Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nirmala Ika Kusumaningrum
"Tes House-Tree-Person (HTP) pertama kali dikembangkan oleh John N. Buck dengan pemikiran bahwa gambar rumah dan pohon - sama seperti gambar orang - dapat diasosiasikan dengan aspek-aspek yang relevan dengan diri seseorang. Gambar rumah, pohon dan orang dipilih karena merupakan objek yang familiar, dapat diterima untuk digambar sebab ketiga objek bersifat netral, dan menghasilkan jumlah asosiasi yang lebih banyak.
Umumnya, HTP digunakan untuk melihat hubungan seseorang dengan orang tua mereka. Namun melihat kenyataan pada umumnya klien-klien pada klinis dewasa adalah orang orang yang memasuki tahap dewasa muda hingga dewasa akhir dimana sedikit banyak sudah melepaskan diri dari orang tua mereka maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai apakah tes HTP masih mengukur hubungan seseorang dengan orangtuanya pada klien dewasa muda yang sudah bekerja dan tidak tinggal bersama orang tua mereka.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua alat tes yaitu tes HTP itu sendiri dan sebuah kuesioner untuk melihat hubungan orang tuanya yang dibuat berdasarkan tes Sack's Sentence Completion Test."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia
"Anak-anak retardasi mental ringan memiliki kesulitan dalam hubungan interpersonal, khususnya berkomunikasi secara verbal (Nelson & Israel.,1997). Walaupun demikian, anak-anak ini tetap dapat merasakan sikap dan perlakuan oranglua terhadap mereka. Dari beberapa laporan kasus anak retardasi mental ringan yang datang ke Fakultas Psikologi UI (antara tahun 1998-2002) dan dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di sekolah-sekolah luar biasa, terlihat bahwa anak-anak retardasi mental ringan ini akan berespon tertentu sesuai dengan perlakuan orangtua terhadap mereka. Maka dari itu setiap orangtua diharapkan dapat menerima dan memperlakukan anak-anak yang sudah didiagnosa retardasi mental ringan, dengan baik dan penuh tanggung jawab. Namun adakalanya orangtua menunjukkan penolakan dan menarik diri dari tugas merawat anaknya tersebut (Bigner, 1994).
Dengan beragamnya reaksi orangtna terhadap anaknya yang bermasalah dan melihat pentingnya pengaruh orangtua terhadap anak dengan kebutuhan khusus, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang hubungan antara orangtua dan anak retardasi mental ringan, khususnya dari sudut pandang anak. Salah satu media yang dapat melihat hubungan orangtua dan anak, sekaligus mudah bagi anak dengan kapasitas intelektual yang berada di bawah rata-rata, adalah tes House-Tree-Person. Di sini anak diminta untuk menggambar sebuah rumah, sebuah pohon, dan seorang manusia pada selembar kertas. Secara umum, tes HTP dapat diinterpretasikan sebagai refleksi baik sikap maupun perasaan-perasaan yang ditujukan pada dirinya dan lingkungannya. Rumah merefleksikan hubungannya dengan ibu, pohon merefleksikan perasaan terhadap ayah, dan orang merefleksikan perasaan terhadap dirinya. Untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai hubungan orangtua dan anak pada tes HTP, akan difokuskan pada interpretasi gambar HTP secara terpisah (masing-masing elemen) dan melihat hubungan tiga elemen, yakni rumah, pohon, dan orang (Marnat, 1999). Sebagai bahan pembanding, peneliti juga tetap akan melampirkan hasil anamnesa dengan orangtua, untuk melihat bagaimana pandangan orangtua terhadap hubungannya dengan anak-anaknya.
Setelah dilakukan analisis terhadap data sekunder yang diperoleh dari Bagian Klinis Anak Fakultas Psikologi Universitas Indonesia., diperoleh hasil yakni dalam memandang hubungannya dengan orangtua., tiga subyek merasakan kebutuhan akan kedekatan dengan figur ibu daripada ayah dan hanya satu subyek yang merasakan kebutuhan akan kedekatan dengan figur ayah daripada dengan ibu. Walaupun demikian, keempat subyek merasakan pentingnya kehadiran seorang ibu bagi mereka. Sedangkan dalam hal dominasi, ada dua subyek yang merasakan bahwa figur ibu lebih dominan daripada ayah dan dua subyek laiunya merasa dominasi kedua orangtua sama besarnya.
Sebagai bahan pembanding, dari anamnesa dengan orangtua, terlihat bahwa orangtua dari keempat subyek, kecuali ayah dari subyek 3, menolak kondisi anak mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung ditunjukkan dengan sikap menarik diri dan tidak terlibat dalam pengasuhan anak, sedangkan sccara tidak langsung ditunjukkan dengan sikap tetap mengasuh anak namun dengan aturan yang keras dan disertai dengan hukuman fisik.
Peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dan harus diteliti secara lebih mendalam, mengingat adanya keterbatasan jumlah subyek penelitian, pengadminsrasian tes HTP yang tidak dilakukan langsung oleh peneliti, perbedaan pemahaman / persepsi antara peneliti dengan pemeriksa sebelumnya, dan keterbatasan peneliti dalam mengungkapkan aspek-aspek penting dari tes HTP. Maka dari itu perlu diadakan penelitian lanjutan dengan memperluas jumlah subyek dan jika memungkinkan dilakukan penelitian dengan menggunakan data primer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ciptanti Parsaulina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tes HTP pada anak kembar identik yang mengalami hambatan dalam membina relasi sosial. Seperti diketahui, masa kanak-kanak madya (usia 6-1 l tahun) sering disebut sebagai masa sekolah. Salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh anak usia sekolah, adalah membina relasi dengan teman sebaya. Untuk dapat diterima oleh teman sebaya, anak diharapkan memahami respon-respon yang dianggap sesuai dengan norma kelompok. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang dapat diterima oleh kelompok adalah yang dapat menghargai anak lain dan tidak agresif. Pada masa sekolah, tampaknya peran orangtua bagi anak sangat penting sebagai model untuk bertingkah laku. Terutama pada anak kembar identik, yaitu yang berasal dari satu telur biasanya mengembangkan hubungan yang saling tergantung dengan saudara kembamya atau dengan orang terdekat seperti ibu.
Hubungan sosial pada anak kembar dengan lingkungannya tampak menjadi sulit terbentuk karena ketergantungan tersebut. Hal ini mulai berbeda ketika anak beranjak besar. Klien anak kembar identik yang datang ke KBA Fakultas Psikologl UI, hampir seluruhnya memiliki keluhan akan kesulitan dalam berteman. Anak-anak ini menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan di sekolah seperti mengamuk, memukul, dan mengatai teman. Selain itu orangtua mengeluhkan sil-cap anak yang sulit untuk langsung bergaul dengan teman-temannya. Melalui metode proyeksi, dalam hal ini tes HTP, anak diharapkan dapat bercerita mengenai gambaran konflik, kebutuhan dan perasaan yang dirasakan oleh anak tentang dirinya, yang berhubungan dengan keberadaannya di lingkungan terdekat.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder sebanyak 3 pasang klien anak kembar yang datang ke KBA Fakultas Psikologi U1 antara tahun 200-2001 (2 pasang laki-laki dan 1 pasang perempuan). Analisis kualitatif dari hasil tes HTF, interpretasi tes, dan anamnesa menunjukkan bahwa anak kembar identik memiliki konflik, kebutuhan dan perasaan yang berbeda pada tiap anak. Respon ngin dekat dengan ayah, ingin dilindungi oleh ayah, ingin dekat pada ibu dan ayah tarnpak muncul pada beberapa subyek. Hampir semua subyek memiliki perasan tidak aman dan merasa cemas pada diri sendiri, beberapa ada yang merasa ibu sebagai figur yang penuh aturan. Selain itu, karakteristik gambar tes HTP pada anak kembar identik yang mengalami hambatan dalam membina relasi sosial adalah letak gambar yang rata-rata berada di sebelah kiri dan bagian bawah kertas, detil gambar rumah dengan peniadaan pintu, jendela, dan jalan setapak serta bentuk stick figure dari orang, tanpa ciri wajah, dan letak gambar yang berada di dalam rumah. Hal di atas mengindikasikan adanya kesulitan untuk membuka diri dan menampilkan diri di hadapan orang lain. Selain hal tersebut, diperoleh pula gambar rumah yang cenderung besar dan letak gambar orang dengan gambar rumah menggambarkan figur ibu yang dominan dan adanya ketergantungan anak pada ibu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Farida Tantiani
"Oppositional Defiant Disorder (ODD) digambarkan sebagai perilaku anak yang melawan permintaan, arahan, serta larangan orang dewasa (Wenar, 1994). Pola perilaku ini berlangsung terus menerus (minimal 6 bulan) dan berlangsung pada taraf yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan taraf perkembangan anak. (APA, 2000). Manifestasi dari gangguan ini lebih terlihat dalam lingkungan rumah atau sekolah. Karakteristik ODD biasanya tampak pada interaksi antara anak dan orang dewasa, terutama orangtuanya, atau teman-teman yang mereka kenal dengan baik. Ibu anak ODD digambarkan sebagai ibu yang terlalu memiliki kontrol dan agresif sedangkan ayah digambarkan sebagai seseorang yang pasif dan tidak memiliki hubungan emosional yang dekat. Penelitian-pcnelitian obyektif juga menunjukkan bahwa ibu-ibu ini lebih negatif dan penuh kritik terhadap sang anak dibandingkan dengan ibu anak-anak normal. Mereka juga menampilkan perilaku yang lebih mengancam, marah serta penuntut.
House-Tree-Person test (I-ITP) adalah tes proyeksi dengan teknik menggambar yang merupakan refleksi individu akan sikap atau perasaannya terhadap orang yang signiiikan dalam hidupnya; atau perasaan yang ditujukan terhadap dirinya. Pada HTP, individu diminta untuk menggambar rumah, pohon dan orang. Untuk beberapa individu, gambar rumah merefleksikan hubungan mereka dengan ibu, gambar pohon merefleksikan perasaan mereka terhadap ayah, dan gambar orang merefieksikan perasaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Posisi gambar orang menggambarkan kedekatan individu tersebut dengan Salah satu orangtuanya seclangkan ukuran tiap gambar juga menunjukkan dominasi masing-masing tokoh (ayah, ibu, atau individu sendiri) (Marnat, 1934).
Diharapkan dengan menganalisis hasil gambar HTP anak-anak yang didiagnosis ODD dapat diketahui gambaran mengenai hubungan antam orangtua dan anak ODD. Hal ilu mengingat perilaku oposisional berhubungan dengan orang-orang yang signitikan dalam kehidupan anak, terutama Orangtua. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan kualitatif, yaitu menggunakan data yang sudah tersedia di Klinik Bimbingan Anak F. Psi UI. Subjek penelitian ini berjumlah 5 orang yang didiagnosis ODD dan berusia antara 6-11 tahun.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalarn memandang hubungannya dengan orangtua, empat subjek merasa lebih dekat dengan ibu sedangkan satu subjek lainnya merasa lebih dekat dengan ayah. Selain itu, empat subjek memsa bahwa ibu kurang berkomunikasi dan kurang membuka diri sedangkan satu subjek merasa bahwa ibu mau membuka komunikasi walaupun banyak aturan yang diterapkan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Kelemahan dari data sekunder adalah adrninistrasi tes HTP tidak diketahui dengau jelas sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti proses pengarnbilan tes. Untuk lebih memperkaya pengetahuan mengenai penggunaan tes HTP dan masalah ODD, penelitian selanjutnya disarankan menggunakan data primer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Aplikasi metabolomik dalam analisis subtipe kanker payudara dinilai cukup menjanjikan, salah satunya melalui penilaian profil asam amino. Informasi profil asam amino pada pasien kanker payudara berperan penting dalam tatalaksana pengobatan dan prognosis kanker payudara. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan suatu pola perubahan asam amino pada pasien kanker payudara dibandingkan kontrol orang sehat, yang mengindikasikan kaitan asam amino dengan kanker payudara. Beberapa asam amino dapat menjadi biomarker yang menunjukkan adanya asosiasi dengan progresivitas kanker maupun subtipe IHK kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan profil asam amino berdasarkan subtipe imunohistokimia kanker payudara. Penelitian menggunakan studi desain potong lintang yang melibatkan 51 pasien kanker payudara di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Sampel darah pasien yang terdiagnosis kanker payudara diukur kadar asam aminonya menggunakan metode HPLC dan nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai rujukan normal untuk mengetahui adanya pola kenaikan dan penurunan. Pola asam amino akan dianalisis dan diuji asosiasinya berdasarkan pengelompokan subtipe imunohistokimia, yang dibagi menjadi Luminal A, Luminal B+HER2 dan Triple Negative Breast Cancer (TNBC) Sebanyak 51 pasien kanker payudara didominasi oleh kelompok Luminal B+HER2 diikuti oleh Luminal A dan TNBC. Sebagian besar pola asam amino berdasarkan subtype IHK menunjukkan kadar normal, kecuali asam amino arginin dan histidin yang mengalami peningkatan pada kelompok Luminal A dan Luminal B+HER, serta penurunan kadar asam amino ornitin pada kelompok TNBC. Analisis bivariat meunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0.05) antara asam amino arginin dan ornitin dengan subtipe IHK. Luminal B+HER2 menjadi kelompok subtipe imunohistokimia kanker payudara yang mendominasi. Berdasarkan 19 asam amino yang diuji, asam amino dari ketiga kelompok subtipe imunohistokimia cenderung normal, dimana hanya tiga asam amino yang menunjukkan pola perubahan, yaitu histidin, ornitin dan arginin. Asam amino arginin dan ornitin menunjukkan hubungan yang signifikan dengan subtipe imunohistokimia. 

Metabolomic approach to analyze the immunohistochemistry subtype in breast cancer is a promising tool, especially measuring amino acid levels. The amino acid profile on breast cancer patients has a significant role as guidance and prognosis. Previous studies showed alteration of amino acid levels in breast cancer patients compared to healthy women, indicating an association between amino acid and breast cancer. Some amino acids can be used as a biomarker for determining a relationship between breast cancer with cancer progression or immunohistochemistry. This study aims to investigate the association of amino with immunohistochemistry in breast cancer. This is a cross-sectional study that involved 51 breast cancer patients in RSUPN Cipto Mangunkusumo. A blood sample was collected from patients and analyze using High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) methods to calculate the level of amino acid. The measurement of amino acid was compared to standard to determine amino acid alteration whether amino acid is increased or decrease. The data are analyzed and tested statistically to investigate the association of amino acid alteration based on three categories of immunohistochemistry (Luminal A, Luminal B+HER2 dan Triple-Negative Breast Cancer (TNBC)). A total of 51 breast cancer patients showed Luminal B+HER2 group has the highest frequency of immunohistochemistry subtype, followed by Luminal A and TNBC, respectively. There were mostly no changes in amino acid levels among the three subtypes, except arginine and histidine, which showed increased amino acid levels in Luminal A and Luminal B+HER2, whereas a decrease of ornithine level showed in TNBC group. Bivariate analysis showed significantly association between amino acid arginine and ornithine with immunohistochemistry subtype in breast cancer (p<0.05).  The majority of immunohistochemistry subtypes in breast cancer were Luminal B+HER2. Out of 19 amino acids, most of the amino acid are stable in three groups, excluding arginine, histidine and ornithine. Arginine dan ornithine showed a significantly association with immunohistochemistry subtype of breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Craig, Leonard Airell
"Pelaksanaan prosedur kateterisasi yang seringkali membutuhkan banyak waktu dan penggunaan radiasi fluoroskopi sebagai alat bantu membuat pasien menerima dosis radiasi yang cukup tinggi. Optimasi antara dosis yang diterima pasien dan informasi citra yang diperoleh untuk keperluan medis perlu dilakukan untuk meminimalisasi efek samping radiasi yang mungkin timbul. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mode eksposi yang paling optimal dari mode fluoroskopi dan cine pada pasien dewasa menggunakan variasi konsentrasi agen kontras iodin (10%, 12%, dan 14%) dan diameter sample (1, 2, 4, dan 6 mm) menggunakan satuan Figure of Merit (FOM) . Fantom in-house dan lembaran akrilik digunakan sebagai pengganti tubuh pasien. Entrance Surface Air Kerma (ESAK) diukur menggunakan detektor bilik ionisasi RadCal®. Pixel value untuk tiap variasi yang digunakan diperoleh menggunakan software ImageJ untuk memperoleh nilai Signal-to-Noise Ratio (SNR). Hasilnya mode Low Dose pada fluoroskopi dan 15 fps Normal Dose pada cine memiliki nilai FOM tertinggi dengan nilai masing-masing 1.07 ± 0.14 dan 0.21 ± 0.02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlunya studi lebih lanjut mengenai penggunaan FOM sebagai parameter optimasi.

The lengthy procedure and the use of radiation-based fluoroscopy in interventional procedure makes patient radiation dose inevitably high. Optimization between dose and image quality used for clinical purpose is essential to fulfill the ALARA (As Low As Reasonably Achievable) principle. This study was aimed to determine the optimum exposure among each fluoroscopy and cine modes on adult patient using a variety of contrast agent concentration (of 10%, 12%, and 14%), object size (1,2,4, and 6 mm) employing Figure of Merit (FOM) as parameter. In-house phantom and acrylic sheets with total thickness of 21,5 cm was exposed with poste-anterior projection to simulate the clinical setting. Measurement of surface dose and Signal-to-Noise Ratio (SNR) were performed using RadCal® ionization chamber and ImageJ software, respectively. The result show that Low Dose mode for fluoroscopy and 15 fps Normal Dose for cine mode have the greatest calculated FOM values of 1.07 ± 0.14 and 0.21 ± 0.02, respectively. This research also found that further studies are needed to evaluate the use of FOM as optimization parameter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L Dy Mascow Abdullah
"Hamburan K+n dihitung dengan menggunakan teknik standar partial wave dan juga teknik tiga dimensi (3D). Hasil perhitungan partial wave dibandingkan terhadap hasil perhitungan 3D untuk mem-verifikasi konvergensi perhitungan partial wave. Observable yang dihitung yaitu penampang lintang diferensial, polarisasi, dan depolarisasi. Interaksi yang dipakai berdasarkan pertukaran meson dan hyperon sampai orde 2.

K+n scattering is calculated by applying the standar partial wave technique and a 3D technique. The partial-wave calculations are compared to the 3D calculations in order to verify the convergence of the partial-wave calculations. The observables being calculated are differential cross section, polarization, depolarization. Interactions being used is the one based on meson and hyperon exchange up to second order."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Tik Poen
"ABSTRAK
Pada pemeriksaan mikroskopi dari bubuk tumbuh-tumbuhan, terutama dalam tjampuran dari beberapa matjam bahan, atjapkali dialami kesukaran berhubung tjiri2 jang spesifik kadang-kadang sukar diketemukan.
Commentaar Pharmacopee menjatakan : Dalam hal jang sukar, terdapatnja kristal" anisotrop sebaiknja ditentukan dengan pertolongan tjahaja jang dipolarisasikan.
Dilikroskop polarisasi mungkin berharga pula pada penjelidikan butir2 pati, oleh karena tanda silang polarisasi (polarisasikruis) menundjukkan dengan saksama letaknja inti dari butir-butir".
Kesukaran2 mentjari tjiri" mikroskopi dalam bubuk jang berasal dari satu bahan dan teristimewa dalam tjampuran dari beberapa bahan jalah karena
1. tjiri2 kadang2 terletak dalam bagian jang tebal (bahan jang keras dan Iiat tak mudah ditumbuk mendjadi bubuk jang halus).
2. tjiri= kerapkali tertutup oleh sell dan djaringan jang aspesifik, misalnja sell .parenchym, chlorophyl, djaringan endosperm dan lain' djaringan jang untuk identifikasi kurang penting, maka tjiri2 tak dapat terlihat.
Djustru banjak sel= dan djaringan2 aspesifik bersifat isotrop dan dalam tjahaja terpolarisasi tak tampak, sedangkan banjak tjiri2 spesifik bersifat anisotrop (misalnja kristal" oxalat, kristal-kristal bintang, raphida, butir2 pati, serabut2 kulit kaju, buluh-buluh kaju, bulu° tudung, sell bath, kristal'' lemak dsb.), sehingga meskipun terletak dibawah djaringan jang aspesifik atau didalam bagian2 jang agak tebal, namun kerapkali masih dapat terlihat.
Akan tetapi tidak semua tjiri2 spesifik bersifat anisotrop, atau dengan lain perkataan : tidak semua tjiri2 spesifik jang dapat kita kenali dalam tjahaja biasa akan tampak dalam tjahaja terpolarisasi.
Sungguhpun demikian pemakaian tjahaja jang dipolarisasikan sangat berguna, oleh karena :
1. tjiri2 jang bersifat anisotrop terlihat dalam latar belakang jang hitam, hingga kontrast sangat tadjam dan tjiri2 dapat diketemukan dengan mudah (penjelidikan dengan tjahaja terpolarisasi sebaiknja dilakukan pada pemadaman maximal, maka latar belakang adalah hitam). Pada foto 1 dan la (halaman 13) terlihat kristal° bintang dari Folia Stra monii. Meskipun kristal itu dengan tjahaja biasa dapat dilihat, namun tampak kurang djelas karena tertutup oleh sel" berisi chlorophyl, sedangkan dalam tjahaja terpolarisasi kristal' terlihat djelas sebagai bintang= bertjahaja diatas latar belakang fang gelap dan sel?' berisikan chlorophyl sama sekali talc tampak, hingga tak mengganggu penglihatan.
2. Disampingnja tjiri' fang diketahui dalam tjahaja biasa, dapat diketemukan tjiri' baru jang hanja dapat dilihat dengan tjahaja terpolarisasi (lihat kristal" dari Fructus Piperis nigri pada foto 2a (halaman 13) serta uraian pada halaman 37, P.1 ; gambar 43, 1). Foto 2 dan 2a memperlihatkan bagian dari Fructus Piperis nigri jang agak tebal; pada foto 2a (tjahaja terpolarisasi) kristal dapat dilihat, sedangkan pada foto 2 (tjahaja biasa) kristal'= tak tampak. Keterangan : sebagian dari objek pada foto' tampak ku? rang tadjam, karena letaknja objek" tidak mendatar, pula ada bagia& jang tebal.
3. Kadang2 kristal2 sukar dilihat dengan tjahaja biasa, 25, 21', 27), maka kristal= dari Herba Polygalae amarae jang terletak didalam sel" penutup (sluitcellen) dari sebagian mulut kulit (huidmondje) masih belum diketahui .
4. Pada kristal dan lain tjiri2 tertentu kadang2 terdapat warna-warna polarisasi, hingga sangat mudah untuk ditjari dalam sediaan.
5. Pada tjiri2 tertentu, djika dilihat dalam tjahaja jang dipolarisasikan, terdapat lukisan2 jang dalam tjahaja biasa tak tampak, meskipun tjiri tersebut dapat dilihat dengan tjahaja biasa ; inilah penting untuk menentukan apa tjiri itu adalah dari tumbuh-tumbuhan tertentu."
Depok: Universitas Indonesia, 1957
D392
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Irfan
"ABSTRAK
Dunia teknologi animasi dewasa ini telah berkembang dengan cukup pesat. Hal tersebut dapat dilihat pada berbagai macam film pada layar televisi dan layar lebar, maupun pada berbagai macam media lain, seperti permainan/games, dan lain-lain. Salah satu permasalahan dalam dunia animasi adalah kebutuhan akan gerakan animasi yang sehalus mungkin dan semirip mungkin dengan gerakan aslinya. Kebutuhan akan hal ini terjawab dengan menggunakan sebuah teknologi yang dapat diterapkan pada dunia animasi 3 demensi, yaitu teknologi motion capfure. Contoh dari hasil penggunaan teknologi ini dapat dilihat pada permainan FIFA 2000, film Starship Troopers, dan lain-lain.
Jenis-jenis teknik motion capture yang ada saat ini berbeda-beda, diantaranya adalah magnetic motion caprure, optical motion capture, dan lain-lain. Tiap-tiap jenis motion capture tersebut memiliki cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya. Diantara sekian banyak metode tersebut, terdapat sebuah metode motion capture yang menggunakan sistem optik, dengan menggunakan marker berwarna. Metode ini memerlukan beberapa buah kamera dan marker, sebuah komputer dan Sebuah software. Tulisan ini membahas satu-persatu hal-hal di atas, dan menyertai sebuah perangkat lunak (Mation Capture Eyes) yang telah dibuat, beserta simulasinya.

"
2000
S39633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>