Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Mashar
"ABSTRAK
Brebes sebagai salah satu daerah dengan lahan pertanian yang cukup luas rnempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian terutama tanaman bawang merah. Sebagian besar masyarakat di Brebes adalah petani bawang merah namun tingkat pengetahuan mereka mengenai penanganan hasil panen bawang merah masih sangat terbatas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dari bawang merah adalah kadar air yang ada didalamnya. Agar kualitasnya tetap terjaga maka bawang merah harus mempunyai kadar air sekitar 85%. Sehingga dibutuhkan alat pengering untuk mengurangi kadar air bawang merah dari 88% menjadi 85%. Alat pengering yang dibutuhkan adalah yang ramah lingkungan, efisien, dan murah. Alat pengering yang memenuhi kriteria diatas adalah alat pengering dengan sumber energi yang berasal dari matahari Salah satu jenisnya adalah Modular Air Dryer.
Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengetahui besarnya efisieni Modular Air Dryer pada pengeringan bawang merah dengan parameter-parameter sebagai berikut : massa bawang merah, intensitas radiasi matahari, kelembaban relatif dalam ruang pengering, temperatur dalam collector dan ruang pengering, temperatur lingkungan (temperatur ambient), temperatur bola basah dan bola keriag pada bagian intel collector,
Penelitian dilakukan dengan.

ABSTRACT
Brebes is one of the region which has quite wide agriculture land and has very big potency in agriculture field especially shallot. Most of people in Brebes is a shallot fanner. but their knowledge about handling harvest of shallot still confined. One of the factors that influence the quality of shallot is its moisture content. To make the quality of shallot protected, its moisture content should around 85%. So, a dryer is needed to reduce moisture content of shallot from 88% to 85%. The dryer that is needed should have a characteristic like intimate with environment, efficient and cheap. The suitable dryer that fulfill those criteria above is dryer that use solar as energy resources. One of them is Modular Air Dryer.
In this thesis researcher wants to know the Modular Air Dryer efficiency in drying shallot As parameters are weight of shallot, intensity of solar radiation, relative humidity in drying room, temperature in collector and drying room, environment temperature (ambient temperature), wet bulb and dry bulb temperature in inlet collector. Experiment had done by drying shallot "1th weight around 5 kg, then note change of parameters that said above each 10 minutes. Noting data done by 3 times experiment. Modular Air Dryer efficiency.
"
2004
S37459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Yuniarcho
"Modullar Air Dryer (MAD) dirancang untuk mengeringkan berbagai macam hasil pertanian seperti padi, bawang merah dan lain sebagainya dengan sumber energi matahari. Alat pengering ini sangat bergantung kepada cuaca yang cerah, dengan sinar matahari yang terik.
Peneliti kali ini mencoba meneliti bagaimana perjformance MAD ketika cuaca kurang baik (berawan) atau sinar matahari sebagai sumber energi utama kurang maksimal, dan pengaruh ditempatkannya silica gel pada solar collector terhadap performance dari MAD. Prosedur penelitian yaitu dengan mencatat perubahan massa dari bawang merah dan silica gel dengan selang waktu tiap 10 menit pada setiap rak bawang merah dan wadah dari silica geI. Kemudian melakukan pencatatan perubahan temperatur pada solar collector dan ruang pengeiing pada 18 titik, serta mencatat perubahan kelembapan relatif yang terjadi pada ruang pengering untuk selang waktu yang sama yaitu 10 menit.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa efisiensi MAD ketika cuaca kurang balk dengan bantuan silica gel tidak jauh berbeda ketika cuaca sangat cerah tanpa bantuan silica gel. Nilai efisensi yang didapat berkisar 9.5 % - 16.6 %. Selain itu, laju pengeringan yang didapat 0.09 - 0.39 gram/menit. Rak F memiliki nilai laju pengeringan yang lebih baik dibandingkan rak lainnya. Sedangkan k tiap rak pada ruang pengering hampir sama, yaitu berkisar antara 0.053-0.055 menit-1.

Modular Air Dryer (MAD) for drying many kinds of agricultural plants such as paddy, shallot, etc. with using sun as the heat source. This dryer rely on the sunny and hot temperature.
Researcher tried to find out how is the MAD's performance when the weather is cloudy and seeing the effect of silica gel's placement info into collector to the MAD's performance. The procedures in doing the experiment are write down the mass change of shallot and silica gel with 10 minute interval in each rack of shallot and silica gel. Then record changes of temperature on solar collector and place of silica gel on 18 points, and also record the changes of relative humidify in MAD's with 10 minute interval.
The resulls of this experiment indicated that the efficiency of MAD's silica gel in cloudy weather had similarly in common with the efficiency of M AD 's in sunny and hot temperature without silica gel. The efficiency value within 9.5% to 16.6 %. Besides that the drying rate within 0.09 - 0.39 gram/minute. Rack F had higher drying rate among the others. Moreover, the value of k on each rack in MAD's had the same value within 0.053-0.055 menit -1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniawan
"Proses pengeringan merupakan suatu cara pemeliharaan terhadap suatu produk bahan pangan. Pengeringan secara alami, yaitu menggunakan sinar matahari langsung dirasakan kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang dapat meminimalkan waktu pengeringan. Modullar Air Dryer (MAD) adalah sebuah alat pengering yang dilengkapi kolektor plat datar dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Sinar matahari yang dapat digunakan secara gratis menjadikan MAD sebagai alat pengering yang murah dengan perawatan yang mudah. Pembuatan MAD ini disesuaikan dengan cuaca di negara kita yang memiliki intensitas matahari cukup tinggi. Selain itu, hasil pertanian yang besar di negara kita menjadi salah satu alasan pembuatan MAD.
Pengujian MAD kali ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan massa dan energi dalam proses pengeringan bahan pangan. Untuk pengujian kali ini digunakan bawang merah sebagai bahan uji. Persiapan awal yang dilakukan adalah meletakkan MAD pada tempat yang mendapatkan intensitas matahari cukup tinggi. Bawang merah yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak yang tersedia dengan menggunakan wadah. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dari pengujian antara lain temperatur udara masuk dan keluar ruang kolektor, temperatur ruang kolektor, temperatur ruang pengering, kelembaban relatif ruang pengering, massa bawang merah, intensitas matahari, dan temperatur lingkungan. Sedangkan, kecepatan aliran udara yang melalui ruang kolektor dan ruang pengering tidak berubah.
Data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan didapatkan hasil bahwa secara ideal, proses pengeringan dalam MAD tidak setimbang karena terjadi perbedaan antara aliran massa uap air dan aliran energi yang masuk dan keluar sistem. Untuk aliran massa uap air, dari tiga kali pengujian, perbedaan yang terjadi adalah - 0.1251g/s, - 0.3967g/s, dan 0.0753g/s. Sedangkan, untuk aliran energi perbedaan yang teijadi adalah 0.254kJ/s, - 0.404kJ/s, dan 0.958kJ/s. Perbedaan ini sangat kecil bila dibandingkan dengan besamya aliran massa dan energi yang masuk dan keluar sistem. Sehingga, sistem pengeringan MAD dianggap memiliki kesetimbangan massa dan energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Suhendra
"Modullar Air Dryer ( MAD ) dirancang untuk mengeringkan berbagai macam bahan pangan seperti padi, gandum, kedelei dan lain sebagainya. Bagian terpenting yang menjadi kesatuan dengan MAD adalah solar collector yang menjadi sumber penghasil udara kering dan panas yang akan digunakan untuk mengeringkan bahan- bahan pangan tersebut di dalam rak - rak pengeringnya. Peneliti kali ini mencoba meneliti bagaimana performance dari solar collector yang dimiliki oleh MAD, dan melihat bagaimana karakteristik yang dimiliki dari silica gel, serta pengaruh ditempatkannya silica gel terhadap performance dari solar collector. Prosedur penelitian yaitu dengan mencatat perubahan massa dari silica gel dengan selang waktu tiap 15 menit pada setiap wadah dari silica gel, wadah yang digunakan berjumlah dua betas wadah, dan juga dilakukan pencatatan perubahan temperatur pada plat absorber dari solar collector pada beberapa titik, serta mencatat perubahan kelembapan relatif yang terjadi untuk selang waktu yang sama yaitu 15 menit. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa solar collector memliki efisiensi yang cukup baik yaitu antara 55%- 70 % , dengan heat losses terbesar terjadi pada sisi bawah dari solar collector, tetapi hal ini tidak diperhitungkan karena pada sisi bawah kalor yang hilang akan dipakai untuk memanaskan ruang pengering pada MAD, jadi heat losses yang terbesar terjadi pada sisi samping dari solar collector. Peneliti juga menemukan bahwa laju regenerasi silica gel yang terbesar didapatkan pada lokai wadah ke 9 dan wadah ke 10 dengan k masing-masing 0,121 dan 0,111. Lokasi ini adalah lokasi yang terbanyak memperoleh udara kering dan panas di dalam solar collection.

Moduflar Air Dryer ( MAD ) is designed to dry assorted subtances of foods paddy, grist, soy and others. The most importance part that union of MAD is solar collector • and become the source of dry and hot air, and wHl be used for drying many kinds of food subtances in drying racks. Researcher this time try to observe how performance of solar collector owned by MAD. and see how characteristic owned from silica gel, also the influence placing of silica gel to performance of solar collector. The observation procedure is by notedly mass change from silica gel at duration 15 minute in each basin of silica gel, amount of the basin is twelve basin, also do ls record the temperature of solar collector's plate absorber some points , and also records the changes of relative humidity of air that happened for the same duration is 15 minute. Result of the research that had done, indicate that solar collector has good enough efficiency is between 55 - 70 %, with the biggest heat losses is happened at bottom side of solar collector, but this heat losses is not to be encountered because at this side the missing kalor will be weared to heat space of dryer of at MAD. so the biggest heat losses from the solar collector is at the edge of solar collector . Researcher also find that the biggest accelerateing regeneration silica of gel got at location place 9 and place 10 by k each one are 0,121 and 0,Ill This location is location which is a iot of obtaining hot and dry air in diesel fuel collector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Andriadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandirizki Naufal Winardi Abubakar
"Kehadiran globalisasi membawa pengaruh pada kehidupan kita khususnya pada teknologi. Teknologi akan terus berkembang seiring berjalan nya waktu. Salah satu contoh nya pada teknologi di bidang pengeringan. Proses pengeringan sangatlah diperlukan pada negara Indonesia karena merupakan negara tropis yang memiliki kelembaban udara yang tinggi menyesuaikan pada dua musim yang ada di negara ini yaitu musim hujan dan musim kemarau. Untuk itu dalam penelitian ini agar mengetahui bagaimana solusi yang diberikan agar udara yang lembab dapat dikonversikan menjadi udara yang kering agar dapat digunakan untuk proses pengeringan. Proses pengeringan yang ingin dikembangkan yaitu pada alat packed bed dryer menggunakan sistem dehumidifikasi udara dengan memanfaatkan silica gel sebagai desiccant nya. Untuk mengetahui bagaimana sistem tersebut dapat berjalan dengan efisien maka dilakukan simulasi menggunakan software Ms. Excel. Dalam penelitian ini dilakukan variasi terhadap dimensi pada desiccant dan temperatur udara masuk dengan mengasumsikan kecepatan aliran massa udara, kelembaban udara relatif konstan pada setiap simulasi. Hasil yang didapat dalam total 40 variasi temperatur udara masuk (Tai) dan dimensi desiccant silica gel menghasilkan rata - rata kenaikan moisture content dan penurunan temperatur udara keluar (Tao) tiap diameter desiccant. Untuk Tai 27oC sebesar 1,07682 x 10-8 kg/kg dengan Tao 29,67806oC, Tai 28oC sebesar 1,11054 x 10-8 kg/kg dengan Tao 29,80604oC, Tai 29oC sebesar 1,14503 x 10-8 kg/kg dengan Tao 29,9342oC, Tai 30oC sebesar 1,18029 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,0626oC, Tai 31oC sebesar 1,2148 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,1910oC, Tai 32oC sebesar 1,25318 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,32oC, Tai 33oC sebesar 1,29082 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,4491oC, dan Tai 34oC sebesar 1,32927 x 10-8 kg/kg dengan Tao 30,5784oC per 1 milidetik sampai 10 detik.

The presence of globalization has an influence on our lives specifically in technology. Technology will continue to develop over time. One of the example of this technology is drying. The drying process is very necessary in Indonesia because Indonesia is a tropical country that has high humidity which is it will adjust based on the two seasons in this country such as rainy season and dry season. For this reason in this study to find out how the solution provided for moist air can be convered into dry air so it can be used for the drying process. The drying process to be developed in a packed bed dryer using an air dehumidification system using silica gel at its desiccant. To find out how the system can run efficiently, simulation is done using Ms. Excel. In this research, variations in the dimmension of desiccants and air inlet temperature are carried out by assuming the air mass flow velocity, relative humidity is assumed to be constant in each simulation. The results obtained in a total of 40 variations of inlet air temperature (Tai) and the dimensions of desiccant silica gel produce an average increase in moisture content and a decrease in outlet ait temperature (Tao) per desiccant diameter. For Tai 27oC, the average moisture content is 1,07682 x 10-8 kg/kg with Tao 29,67806oC, Tai 28oC, the average moisture content is 1,11054 x 10-8 kg/kg with Tao 29,80604oC, Tai 29oC the average moisture content is 1,14503 x 10-8 kg/kg with Tao 29,9342 oC, Tai 30oC the average moisture content is 1,18029 x 10-8 kg/kg with Tao 30,0626oC, Tai 31oC the average moisture content is 1,2148 x 10-8 kg/kg with Tao 30,1910oC, Tai 32oC the average moisture content is 1,25318 x 10-8 kg/kg with Tao 30,32oC, Tai 33oC the average moisture content is 1,29082 x 10-8 kg/kg with Tao Tao 30,4491oC, Tai 34oC the average moisture content is 1,32927 x 10-8 kg/kg with Tao 30,5784oC per one milisecond until ten seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Byan Wahyu Riyandwita
"Modular Air Dryer (MAD) adalah pengering yang dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan pengeringan yang berlrualitas. Ruang absorber sebagai ruang tempat pengkondisian udara di MAD sangat penting untuk diteliti. Penelitian dilakukan untuk mempelajari fenomena transfer panas dan massa yang te!jadi dalam ruang absorber. Selain itu juga untuk mendapatkan karakteristik dari ruang absorber dan mempelajari peranan zeolit sebagai dehumidifier dalam ruang absorber.
Metode yang dipakai adalab simulasi dengan program Computational Fluid Dynamic Fluent 5.3 dan pengujian. Tahapan penelitian yang dilakukan pertama kali adalah memvalidasikan basil simulasi dengan basil pengukuran data kecepatan dan temperarur tanpa melibatkan zeolit Setelah mendapatkan basil yang baik, pengujian dilakukan untuk memperoleh data RH dan ftaksi massa H 20 da!am jangka waktu 30 menit pada titik inlet, tengah dan outlet Data tersebut digunakan untuk simulasi selanjutnya yang melibatkan transfer massa dengan zeolit Kemudian dilalrukan pula simulasi untuk melihat pengarab kecepatan terhadap hasil RH keluaran dari ruang absorber untuk memberikan batasan dimana kecepatan yang baik yang dapat diterapkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bawang merah ( Allium cepa) merupakan salah satu sayuran yang berfungsi sebagai bumbu penyedap dan obat-obatan. Bawang merah banyak diproduksi di daerah Brebes, Jawa Tengah...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Eko Turisno
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
TA3954
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Citraprianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S31991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>