Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy Julianto Effendi
"ABSTRAK
PT. VWX merupakan perusahaan energi intemasional yang melakukan strategi bisnis
merger dan akuisisi. Tujuannya utamanya adalah mempertahankan kesinambungan
opemsional perusahaan. Merger merupakan suam usaha di mana dua perusahaan
bersepakat untuk melebur menjadi satu entitas sehingga menjadi suatu badan yang
lebih besar dan diharapkan nantinya akan menjadi lebih kompetitif dan efelctif Serta
efisien dibandingkan perusahaan lainnya yang sejenis. Akuisisi merupakan
pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaaan lainnya di mana Iazimnya
proses tersebut dilakukan oleh perusahaan yang lebih besar terutama dalam segi
modal yang dimilikinya
Banyak permasalahan yang akan timbul ketilca suatu organisasi melakukan merger
dan akuisisi, terutama pada saat periode transisi di mana biasanya walctu yang
diperlukan agar tercapai kondisi yang stabil dapat mencapai 2 - 4 tahun. Salah satu
permasalahan yang dihadapi adalah berkenaan dengan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia (SDM) dalarn organisasi aiau sering disebut sebagai pekerja
ataupun pegawai merupakan salah satu aset yang bemilai bagi perusahaan. SDM
merupakan aset yang paling unik sehingga tidaklah mudah untuk mengelola pegawai
di mana masing-masing individu memiliki aspirasi dan keinginan yang bermacam-
macam dan berbeda satu sama Iain. Penulis berusaha mengulas mengenai bagaimana
perencanaan harmonisasi terhadap kebiiakan remunerasi oleh pemsahaan merger
dan akuisisi dengan prlnsip tetap mempertahankan motivasi pegawainya.
Dalam merancang sistem harmonisasi remunerasi, ada beberapa tahapan perencanaan
yang harus dilakukan. Langkah awal sebelum memulai perencanaan adalah dengan
Tujuannya adalah agar dapat merancang program-program remunerasi yang
mengarahkan pelilaku pegawai sehingga dapat menguntungkan baik bagi
pegawai maupun perusahaan. Dalam memahami perilaku tersebut., taori yang
digunakan adalah tentang motivasi. Di mana teori ini diharapkan dapat
mernberikan infonnasi tentang bagaimana mengembangkan masing-masing
bagian motivasi dan bagaimana mengevaluasi hasil dari masing-rnasing bagian
proses tersebut.
Beberapa alternalif perlu dibuat dan dikaji secara seksama dalam menentukan
pendekatan yang akan diambil dalam perumusan hannonisasi kebijakan
remunerasi tersebut. Diantara alternatif yang ada adalah: pertama, total kebijakan
remunerasi mengacu kepada salah satu kebijakan perusahaan dari kedua
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Alternatif ini mempakan
pendekatan yang sederhana dan mudah prosesnya sehingga waktu yang
diperlukan relatif singkat.
Altematif kedua merupakan total kebijakan nemunerasi berdasarkan kepada
kebijakan yang sudah ada dan prinsip yang paling menguntungkan bagi pegawai.
Kebijakan ini juga sering dikenal sebagai ”cherry picking? Yakni memilih
kebijakan-kebijakan yang terbaik diantara kedua legacy yang ada sehingga konsep
”apapun yang lebih tinggi” (which ever is higher) adalah yang dipilih. Bila
kebijakan ini dilaksanakan tentunya akan membuat setjap pegawai senang namun
pada sisi lainuya ada hal yang perlu diperhatikan terutama biaya yang timbul
akan luar biasa.
Altematif ketiga adalah kebijakan remunerasi diharmonisasikan secara bertahap
dengan berusaha mendekatkan “gap” antara kebijakan remlmerasi yang sejenis
dengan memfokuskan pada harmonisasi nilai nominal antara satu dengan yang
lainnya. Dalam altematif ini ada kemungkinan kelompok tertentu akan
mendapatkan tambahan ataupun mengalarni pengurangan baik dari segi nominal
maupun dari segi program yang diterima. Namun prinsip yang digunakan dalam
kebijakan ini adalah tidak terjadinya penurunan total remunerasi yang diterima
pegawai. Alternatif ini jika diimplementasikan tidaklah mudah dan memerlukan
waktu yang panjang serta harus melakukan komunjkasi secara intens kepada
pegawai unluk memberikan pemahaman-pemahaman atas perubahan yang teljadi.
Berdasarkan altematif yang ada, penulis juga berusaha memberikan rekomendasi
yang terbajk dalam pelaksanaan hanznonisasi tersebut. Dalam perumusan
harmonisasi remunerasi ini tidak lepas dari survei data pasar dan best practice
yang dilakukan oleh perusahaan atau indusiri lain dengan mengkonsolidasikan
dengan kondisi intern organisasi; peraturan-peratunan dari pemezintah tentang
ketenagakenjaan agar kelak nanli tidak akan timbul masalah-masalah yang bersifat
hukum perdata; peraturan-peraturan dari korporat agar pada setiap bisnis unit
yang ada secara global akan konsisten dan seragam dalam
mengimplementasikannya; dan pertlmbangan-pertimbangan lainnya seperti
kemudahan administrative. Serta keinginan untuk menghilangkan budaya superior
masing-masing legacy.
Diharapkan dengan adanya kebijakan yang murni barn akan menghilangkan
perbedaan dan menciptakan kondisi kexja yang lebih kondusif serta memotivasi
pegawai dalam berkarya sesuai dengan fllosofi remlmerasi perusahaan yakni
rnemiliki sistem remunerasi yang menarik (atrractive) sehingga dapat merekrut
pegawai dari pasar; dapat mempertahankan (retain) pegawai yang bagus dalam
organisasi dengan demikian tidak akan meninggalkan perusahaan serta dapat
memotivasi (motivate) pegawainya
Dalam penulisan ini juga akan diberikan gambaran tahapan-tahapan yang hams
ditempuh dalarn merumuskan pelaksanaan remunerasi yang tepat. Selain itu juga
ada beberapa rekomendasi berkenaan dengan slrategi komunikasi kepada seluruh
pegawai.;"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Julianto Effendi
"PT. VWX merupakan perusahaan energi intemasional yang melakukan strategi bisnis merger dan akuisisi. Tujuannya utamanya adalah mempertahankan kesinambungan opcmsional pemsahaan. Merger merupakan suatu usaha di mana dua perusahaan bersepakat untuk melebau' menjadi sam entitas sehingga menjadi suatu badan yang lebih bcsar dan diharapkan nantinya akan menjadi lebih kompetitif dan efcktif scna eiisien dibandingkan perusahaan lainnya yang sejenis. Akuisisi merupakan pengambilalihan suatu pemsahaan oleh perusahaaan Iainnya di mana lazimnya proses tersebut dilakukan oleh perusahaan yang lebih besar temtama dalam segi modal yang dimilikinya.
Banyak permasalahan yang akan timbul ketika suatu organisasi meiakukan merger dan akuisisi, terutama pada saat periode transisi di mana biasanya waktu yang diperlukan agar tercapai kondisi yang stabil dapat mencapai 2 - 4 lahun. Salah Satu permasalahan yang dihadapi adalah berkenaan dengan sumbcr daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi alau sering disebut sebagai pekerja ataupun pegawai mempakan salah sam aset yang bemilai bagi perusahaan. SDM mempakan aset yang paling unik sehingga tidaklah mudah untuk mengelola pegawai di mana masing-masing individu memiliki aspirasi dan keinginan yang bermacam-macam dan berbeda satu sama Iain. Penulis berusaha mengulas mcngenai bagaimana percncanaan harmonisasi terhadap kebijakan wmunerasi oleh perusahaan merger dan akuisisi dengan prinsip temp mempertahankan motivasi pegawainya.
Dalam merancang sistem harmonisasi nemunerasi, ada beberapa tahapan penencanaan yang harus dilakukan. Langkah awal scbeium mcmulai pcrcncanaan adalah dengan Tujuannya adaiah agar dapat rnerancang program-program rcmunerasi yang mengarahkan perilaku pegawaj schingga dapat menguntungkan baik bagi pcgawai maupun perusahaan. Dalam memahami perilaku tersebut, teori yang digunakan adalah tentang motivasi. Di mana teori ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana mengembangkan masing-masing bagian motivasi dan bagaimana mengevaluasi hasil dari masing-masing bagian proses tersebut.
Beberapa altrnatif perlu dibuat dan dikaji secara seksama dalam mcncntukan pendekatan yang akan diambil dalam perumusan hannonisasi kebijakan remunerasi tcrscbut. Diantara altematif yang ada adalah: pertama, total kebijakan remunerasi mengacu kepada salah satu kebijakan pelusahaan dari kedua pemsahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Alternatif ini rnerupakan pendekatan yang sederhana dan mudah prosesnya sehingga waktu yang diperlukan relatif siugkat.
Alternatif kedua merupakan total kebijakan renmnerasi bemdasarkan kepada kebnakan yang sudah ada dan prinsip yang paling menguntungkan bagi pegawai. Kebijakan ini juga sering dikenal sebagai "cherry picking". Yakni memilih kcbijakan-kebijakan yang terbaik diantara kedua legacy yang ada sehingga konsep ?apapun yang lebih tinggi? (which ever is higher) adalah yang dipilih. Bila kebijakan ini dilaksanakan tentunya akan membuat setiap pegawai senang namun pada sisi Iainnya ada hal yang perlu diperhatikan terutama biaya yang timbul akan Iuar biasa.
Alternatif ketiga adalah kehijakan remunerasi diharmonisasikan secara bcrtahap dengan berusaha mendekatkan "gap" antara kebijakan remunerasi yang sejenis dcngan mcmfokuskan pada harmonisasi nilai nominal antara sam dengan yang lainnya_ Dalam altematif ini ada kemungkinan kelompok tertentu akan mendapatkan tambahan ataupun mengalami pengurangan baik dan segi nominal maupun dari segi program yang diterima. Namun plinsip yang digunakan dalam kebijakan ini adalah tidak te1jadinya penurunan total rcmuncrasi yang diterima pegawai. Altematif ini jika diimplcmentasikan tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang panjang serta hams melakukan komunikasi secara intens kepada pegawai untuk memberikan pemahaman-pcmahaman atas perubahan yang teljadi.
Berdasarkan alternatif yang ada, penulis juga benxsaha memberikan rekomendasi yang terbaik dalam pelaksanaan harmonisasi tersebut. Dalam perumusan harmonisasi remuncrasi ini tidak lepas dari survei data pasar dan best practice yang dilakukan oleh perusahaan atau industri lain dengan mengkonsolidasikan dengan kondisi intem organisasi; pcratumn-pemtman dari pemerinlah tentang ketenagakenjaan agar kelak nanti tidak akan limbul masalah-masalah yang bersifat hukum perdata; pcraturan-peraturan dari korporat agar pada setiap bisnis unit yang ada secara global akan konsisten dan scragam dalam mengimplementasikannya; dan pcrtimbangan-pertimbangan lainnya seperti kemudahan adn1inistratif serta keinginan untuk menghilangkan budaya superior masing-masing legacy.
Diharapkan dengan adanya kebijakan yang murni bam akan menghilangkan perbedaan dan menciptakan kondisi ke1ja yang lebih kondusif serta memotivasi pegawai dalam berkarya sesuai dcngan filosofi remunerasi perusahaan yakni memiliki sistem rcmunerasi yang menarik (attractive) schingga dapat merekrut pegawai dari pasar; dapat mempertahankan (retain) pegawai yang bagus dalam organisasi dengan demikian tidak akan meninggalkan pemsahaan serta dapat mcmotivasi (motivate) pegawainya. Dalam penulisan ini juga akan diberikan gambaran tahapan-tahapan yang harus ditempuh dalam merumuskan pelaksanaan remuncrasi yang tepat. Selain itu juga ada beberapa rekomendasi berkenaan dengan stmtegi komunikasi kepada seluruh pegawai."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T34188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Rizal Riyadi
"Merger dan Akuisisi (M&A) merupakan salah satu strategi pertumbuhan eksternal yang banyak diminati, tak kecuali pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. M&A terjadi antara lain karena dorongan ingin memaksimalisasi nilai perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Teori maksimalisasi nilai menjelaskan bahwa akuisisi terjadi berlandaskan motivasi untuk memperoleh kekuatan pasar, ekonomi skala, jaminan kerjasama dan diversifikasi resiko keuangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat penciptaan nilai perusahaan, dimana nilai yang dimaksud dalam artian apakah ada atau tidak abnormal return disekitar pengumuman rencana M&A dan ada tidaknya transfer kapabilitas -melihat skor kebangkrutan- yaitu adanya transfer kemampuan menjalankan fungsi-fungsi pokok manajemen yang dapat mengurangi resiko keuangan atau kebangkrutan.
Penelitian yang mengambil sampel perusahaan go publik pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 11 perusahaan utama -yang melakukan merger dan akuisisi- serta 53 perusahaan kontrol, memberikan hasil bahwa tidak ada peningkatan skor kebangkrutan, malah sebaliknya yaitu menurunnya skor rata rata perusahaan pengakuisisi yang berarti tidak terdapat penciptaan nilai setelah melakukan M&A. Menurunnya skor ini diakibatkan menurunnya profitabilitas, efektivitas penggunaan aset dan meningkatnya hutang rata-rata perusahaan yang melakukan M&A. Hal yang sama terjadi pada rata-rata perusahaan kontrol.
Meskipun ada respon pasar terhadap informasi rencana M&A dan terjadi imbal hasil positif pada hari 0 - unnanouncentment date- namun bukanlah hasil yang cukup signifikan, sehingga dapat dikatakan M&A tidak meningkatkan kekayaan pemegang saham perusahaan pengakusisi sekitar tanggal pengumuman rencana M&A. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bengtsson, Ann McDonagh
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1994
658.16 Ben m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Marini Octinova
"Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi terhadap kmerja perusahaan dan perubahan beta dengan perbandingan 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah merger dan akuisisi. Konsep yang diterapkan dalarn penelitian mi adalah metodologi event study. Penelitian mi menggunakan 5 sampel perusahaan publik yang melakukan kegiatan merger dan akuisisi dalain periode waktu tahun 2000 hingga 2001. Berdasarkan metodologi event study, data-data yang diperlukan meliputi: tanggal kejadian, tanggal listing, data IHSI masing-masmg saham sampel, data IHSG dan laporan keuangan. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan diantaranya: current ratio, quick ratio, times interest earned ratio, debt to total asset ratio, receivable turnover, inventory turnover, asset turnover, profit margin, return on asset, return on equity, earning per share. Untuk hipotesa penelitian rasio mi digunakan uji t, wilcoxon sign test dan manova. Tes dengan menggunakan uji wilcoxon ditemukan 3 rasio yang secara signifikan berbeda setelah 5 tahun melakukan merger dan akuisisi, yaitu: receivable turnover, asset turnover, earning per share. Rasio keuangan mi menjadi semakin baik setelah merger dan akuisisi. Sedangkan hasil dari uji t dan manova secara serentak menunjukkan bahwa secara signifikan tidak terdapat perbedaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa merger dan akuisisi tidak memberikan sinergi kepada perusahaan. Untuk menghitung beta menggunakan dua metode perhitungan: (1) market model, (2) weighted average beta. Hasilnya tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

This research aims to examine the effect of merger and acquisition on firms' performance and change of beta with comparison five year before and five year after merger and acquisition. Concept which applied in this research is methodologies of event study. Sample of this research consists of five company public doing activity of merger and acquisition in period of year time 2000 until 2001. Pursuant to methodologies of event study, needed datas cover: date of occurrence, date of listing, data of IHSI the each share of sampel, data of IHSG, and financial statement. Performance company measured by using financial ratio among others: current ratio, quick ratio, times interest earned ratio, debt to total asset ratio, receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, asset turnover ratio, profit margin ratio, return on asset ratio, return on equity ratio, earning per share ratio. For hypothesis research this ratio is used wilcoxon sign test and manova. Wilcoxon sign test shows that receivable turnover, asset turnover and earning per share at 5 years before and 5 years after merger and acquisition are significantly different. These financial ratio getting better after merger and acquisition. The results from t - test and manova test shows that financial ratios simultaneously indifference between before and after merger and acquisition. These results indicated that merger and acquisition does not provide synergy for the finns. To calculate beta use two methods into: (1) market model method; (2) weighted average beta method. The results shows that beta simultaneously indifference between before and after merger and acquisition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23079
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Mentari Putri
"Kondisi bisnis yang semakin maju dan kompetitif menuntut perusahaan untuk dapat menerapkan strategi-strategi yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu alternatif yang dipilih oleh beberapa perusahaan adalah melakukan penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi dengan perusahaan lain. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan, namun hasil yang diperoleh tidak selalu konsisten. Beberapa peneliti menemukan pengaruh positif, namun peneliti lain menemukan pengaruh negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui apakah rasio keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi mengalami perbedaan atau tidak. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 2000-2002. Dengan teknik purposive sampling, diperoleh 6 perusahaan sebagai sampel penelitian. Untuk memfokuskan permasalahan, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja ekonomis perusahaan manufaktur.
Rasio keuangan yang diteliti yaitu rasio keuangan triwulanan yaitu triwulan pertama sampai dengan triwulan keempat sebelum dan setelah merger dan akuisisi dilakukan. Dalam penelitian ini, kinerja perusahaan diukur dengan variabel-variabel rasio keuangan. Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa sebagian besar rasio keuangan sesudah merger dan akuisisi tidak mengalami perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya merger dan akuisisi. Hasil analisis triwulan pertama sampai dengan triwulan keempat menunjukkan terdapat perbedaan kinerja saham yang tidak signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi. Perbedaan signifikan hanya terlihat pada Price to Book Ratio (PBV) dan Return On Investment (ROI) yang mengalami peningkatan signifikan. Meskipun ada peningkatan, tetapi peningkatan tersebut tidak tidak cukup kuat untuk menyatakan bahwa kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio ini menjadi lebih baik dari sebelum merger dan akuisisi.
Dari hasil analisis tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa merger dan akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan. Sinergi yang diharapkan belum terwujud sampai dengan akhir triwulan keempat. Hal ini mungkin dikarenakan lemahnya strategi, tidak adanya pengalaman merger dan akuisisi, kurangnya pengetahuan mengenai industri atau perusahaan target, dan adanya faktor non ekonomis lain. Faktor non ekonomis tersebut adalah motivasi untuk menyelamatkan perusahaan dari kehancuran dan faktor motivasi dan jajaran manajerial untuk mendapatkan keuntungan individual.

Business condition which progressively go forward and competitive claim company to can apply strategy supporting the continuity of company life of a period to the next. One of alternative selected by some company is conduct business combination in the form of merger and acquisition with other; dissimilar company. Some researches have been conducted to know influence merger and acquisition to company performance, but the result obtained does not be consistent always. Some researcher found positive influence, but the other researcher found negative influence.
This research is to analyze decision merger and acquisition influence to company performance, which implied with finance ratio. Research intended to know whether ratio of company's finance after merger and acquisition experience of difference or not. Population in this research is company doing merger and acquisition between year 2000-2002. With technique purposive sampling, obtained 6 companies as sample research. To focused problems, in this research only limited influence merger and acquisition to economic performance of manufacturing business.
Ratio of Finance checked by that is ratio of quarterly finance that is quarterly first up to fourth quarterly before and after merger and acquisition done. In this research, performance of company measured with variable of finance ratio. By using test of Wilcoxon Signed Rank Test with level of significance 5% indicating that most ratios of finance hereafter merger and acquisition do not experience of difference which significant compared to before doing of merger and acquisition. Result of analysis quarterly first up to fourth to quarterly show there are difference of performance of share which do not significant before and hereafter doing of merger and acquisition. Difference of Significant is only seen at Price to Book Ratio (PBV) and Return On Investment (ROI) experiencing of improvement significant. Though there is improvement, but the improvement is not be strong insufficient to express that performance of company which show with this ratio become is better the than before merger and acquisition.
From result of the analysis inferential in general that merger and acquisition do not have an effect on by significant at performance of company which show with finance ratio. Synergy expected not yet been existed up to fourth final quarterly. This matter possible because of its weakness is strategy, inexistence of experience of merger and acquisition, lack of knowledge hit industry or goals company, and existence of factor is non economic dissimilar. Factor of none the economic is motivation to save company from ruination and factor motivate from managerial to get individual advantage.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Landung Cahyono
"Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dampak atau pengaruh tindakan merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi terhadap abnormal return saham. Konsep yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metodologi event study dan efficient market hypothesis.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan publik yang sahainnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang melakukan kegiatan merger dan akuisisi dalam periode waktu tahun 2001 hingga 2005. Berdasarkan rnetodologi event study, data-data yang diperlukan meliputi: tanggal kejadian, data IHSI masing-masing saham sampel, dan data IHSG.
Tanggal kejadian yang diamati sebagai titik acuan dalam penelitian ini adalah (1) tanggal pengumuman pertama atas rencana merger dan akuisisi yang akan dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi dan (2) tanggal efektifnya merger dan akuisisi. Untuk menguji dampak dua kejadian tersebut terhadap imbal hall (return) saham perusahaan pengakuisisi, dilakukan beberapa uji signifikansi. Pengujian tersebut didasarkan pada tiga hipotesis. Pertama, pengumuman dan efektifnya tindakan merger dan akuisisi memberikan abnormal return bagi pemegang saham. Kedua, pengumuman serta efektifnya tindakan merger dan akuisisi memberikan cummulative abnormal return bagi pemegang saham. Ketiga, terdapat abnormal return sesudah pengumuman ataupun efektifnya. tindakan merger dan akuisisi lebih besar daripada abnormal return sebelum pengumuman ataupun efektifnya merger dan akuisisi.
Dengan menggunakan level signifikansi 5%, hasil uji menunjukkan bahwa di sekitar tanggal pengumuman dalam periode [-10, 10] tidak terdapat abnormal return yang signifikan bagi pemegang saham perusahaan pengakuisisi. Hal ini berarti bahwa hipotesis bahwa pengumuman dan efektifnya tindakan merger dan akuisisi memberikan abnormal return bagi pemegang saham tidak dapat ditolak.
Hasil serupa juga terjadi pada hipotesis kedua. Hipotesis bahwa pengumuman tindakan merger dan akuisisi memberikan cummulative abnormal return di sekitar tanggal pengumuman bagi pemegang saham tidak dapat dipenuhi secara statistik. Kesimpulan ini diperoieh dengan level signifikansi 5%.
Hasil pengujian juga memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman tindakan merger dan akuisisi pada level signifikansi 5%.
Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa tindakan merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi tidak memberikan sinergi dan value bagi pemegang sahamnya. Ini berarti bahwa dalam periode yang pendek, harapan investor untuk memperoleh abnormal return dari suatu kegiatan merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi tidak dapat dipenuhi.
Bagi perusahaan pengakuisisi, disarankan untuk melakukan merger dan akuisisi tidak hanya sekedar dilandasi untuk memberikan peningkatan abnormal return bagi pemegang sahamnya. Sebaiknya, merger dan akuisisi lebih diarahkan pada motif-motif lain.
Perlu dicatat bahwa kesimpulan tersebut diperoleh melalui analisis dengan periode yang pendek, menggunakan sampel saham yang kurang aktif diperdagangkan, dan mengabaikan faktor confounding effect, serta menggunakan data dari bursa dengan efisiensi pasar yang mungkin masih rendah. Oleh karenanya, pada penelitian selanjutnya, hal-hal tersebut perlu menjadi perhatian.

The purpose of this research is to analyze the impact of merger and acquisition activity, which the acquirer firms do, to the abnormal return of their stocks. The concepts, which are applied in this research, are event study methodology and efficient market hypothesis.
This research uses sample, which consists of some public companies listed in Jakarta Stock Exchange (13EI). They have done merger and acquisition activities in the period of 2001 until 2005. Based on event study methodology, the required data consist of event date, IHSI data of individual sample stock, and IHSG data.
Event dates observed in this research are (1) first time-announcement date of merger-and acquisition planning that the acquirer firms will do, and (2) effective date of merger and acquisition. To test the impact of the events to the acquirer firms' abnormal returns, several significance tests will be held. The test is designed based on three hypotheses. First, the announcement and effectiveness of merger and acquisition activity result in abnormal return for shareholders. Second, the announcement and effectiveness of merger and acquisition activity result in cumulative abnormal return for shareholders. Third, abnormal return resulted after the announcement and effectiveness of merger and acquisition, higher than that resulted before.
Using significance level of 5%, the result is that in the period [-10, 10], there are no significance abnormal returns for the acquirer firms' shareholders. It means that the hypothesis, which states that the announcement and effectiveness of merger and acquisition result in abnormal return for shareholders, cannot be rejected.
The similar result is given by the significance test for the second hypothesis. Hypothesis, which states that the announcement and effectiveness of merger and acquisition result in cumulative abnormal return for shareholders, cannot be rejected statistically. This conclusion is come up with significance level of 5%.
The test also results in a conclusion that there is no significant difference between before and after the announcement and effectiveness of merger and acquisition activities at significance level of 5%.
As a whole, this research comes up with conclusion that merger and acquisition activities, which the acquirer firms do, do not give synergy and increase value for shareholders. It means that, in the sort period, the investors' expectation to gain abnormal return from merger and acquisition activities, which the acquirer firms do, cannot be realized.
For acquirer firm, it is suggested that the merger and acquisition had better not be only motivated to raise abnormal return for shareholders. The acquirer firm had better take merger and acquisition actions because of other motives.
It must be noted that this conclusions are resulted from a short period analysis, which uses sample stocks that are not actively traded, ignores confounding effect, and uses data from stock market, which may not be efficient enough. In the next researches, all points above should be a focus of intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Prakarsa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Aqmarina
"Penelitian ini menguji apakah perusahaan pengakuisisi yang bersifat publik di Indonesia menggunakan asumsi trade-off theory dengan memiliki target leverage dan melakukan penyesuaian leverage ke level optimum. Metode pendekatan dalam analisis menggunakan peristiwa Merger dan Akuisisi (M&A). Sampel penelitian meliputi data perusahaan publik nonkeuangan di Indonesia periode tahun 2000 hingga 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa M&A memicu perubahan pada rasio leverage perusahaan, tetapi sebagian besar perusahaan pengakuisisi di Indonesia tidak memiliki target leverage setelah melakukan pengumuman M&A. Hanya sekitar 16% dari perusahaan sampel yang memiliki leverage meningkat setahun sebelum M&A dan 23% dari perusahaan sampel yang memiliki leverage menurun setahun sebelum M&A yang melakukan penyesuaian leverage ke level optimum secara konsisten dalam dua tahun setelah M&A. Penyesuaian leverage ke titik optimum juga tidak menunjukkan kecepatan yang signifikan. Transaksi M&A tidak berpengaruh secara efektif dalam membantu perusahaan publik Indonesia untuk mencapai target leverage. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini tidak membuktikan bahwa perusahaan publik di Indonesia mendukung asumsi trade-off theory ketika melakukan M&A.

This study examines whether public acquiring firms in Indonesia follow trade-off theory by having leverage targets and performing leverage adjustments to the optimum level. The approach used in this study is Merger and Acquisitions (M&As). The data sample includes financial data of publicly traded non-financial firms in Indonesia between 2000 and 2019. The results show that M&A events trigger changes in firms leverage ratios, but majority of Indonesian acquiring firms do not have leverage targets after M&A announcements. There are only about 16% of sample firms with increasing leverage in a year before M&A and about 23% of sample firms with decreasing leverage in a year before M&A that continuously perform leverage adjustments to optimum levels within two years after M&A. Leverage adjustments to optimum levels also do not occur at significant speeds. M&A transactions do not effectively affect Indonesian public firms in reaching leverage targets. Hence the results do not show that public firms in Indonesia is in line with the notion under trade-off theory when conducting M&As.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysia Gita Puspa Diorika
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar saham China dengan adanya pengumuman merger dan akuisisi lintas negara dari perusahaan. Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2012 ndash; 2016. Dengan menggunakan metode event study serta menggunakan teori signal dan institution based-view, reaksi pasar dilihat dari nilai rata-rata cumulative abnormal returns (CAR) yang diterima pemegang saham dari tiap perusahaan sampel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada nilai positif yang diterima oleh pemegang saham perusahaan asal China yang melakukan merger dan akuisisi lintas negara.

The purpose of this research is to know how the Chinese market reacts to the cross border merger and acquisitions announcement. This research is using data from 2012 ndash 2016. By using event study as methodology, and combining signalling theory and institution based view as supporting theory, reactions of Chinese market is seen from CAR value received by investors. The findings of this research indicate significant positive value for Chinese firm shareholders.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>