. Mereka belajar- untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman mereka dengan menggunakan bicara, membaca ujaran, bahasa isyarat atau teknik-teknik lainnnva. Banyak dari orang-orang yang menderita gangguan pendengaran atau tuli dapat mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, mampu memasuki bidang-bidang professional dan dapat mencapai keberhasilan individual/personal.
Jalur pendidikan formal (sekolah) merupakan satu upaya yang banyak dilakukan untuk membantu anak-anak tunarungu (Mangunsong dkk. 1998). Untuk anak-anak tunarungu yang berada di Taman Latihan Santi Rama, kegiatan belajar sehari-harinya adalah belajar berkomunikasi khususnya belajar berbicara. Tetapi dalam proses belajar berkomunikasi itu tidak terlepas dari kegiatan bermain. Kegiatan bermain merupakan bagian penting dalam program pendidikan prasekolah. Dalam kegiatan bermain dimasukkan juga dengan kegiatan belajar berkomunikasi di kelas melalui latihan mendengar dan penggunaan metode oralisin.
Dengan memperhatikan kekhususan pada tingkat perkembangan usia prasekolah dan kegiatan bermain anak tunarungu, dalam penelitian ini ingin diperoleh gambaran bermain pada anak tunarungu dilihat dari materi bermain, bimbingan yang diperoleh, dan peran orang tua, guru, saudara, dan teman yang sangat membantu pada perkembangan komunikasi anak tunarungu. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S3001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Kesuma Hardani
"Anak usia prasekolah memiliki kategori tingkat kemandirian yang berbeda walaupun sedang berada pada tahapan usia yang sama. Salah satu faktor yang memengaruhi kemandirian anak adalah peran utama orangtua terutama dalam berkomunikasi pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi orangtua dan tingkat kemandirian anak prasekolah di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dan melibatkan 204 sampel dari 5 TK di Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan secara luring dan daring. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemandirian anak paling banyak berada pada kategori sedang dan terdapat hubungan antara pola komunikasi orangtua dan tingkat kemandirian anak prasekolah di Jakarta Timur (p-value < 0,05). Peneliti merekomendasikan pelayanan keperawatan dapat mulai melakukan edukasi pada orangtua untuk menerapkan pola komunikasi yang sesuai untuk mengoptimalkan perkembangan kemandirian pada anak usia prasekolah.

Preschool children have different levels of independence even though they are at the same age stage. Parents as the child's first environment have an important role in the development of children's independence. This study sought to measure the correlations between parental communication patterns and the level of independence of preschool children in East Jakarta. This study used quantitative research design with cross sectional method. The participant was selected using cluster random sampling technique and involved 204 samples from 5 kindergartens in East Jakarta. Data collection was conducted offline and online. The results showed that most children's independence was in the moderate category and there was a correlation between parental communication patterns and the level of independence of preschool children in East Jakarta (P-value <0.05). Researchers recommend the role of nurses to educate parents to use appropriate communication patterns to optimize the development of independence in preschool-age children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Saptyasari
"ABSTRAK
Jumlah anak autis di Indonesia terus meningkat tahun 2010 1: 300 dan
tahun 2015 di setiap 250 kelahiran ada 1 anak yang lahir autis. Anak autis masih
dianggap sebagai pihak ketiga (third party) sekaligus stressor bagi keluarga.
Kestabilan kondisi keluarga seperti ini sulit untuk dicapai sebab ada sebuah
uncertainty (ketidakpastian) kapan kondisi ini akan berakhir dan memang tidak
ada jaminan kapan anak autis akan menjadi mandiri. Inilah yang memicu
ketegangan hubungan spouse maupun parenting dalam hubungan segitiga
(triangle relationship). Sehingga penelitian ini ingin memaparkan pola dialektika
hubungan interpersonal dalam keluarga dengan anak autis dan melihat bagaimana
mereka menegosiasikan kontradiksi tersebut dalam mencapai suasana yang
kondusif (harmonis) di sistem keluarganya. Relational dialectics theory
digunakan untuk menjelaskan kontradiksi dan dialektika hubungan interpersonal
ini. Metode Interpretative Phenomenologycal Analysis digunakan untuk melihat
pola dialektika keluarga autis dari penuturan pengalaman masing-masing anggota
keluarga non autis.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi ketidakseimbangan dalam pola
hubungan interpersonal keluarga dengan anak autis yang memiliki sistem tertutup
tetapi bukan berarti mengarah ke centrifugal karena tergantung pada autistic
child background, personal background, family background dan beliefs
background seperti respon cepat ?bangkit? (resilience) dari kesedihan, menerima
dengan ikhlas, bersyukur, pasrah ketika usaha sudah maksimal, tidak
menyalahkan diri sendiri ataupun pasangan, semua respon tersebut lebih
mengarahkan ke keharmonisan (centripetal) antar individu dalam keluarga dengan
anak autis. Budaya patriarki masih terlihat di mana bapak berkorban finansial
sedangkan ibu berkorban tenaga. Menariknya, walaupun ibu mengeluarkan tenaga
yang besar untuk anak autisnya tetapi ketika bapak hanya memberikan sedikit
perhatian terhadap ibu dengan mengajak jalan/makan, menonton bioskop berdua
ataupun mengucapkan ?tidak usah bangun terlalu pagi untuk memasak? karena
bapak tahu lelahnya ibu, hal itu mampu ?meluruhkan? beban berat dan
?menentramkan? perasaan ibu yang seharian mengurus anak autisnya

ABSTRACT
Number of children with autism in Indonesia continues to increase with the trend
in 2010. 1:300 and 2015 in every 250 births there was one autistic child born.
Children with autism are still regarded as a third party once the stressor for
families. The stability of autistic family are difficult to be achieved because there
is an uncertainty such as when these conditions will end and there is no guarantee
when the autistic child will become independent. These conditions cause tension
in spouse or parenting relationships or in the triangular relationship. Thus, this
study aims to expose the pattern of interpersonal relationships dialectic in families
with an autistic child and see how they negotiate the contradiction in achieving a
conducive atmosphere (harmony) in the family system. Relational Dialectics
Theory is used to explain the contradictions and their dialectics. Interpretative
Phenomenologycal Analysis is used to see a pattern of relational dialectic in
autism families from the non-autistic family members? narrative about their
experience.
The results showed there was imbalance relationships pattern in closed family
system with autistic child but it did not mean that it was centrifugal because it
depends on autistic child background, personal background, family background
and beliefs background such as rapid response to resilience, accept willingly, be
grateful, be resigned when efforts have the maximum, do not blame yourself or
your partner, all the responses are more directed to harmony (centripetal) among
individuals in families with an autistic child. Patriarchal culture is still visible
where the father is more sacrifice financially while the mother sacrifices
physically. Interestingly, although mothers expend so much time and energy to
her autistic child, but when the father paid little attention to the mother by taking
the road/dining together, watch the movie or just saying the words "do not have to
get up too early to cook" because father knows how exhausted mother is, it has
been able to "shed" a heavy burden and to "pacify" the mother feeling taking care
of children with autism all day."
2016
D2192
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>