Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212647 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supartini
"Hubungan antara pengetahuan siswa tentang reproduksi sehat dan pengetahuan siswa tentang AIDS dengan perilaku siswa Ierhadap program penoegahan AIDS di SMU Negeri 12 Jakarta. Penelitian dengan sampel siswa SMU Negeri 12 Jakarta ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa tentang reproduksi sehat dan pengetahuan siswa tentang AIDS dengan periiaku siswa terhadap program penoegahan AIDS, balk secara sendiri- sendiri maupun bersama-sama. Subyek berjumiah 300 siswa. 122 siswa laki- Iaki dan 118 siswa perempuan Data diperoleh melalui tiga buah instrumen dalam bentuk tes untuk mengungkap pengetahuan siswa tentang reproduksi sehat dan pengetahuan siswa tentang AIDS, serta instrumen tentang perilaku siswa terhadap program penoegahan AIDS. Ketiga instrumen tersebut memiliki koehsien reliabiiitas masing-masing secara berturut-turut sebesar 0,8608, 0,9430, dan 0,7609.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara (1) pengetahuan siswa tentang reproduksi sehat dengan perilaku siswa terhadap program pencegahan AIDS, dengan koetisien korelasi sebesar 0,242 dan sangat signifikan pada taraf Alpha 0,05 (2) pengetahuan siswa tentang AIDS dengan perilaku siswa terhadap program penoegahan AIDS, dengan koeisien korelasi sebesar 0,410 dan sangat signitikan pada taraf Alpha 0,05 (3) dan pengetahuan siswa tentang reproduksi sehat dan pengetahuan siswa tentang AIDS dengan perilaku siswa terhadap program pencegahan AIDS dengan koetisien korelasi sebesar 0,49."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja memiliki keinginan untuk tampil berbeda dari orang lain dan mereka juga berusaha untuk menampilkan diri mereka agar menarik perhatian masyarakat. Kebingungan yang diaIami oleh remaja dalam menentukan siapakah diri mereka inilah yang merupakan puncak terjadinya penyimpangan dalam kehidupan remaja. Salah satu bentuk penyimpangannya adalah dalam hal perilaku seksual mereka. Sementara terdapat fakta bahwa sebagian besar dart remaja itu tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan. Sehingga penelitian ini dibuat untuk melihat hubungan antara data demografi siswa SMU dengan tingkat pengetahuan seks, HIV/AIDS dan perilaku seksuaI mereka. Metode penelitian ini adalah analitik kategorik dengan menggunakan tehnik pengumpulan data random sampling. Tempat penelitian ini adalah SMU di Jakarta Utara dengan jumlah sampel 93 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan tentang seks, HIV/AIDS dan periIaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku seksual remaja, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan, tidak ada hubungan antara antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat pengetahuan remaja, tidak ada hubungan antara status pacaran remaja dengan perilaku seksual rernaja, tidak ada hubungan antara lama berpacaran dengan perilaku seksual remaja. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi perawat komunitas untuk melakukan kerjasama lintas sektor dengan pihak sekolah untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang HIV/AIDS serta dampak perilaku seksual pada remaja.
Kata kunci : HIV/AIDS, pengetahuan seks, perilaku, remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5310
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panggih Dewi Kusumaningrum
"Tingkat pengetahuan pelajar/remaja SMA pada tahun 2002 rendah yaitu hanya 38,5 % dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 63 %. Rendahnya tingkat pengetahuan ini berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingginya prevalensi HIV/AIDS terutama di DKI Jakarta. Generasi muda adalah penerus bangsa, oleh karena itu penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan HIV/AIDS pada pelajar. Penelitian mengenai pengetahuan siswa SMU Negeri 39 Cijantung, Jakarta Timur, tentang HIV/AIDS tahun 2008, dilakukan karena belum diketahuinya tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS di SMU Negeri 39 Cijantung, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2008 dengan subjek penelitian yaitu siswa SMU Negeri 39 Cijantung, Jakarta Timur, menggunakan kuesioner untuk pengambilan data.
Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Uji yang dilakukan adalah uji univariat (melihat frekuensi, mean, median, modus) dan uji bivariat (dengan uji X2). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang HIV/AIDS sebesar 51,8 %, cara-cara penularan HIV/AIDS 69,3 %, gejala HIV/AIDS 62,0 %, dan cara-cara pencegahan HIV/AIDS 62,8 %. Distribusi karakteristik responden yaitu 56,2 % responden perempuan, 53,3 % berusia 17 tahun, 60,6 % dari bidang ilmu IPA, dan 52,6 % memperoleh 6 sumber informasi.
Hasil uji hubungan menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan usia, dan tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan : jenis kelamin, bidang ilmu, ataupun jumlah sumber informasi.
Beberapa saran untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa, antara lain memasukkan informasi tentang HIV/AIDS ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah dan ekstrakurikuler, menambah koleksi perpustakaan tentang HIV/AIDS, mempersiapkan para guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk bisa menyampaikan informasi seputar HIV/AIDS kepada siswa, membuat acara-acara seputar HIV/AIDS seperti seminar, lomba debat, cerdas cermat, atau karya tulis bagi siswa, selain itu juga dapat dibentuk organisasi siswa peduli HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selita Restuningtyas
"Pengetahuan tentang HIV / AIDS perlu diberikan kepada remaja untuk mengurangi terjadinya perilaku berisiko oleh remaja. Penelitian deskriptif analitik korelatif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan HIV / AIDS dan perilaku berisiko dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 418 siswa dari 10 SMA Negeri di Kota Bogor dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner IAQ-E (International AIDS Questionnaire English Version) untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kuesioner YRBS (Youth Risk Behavior Survey) tentang perilaku berisiko pada remaja. Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman menunjukkan bahwa pengetahuan HIV / AIDS berhubungan bermakna dengan perilaku berisiko (p = 0,009 α = 0,05; r = 0,128). Pendidikan kesehatan perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan remaja tentang informasi kesehatan khususnya HIV / AIDS sehingga dapat mengurangi perilaku berisiko HIV / AIDS sejak usia dini.

Knowledge about HIV / AIDS needs to be given to adolescents to reduce the occurrence of risky behavior by adolescents. This descriptive correlative analytic study aims to determine the relationship between HIV / AIDS knowledge and risky behavior using a cross-sectional approach involving 418 students from 10 public high schools in Bogor City using proportional stratified random sampling technique. The research instrument used the IAQ-E (International AIDS Questionnaire English Version) questionnaire to measure the level of knowledge and the YRBS (Youth Risk Behavior Survey) questionnaire about risk behavior in adolescents. The results of the bivariate analysis using the Spearman test showed that knowledge of HIV / AIDS was significantly associated with risky behavior (p = 0.009 α = 0.05; r = 0.128). Health education needs to be included in the education curriculum in schools to develop youth knowledge about health information, especially HIV / AIDS so that it can reduce HIV / AIDS risk behavior from an early age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan sampai dengan Juli 2004, jumlah kumulatif kasus AIDS golongan umur 15-19 tahun adalah 82 orang penderita AIDS dan 34 orang penderita AIDS/IDU (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2004). Stigmatisasi dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang tentang HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan persepsi mengenai stigma pada penderita HIV/AIDS. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Responden penelitian ini adalah remaja usia 14-18 tahun di SMAN 28 dan 38 Jakarta Selatan sebanyak 246 responden yang diambil dengan teknik stratified sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner dengan 42 pertanyaan tentang pengetahuan HIV/AIDS dan 16 pernyataan tentang persepsi mengenai stigma pada penderita HIV/AIDS. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan persepsi mengenai stigma pada penderita HIV/AIDS ( P value = 0,025"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5532
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Ike M.S.
"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia. Kasus HIV/AIDS di Indonesia banyak terjadi pada kelompok usia produktif. Remaja merupakan bagian dari kelompok usia produktif yang sangat rentan untuk tertular HIV/AIDS.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sikap remaja terhadap HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 104 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap remaja terhadap HIV/AIDS (p value = 0,1 18; a = 0,05). Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan penelitian terdahulu disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian ini merekomendasikan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS di kalangan remaja lebih ditingkatkan lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5879
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Persentase infeksi HIV pada kelompok umur 20-24 tahun (14%) dan Persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (30,7%), kemudian pada kelompok umur 15-19 tahun (3,3%). Angka kejadian pada anak gan sekolah atau mahasiswa sebanyak 1.086 orang dan HIVmAIDS terjadi pada remaja yang berusia 15-29 tahun. Prevalensi kasus AIDS per 100.000 penduduk berdasarkan propinsi, Propinsi Bengkulu menduduki peringkat ke-19 dari 33 provinsi di Indonesia, di mana terdapat angka prevalensi kasus AIDS 9,33 bahwa(Kemenkes, 2013). Data ini mengindikasikan usia muda, 15-29 tahun merupakan populasi yang rentan dan perlu menjadi sasaran dalam program HIV/AIDs di Indonesia. Metode penanggulangan pan Penelitian ini merupakan penelitian Pre eksperimen bayi aitu dengan Design One Group Pretest Posttest. Sampel penelitian ini menggunakan Total Sampling, seluruh mas ang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Selupu Rejang sebanyak 167 orang. Pengumpulan data diperoleh dari data primer langsung dari obyek penelitian, ban mas melalui kuesioner. Untuk menguji hasil penelitian menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji baik yang wilcoxon dengan taraf kepercayaan a 0,05. Hasil perbedaan rerata nilai pengetahuan r ini menunjukkan han siswa tentang HIV/AIDS sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan dengan nilai p value agar 0,000. Hal ini berarti penyuluhan kesehatan tentang suai HIV/AIDS berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswa."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wisni Bantarti
"Remaja merupakan kelompok yang cukup berpotensi menunjang bagi perkembangan epidemi HIV/AIDS. Di Indonesia jumlah data yang ada menunjukkan adanya peningkatan prevalensi HIV pada kelompok usia 15-49 tahun dan 20-29 tahun. Bila hal ini tidak segera ditanggulangi akan mengancam pengembangan sumber daya manusia bangsa Indonesia. Oleh karena obat maupun vaksin untuk pencegahan HIV/AIDS belum ditemukan dan karena 68% proses penularannya di Indonesia melalui hubungan seksual maka upaya pencegahannya adalah perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan. Dan beberapa hasil penelitian mengenai seksualitas remaja menunjukkan adanya kecenderungan yang tinggi pada remaja dalam melakukan aktivitas seksualnya, maka strategi pencegahan yang dilakukan melalui Pendidikan Kelompok Sebaya (PKS) yang dilakukan oleh Penggerak Pendidik Kelompok Sebaya (PPKS) merupakan strategi pendidikan kesehatan yang dipandang cukup efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS daripada siswa yang diberikan Pendidikan Kelompok Sebaya dan siswa yang tidak diberikan Pendidikan Kelompok Sebaya sebelum (pre-tes) dan sesudah (pos-tes) perlakuan. Disamping itu juga ingin diketahui proses pelaksanaan kegiatan PKS yang dilakukan oleh PPKS serta tanggapan sasaran PKS terhadap PPKS.
Studi ini menggunakan jenis penelitian Experimen , dengan rancangan Pre-test, Post-test, Control Group Design. Dalam jenis rancangan ini digunakan dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang mendapat perlakuan PKS dan kelompok pembanding yaitu kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan PKS namun terpapar informasi melalui penyuluhan massal, dengan jumlah sampel untuk masing-masing kelompok 134 yang dipilih secara acak (random). Kedua kelompok tersebut diamati selama tiga bulan. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji t,X,2 (Chi Square) dan analisis regresi linier. Adapun perbandingan perbedaan antara kedua kelompok dilakukan sebelum dan sesudah tiga bulan intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dan sikap siswa pada kelompok intervensi berbeda bermakna dengan nilai p < 0,05, dengan rentang peningkatan untuk seluruh butir pengetahuan berkisar antara 4,5% sampai dengan 71,6% dan peningkatan sikap yang berkisar antara 2,9% sampai dengan 40,3%. Pada kelompok kontrol nilai p > 0,05 untuk hampir seluruh butir pengetahuan , dimana rentang peningkatannnya berkisar 0% sampai dengan 30,2% . Sedangkan untuk sikap berkisar antara 2,2% sampai dengan 17,8%. Sebelum dilakukan perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan nilai p = 0,733 (CI 95% = -0,85 : 0,60). Sesudah perlakkuan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut dengan nilai p = 0,000 (CI 95% = -7,30 : -5,81). Adanya perbedaan tersebut adalah karena adanya perlakuan atau intervensi Pendidikan Kelompok Sebaya. Hasil uji bivariat (beda mean) memperlihatkan bahwa variabel tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu berbeda bermakna dengan nilai p < 0,05. Namun setelah dimasukkan dalam analisis regresi menunjukkan tidak berbeda bermakna. Variabel jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan orangtua dan sumber informasi HIV/AIDS yang pernah diperoleh siswa tidak menjadi faktor pengganggu bagi terjadinya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap sesudah perlakuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Kelompok Sebaya ternyata berpengaruh pada pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS.

Adolescents are a group of particular concern in the growing HIV/AIDS epidemic. In Indonesia, national data indicates an increase in HIV prevalence among the 15-19 and the 20-29 year age group. If this condition is not solved immediately, it will have a great impact on the human resources development. Since the cure or vaccine for HIV has not been found yet and 68% of the HIV transmission models in Indonesia were found in sexual intercourse, prevention then should emphasize on behavior change through the health education programmed. Based on several researches on adolescents sexuality, this young people seems to have high frequencies in their sexual activity , that in order to prevent the spreading of HIV among adolescents Peer Education is considered the most effective strategy for young people.
The aims of this study are to investigate the difference in knowledge and attitude in relation to HIV among High School students in Depok who receive Peer Education activity and students who do not receive Peer Education. The results presents not only the output of this Peer Education activity but also the process by which this activity takes place and the performance of the peer educator in giving information about HIV/AIDS correctly and their effort to change attitude among their peer friends.
This study has been conducted using an Experiment group, with a Pre-test, Post-test, Control Group Design. An intervention group (students, who receive Peer Education,) and a comparison group or control group (students who do not receive Peer Education) were followed for three months, with a total of 134 students in the intervention group and 134 students in the control group, which were randomly selected.
For statistical analysis the t-test and X2 (Chi Square) and linier regression analysis were used and P < 0.05 was defined statistically significant. Comparisons were made only between results obtained before and after three months study.
The results indicates a significant increase ( P < 0,05 ) in knowledge about HIVIAIDS in the intervention group, and also changes in attitudes towards HIV infected individuals, where the knowledge test results increase between 4,5% to 71,6% for all of the item knowledge and 2,9% to 40,3% for the changes of attitude. In the control group however, the corresponding increase between 0% to 30,2% was non-significant for almost all of the item knowledge and -2,2% to 17,8% for the changes of attitude. No significant difference in knowledge and attitude was seen before the study in the intervention and the control group (P= 0,733) (CI 95% = -0,85 : 0,60), but after the study significant difference was seen in both of this group (P= 0,000) (CI 95% = -7,30:-5,81). The experiment which this study is conducted seems to have caused this difference in knowledge and attitude among students who receive peer education and students who do not receive peer education. Father's and mother's education variables were significant when entered into a bivariate analysis, however, was non significant when entered into a multiple regression analysis (tinier regression), Sex, age, parent's educational status and exposure to HIV/AIDS information through the mass media are variables that are not confounding with the increase knowledge and changes in attitude of students after the study. This study shows that Peer Education is indeed possible to increase students' knowledge and to influence students' attitude in relation to HIV/AIDS.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Septianauli D.
"Saat ini angka HIV/AIDS tinggi pada remaja. Hal inj mungkin dikarenakan rendahnya pemahaman remaja tentang masalah kesehatan reproduksi dan di Indonesia masih ada anggapan bahwa pendidikan seks itu tabu.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adalcah hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dengan pendidikan seks yang dipcroleh. Penelitian ini dilakukan di SMU Lab School Jakarta dengan jumlah responden 70 orang yang merupakan siswa di SMU tersebut.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan adaiah distribusi iiekuensi clan Chi-Square untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Hasil penelitian ini adlah tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS clengan pendidikan seks yang diperoleh (p value 0,4'?3; oL=0,05). Penelitian ini merekomendasikan dilakukannya penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5502
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku asertif adalah suatu kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi tanpa
merugikan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan positif
dan negatif serta percaya diri. Remaja termasuk orang yang sulit untuk berperilaku asertif
terutama dengan teman sebaya. Sulitnya berperilaku asertif pada remaja membuat remaja sangat
mudah terpengaruh oleh ajakan, rayuan dan paksaan teman sebaya (dikutip dari Kompas.com &
e-psikologi.com). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan tingkat
pengetahuan sikap siswa SMU tentang perilaku asertif. Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif sederhana terhadap 91 responden siswa SMU 27 Kelurahan Johar Baru ,
Jakarta Pusat pada tanggal 22 Desember 2003. Instrumen penplitian berupa kuisioner. Setelah
data terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik sederhana. Hasilnya bahwa
tingkat pengetahuan siswa SMU 27 tentang perilaku asertif mayoritas berada pada tingkat
sedang yaitu 74 siswa (81,32 %) dan pengetahuan tinggi 17 siswa (11,76 %). Tidak ada siswa
yang memiliki tingkat pengetahuan rendah. Sedangkan siswa SMU memiliki sikap tidak asertif
yaitu 77 siswa (84,62 %) dan perilaku asertif 14 siswa (80,142 %). Tidak ada siswa SMU yang
memiliki sikap agresif. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah penelitian yang sama dengan
memperluas populasi dan responden , agar dapat digeneralisasi. Penelitian Ianjutan tentang
asertif pada remaja , seperti faktor - faktor ekstemal yang mempengaruhi tumbuhnya perilaku
asertif , korelasi pola komunikasi di keluarga dengan perilaku asertif , korelasi posisi remaja di
keluarga dengan perilaku asertif"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5138
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>