Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrya Solihin J.
"Kota Tangerang Selatan memiliki sebelas situ yang berada di dalam wilayah administratifnya. Situ-situ tersebut sedang mengalami degradasi fungsi utama sebagai kawasan penyimpanan air. Salah satu sebab penurunan fungsi ini adalah alih fungsi Iahan yang terjadi secara illegal seperti permukiman dan peruntukan situ sebagai kawasan pembuangan sampah. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu masih banyaknya situ di wilayah Tangerang Selatan yang mengalami penurunan fungsi dan lwasan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan jika kondisi situ-situ di wilayah Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan cukup buruk. Dari 11 (sebelas) situ yang ada di wilayah Tangerang Selatan, hanya 2 (dua) situ yang dapat dikategorikan memiliki kondisi baik, sedangkan 5 (lima) situ lainnya dikategorikan memiliki kondisi sedang, dan bahkan 4 (empat) situ sisanya dikategorikan buruk dengan kondisi [vasan situ sudah nol/hilang. Faktor-faktor yang menyebabkan degradasi situ adalah, 1) dari segi sosial ekonomi kependudukan, peningkatan jumlah penduduk di kota Tangerang Selatan menjadi sebab meningkatnya tekanan terhadap daya dukung situ. 2) Ditinjau dari Aspek Tata Ruang/RUTR Kota Tangerang, rencana pengelolaan kawsan situ tidak terintegrasi dalam rencana tata ruang wilayah kota adanya perubahan fungsi lahan. 3) Ditinjau dari Aspek Potensi Sarana/Elemen Perkotaan, kawasan situ tidak dikelola dengan perencanaan yang baik sehingga tidak terintegrasi dalam pembangunan kota. Altematif solusi untuk perbaikan kondisi situ-situ adalah pengembangan perangkat insentif dan disinsentif untuk mengarahkan sekaligus mengendalikan perkembangan dan perubahan fungsi kawasan situ yang dikembangkan secara sektoral maupun lintas sektoral.

The eleven smali fakes in The City of South Tangerang are faced serious degradation of their function as water based reservoir and their existence. Land used changing such as illegal settlement and waste landfill around the small lakes caused the inhibitory of small Jakes. Based on that condition, this research question is the enhancement of degradation of small Jakes in South Tangerang City. This research used qualitative approach with descriptive analyses. Results of study show the condition of small lakes in The City of South Tangerang are in bad category. From eleven small lakes, two small lakes categories in good condition, five small lakes categories in middle condition, four small lakes in bad condition with zero area. These conditions caused by, 1) from social, economic and citizenry impact, escalation of citizen dweller in The City of South Tangerang became pressure for carriying cappacity of the small lakes. 2) from South Tangerang Regional Development Planning Concept there is no integration these area to the mapping of City region. 3) from infrastructurs and the element of city, these smal) lakes area were not well integrated to the development of city planning. The alternative solution to improve the condition of these small lakes is the development of insentive and disinsentive system programme. This system fungtion as controlier on land used changes and improvement of the smalt lakes. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2010
T33552
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Levy Maulana Muhammad
"Secara yuridis, terdapat permasalahan hukum dimana Situ Kayu Antap yang
berlokasi di kota Tangerang Selatan memiliki ketidaksesuaian pada pemanfaatan
ruangnya yaitu terjadi penerbitan hak atas tanah tanpa disertai hasil analisis atau
kajian atas data fisik dan data yuridis yang relevan, sehingga perlu dilakukan
pengendalian terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan situ di wilayah kota
Tangerang Selatan tersebut dalam perspektif hukum tanah nasional. Jenis penelitian
dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian terhadap
asas hukum, teori hukum, konsep hukum serta peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan penelitian ini. Teori, asas dan konsep hukum tersebut
digunakan untuk menentukan bahwa lokasi Situ Kayu Antap merupakan sumber air
pedalaman di wilayah kota Tangerang Selatan yang ditetapkan sebagai salah satu
Kawasan Strategis Nasional dan merupakan kawasan lindung yang harus
dilestarikan keberadaannya demi kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu penataan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terhadap Situ Kayu Antap harus
diperhatikan agar mampu dikembalikan pada fungsi yang sebenarnya. Adapun
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan ketentuan
penataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung situ sesuai
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan penelitian penulis, PT.
Hana Kreasi Persada yang saat ini memiliki Hak Guna Bangunan atas kawasan Situ
Kayu Antap dapat dicabut hak atas tanahnya atas dasar kepentingan umum dan
dapat diberikan ganti rugi oleh pemerintah kota Tangerang Selatan berdasarkan
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku

Juridically, there is a legal problem in the Situ Kayu Antap, located in the South
Tangerang City, that has a mismatch within the use of its space. These kind of
mismatch has supported by the establishment of the land right without the result of
analysis or review of relevant physical and juridical data. So it is necessary to
controlling the use of the Situ Area in the South Tangerang City and to examining
its method by using the perspective of national land law. The type of the juridical
research method used by the author is normative legal research. This juridical
research uses the legal principle, legal theory, legal concept and statutory
regulations related to this research. These legal theories, principle and concept are
used to determine that the Situ Kayu Antap’s location is the one of water resources
in the interior of South Tangerang City which is designated as one of the National
Strategic Areas wherein its existence must be preserved for the people welfare.
Therefore, spatial planning and the control of spatial utilization of Situ Kayu Antap
must be enforced and considered so that it can be returned to its actual function and
its normal condition. The one of the ways to do such action is to implements the
spatial planning provisions and controls the utilization of Situ Area in accordance
with the applicable laws and regulations. Based on the author’s research, PT. Hana
Kreasi Persada that currently has a Building Rights Title over the Situ Kayu Antap
area, can have its land rights revoked by the government based on the public interest
and can be compensated by the South Tangerang City government if its meets the
requirements based on the applicable laws and regulations
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Pitriya
"ABSTRACT
Estimasi biomassa penting dalam memahami peran vegetasi di kawasan perkotaan. Sejak memisahkan diri dari administrasi Kabupaten Tangerang di tahun 2008, populasi penduduk di Kota Tangerang Selatan terus meningkat dengan laju pertumbuhan mencapai 3,64 . Urbanisasi yang begitu tinggi menyebabkan pengurangan jumlah tutupan lahan vegetasi yang penting dalam mengurangi emisi karbon. Penelitian ini menggabungkan metode pengukuran lapangan dengan pengolahan citra menggunakan indeks vegetasi, yaitu NDVI, SAVI dan ARVI. Analisis yang dilakukan meliputi sebaran spasial biomassa dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Tangerang Selatan. NDVI dinyatakan sebagai variabel prediktor terbaik 59,5 untuk mengestimasi biomassa di Kota Tangerang Selatan dengan jumlah total biomassa mencapai 243,85 juta kg. Biomassa yang lebih tinggi terlihat mendominasi bagian barat dan semakin berkurang ke bagian timur. Nilai ini juga menggambarkan sebaran karbondioksida yang memiliki nilai minimum sebesar 60,61 kg/grid dan maksimal sebesar 12.822 kg/grid.

ABSTRACT
Biomass estimation is important to understand the benefits of vegetation in urban area. Since administratively separated from Tangerang Regency in 2008, the population of South Tangerang City increased substantially for approximately 3.64 . The high urbanization rates led to reduction of vegetation cover which is important in reducing carbon emission. This study combined field sampling measurement data and image processing data from vegetation indices, such as, NDVI, SAVI and ARVI. In this study, spatial distribution of biomass with Regional Spatial Plan is being analyzed. NDVI is found to be the best predictor to estimate total biomass in South Tangerang City 59.5 with the total amount of biomass approximately 243.85 million kg. Higher biomass value located in western part and reduced steadily into eastern part of South Tangerang City. This also indicated the carbon dioxide stored in vegetation with minimum and maximum values are 60.61 kg grid and 12,822 kg grid, respectively."
2017
S67248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Ardinata
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui wilayah harga tanah di Kota Tangerang Selatan berdasarkan keinginan masyarakat (Harga Tanah Aktual), harga yang ditetapkan oleh pemerintah (Harga NJOP) dan harga pendugaan yang merupakan hasil perhitungan statistik (harga estimasi).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi wilayah harga tanah Aktual, NJOP dan Estimasi dipengaruhi oleh jarak terhadap pintu tol, jarak terhadap jalan arteri, terletak pada pemukiman teratur dan jarak terhadap fasilitas umum kesehatan. Faktor wilayah terbangun/tidak terbangun merupakan faktor penentu Harga Tanah Aktual dan Estimasi namun tidak berpengaruh terhadap Harga Tanah NJOP. Sedangkan jarak terhadap Fasilitas keamanan dan pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap Harga Tanah NJOP namun tidak berpengaruh terhadap Harga Tanah Aktual dan Estimasi.
Model Estimasi Spasial Harga Tanah Objektif adalah akan semakin tinggi apabila terletak dekat pintu tol, dekat jalan arteri, dekat fasilitas umum kesehatan dan terletak pada wilayah terbangun dengan pemukiman yang teratur. Status tanah, karateristik wilayah dan jarak fasilitas keamanan tidak berpengaruh terhadap model estimasi spasial harga tanah objektif. Apabila karakteristik wilayah bersifat desakota dikeluarkan dari model, maka karakteristik wilayah (bersifat perkotaan dan perdesaan) akan berpegaruh terhadap fluktuasi Harga Tanah Objektif. Jadi profil karakter desakota justru cendrung membiaskan Harga Tanah di Kota Tangerang Selatan.

Objective of this research is to make a map of the land price in South Tangerang City based on 3 prices, i.e.: the prices determined by the public (actual land prices), the prices determined by the government (NJOP), and the prices as the results of statistical modeling (estimation prices).
The results of this research show that the spatial pattern of land prices (actual land prices, NJOP land prices, estimation land prices) are influenced by the distance from the gate of high way, the distance from artery road, location at proper/not proper residence, and the distance from public health facility.
The model of objective estimation land price is higher in the location where the land is closer to the gate of high way, to the artery road, to the public health facility, and in the developed area, with proper residence. The land status, the characteristic, and the distance from security facility do not give effects to the objective land prices. If the observations with characteristic rural-urban are not included in the model, this explanatory variable (characteristic of the area) contributes significantly to the land prices. In other words, characteristic ruralurban causes the bias to the land price of South Tangerang City.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30147
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah Hersutantyo
"Skripsi ini berisi analisis tentang upaya optimalisasi penerimaan retribusi parkir on street yang ada di Kota Tangerang Selatan. Seiring dengan adanya parkir on street tersebut maka menimbulkan dampak berupa kemacetan di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan retribusi parkir on street dalam rangka optimalisasi penerimaan retribusi parkir on street serta upaya dalam mengendalikan parkir on street di Kota Tangerang Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya optimalisasi penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi. Tetapi dalam upaya pengendalian ini tidak terlepas dari adanya kendala yang dihadapi. Dari kendala yang ditemukan merupakan suatu masalah yang harus ditemukan solusinya agar dalam rangka pengendalian parkir on street dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan karena penggunaan badan jalan untuk parkir on street serta mendukung terciptanya penerimaan retribusi parkir on street yang optimal.

This thesis contains an analysis of revenue optimization efforts on street parking charges in the city of South Tangerang. Along with the on-street parking is the impact in the form of congestion in South Tangerang City. This study used a qualitative approach. The purpose of this study is to analyze the policy on street parking charges in order to optimize revenue on-street parking fees as well as efforts to control onstreet parking in South Tangerang City. Data collection techniques used were indepth interviews and literature study.
These results indicate that efforts to optimize revenue parking fees can be done by way of expansion and intensification. But in an effort to control is not independent of the constraints faced. Of problems were found is a problem that must be solved in order to in order to control on-street parking can reduce traffic congestion caused due to the use of the road to park on the street as well as supporting the creation of on-street parking levy receipts optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
"ABSTRAK
Dalam hegemoni globalisasi dan tantangan dalam membangun kota, gagasan smart city
menjadi imperatif kebijakan saat ini. Kota Tangerang Selatan yang terpilih sebagai salah satu
dari 25 daerah peserta program smart city oleh pemerintah pusat di 2017 lalu menjadikannya
momentum untuk lebih meningkatkan kinerja pemerintahan berbasis TIK guna memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Namun, semrawutnya pengendalian urban
sprawl, disintegrasi sarana/prasarana kota, inefektifias pemerintahan, persampahan, banjir,
dan kemacetan ialah masalah-masalah yang berpotensi menghambat tujuan tersebut. Tesis
ini menganalisis implementasi strategi dan pola keterlibatan stakeholder pada program smart
city di Kota Tangerang Selatan. Terdapat 2 teori utama sebagai pisau analisis penelitian yakni
teori strategi pembangunan smart city (Chourabi et. al., 2012) dan teori pola keterlibatan
stakeholder dalam program smart city (Niaros, 2016). Tesis ini menggunakan paradigma post
positivism dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi strategi pada program smart city belum begitu baik. Hal tersebut karena masih
terdapat beberapa kekurangan seperti: belum adanya kajian kebutuhan dan potensi daerah,
ketiadaan dokumen masterplan dan blueprint smart city, kurangnya kuantitas dan kualitas
SDM di bidang IT, diskontinyu kegiatan pelatihan, minimnya inovasi yang dimuat di aplikasi
play store dan app store, terbatasnya jumlah Area Traffic Control Systems (ATCS), belum
adanya teknologi command center berbasis IoT, ketiadaan produk hukum yang menyangkut
smart city, inefektifitas tata kelola kolaborasi, sosialisasi dan integrasi pelayanan publik,
kurang optimalnya pemberdayaan masyarakat, instabilitas ekonomi, rendahnya penyerapan
anggaran pembangunan dan pengelolaan infrastruktur, dan rendahnya kualitas lingkungan
hidup. Di sisi lain, penelitian ini juga menemukan bahwa pola keterlibatan stakeholder dalam
program smart city cenderung bersifat corporate smart city. Rekomendasi penelitian dalam
implementasi strategi pada program smart city meliputi: harus dilakukannya kajian
kebutuhan dan potensi daerah, segera dibuatkannya dokumen masterplan dan blueprint
smart city, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM di bidang IT, kontinuitas kegiatan
pelatihan, perbanyak inovasi kedalam aplikasi play store dan app store, penambahan ATCS,
pengadopsian command center berbasis IoT, menyediakan produk hukum smart city,
peningkatan kolaborasi, sosialisasi dan integrasi pelayanan publik, peningkatan
pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan kualitas
lingkungan hidup. Sedangkan dalam posisinya yang cenderung corporated smart city,
rekomendasinya antara lain: mendelegitimasi besarnya peran korporasi, assessment yang
lebih profesional dan transparan kepada pihak swasta yang terlibat, dan mengurangi
ketergantungan penyediaan teknologi terhadap pihak swasta.

ABSTRACT
In the hegemony of globalization and the challenges of building cities, the idea of smart city
has become a policy imperative recently. South Tangerang City, which chosen as one of the
smart city program participant from 25 regions by the central government in 2017, made it a
momentum to increasing performance of ICT-based government in order to provide better
services to their citizen. However, the chaotic control of urban sprawl, disintegration of urban
facilities/infrastructure, ineffectiveness of government, trash, floods, and congestion are the
problems that potentially obstructing these aim. This thesis analyzes the implementation of
strategy and the pattern of stakeholder involvement in smart city program in South Tangerang
City. There are 2 main theories as a knife of research analysis. First, theory of smart city
development strategy (Chourabi et. Al., 2012). Second, theory of stakeholder involvement
patterns in smart city program (Niaros, 2016). This thesis using post positivism paradigm
with descriptive research methods. The research shows that implementation of strategy in
smart city programs is not too good. This is because there are still some shortcomings such
as: there is no studies of city need and city potency, nothingness smart city masterplan and
blueprint documents, lack of quantity and quality of human resources in the IT field,
discontinuation of training activities, lack of innovation in play store and app store
applications, limited quantity of Area Traffic Control Systems (ATCS), nothingness IoTbased
command center technology, nothingness of city law related smart city, ineffectiveness
of collaborative governance, socialization and integration of public services, less optimal
community empowerment, economic instability, low absorption of infrastructure
development and management budgets, and lack quality living environment. On the other
hand, this research also found that pattern of stakeholder involvement in smart city programs
tended to be corporate smart city. Research recommendations on the implementation of
strategies in the smart city program include: the study of needs and potency of the city must
be carried out, masterplan and blueprint documents of smart city should be made
immediately, increasing the quantity and quality of human resource in the IT field, continuity
of training activities, increasing quantity of innovation into the Play Store and App Store
applications , adding of ATCS, adoption of IoT-based command center, providing smart city
law products, increasing collaboration, socialization and integrating public services,
increasing community and economic empowerment, improving infrastructure and
environmental quality. Whereas, in its position that tends to be corporate smart city, research
recommendations include: delegitimizing hegemony of the corporation, more professional
and transparent assessments to the corporation involved, and reducing the dependence on
providing technology to the private sector"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danis Megacandra
"Skrispi ini membahas mengenai implementasi kebijakan pajak parkir di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2010-2012. Penulisan ini berangkat dari ketertarikan penulis terhadap Kota Tangerang Selatan sebagai daerah otonom baru di dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan pajak. Skripsi ini mengangkat dua permasalahan yaitu bagaimana implementasi kebijakan pajak parkir di Kota Tangerang Selatan serta hambatan yang terjadi di dalam implementasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pajak parkir di Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan dapat dikatakan kurang baik. Hal tersebut dikarenakan perizinan yang berbelit, memakan waktu yang cukup lama, proses perizinan yang dipungut biaya padahal seharusnya tidak dan perbedaan pemahaman antara aparat pemerintah daerah dengan peraturan daerah perihal dasar penerimaan pajak parkir.

This thesis discusses the implementation of the parking tax policy in South Tangerang City in 2010-2012. This writing departs from the author's interest in South Tangerang City as a new autonomous region in implementing a tax policy. This thesis raises two problems, namely how to implement the parking tax policy in South Tangerang City and the obstacles that occur in this implementation. This study uses a qualitative approach, with data collection techniques through in-depth interviews and literature studies. The results of this study indicate that the implementation of the parking tax policy in South Tangerang City as a whole can be said to be not good. This is because licensing is complicated, takes quite a long time, the licensing process is charged when it shouldn't be and differences in understanding between local government officials and regional regulations regarding the basis of parking tax revenue."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunai, Fauzan
"Kota Tangerang Selatan adalah kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota Republik Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk akan berdampak juga pada peningkatan perekonomian di kota ini meliputi, perkembangan pusat perdagangan, industri, permukiman, dan perkantoran, yang akan merubah pola penutup lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Percent of Building Density (PBD) dan menganalisis hubungan Percent of Building Density (PBD) dengan NDWI, SAVI, dan LST di Kota Tangerang Selatan. Penelitian menggunakan data yang diperoleh dari pengolahan citra landsat 8 OLI/TIRS path 122 row 64. Metode yang digunakan ekstraksi nilai NDBI, SAVI, NDWI, dan LST, kemudian dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis regresi linier. Percent of Building Density (PBD) di Kota Tangerang Selatan, didominasi dengan kelas tinggi menyebar dari utara hingga selatan yang berbatasan dengan Kota Tangerang dan Kota Depok, kemudian untuk kelas rendah dominan dibagian barat hingga barat daya yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor, dan kelas sedang tersebar dibagian tengah Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk uji korelasi antara PBD terhadap SAVI, NDWI, dan TIRS semuanya bernilai positif dengan nilai R square yang mendekati 1 yaitu, SAVI dengan nilai 0,9902, NDWI dengan nilai 0,9932, dan LST dengan nilai 0,9987. Semakin dekat dengan nilai 1 maka korelasi semakin kuat.

South Tangerang City is a city directly adjacent to the capital city of the Republic of Indonesia. The increase in population will also increase the economy in this city, including the development of trade centres, industry, settlements, and offices, which will change the land cover pattern. This study aims to analyze the percentage of building density (PBD) and the relationship between the percentage of building density (PBD) with NDWI, SAVI, and LST in South Tangerang City. The study used data obtained from Landsat 8 OLI/TIRS image processing path 122 rows 64. The method used was extracting NDBI, SAVI, NDWI, and LST values and then testing the correlation using linear regression analysis. Percentage of Building Density (PBD) in South Tangerang City, dominated by high class spreading from north to south bordering Tangerang City and Depok City, then for low class dominant in the west to southwest bordering Tangerang Regency and Bogor Regency, and class are scattered in the central part of South Tangerang City. The results concluded that a correlation test between PBD and SAVI, NDWI, and TIRS, were positive with an R square value close to 1, namely, SAVI with a value of 0.9902, NDWI with a value of 0.9932, and LST with a value of 0.9987. The closer to the value 1, the stronger the correlation. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Anggraini
"Program Jaminan Persalinan (Jampersal) diluncurkan Pemerintah untuk mempercepat pencapaian salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs), yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102/100.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Kebijakan ini dilaksanakan oleh seluruh kabupaten/kota yang ada di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di kota Tangerang Selatan. Kebijakan Jampersal mempunyai tujuan memfasilitasi ibu hamil atau ibu bersalin yang sebelumnya memiliki kendala keterbatasan pembiayaan agar dapat memeriksakan kehamilan dan mengakses persalinan sehat dengan bantuan tenaga kesehatan (dokter/bidan) di fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. Pengimplementasian Jampersal di Kota Tangerang Selatan tersebut memunculkan pertanyaan penelitian mengenai (1) faktor-faktor yang mendukung keberhasilan, dan (2) kendala yang dihadapi, dalam implementasi Jampersal di kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan proses pengumpulan data utama dilakukan melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum implementasi Jampersal di kota Tangerang Selatan sudah berjalan cukup baik meskipun terdapat beberapa kendala yang dihadapi, seperti besaran tarif Jampersal yang dirasa masih kurang untuk standar daerah perkotaan sehingga Bidan Praktik Swasta masih meminta tambahan biaya kepada pasien Jampersal. Di samping itu, program Jampersal perlu dibatasi sasarannya untuk kehamilan pertama dan kedua guna menghindari ledakan penduduk. Peningkatan sosialisasi teknis Jampersal kepada pemberi layanan juga sangat diperlukan untuk menghindari kebingungan dalam pelaksanaan di lapangan.

Jampersal was launched by the Government in order to accelerate the achievement of one of Millennium Development Goals, namely reducing the Maternal Mortality Rate to be 102/100.000 life birth in 2015. Jampersal is implemented across Indonesia, no exception in the South Tangerang city. The objective of Jampersal is to give assurance to all expectant mothers, especially those who have funding problems, so they can access available health facilities. Achievement of this objective has raised research questions regarding the implementation of Jampersal in South Tangerang, namely (1) the factors that support the success and (2) the factors that constraint the implementation of the program. This study was conducted using qualitative description method. The data used in this study was gathered through deep interview.
The findings indicate that generally the implementation of Jampersal program in the South Tangerang has already run well. However, several problems could also be found, such as the Jampersal tariff which is still not up to standard so that the Private Practice Midwives are still asking additional cost to the patients. Moreover, the target of the Jampersal should be limited to first and second pregnancy only in order to avoid population explosion. Finally, Jampersal socialization to the health service providers is also essential to avoid confusion of the implementation of the program in the field.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ipuk Sri Hadiyati
"Perubahan lingkungan yang cepat telah memaksa pemerintah daerah Pemda perkotaan mengembangkan strategi perencanaan kota yang efektif mewujudkan kenyamanan masyarakat. Tangerang Selatan Tangsel merupakan salah satu daerah yang berubah cepat, sehingga analisis perumusan strategi perencanaan kota layak huni livability di Tangsel sangat menarik. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses serta hasil perencanaan livability di Tangsel, menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang mengkolaborasikan antara perencanaan livability dan kerangka manajemen strategis. Hasil analisis menunjukkan bahwa Pemda Tangsel telah berinisiatif membangun livability, yang dibuktikan dengan munculnya konsep dan tujuan livability dalam pernyataan visi misi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD . Namun, visi dan misi tersebut tidak dilanjutkan menjadi pernyataan tujuan, sasaran strategis dan program strategis yang efektif mendukung pernyataan visi misi. Keadaan ini terjadi karena perencana tidak mengikuti aturan dalam perumusan strategi, yaitu rumusan strategi yang saling terkait dan berkesinambungan, hasil rumusan strategi pada tahap sebelumnya tidak digunakan sebagai acuan untuk merumuskan strategi selanjutnya. Menggabungkan perencanaan livability dengan manajemen strategis seperti dalam penelitian ini merupakan metode untuk menghasilkan strategi perencanaan yang efektif, yang mendukung keberhasilan pencapaian konsep livability.

Rapid environmental change has forced urban local governments to develop appropriate and effective urban planning strategies so that people do not lose their comfort. South Tangerang city is one of the regions in Indonesia that change fast enough, so the analysis of Tangsel 39 s livability strategy formulation is interesting. This research aims to analyze the process and result of the livability planning in South Tangerang, use qualitative method with case study approach that collaborated between the livability planning and the strategic management framework. The analysis shows that South Tangerang Local Government has had initiative to build a livable city, as evidenced by the emergence of vision and mission of livable city in the development strategy planning. However, the vision and mission are not maintained in the statement of strategic goal, objectives and strategic programs. This situation occurs because the planners do not follow the rules of strategy formulation, which is inter related and continuous inter phase formulation, the result of previous stage formulation is not used as a reference to formulate the next strategy. Combining livability planning with strategic management in this research is a method to produce an effective planning strategy, which supports the successful achievement of the livable city concept."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>